Makalah Tugas Maternitas Nyeri Persalina
Makalah Tugas Maternitas Nyeri Persalina
NYERI PERSALINAN
DosenPengampu :
YuyunSetyorini, S.Kep., Ns., M.Kep
Di Susun Oleh :
Endah Sudarsih
P 27220019 203
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Keperawatan Maternitas “Nyeri Persalinan”.
Selama penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin mnegucapkan terimakasih kepada:
1. Yuyun Setyorini, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Dosen Pembimbing Keperawatan
Maternitas.
2. Orang tua yang telah memberi doa dan dukungan.
3. Teman-teman kelas profesi Ners A yang telah membantu kelancaran
penyusunan laporan.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat sya sebutkan satu per satu.
Saya pelaku penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
laporan ini. Namun penulis sadar, tidak ada satu laporan pun yang sempurna.
Sehingga saran dan kritik akan sangat bermanfaat untuk hasil yang lebih baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori.........................................................................................4
1. Pengertian Persalinan......................................................................4
2. Jenis Persalinan...............................................................................4
3. Tahap Persalinan ............................................................................5
4. Nyeri Persalinan..............................................................................5
5. Etiologi Nyeri Persalinan................................................................7
6. Penanganan Nyeri Persalinan .........................................................8
B. Kasus dan Evidance Based Practice (EBP)
1. Kasus ..............................................................................................9
2. Evidance Based Practice(EBP)....................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya.
Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15%
menderita komplikasi berat dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu. World Health Organization (WHO) memperkirakan
sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca
persalinan. (Sarwono,2010).
Selama kala I persalinan normal, nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi
involunter otot uteri. Kontraksi cenderung dirasakan di punggung bawah pada
awal persalinan. Sensasi nyeri melingkari batang tubuh bawah, yang
mencakup abdomen dan punggung. Kontraksi umumnya berlangsung sekitar
45 sampai 90 detik. Ketika persalinan mengalami kemajuan, intensitas setiap
kontraksi meningkat, menghasilkan intensitas nyeri yang lebih besar (Reeder
& Griffin, 2014).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan
hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon tersebut
menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan penyempitan pembuluh
darah yang dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus,
penurunansirkulasikeuteroplasenta,penguranganalirandarahdanoksigenke
uterus serta iskemia jaringan yang mengakibatkan proses persalinan lama dan
membuat impuls nyeri semakin banyak (Felaili, dkk, 2017).
Tingkatan nyeri dalam proses persalinan yang dirasakan oleh setiap
ibu bersalin bersifat subjektif. Tidak hanya bergantung pada intensitas his
tetapi juga bergantung pada keadaan mental ibu saat menghadapi persalinan.
Pengalaman terhadap persepsi nyeri, pada umumnya primipara memiliki
sensor nyeri yang lebih peka daripada multipara (Prawirohardjo,2009).
Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta
dilatasi mulut rahim dan segmen bawah rahim. Intensitas nyeri sebanding
dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika
1
mulut rahim dalam keadaan dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap
struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir (Mander,2013).
Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu farmakologis
dan nonfarmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis
adalah metode penghilang rasa nyeri dengan menggunakan obat-obat
kimiawi, sedangkan metode non farmakologis adalah metode penghilang rasa
nyeri secara alami tanpa menggunakan obat-obat kimiawi caranya dengan
melakukan teknik relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang
mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri
dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas dalam, massage,
meditasi dan perilaku (Judha,2012).
Salah satu metode nonfarmakologi yang dapat kita manfaatkan untuk
menurunkan nyeri persalinan yaitu massage. Salah satu teknik massage yang
dapat dilakukan oleh Bidan adalah teknik kneading. Kneading adalah memijat
menggunakan tekanan yang sedang dengan sapuan yang panjang, meremas
menggunakan jari-jari tangan diatas lapisan superficial dari jaringan otot
berguna membantu mengontrol rasa sakit lokal dan meningkatkan sirkulasi
(Inkales, 2007 dalam Felaili, 2017)
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk
mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis. Dengan
menarik nafas dalam-dalam pada saat ada kontraksi dengan menggunakan
pernapasan dada melalui hidung akan mengalirkan oksigen ke darah yang
kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin
yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh
(Winny,2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksut dengan konsep persalinan?
2. Apakah yang dimaksut dengan nyeripersalinan?
3. Bagaimana penangan nyeri persalinan ?
2
4. Apa saja kasus dan bagaimana EBP yang terdapat pada nyeri
persalinan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep persalinan
2. Untuk mengetahui tentang nyeri persalinan
3. Untuk mengetahui penanganan nyeri persalinan
4. Untuk mengetahui kasus dan EBP nyeri persalinan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Pengertian persalian
Berdasarkan Manuaba (2010), Persalinan adalah proses alami yang
akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap
saat terancam penyulit yangmembahayakan ibu maupun janinnya
sehingga memerlukan pengawasan,pertolongan, dan pelayanan dengan
fasilitas yang memadai.
Persalinan normal merupakan suatuproses pengeluaran bayi dengan
usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan
ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan
panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar
persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%)
merupakan persalinan patologik (Saifuddin, 2010).
Persalinan berlangung secara alamiah, tetapi tetap diperlukan
pemantauankhusus karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang
berbeda-beda,sehingga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan janin
pada saatpersalinan.Selain itu, selama kehamilan ataupun persalinan dapat
terjadikomplikasi karena kesalahan penolong dalampersalinaan, baik
tenaga non-kesehatan seperti dukun ataupun tenaga kesehatankhususnya
bidan (Wahyuni,2014).
2. Jenis Persalinan
Menurut (Saifuddin, 2011) Persalinan berdasarkan umur kehamilan yaitu:
a. Abortus: pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan, berat janin <500gram atau usia kehamilan kurang dari 20
minggu
b. Partus Immaturus: partusdari hasil konsepsi pada kehamilan dibawah
28 minggu dengan berat janin kurang dari 1000 gram
4
c. Partus Prematurus: kelahiran hidup bayi dengan berat antara 1000
gram sampai 2500 gram sebelum usia 37 minggu
d. Utertus Maturusatau Aterm:persalinan pada kehamilan 37-42 minggu,
berat janin diatas 2500 gram.
e. Partus Postmaturusatau Postterm:persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari hari perkiraan lahir
Bentuk-bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) yaitu:
a. Persalinan spontan:bila proses persalinan seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan : bila proses persalinan dibantu oleh tenaga dari luar
c. Persalinan anjuran (partus presipitatus)
3. TahapPersalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebutadalah 1)
Kala I, Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I
dinamakan juga kala pembukaan, Normalnya Kala I berlangsung selama
12- 14 jam. 2)Kala II, Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh
karena
kekuatanhisdankekuatanmengedan,janindidorongkeluarsampailahir.3)
Kala III, dalam kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. 4) Kala IV, Kala IV mulai dari lahirnya
plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah
terjadi perdarahan post partum. (Rohani dkk, 2011, dalam Wahyuni,
2014).
4. Nyeri Persalian
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon
tersebut memberikan umpan balik ke hipotalamus untuk mensekresi
oksitosin yag di keluarkan melalui hipofisis posterior. Pengaruh dari
oksitosin membuat terjadinya kontraksi otot myometrium yang
5
berdampak terhadap munculnya respon nyeri dari ibu. Nyeri melahirkan
berbeda dengan karakteristik jenis nyeri yang lain. Nyeri melahirkan
adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri yakni
sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi, nyeri yang muncul adalah bersifat akut memiliki tanggang
waktu yang singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan berhenti jika
proses persalinan sudah berakhir. Terdapat 2 fase pada kala 1 yaitu: fase
laten pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam
sedangkan fase aktif yaitu pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10
cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi atas fase akselerasi
(sekitar 2 jam), fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm, fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+10 cm). Hampir semua ibu mengalami nyeri melahirkan.
Melahirkan tanpa nyeri hanya dirasakan oleh sedikit ibu hamil. Nyeri
sangat sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat
subjektif artinya antara satu individu dengan individu lainnya berbeda
dalam menyikapi nyeri tersebut. Perbandingan sakala nyeri dengan indeks
nyeri (0-50) MPI (McGill Pan Index) pada beberapa kondisi yang
berbeda-beda yakni : persalinan primipara skala indeks nyeri 38,
persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78% primipara di temukan
37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28% nyeri
sedang (Manurung,2011)
Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk memberitahukan
bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri pada
persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi
ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), penipisan
serviks dan iskemia. Oleh karna rahim adalah organ interna, maka nyeri
yang timbul disebut nyeri viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha (Judha, 2012).
Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim ialah nyeri
visera.Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke
6
daerah lumbal punggung dan menurun ke paha.Biasanya ibu bersalin
mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri
interval antarkontraksi. Nyeri melahirkan dapat berupa nyeri lokal disertai
keram dan sensasi robekan akibat regangan dan laserasi serviks, vagina,
atau jaringan perineum. Rasa nyeri sering digambarkan sebagai sensasi
terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang. Rasa nyeri juga dapat
beralih sehingga dapat dirasakan di punggung, di pinggang, dan di paha
(Fauziah, 2015).
7
posterior. Nyeri dapat disebar dari area pelviks ke umbilicus, paha
atas, dan area midsakral
6. Penanganan nyeri pada persalinan
a. Massage
Massage yangdapat kita gunakan yaitu massage dengan
menggunakan teknik kneading. Kneading merupakan teknik
menggunakan tekanan yang sedang dengan sapuan yang panjang,
meremas menggunakan jari-jari tangan diatas lapisan superficial dari
jaringan otot. Teknik kneading membantu mengontrol rasa sakit dan
meningkatkan sirkulasi. Selain itu teknik kneading juga dapat
memberikan efek fisiologis berupa peningkatan aliran darah, aliran
limfatik, stimulasi sistem saraf, menghilangkan rasa sakit dengan cara
meningkatkan ambang rasa sakit oleh karena merangsang peningkatan
produksi hormone endorphin, meningkatkan aliran balik vena yang
akan membantu secara efisien pengembalian darah ke jantung, serta
membantu mengalirkan asam laktat yang tertimbun dalam otot
sehingga membantu mempercepat eliminasi asam laktat dalam darah
dan otot (Felaili,2017).
Massage merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate-control,
dengan menggunakan teknik massage atau pijat dapat meredakan
nyeri dengan menghambat sinyal nyeri, meningkatkan aliran darah
dan oksigenasi ke seluruh jaringan (Murray and Huelsmann, 2009)..
Pijat secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
nyaman dalam.
b. Relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk
mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis.
Dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat ada kontraksi dengan
menggunakan pernapasan dada melalui hidung akan mengalirkan
oksigen ke darah yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan
mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan penghilang rasa
8
sakit yang alami didalam tubuh (Winny,2015).
Menurut Faradillah, (2014) menyatakan bahwa teknik relaksasi
nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri dengan cara
merileksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang
disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke
daerah yang mengalami spasme dan iskemik. Pada kondisi rileks
tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua
hormon yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks estrogen dan
progesteron serta hormon stress adrenalin diproduksi dari blok
bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres maka
mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi, perlunya
relaksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk meproduksi
hormon yang penting untuk mendapatkan tubuh yang bebas darinyeri.
9
Rating Scale untuk mengukur tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan
intervensi dan lembar daftar tilik kombinasi teknik kneading relaksasi
nafas dalam pada persalinan. Hasil menunjukan bahwa sebelumnya ibu
bersalin mengalami nyeri dari 35 orang dengan sebagian besar ibu bersalin
primigravida mengalami nyeri persalinan adalah berat yaitu sebanyak 26
orang(74,29%) dan setelah dilakukan tindakan bahwa 35 orang yang
mengalami penurunan nyeri setelah diberikan kombinasi teknik kneading
dan relaksasi nafasdalam dengan sebagaian besar nyeri persalinan sedang
yaitu sebanyak 22 orang(62,86%).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang
telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2. Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta
dilatasi mulut rahim dan segmen bawah rahim.Rasa nyeri yang dirasakan
merupakan signal untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki
tahapan proses persalinan
3. Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan dengan teknik massage yaitu
teknik kneadingdan teknik nafas dalam
4. Nyeri pada proses persalinan adalah hal yang wajar terjadi pada ibu dan
tingkat nyeri dari masing-masing individu itu berbeda.Dengan adanya
Evidance Based Practice (EBP)nyeri dapat diatasi dengan adanya
manajemen dan penanganan yang tepat yang dapt dilakukan oleh tenaga
medis. Hal yang dapat mengatasi nyeri secara nonfarmakologis
diantaranya massage dan teknik nafas dalam . Teknik kneading adalah
teknik yang baik udan memberikan rasa nyaman pada pasien dan teknik
nafas dalam adalah manajemen nyeri yang mampu dilakukan
secaramandiri oleh pasien
B. Saran
Untuk tenaga kesehatan harus selalu meningkatakan ilmunya dengan berbagai
macam teknik-teknik yang ada, namun tidak boleh memilih teknik yang
sembarangan karna keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah tujuan utma
11
DAFTAR PUSTAKA
Faujiah, I,. Herliani, Y,. dan Diana, H. (2018). Pengaruh Kombinasi Teknik
Kneading Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Fase Aktif Persalinan Primigravida Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas
Rajapolah Tahun 2018. Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No.
02, Juli 2018
Judha, P. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Jakarta : Nuha
Medika.
Manuaba, (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
12
Saifuddin.(2011). Buku Acuan Nasional Perawatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
13