Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Imaduddin Vidi Kharana

NIM : 20170102012

RESUME PERAN PAJAK SEBAGAI INTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL DALAM MENGANTISIPASI


KRISIS EKONOMI PADA MASA PANDEMI COVID- 19

Covid-19 atau virus corona telah berdampak terhadap perekonomian dalam negeri. Dampaknya bukan
hanya pada kesehatan manusia tetapi juga dirasakan pada perekonomian secara keseluruhan karena
hampir seluruh sektor usaha mengalami tekanan yang besar. Di Indonesia, Covid-19 sudah ditingkatkan
statusnya menjadi bencana nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020. Pandemi
Covid-19 telah mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, baik secara global maupun
nasional. Secara global, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan negatif
hingga 3% di tahun 2020 atau mengalami penurunan 6,3%. Oleh karena itu, peran pajak sebagai
instrumen fiskal dapat menyokong ekonomi dalam negeri.

Direktur Perpajakan Internasional Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan John
Hutagaol mengatakan dalam kebijakan fiskal, instrumen pajak sebagai fungsi regulerend lazim
digunakan dalam rangka memberikan stimulus untuk kegiatan perekonomian dan investasi di suatu
negara. Caranya bisa melalui instrumen insentif pajak antara lain pembebasan pajak, penurunan tarif
pajak, percepatan penyusutan atau amortisasi, perpanjangan waktu kompensasi kerugian, dan lain
sebagainya. Misalnya adalah kebijakan tax holiday, tax allowance dan super deduction. Terkait dengan
dampak Covid-19, Pemerintah memberikan insentif pajak yang meringankan beban Wajib Pajak (WP)
badan dan WP Orang Pribadi (OP) berupa pembebasan pajak, penurunan tarif pajak, pengurangan
beban pajak, dan relaksasi pelayanan pajak. Termasuk memperpanjang batas jatuh tempo pelayanan,
penundaan penyampaian surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak penghasilan (PPh) OP 1770 maupun
penyederhanaan kelengkapan keterangan dan/atau dokumen yang wajib dilampirkan dalam SPT PPh
Badan 1771.

Intensif pajak sebagai sarana stimulus dalam mendorong penanaman modal bukan merupakan faktor
tunggal yang mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modal. Dengan melihat keterkaitan
faktor intensif pajak terhadap ekonomi, pembebanan pajak akan berpengaruh terhadap konsumsi
barang, pengeluaran tenaga kerja, dan sebagainya. Pajak sebagai instrumen kebijakan fiskal dengan
kombinasi fungsi mengatur dan stabilisasi ekonomi untuk menjaga kondisi kontraksi dan relaksasi
ekonomi nasional mempunyai fleksibilitas untuk penerimaan negara yang berkelanjutan. Dan
keberhasilan kebijakan fiskal untuk meningkatkan daya saing investasi dan mengantisipasi pelemahan
ekonomi gobal pada masa pandemi covid-19 dapat dilihat dari fungsi alokasi anggaran belanja negara
untuk biaya pemerintah dan kepentingan umum dalam keadaan seimbang

Anda mungkin juga menyukai