Anda di halaman 1dari 9

Article Review

Biologi Reproduksi Bulu Babi Jenis Tripneustes gratilla


Sapianus*

*Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan.
Universitas Negeri Gorontalo. Email: apianusmalosapri@gmail.com

Introduction

Indonesia merupakan negara yang memiliki panjang panjang sebesar 809. 790 km 2 dan

merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Maka tak heran apabila keberadaan

ekosistem laut di Indonesia sangat beranekaragam. Salah satunya adalah hewan

echinodermata yang mendominasi perairan pantai. Hewan ini sangat menyukai habitat

yang jernih dengan substrat yang keras. Selain itu hewan echinodermata memiliki nilai

ekonomis yang tinggi (Nane, 2019a). Salah satunya adalah kelas echinodea (bulu babi)

dimana jumlah spesies yang terdapat di Indonesia sebanyak 84 spesies yang berasal dari

48 rnarga dan 21 suku (Fraulaine dan Akobiarek, 2016).

Landak laut adalah kelompok hewan dari filum echinodermata dan termasuk

dalam hewan avertebrata yang penyebarannya hampir disuluruh dunia dan sering dijumpai

pada daerah pantai. Landak laut merupakan binatang yang memiliki duri-duri yang panjang

dan ada juga yang pendek, sangat rapuh, memiliki sedikit racun, dan tumpul. Kelompok bulu

babi adalah salah satu penghuni padang lamun dan terumbu karang (Sukreni dkk.,., 2018;

Siahaan dkk., 2015; pringgenies, 2019; Huda dkk., 2017; Fitriansyah dkk., 2018; Ibrahim dkk.,

2018; Nane dkk., 2020).

Bulu babi Tripneustes gratilla memiliki tinggi badan tubuh 4,3-5.4 cm dan bentuk tubuh

bulat pipih. Dengan diameter tubuh 4-7 cm, memiliki warna tubuh hijau tua dengan selingan

hitam kemerahan pada bagian ambulakralnya dan dilengkapi dengan duri diseluruh

permukaan tubuhnya. Tripneustes gratilla merupakan kelas Echinoidea yang tergolong


dalam famili Toxopneustidae. Duri-duri sekunder jarang terdapat pada cangkangnya,

sedangakan duri primer panjang dengan ukuran yang relatif sama diseluruh bagian

cangkang. Duri Tripneustes gratilla memiliki warna yang beragarn, tetapi secara umun

berwarna putih dan orange muda (Sese dkk., 2018; dan Susilo. 2017). Umumnya semua

jenis bulu babi menyukai substart yang kerang seperti batu karang, padang lamun dimana

terdapat campuran pasir dan pecahan karang, dan hidup kebanyakan hidup berasosiasi

dengan dengan terumbu karang (Tuang-tuang dkk., 2019).

Umunya semua jenis bulu babi termasuk dalam hewan herbivora karena jenis

makanannya adalah alga yang terdapat pada terumbu karang. Bulu babi adalah hewan

yang aktif mencari makanannya pada malam hari. sedangkan pada slang hari mereka

bersembunyi pada cela-cela batu. Oengan memiliki duri yang panjang dan tajam. sehingga duri

tersebut digunakan sebagai a lat pelindung diri dari predator yang ingin memangsanya. Bulu

babi biasanya hidup mengelompok dan ada juga yang hidup secara individu. Bulu babi

jenis Tripneustes gratilla cenderung hidup mengelompok (Lubis dkk., 2017: Noviana dkk.,

2019).

Reproduksi landak laut pada umumnya sarna. dimana ada kelamin betina dan

kelamin jantan di individu-individu tersendiri. atau bias disebut dengan dioecious. Ada juga

yang bersifat hemafrodit, tetapi itu jarang terjadi di setiap individu. Landak laut memiliki

gonad jantan yang hampir sama dengan betina.Untuk membedakannya harus melihat dari

segi warnanya, dimana pada jantan memiliki warna gonad jantan berwarna putih

sedangkan betina berwarna orange, sehingga gonad bulu babi tidak sulit untuk dibedakan

(Nane, 2019d; Jalaluddin & Ardeslan, 2017; Ariyanto, 2016). Reproduksi bulu babi jenis

Tripneustes gratilla sangat dipengaruhi oleh faktor musim dan kondisi geografis kerena

indeks kernatangangan gonadnya sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya

(Lawi dkk., 2019; Putra dkk., 2017).


Secara morfologi. ciri-ciri Tripneustes gratilla setelah memijah yaitu pada gonad

betina berwarna cokelat susu. kenampakannya mulai mengecil. baik ukuran maupun

volumenya. dan lumen yang teramati dalam keadaan kosong. Sedangkan pada gonad

jantan gonad jantan berwarna coklat keputihan. kenampakan gonadnya mulai mengecil,

baik ukuran dan volumenya. sehingga lumen mulai nampak kosong. Reproduksi

Tripneustes gratilla sanagat bervariasi tergantung dari distribusi geografisnya. pelepasan

garnet yang sedikit demi sedikit sepanjang waktu dalam periode yang panjang diistilahkan

sebagai dribble spawning (Nasrullah dkk., 2018:).

Kualitas dari gonad Tripneustes gratilla sangat ditentukan oleh jenis makanan yang

dimakan. Diperkirakan pemeliharaan jangka panjang di penangkaran sangat

mempengaruhi karakteristik gonad dan kualitas telur kolektor Tripneustes gratilla. Bulu

babi jenis ini mempunyai tingkat kernatangan gonad terjadi dalam sepanjang tahun selama

masih bisa bereproduksi (Radjab dan Purbiantoro. 2019; Admin, 2019; Puspitaningtyas

dkk., 2018). Ciri-ciri dari ketika mencapai tingat kematangan gonadnya dapat dilihat dari

ukuran cangkangnya yaitu dengan diamter 6-7 cm dan berat 160 - 170 gram (Putra dkk.,

2017).

Proses peleburan antara sel sperma dan sel telur (Fertilisasi) pada landak laut

umunya terjadi secara eksternal. Proses bertemunya testis dan ovum dalam air dengan

bantuan dari arus dan gelombang (Jalaluddin dan Ardeslan. 2017; Ariyanto, 2016).

Pembuahan yang terjadi membentuk zigot kemudian membelah menjadi beberapa fase

yaitu fase morula, blastula. juvenile Landak laut muda dan dewasa .. Proses pembelahan

terjadi selama kurang lebih 10 jam dan emberio tersebut sudah mulai aktif berenang. Pada

landak laut jenis Tripneustes gratila mengalami tingkat kematangan gonad pada umur satu

tahun dan Pembentukan juvenile individu terjadi selama tiga bulan (Nane, 2019d).

Pertumbuhan bulu babi jenis Tripneustes gratilla sangat dipengaruhi oleh faktor

fisika-kimia seperti suhu, pH, arus, cahaya, salinitas, kedalaman dan juga dipengaruhi oleh
faktor ekologisnya. pH yang baik untuk pertumbuhan Tripneustes gratilla berada pada

kisaran 6,5 - 8,5. Apabila pH perairan tersebut naik atau menurun menyebabkan

penurunan kemampuan bulu babi dalam berkembang biak. Sedangkan suhu yang baik

untuk pertumbuhan bulu babi ini adalah 23 - 25°C, ketika suhu dihabitatnya menurun

akan mengakibatkan populasi bulu babi akan menurun. dan kisaran salinitas yang ideal

untuk habitat bulu babi ialah 29-33 ppt. ( Suriani dkk., 2020; Angreni dkk., 2017; Afifa dkk.,

2018).

Pada umumnya, gonad bulu babi dimanfaatkan sebagai makanan karena memiliki

rasa yang sangat enak. Biasanya ciri-ciri gonad bulu babi yang memiliki rasa yang enak

kebayakan dilihat dari warna (kuning dan merah) dan tekstur (padat dan halus) dari gonad

tersebut (Tupan & Silaban. 2017). Tripneustes gratilla adalah salah satu jenis bulu babi yang

mememiliki nilai ekonomis yang tinggi (Nane, 2019c). Di indonesia sendiri bulu babi

jenis ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber bahan pangan. Bagian dari bulu babi

yang sering dikomsumsi adalah gonadnya. karena gonad tersebut memiliki nilai gizi yang

sangat diperlukan oleh tubuh kita. Gonad bulu babi merupakan komoditas ekspor ke

berbagai negara seperti Jepang, China, Korea, Kanada, Perancis, Rusia, dan

Amerika Serikat. (Uneputty dkk., 2017; Huda dkk., 2017; lrianto dkk., 2016; Fraulaine &

Akobiarek, 2016; Padanng dkk., 2019).

Seperti yang kita ketahui bahwa manfaat bulu babi sangatlah banyak.

Pemanfaatan bulu babi tersebut tentunya akan berdampak pada populasi bulu babi

apabila dilakukan penangkapan yang berlebihan tanpa melihat populasi bulu babi

tersebut seperti yang terjadi di Kepulauan Wakatobi dimana penangkapan telah mencapai fase

overfishing (Nane, 2019b; Nane & Paramata, 2020). Menurunnya populasi bulu babi ini

akan dampak yang urang baik pada komunitas terumbu karang karena populasi

makroalga akan rneningkat secara drastis sehingga rnakroalga tersebut mendominasi

karang tersebut sehingga dapat mengakibatkan eurofikasi perairan (Suriani dkk., 2020)
Conclusion

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Tripneustes gratilla

merupakan kelas Echinoidea yang tergolong dalam famili Toxopneustidae. Reproduksi

landak laut pada umumnya sarna. dimana ada kelamin betina dan kelamin jantan di

individu-individu tersendiri, atau bias disebut dengan dioecious. Ada juga yang bersifat

hemafrodit, tetapi itu jarang terjadi di setiap individu. Reproduksi bulu babi jenis

Tripneustes gratilla sangat dipengaruhi oleh faktor musim dan kondisi geografis kerena

indeks kernatangangan gonadnya sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Bulu babi jenis ini mempunyai tingkat kematangan gonad terjadi dalam sepanjang tahun

selama masih bisa bereproduksi. Pada landak laut jenis Tripneustes gratila rnengalarni

tingkat kematangan gonad pada umur satu tahun dan Pembentukan juvenile individu

terjadi selama tiga bulan. Pertumbuhan bulu babi jenis Tripneustes gratilla sangat

dipengaruhi oleh faktor fisika-kimia seperti suhu, pH, arus. cahaya, salinitas, kedalaman

dan juga dipengaruhi oleh faktor ekologisnya.

References

Admin, J. (2019). Gonad quality of sea urchin Tripneustis gratilla with different seaweed

diets. Jurnal Akuakultur Indonesia. 18(2), 214-221.

Afifa. F. H., Supriharyono. S.. & Purnomo, P. W. (2018). Penyebaran Bulu Babi (Sea

Urchins) Di Perairan Pulau Menjangan Kecil, Kepulauan Karimunjawa, Jepara.

Management of Aquatic Resources Journal, 6(3), 230-238.


Angreni, F., Litaay, M., Priosambodo, D., & Moka, W. (2017). Struktur Komunitas

Echinodermata di Padang Lamun Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar Sulawesi

Selatan. Bioma: Jurnal Bio/ogi Makassar, 2(1), 46-55.

Ariyanto, T. P. (2016). Keanekaragaman dan Kelimpahan Echinodermata di Pu/au Barrang

Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar (Doctoral dissertation, Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar).

Fitriansyah, M. (2018). ldentifikasi Ecinodermata Di Pesisir Pulau Denawan Kecamatan

Pulau Sembilan. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah (vol. 3, no.1).

Fraulaine. F. F .. & Akobiarek. M. N. (2016). Penentuan Kualitas Protein

Berdasarkan

Kandungan Asam Amino Pada Bulu Babi (Tripneustes gratilla Linnaeus). NOVAE GUINEA

Jurnal Bio/ogi. 7(1).

Fraulaine, F. F., dan akobiarek. M. N. (2016). Penentuan Kualitas Protein Berdasarkan

Kandungan Asam Amino Pada Bulu Babi (Tripneustes gratilla). NOVAE GUINEA Jurnal

bioiogl, 7(1).

Huda. M.A. I. Sudarmadji, S., & Fajariyah. S. (2017). Keanekaragaman Echinoidea

di Zona Intertidal Taman Nasional Baluran. ILMU ILMIAH. 5 (2). 61-65.

Ibrahim, l., devira,c. N .. dan purnawan, s. (2018). Sruktur komunitas echinoidea(bulu babi)

di perairan pesisir pantai teluk nibung kecamatan pulau banyak kabupaten aceh

singkil. Prosiding biotik. 4(1).

lrianto. A.. Jahidin. J .. & Sudrajat. H. W. (2016). KELIMPAHAN BULU SABI (ECHINOIDEA)

DI INTERTIDAL PERAIRAN PULAU LIWUTONGKIDI KECAMATAN SIOMPU

KABUPATEN BUTON SELATAN. JURNAL AMP/Bl (Almuni Pendidikan Bio/ogi). 1(2).

Jalaluddin, J.. & Ardeslan. A. (2017). ldentifikasi Dan Klasifikasi Phylum Echinodermata

Di Perairan Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat

Kabupaten Simeulue. Jurnal Biology Education. 6(2).


Lawi. Y. S. A.. Amir. A.. Dan Abd Jabbar. F. B. (2019). lndeks Kematangan Gonad Dan

Diameter Telur Landak Laut (Tripneustes Gratilla) Di Pulau Barrang Lompo Sulawesi

Selatan. Siganus: Journal Of Fisheries And Marine Science. 1(1). 10-15.

Lubis. S. A.. Purnama. A. A.. & Yolanda. R. (2017). Spesies Bulu Sabi (Echinoidea) Di

Perairan Pulau Panjang Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung. Jurnal

1/miah Mahasiswa FKIP Prodi Bio/ogi. 3(1).

Nane, L. (2019a). Efisiensi Mesin Teknologi Sapurata Dalam Mengoptimalisasi Produksi Inovasi

Pangan Kukure Di Pulau Barrang Lompo, Makassar.

https://doi.org/10.31230/osf.io/q8spg

Nane, L. (2019b). Impact of overfishing on density and test-diameter size of the sea urchin

Tripneustes gratilla at Wakatobi Archipelago, south-eastern Sulawesi, Indonesia. BioRxiv,

727271. https://www.biorxiv.org/content/10.1101/727271v1

Nane, L. (2019c). Sea Urchin Sustainability Studies Based on Dimension Biology, Ecology and

Technology at Around of Tolandono Island and Sawa Island at Wakatobi Conservation

Area. https://doi.org/10.31230/osf.io/4whz6

Nane, L. (2019d). Studi Keberlanjutan Perikanan Landak Laut Berdasarkan Dimensi Biologi, Ekologi

Dan Teknologi Di Sekitar Pulau Tolandono Dan Pulausawa Kawasan Konservasiwakatobi

[Skripsi, Universitas Hasanuddin]. Https://Marxiv.Org/9zdvr/

Nane, L., & Paramata, A. R. (2020). Impact of Overfishing on Density and Test-Diameter Size of the

Sea Urchin Tripneustes gratilla at Wakatobi Archipelago, South-Eastern Sulawesi,

Indonesia. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 25(2), 53-56.

https://doi.org/10.14710/ik.ijms.25.2.53-56

Nane, L., Baruadi, A. S. R., & Mardin, H. (2020). The density of the blue-black urchin Echinotrix

diadema (Linnaeus, 1758) in TominiBay, Indonesia. Tomini Journal of Aquatic Science,

1(1), 16–21. https://doi.org/10.37905/tjas.v1i1.5939


Nasrullah, R., Sari, W., & Mellisa. S. (2018). Tingkat Kematangan Gonad Bulu Sabi

(Tripneustes gratilla) di Pantai Ahmad Rhangrnayang Kecamatan Mesjid Raya

Kabupaten Aceh Besar. Jurnal 1/miah Mahasiswa Ke/autan Perikanan Unsyiah, 3(1).

Noviana, N. P. E., Julyantoro, P. G. S., & Pebriani, D. A. A. (2019). Distribusi dan Kelimpahan

Bulu Sabi (Echinoidea) Di Perairan Pulau Pasir Putih, Desa Sumberkima,

Buleleng, Bali. Current Trends in Aquatic Science, 2(1). 22-29.

Padang, A., Nurlina, N., Tuasikal, T., & Subiyanto, R. (2019). Kandungan Gizi Bulu Sabi

(Echinoidea). Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 12(2). 220-227.

Pringgenies, D. (2019). Bioprospeksi bahan hayati laut untuk pengembangan industri

farmasi di indonesia.

Puspitaningtyas, I. H., Rudiyanti, S., & Sulardiono, B. (2018). Aspek Reproduksi Bulu Sabi

(Sea Urchin) Di Perairan Pulau Menjangan Kecil. Kepulauan Karimunjawa,

Jepara (Aspects Reproduction of Sea Urchin in the Waters of Menjangan Kecil

Island, Karimunjawa Islands. Jepara). Management of Aquatic Resources Journal,

6(4). 564-571.

Putra. N. S., Sari. W.. & Muhammadar, M. (2017). Studi Kematangan Gonad Bulu Sabi Di

Kawasan Pantai Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal

1/miah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah. 2(4).

Radjab. A. W., & Purbiantoro, W. (2019, April). Effect of Long-term Maintenance on Gonad

Characteristics and Egg Quality of Collector Sea Urchin Tripneustes gratilla

(LINNAEUS 1758). In /OP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol.

253. No. 1. p. 012009). IOP Publishing.

Sese. M. R.. Annawaty, A.. & Yusron. E. (2018). Keanekaragaman Echinodermata

(Echinoidea Dan Holothuroidea) Di Pulau Bakalan. Banggai Kepulauan.

Sulawesi Tengah, Indonesia. Scripta Bio/ogica. 5(2). 73-77.


Siahaan. R. M.. Alimuddin. H. A.. Dan Harlia. (2015). ldentifikasi Metabolit Sekunder

Ekstrak Landak Laut (Diadema Setosum) Dan Uji Aktivitas Antibakteri Escherichia

Coli Dan Staphylococcus Aureus. Jurnal JKK. Volume 4(4).

Sukreni, S., Ibrahim, M. N., & lsamu, K. T. (2018). Pengaruh Metode Penanganan

Awai Yang Berbeda Terhadap Kualitas Gonad Landak Laut (Diadema setosum).

Jurnal Fish Protech. 1(1).

Suriani. S., Latumahina, B. M., & Hitalessy, R. B. (2020). Hubungan Populasi Makroalga

(Padina sp) dengan Bulu Sabi (Tripneustes gratilla) di Perairan Pantai Desa

Titawaai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Riset Perikanan dan Ke/autan, 2(1), 165-

175.

Suriani. S., Latumahina. B. M.. Dan Hitalessy, R. B. (2020). Hubungan Populasi Makroalga

{Padina Sp) Dengan Bulu Sabi (Tripneustes Gratilla) Di Perairan Pantai

Desa Titawaai Kabupaten Maluku Tengah, Jurnal Riset Perikanan Dan

Kelautan. 291), 165-175.

Susilo, V. E. (2017). Sebaran Lokal Echinodermata Di Pantai Barna Taman Nasional

Baluran. Bioedukasi. 14(2).

Tuang-tuang. J. G., Liana. M. L. F.. Mercado. B. E .. & Dimzon, J. C. (2019). Effects of

Temperature to the Collector Urchin Tripneustes gratilla (Linnaeus, 1758) Two-

Armed Larvae. Journal of Science, Engineering and Technology. 6. 27-34.

Tupan, J., & br Silaban. B. (2017). Karakteristik Fisik-Kimia Bulu babi Diadema setosum

dari beberapa Perairan Pulau Ambon. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya

Perairan. 13(2), 71-78.

Uneputty, P.A., Pattikawa. J. A.. & Rijoly, F. (2017). Status Populasi Bulu Sabi Tripneustes

gratilla di Perairan Desa Liang, Pulau Ambon. Omni-Akuatika, 12(3).

Anda mungkin juga menyukai