Mahmud Yusuf
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
Abstract: The National Sharia Council-Indonesian Ulema Council issued a fatwa No:107/ DSN-MUI/X/2016
concerning Guidelines for Managing Hospital Based on Sharia Principles as a reference for sharia hospital. Before the issuance
of the fatwa, many hospitals had implemented sharia values, especially in the aspect of services, one of them was the Banjarmasin
Islamic Hospital. Therefore, this study intends to ascertain in what extent of the implementation of Islamic services at the
Banjarmasin Islamic Hospital and whether the aspect of the service is in accordance with the fatwa. The methodology used
qualitative methods with a descriptive analysis approach, the primary data source was obtained through interview, while
secondary data was obtained from library, print media, and electronics. In this study, researcher found that in general
Banjarmasin Islamic Hospital had fulfilled the provisions of service in accordance with the fatwa of the National Sharia
Council, but there were no presence of Sharia Supervisory Board as required by fatwa.
1 “Rumah Sakit Syariah Semakin dibutuhkan”November 3 Annisa Sholiha, “Tinjauan Fatwa DSN MUI No
30, 2018 107/DSN-MUI/X/2016 Terhadap Penyelenggaraan
https://republika.co.id/berita/ekonomi/syariah- Rumah Sakit Islam Sakinah Di Mojokerto” (UIN Sunan
ekonomi/18/10/16/pgoyb1370-rumah-sakit-syariah- Ampel, 2018), 1–2,
semakin-dibutuhkan. http://digilib.uinsby.ac.id/27589/1/Annisa%20Sholiha
2 Ika Yunia Fauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Presfektif _C72214066.pdf.
Maqasid Al-Syariah (Jakarta: Kencana, 2014), 256.
Penyelenggaran Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah … Mahmud Yusuf 77
Artinya: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas 2. Apakah pelayanan tersebut sudah sesuai dengan
suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama
itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah Indonesia No:107/DSN-MUI/X/2016 tentang
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit
mengetahui” Berdasarkan Prinsip Syariah?
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Hal ini lah yang menjadi latar belakang peneliti
Indonesia (DSN-MUI) menimbang bahwa mengambil tema dengan judul “Penyelenggaran
masyarakat memerlukan penjelasan tentang Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah
pedoman penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan (Studi pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin)”
prinsip syari’ah. Bahwa atas dasar pertimbangan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah
DSN-MUI memandang perlu menetapkan Fatwa penyelenggaraan pelayanan pada Rumah Sakit
tentang pedoman penyelenggaraan rumah sakit Islami Banjarmasin dan apakah aspek pelayanan
berdasarkan prinsip syari’ah untuk dijadikan tersebut sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI
pedoman.4 tersebut.
Fatwa DSN No.107/DSN-MUI/X/2016
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Ketentuan Pelayanan Rumah Sakit Syariah
Berdasarkan Prinsip Syari’ah salah satunya Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama
memutuskan ketentuan akad dan ketentuan Indonesia telah mengeluarkan fatwa No.107/DSN-
pelayanan. Ketentuan akad berbagai transaksi MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
menurut fatwa ini harus sesuai syari’ah. Relasi Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah.
antara rumah sakit dan tenaga medis, tenaga non Ketentuan pelayanan Rumah sakitnya terdapat
medis dan pasien, menggunakan akad ijarah (sewa pada bagian kelima ketentuan terkait pelayanan.
jasa). Antara rumah sakit dan pemasok alat Ada 13 poin terkait pelayanan yang dijadikan acuan
kesehatan atau alat laboratorium, ada beberapa untuk pelayanan sesuai syariah di RS, antara lain:
pilihan akad: Ijarah, Ijarah Muntahiyah Bi Al-Tamlik 1. Rumah Sakit dan semua pihak yang
(sewa beli), Bai’ (jual beli), Mudharabah (kerjasama berkepentingan (stakeholders) wajib memenuhi
modal dan keahlian), dan Musyarakah (kerja sama hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan
modal). Ketentuan pelayanan menurut fatwa ini sebaik-baiknya. Salah satu contoh hak yang
mewajibkan pihak rumah sakit untuk menerapkan berasal dari Rumah sakit yaitu menerima
kepada semua pihak yang berkepentingan. Antara imbalan jasa pelayanan serta menentukan
lain rumah sakit dengan pasien dan rumah sakit remunerasi, insentif, dan penghargaan.
dengan penanggung jawab pasien.5 Sedangkan kewajibannya adalah memberi
Kenyataannya yang ada menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
berada dilingkungan yang bernuansa islami tidak diskriminasi, dan efektifitas dengan
selalu menjadi motivasi untuk menjalankan Rumah mengutamakan kepentingan pasien sesuai
Sakit Islam berdasarkan prinsip Syari’ah. Salah dengan standar pelayanan yang Islami. Bukan
satunya adalah RS Islam Banjarmasin. Secara de jure hanya Rumah Sakit saja yang memiliki hak dan
RS Islam Banjarmasin ada pada tahun 1972.6 kewajiban, semua pihak yang didalam ruang
Penggunaan kata islam menandakan bahwa RS di lingkup RS pun memiliki hak dan kewajiban,
kelola sesuai dengan nilai-nilai syariah, dengan untuk kenyamanan semua pihak baik itu pasien,
tujuannya adalah menjalankan syariat Islam secara dokter, perawat, dan karyawan yang berada
kaffah. Dan secara de facto keberadaan RS Islam diruang lingkup RS tersebut.
Banjarmasin masih tanda tanya apakah sesuai 2. Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan yang
dengan fatwa DSN MUI atau tidak sehingga sesuai dengan Panduan Praktik Klinis (PPK),
memunculkan 2 (dua) rumusan masalah pada clinical pathway dan atau standar pelayanan yang
penelitian ini yaitu : berlaku. Menurut Menteri Kesehatan Republik
1. Bagaimana penyelenggaraan pelayanan islami Indonesia Standar Pelayanan Minimal Rumah
pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin? Sakit (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan tanpa membedakan mana yang miskin dan yang
wajib daerah yang wajib diperoleh setiap warga kaya.
negara secara minimal. Misalnya pada jenis 6. Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan dan
pelayanan gawat darurat, dokter harus cepat konsultasi spiritual keagamaan yang sesuai
tanggap dalam melayani pasien, tidak ada pasien kebutuhan untuk kesembuhan pasien. Proses
yang diharuskan membayar uang muka, dan penyembuhan penyakit tak hanya dapat
pemberian pelayanan gawat darurat yang dilakukan oleh tim medis, namun lebih dari itu,
bersertifikasi yang masih berlaku dengan tujuan terapi spiritual juga diperlukan untuk proses
keselamatan pasien yang utama. Dan beberapa penyembuhan seorang pasien. Bimbingan
jenis pelayanan yang lainnya seperti Rawat Jalan, rohani untuk para pasien harus dilakukan untuk
Rawat Inap, Bedah Sentral (bedah saja), dan membantu para pasien sembuh secara jasmani
yang lain-lainnya. maupun rohani.
3. Rumah Sakit wajib mengedepankan aspek 7. Pasien dan Penanggung Jawab pasien wajib
kemanusiaan dalam memberikan pelayanan mematuhi semua peraturan dan prosedur yang
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, berlaku di Rumah Sakit. Dalam Rumah Sakit ada
tanpa memandang ras, suku, dan agama. Dalam beberapa peraturan dan prosedur yang tidak
hal ini Rumah Sakit harus mengedepankan dapat diabaikan oleh seorang pasien, contohnya
keselamatan pasien daripada memandang ras, saja peraturan tidak boleh merokok pada ruang
suku, maupun agama yang dimiliki pasien. Rumah Sakit hal ini bertujuan untuk
Contohnya saja ketika seseorang memerlukan kenyamanan bersama sehingga pasien maupun
bantuan hidup dasar harus dipenuhi. Upaya penanggung jawab pasien wajib mematuhinya
pertolongan segera harus diberikan semaksimal karna sudah menjadi tanggung jawab, serta
mungkin serta tidak mendahulukan administrasi untuk prosedur yang ditetapkan Rumah Sakit
Rumah Sakit hal ini lah makna dari aspek pasien dan penanggung jawab juga harus
kemanusian dalam pelayanan Rumah Sakit. mengikuti produr tersebut.
4. Rumah Sakit wajib berkornitmen untuk selalu 8. Rumah Sakit, pasien dan penanggung jawab
bersikap amanah, santun dan ramah, serta pasien wajib mewujudkan akhlak karimah.
senantiasa berusaha untuk memberikan Adanya akhlak karimah merupakan sikap yang
pelayanan yang transparan dan berkualitas. baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Jika
Sikap amanah, santun, dan ramah adalah tiga semua orang yang ada di rumah sakit baik itu
sikap yang membuat pelayanan pasien tersebut pasien, penanggung jawab pasien memiliki
nyaman. Serta pelayanan yang dilakukan secara akhlak karimah maka bisa dipastikan persoalan-
transparan adalah pelayanan yang harus persoalan yang sulit akan menjadi mudah, hati
memenuhi hak dan kewajiban dengan baik dan yang keras akan segera lembut, dan banyak
benar tanpa harus pasien tersebut diabaikan. orang yang akan terbantu dengan mudah.
Segala sesuatu tentang pelayanan Rumah Sakit Sehingga didalam ruang lingkup rumah sakit
kepada pasien harus disampaikan secara terbuka sangat diperlukan sikap akhlak karimah yang
kepada masyarakat, diminta maupun tidak mampu membuat kenyamanan dan ketenangan.
diminta. Hal ini akan melahirkan pelayanan yang 9. Rumah Sakit wajib menghindarkan diri dari
transparan dan berkulitas. perbuatan maksiat, risywah (suap), zhulm
5. Rumah sakit wajib mengedepankan aspek (penganiayaan) dan hal-hal yang bertentangan
keadilan, dan kewajaran dalam membuat dengan syariah. Hal-hal yang bertentangan
perhitungan biaya yang akan dibebankan kepada dengan syariah wajib untuk dihindari karna akan
pasien. Salah satu aspek keadilan dalam berdampak pada kerugian rumah sakit itu
perhitungan biaya kepada pasien yaitu dengan sendiri. Misalnya saja rumah sakit melakukan
menggunakan Rekam Medis hal ini bertujuan risywah maka akan berdampak dengan reputasi
untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dan kualitas rumah sakit itu sendiri sehingga
dalam rangka upaya pelayanan kesehatan akan lebih baik hal-hal yang bertentangan
dirumah sakit. Kegunaan dari rekam medis ada dengan syariah dijauhi atau tidak dilakukan
beberapa aspek contohnya aspek keuangan untuk kebaikan bersama.
kaitannya sangat erat sekali dalam hal 10. Rumah Sakit wajib memiliki Dewan Pengawas
pembiayaan, pasien yang melakukan Syariah. Sama seperti Lembaga Keuangan
pembiayaan akan tercatat didalam rekam medis Syariah yang wajib memiliki DPS, rumah sakit
segala hal yang berkaitan serta biaya yang syariah pun wajib memiliki DPS (Dewan
dibebenkan akan dihitung dengan seadil-adilnya Pengawas Syariah). Fungsi dari DPS ini adalah
melakukan pengawasan secara periodik pada
Penyelenggaran Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah … Mahmud Yusuf 79
Lembaga Keuangan Syariah maupun Rumah 13. Rumah Sakit wajib memiliki panduan terkait
Sakit Syariah yang dibawah pengawasan DSN, standar kebersihan Rumah Sakit. Kebersihan
mengajukan usul-usul pengembangan, rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan
melaporkan perkembangan produk dan yang dirancang, dioperasikan, dan dipelihara
operasional, dan merumuskan permasalahan- dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
permasalahan yang memerlukan pembahasan- bangunan dan halaman baik fisik, sampah,
pembahasan DSN. Peran DPS ini sangat limbah cair, air bersih, dan serangga/binatang
penting karna mengawasi jalannya Rumah Sakit penggangu. Ada beberapa persyaratan
Syariah sehari-hari agar selalu sesuai dengan kesehatan lingkungan rumah sakit yaitu
ketentuan-ketentuan syariah yang terdapat penyehatan alat-alat kesehatan di rumah sakit,
dalam fatwa DSN MUI. penyehatan ruang bangunan dan halaman
11. Rumah Sakit wajib mengikuti dan merujuk rumah sakit, dan penyehatan air.
fatwa Majelis Ulama Indonesia terkait dengan
masalah hukum Islam kontemporer bidang Rumah Sakit Islam Banjarmasin
kedokteran (al-masa'il al-fiqhiyah al-waqi 'iyah al- Rumah Sakit (RS) Islam Banjarmasin
thibbiyah). Istilah kedokteran kontemporer beralamat di Jalan Letjend. S. Parman No.88, Kota
mencakup semua masalah kedokteran yang Banjarmasin, Kalimantan Selatan. RS Islam
muncul pada akhir abad 20 dan awal abad 21, Banjarmasin merupakan amal usaha persyarikatan
oleh karenanya membutuhkan penetapan yang diinisiasi melalui musyawarah wilayah
hukum fikih untuk menerima, menolak, ataupun pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Selatan
memodifikasinya agar sesuai dengan syariah yang ke 25. Musyawarah bertempat di Nagara,
islam. Bidang ini meliputi berbagai aspek yang Kabupaten Hulu Sungai Selatan, berlangsung pada
saling berkaitan. Diantaranya ialah timbulnya 15-17 April 1968 menjadi tonggak pendirian RS
penyakit-penyakit degeneratif yang mencakup Islam Banjarmasin.7
gaya hidup, pekerjaan, maupun dampak Awal mulanya merupakan sebuah klinik
lingkungan. Contohnya saja tentang masalah bersalin yang bernama “Klinik Bersalin Siti
transplantasi organ ini bagaimana hukum Khadijah”. Kemudian, pada tanggal 19 Agustus
islamnya, dan bagaimana islam menyikapinya 1972 diberi nama Rumah Sakit Islam Banjarmasin
maka rumah sakit wajib merujuk fatwa Majelis dibawah yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Ulama Indonesia tentang masalah yang ada Dalam perkembangannya, pada tahun 2005
12. Rumah Sakit wajib memiliki panduan terkait Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin berakhir,
tatacara ibadah yang wajib dilakukan pasien dan langsung dibawah Pimpinan Wilayah
muslim (antara lain terkait ketentuan tata cara Muhammadiyah Kalimantan Selatan.8
bersuci dan shalat bagi yang sakit). Terkait RS Islam Banjarmasin telah terakreditasi
panduan pelaksanaan ibadah adalah kebutuhan tingkat “perdana” oleh Komisi Akreditasi Rumah
spiritual. Rumah sakit wajib memfasilitasi pasien Sakit (KARS) tertanggal 20 April 2017, melalui
untuk memenuhi kewajiban ibadahnya sesuai Standard Nasional Akreditasi Rumah Sakit
dengan tingkat kemampuan pasien. Bila pasien (SNARS), dengan kelas tipe C. Jumlah tempat tidur
mampu menjalankan ibadah secara mandiri sebanyak 115, dengan fasilitas kamar ruangan
rumah sakit wajib memfasilitasi ibadah pasien menggunakan kelas. Saat ini RS Islam Banjarmasin
tetap memenuhi kaidah syar’i dengan mengingat sedang mempersiapkan seluruh persyaratan yang
waktu sholat, menyediakan tempat tidur yang diperlukan untuk meningkatkan status akreditasi
akan jadi tempat ibadah pasien sebersih menjadi “paripurna” pada tahun 2019.9 Dalam
mungkin dan sesuci mungkin, memposisikan perkembangannya, pada tanggal 4 Januari 2018, RS
pasien menghadap kiblat, suasana ruangan yang Islam Banjarmasin telah bekerjasama dengan BPJS
tidak gaduh, dll. Bila pasien tidak mampu Kesehatan dengan 4 (empat) pelayanan dasar yaitu
menjalankan ibadah, maka rumah sakit wajib penyakit dalam, bedah umum, kandungan dan
membantunya. Bantuannya dapat berupa kebidanan, serta anak.10 Ditambahkan bahwa tidak
memberikan pemahaman ilmu bila pasien tidak ada perbedaan pelayanan untuk peserta umum
mampu menjalankan ibadah karena tidak tahu maupun BPJS.
cara ibadah saat kondisi sakit.
7 “Rumah Sakit Islam Banjarmasin.” 9 bapak Bustani, karwayan pada RS Islam Banjarmasin,
8 “Rumah Sakit Islam Banjarmasin.” November 22, 2018.
10Ibid
80 AT-TARADHI: Jurnal Studi Ekonomi, Volume 9, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 76-83
11 Hasan, Fuad dan Koentjaraningrat, Beberapa Asas 14 Sujadi Prawirosentono, Manajemen Produksi Dan Operasi
Metodologi Ilmiah (Jakarta: Gremedia, 1994), 7. (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 79.
12 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-II 15Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), 22. (Yogyakarta: Sukses Ofset, 2010), 175–76.
13 Susiadi, Metodologi Penelitian, (Penelitian Dan Penerbitan 16 Bapak Bustani, karwayan pada RS Islam Banjarmasin.
disetiap ruangan, serta buku-buku terkait menggunakan jasa lembaga keuangan Syariah yaitu
pelaksanaan ibadah. Lantunan ayat-ayat suci al- Bank Syariah Mandiri.
quran biasanya diputarkan setiap pagi hari melalui Pelayanan kebersihan RS Islam Banjarmasin,
pengeras suara. Tidak ada biaya tambahan yang petugas melaksananakan tugasnya secara terus
dikenakan kepada pasien atas pelayanan rohani menerus, dan apabila ada permintaan dari pasien
tersebut. Pelayanan rohani tersebut masih terus untuk membersihkan ruangan. Tidak ada biaya
ditingkatkan oleh RS Islam Banjarmasin. tambahan yang dibebankan. Petugas layanan
RS Islam Banjarmasin melakukan pembinaan kebersihan pada RS Islam Banjarmasin, diserahkan
kepada karyawan melalui pengajian rutin yang kepada koperasi karyawan yaitu koperasi Siti
sifatnya wajib diikuti sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 Khadijah.
(satu) bulan untuk karyawan. Penceramah diundang Pengawasan managemen dan kepatuhan
adalah tokoh dari organisasi Muhammadiyah terhadap nilai-nilai islami, dilaksanakan oleh
sendiri. Karyawan perempuan wajib menggunakan pemilik amal usaha, yaitu Pimpinan Wilayah
jilbab. Setiap hari-hari besar islam diadakan Muhammadiyah. Untuk penerapan-penerapan
peringatan secara khusus. aspek terbaik dalam hal pelayanan kesehatan, RS
Rumah sakit juga berupaya menghindarikan Islam Banjarmasin memiliki Majelis Pembinaan
dari perbuatan maksiat dan aktifitas lain yang Kesehatan Muhammadiyah (MPKM). Meskipun
bertentangan dengan syariat, salah satunya melalui begitu, RS Islam Banjarmasin belum memiliki
pembatasan jam tamu berkunjung. Dari aspek Dewan Pengawas Syariah secara khusus.
pelayanan teknis, hal yang sensitif seperti Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah RS
pemasangan kateter dilakukan sesuai gender. Islam bekerjasama dengan lembaga Lazismu.
Dalam hal aspek biaya pelayanan, Apabila ada sengketa terkait pelayanan pasien dan
penghitungan biaya yang dibebankan menurut rumah sakit, sejauh ini dapat diselesaikan melalui
kewajaran dan transparan. Penghitungan dilakukan kekeluargaan dan musyawarah mufakat.
melalui system informasi rumah sakit melalui sistim Dengan demikian, fatwa DSN MUI dapat
rincian biaya, yang dapat diakses setiap diminta oleh menjadi tolak ukur atas legalitas praktek
pasien atau pihak keluarga. Penghitungan dilakukan penyelenggaran RS Islam berdasarkan prinsip
setiap hari, dengan pertimbangan biaya nyata yang syariah. Maka jika dibandingkan antara praktek
telah dikeluarkan. Apabila dibandingkan dengan pelayanan RS Islam Banjarmasin dengan fatwa
rumah sakit swasta lainnya, biaya di RS Islam DSN MUI dapat terlihat bahwa ada beberapa
Banjarmasin masih terhitung lebih rendah. kriteria-kriteria RS Islam Banjarmasin yang sesuai
Operasional keuangan RS Islam Banjarmasin sudah atau belum sesuai dengan fatwa DSN MUI, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Kriteria-Kriteria Rumah Sakit Islam Banjarmasin yang sesuai/belum sesuai
dengan fatwa DSN MUI
Kriteria DSN MUI Sudah Belum
dilaksanakan dilaksanakan
Rumah Sakit dan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) wajib
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan sebaik-
baiknya.
Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan yang sesuai dengan Panduan
Praktik Klinis (PPK), clinical pathway dan atau standar pelayanan yang
berlaku.
Rumah Sakit wajib mengedepankan aspek kemanusiaan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
tanpa memandang ras, suku, dan agama.
Rumah Sakit wajib berkornitmen untuk selalu bersikap amanah, santun
dan ramah, serta senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan yang
transparan dan berkualitas
Rumah sakit wajib mengedepankan aspek keadilan, dan kewajaran dalam
membuat perhitungan biaya yang akan dibebankan kepada pasien.
Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan dan konsultasi spiritual
keagamaan yang sesuai kebutuhan untuk kesembuhan pasien.
82 AT-TARADHI: Jurnal Studi Ekonomi, Volume 9, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 76-83