Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKHIR SEMESTER

Nama : Muhammad Alifio Asmara Putra


NIM : E1A018316
Kelas : D

TUGAS RESUME HUKUM PAJAK

1. ASAS-ASAS HUKUM PAJAK


a) Menurut Adam Smith, the four maxim terdapat asas equality (keseimbangan), asas
certainty (kepastian hukum), asas convinience of payment (dipungut disaat yang
baik), dan asas eficiency (pemungutan tidak lebih besar dari penerimaan).
b) Menurut Adolph Wagner, terdapat asas politik finansial (mendorong perekonomian
negara), asas ekonomi (objek pajak harus tepat sasaran), asas keadilan (umum, adil,
dan tidak diskriminatif), asas administrasi (aturan cara membayar, besar biaya, dan
dimana), dan asas yuridis (berdasarkan UU).
c) Menurut W.J Langen, terdapat asas daya pikul (penyesuaian besar pungutan pajak),
asas manfaat (untuk pembangunan dan kepentingan umum), asas kesejahteraan
rakyat, asas kesamaan (diberlakukan sama dalam pemungutan), dan asas beban
sekecil-kecilnya (tidak memberatkan wajib pajak).
d) Menurut R. Santoso Brotodihardjo, terdapat asas menurut falsafah hukum (teori
asuransi, teori kepentingan, teori gaya pikul, teori bakti/kewajiban mutlak, teori gaya
beli, teori pancasila), asas yuridis, asas ekonomis, dan asas finansial.

2. SUBJEK HUKUM PAJAK


Dalam hukum pajak terdapat Wajib Pajak yang sudah memiliki penghasilan sehingga mereka
yang wajib untuk membayar pajak akan tetapi ada juga beberapa dari penghasilan mereka
dimana tidak terkena pajak yang bisa kita sebut PTKP (PenghasilanTidak Kena Pajak) akan
tetapi ada juga dalam pelaksanannya pastinya tidak jauh dari kata2 hak dan kewajiban maka dari
itu seperti ini kewajiban wajib pajak Mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP, Mengisi dan
menandatangani SPT, Membayar dan menyetor ke kas Negara, Pembukuan atau pencatatan. Lalu
hak wajib pajak adalah Pengangsuran Pembayaran, Penundaan Pelaporan SPT
Tahunan,Pengurangan PPh, Pengurangan PBB, Pembebasan Pajak, Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pembayaran Pajak .Wajib Pajak berhak mendapatkan perlindungan kerahasiaan atas
segala informasi yang disampaikan kepada DJP, seperti SPT, Laporan Keuangan, Data dari
pihak ketiga yang bersifat rahasia, dll

3. SISTEM PEMUNGUTAN DAN TARIF PAJAK


Sistem perpajakan adalah cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh wajib
pajak dan dapat mengalir ke kas negara. Menurut Norman Novak, sistem perpajakan negara
terdiri dari 3 unsur : tax policy, tax law, tax administration. Sistem pemungutan pajak terdiri dari
3 jenis yaitu, withholding tax system (pihak ketiga menentukan besar pajak, memungut dengan
prosentase tertentu), self assessment system (wajib pajak menentukan sendiri pajaknya, wajib
pajak mandiri, fiskus sebagai pengawas, contohnya pajak rokok, pajak hotel, pajak restoran),
official assessment system (fiskus menentukan besar pajak, utang pajak timbul setelah ada surat
ketetapan pajak, contoh : pajak kendaraan bermotor, pajak air permukaan, pajak reklame, pajak
air tanah). Tarif pajak terdapat tarif tetap, tarif proporsional, tarif progresif, tarif degresif

4. PENEGAKAN HUKUM PAJAK


Pengertian penegakan hukum menurut Satjipto Rahardjo, merupakan suatu proses untuk
mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan hukum yang
dimaksud disini yaitu merupakan pikiran-pikiran badan pembentuk undang-undang yang
dirumuskan dalam peraturan hukum itu.

Fungsi penegakan hukum ada 2 yaitu fungsi penegakan hukum preventif (pencegahan
terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan hukum) dan fungsi penegakan hukum represif
(penanggulangan dalam bentuk penyelesaian sengketa atau pemulihan keadaan). Tujuan dan
dasar penegakan hukum pajak adalah keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Syarat-syarat
penegakan hukum yaitu adanya peraturan yang sesuai dengan masyarakat, penegak hukum yang
profesional dan jujur, kesadaran hukum masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penegakan hukum yaitu dari hukumnya sendiri, penegak hukum, sarana dan fasilitas,
masyarakatnya, kebudayaannya. Penegakan hukum pajak represif dilakukan dalam bentuk sanksi
terhadap pelanggar hukum pajak.

5. BENTUK PENERAPAN HUKUM PAJAK


Bentuk penegakan hukum pajak dapat dilakukan diperadilan pajak maupun diluar peradilan
(diselesaikan oleh pejabat pajak dan hukum pajak, bukan merupakan mediasi, penagihan pajak
dengan surat tagihan pajak, dll). Penegakan Hukum secara preventif dengan meningkatkan
kesadaran hukum dan kepatuhan wajib pajak. Penegakan Hukum secara preventif dengan
meningkatkan kesadaran hukum dan kepatuhan wajib pajak.

6. PERADILAN ADMINISTRASI PAJAK


Merupakan upaya hukum yang dilakukan oleh wajib pajak (WP) dalam rangka mencari
keadilan terhadap surat ketetapan pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak (untuk
pajak pusat) Contohnya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), dan Kepala Daerah
(untuk pajak daerah) Contohnya Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Peradilan pajak itu
sendiri ada 2 yang mana ada yang murni dan ada yang tidak murni. Pada peradilan pajak yang
tidak murni hanya melibatkan 2 pihak saja yakni Wajib Pajak serta Fiskus/ Pejabat Pajak alasan
kenapa tidak melalui peradilan karena dirasa memang tidak perlu untuk melalui peradilan. Yang
kedua ada peradilan pajak yang murni sama seperti peradilan pada umumnya diawali dengan
pengajuan keberatan, lalu mengajukan gugatan, dan bila diperlukan upaya hukum seperti
banding ataupun kasasi tidak lupa juga untuk menyiapkan alat bukti untuk memperkuat gugatan
tadi.

7. UPAYA PAKSA DALAM HUKUM PAJAK


Terhadap wajib pajak yang tidak menjalankan kewajiban perpajakan maka ada upaya paksa.
Dalam pajak dikenal 2 upaya paksa langsung dan upaya paksa tidak langsung, pada hukum pajak
sendiri paksaan ada 2 yaitu paksaan yuridis dan ekonomis. Contoh pada retribusi apabila tidak
membayar atau lupa maka kita harus disegerakan membayar. Alur penagihan: Surat Teguran (di
beri surat peringatan), Surat paksa, Di sita, Di lelang. Paksaan tidak langsung tidak menjamin
uang masuk kedalam ke kas negara.

Anda mungkin juga menyukai