Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GERONTIK DENGAN MASALAH HIPERTENSI

Dosen Pembimbing : Devin Prihar Ninuk.S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1


Anggota Kelompok :
1) Ilhaidy Ilyas A. (201701177)
2) Lailatul Rizqiyah (201701181)
3) Afifatus Rifkha Y. (201701182)
4) She Roni (201701188)
5) Nadya Wina W. (201701194)
6) Shinta Yunia (201701198)
7) Eka Windasari (201701199)
8) Dina Rohmadoni (201701202)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020 / 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala taufik,hidayah serta
inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Mata Kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “MAKALAH GERONTIK DENGAN
MASALAH HIPERTENSI” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta
salam tidak lupa kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan Keperawatan Gerontik khususnya yang
berkaitan dengan masalah hipertensi.
Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak kami temui hambatan dan kesulitan,
namun berkat kerjasama kami akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar serta
tidak melampaui batas waktu yang sudah ditentukan. Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi lebih sempurnanya makalah ini di waktu
mendatang.
Akhir kata, kami hanya berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha kami selama ini, Amiiin.

Mojokerto, 24 September 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Hipertensi merupakan masalah kesehatan publik utama di seluruh dunia dan
merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular tersering, serta belum terkontrol
optimal di seluruh dunia. Namun, hipertensi dapat dicegah dan penanganan dengan
efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung. Hipertensi berdasarkan
kriteria JNC 7, didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari
atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama
dengan 90 mmHg2. Prevalensi hipertensi pada populasi global usia di atas 20 tahun
pada tahun 2000 sebesar 26,4 % (1 miliyar jiwa), 26,6 % laki – laki, 26,1 % wanita.
Prevalensi hipertensi di wilayah Asia dan China sebesar 20 %, Korea 22,9 %.
Perkiraan pada tahun 2025 terjadi peningkatan prevalensi hipertensi pada populasi
global menjadi 29,2 % (1,56 miliyar jiwa), hal ini berdasarkan pada peningkatan
tajam hipertensi di negara berkembang (S.Pikir et al., 2015).
Selain itu terdapat kondisi yang dinamakan White Coat Hypertension. Bentuk
hipertensi ini adalah meningkatnya tekanan darah yang terjadi selama kunjungan ke
dokter, namun tidak di rumah. Hipertensi ini merupakan faktor pada kirakira 20%
pasien dengan hipertensi ringan. insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar
29-31%, yang berarti terdapat 58 – 65 juta penderita hipertensi di Amerika, dan
terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES tahun 1988-1991. Dari 25% pria dan
18% wanita penderita hipertensi, tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi.
Bagi mereka yang menyadari, 82%nya menjalani pengobatan terhadap penyakitnya.
Sedangkan dari semua penderita hipertensi, hanya 46% yang mempunyai hipertensi
terkontrol. Untuk kedua jenis kelamin, perbandingan hipertensi terkontrol menurun
seiring bertambahnya umur, sedangkan perbandingan hipertensi yang tidak terkontrol
yang menjalani pengobatan bertambah seiring bertambahnya umur. Untuk pria,
perbandingan penderita yang sadar menderita hipertensi (diobati atau tidak diobati)
juga menurun seiring bertambahnya umur (Ibrahim, no date).
Proses penuaan pada lansia seiring bertambahnya umur lansia, yang akan
menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Oleh
karena itu, perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia sehingga
lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Stigma yang saat ini terjadi pada lansia
menjadikan lansia mengalami penolakan terhadap kondisinya dan tidak bisa
beradaptasi di masa tuanya (Pipit Festi W, 2018)
Akibat peningkatan populasi lansia yang meningkat maka akan terjadi transisi
epidemiologi, yaitu bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan gizi
menjadi penyakit – penyakit degenerative. Intervensi yang dapat dilakukan adalah
intervensi yang berbasis pendekatan multilapis yang dapat meningkatkan
kesejahteraan lanjut usia (Sunarti et al., 2019).

B. Tujuan
BAB II
KONSEP DASAR
A. Teori Menua
1. Teori Biologis
a) Teori jam biologis
Menurut Hayflick (1965), secara genetic sudah terprogram bahwa material di
dalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan
frekuensi mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies –
spesies tertentu memiliki harapan hidup (life span) yang tertentu pula.
Manusia memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel – selnya
diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah itu akan
mengalami deteriorasi.
b) Teori interaksi seluler
Bahwa sel – sel satu sama lain saling berinteraksi dan mempengaruhi. Akan
tetapi, bila tidak lagi demikian maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed-
back di mana lambat laun sel – sel akan mengalami degenerasi.
c) Teori mutagenesis somatic
Terjadi pembelahan sel (mitosis), akan terjadi “mutase spontan” yang terus –
menerus berlangsung dan akhirnya mengarah pada kematian sel.
d) Teori eror katastrop
Terjadi pada struktur DNA, RNA, dan sintesis protein. Masing – masing eror
akan saling menambah pada eror yang lainnya dan berkulminasi dalam eror
yang bersifat katastrop.
e) Teori pemakaian dan keausan
Teori biologis yang paling tua yaitu teori pemakaian dan keausan (tear and
wear), dimana tahun demi tahun hal ini berlangsung dan lama – kelamaan
timbul deteriorasi.

2. Teori Psikososial
a) Disengagement theory
Individu dan masyarakat mengalami disengagement dalam suatu mutual
withdrawl (menarik diri) sehingga ketika lansia, memungkinkan individu
untuk menyimpan lebih banyak aktivitas – aktivitas yang berfokus pada
dirinya dalam memenuhi kestabilan pada stadium ini.
b) Teori aktivitas
Konsep diri seseorang bergantung pada aktivitasnya dalam berbagai peran.
Apabila hal ini hilang, maka berakibat negative pada kepuasan hidupnya.
c) Teori kontinuitas
Bagaimana seseorang itu dapat berhasil menyesuaikan diri adalah dengan
mengetahui bagaimana orang itu melakukan penyesuaian terhadap perubahan
– perubahan selama hidupnya.
d) Teori subkultur
Status lebih ditekankan pada bagaimana tingkat kesehatan dan kemampuan
mobilitasnya.
e) Teori startifikasi usia
Lansia dan mayoritas masyarakat senantiasa saling mempengaruhi dan selalu
terjadi perubahan kohor maupun perubahan dalam masyarakat.
f) Teori penyesuaian individu dengan lingkungan
Suatu korelasi yang sering berlaku adalah semakin terganggu (cacat)
seseorang, maka tekanan lingkungan yang dirasakan akan semakin besar.

B. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan systole yang tingginya tergantung umur
individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas – batas tertentu
tergantung dari posisi tubuh, umur, dan tingkat setres yang dialami. Hipertensi
digolongkan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan tekanan diatole.
Hipertensi ringan bila tekanan diastole 95 – 104, hipertensi sedang tekanan diastole
105 – 114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastole nya yaitu >115.
Hipertensi dengan peningkatan systole tanpa disertai peningkatan tekanan
diastole lebih sering terjadi pada lansia. Sedangkan hipertensi peningkatan diastole
tanpa disertai peningkatan systole lebih sering terjadi pada dewasa muda. Hipertensi
dapat pula digolongkan sebagai esensial atau idiopatik, tanpa etiologi spesifik yang
paling sering dijumpai. Bila terdapat penyebab, maka disebut dengan hipertensi
sekunder.
Ada lagi istilah hipertensi benigna dan maligna, tergantung dari perjalanan
penyakitnya. Bila timbulnya berangsur disebut dengan benigna, bila tekanannya naik
secara progresif dan cepat maka disebut dengan maligna dengan banyak komplikasi
seperti gagal ginjal, CVA, hemoragi retina, dan ensefalopati.
Hipertensi menurut kelompok umur berbeda :
Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 80 / 40 90 / 60
Anak : 7 – 11 th 100 / 60 120 / 80
Remaja : 12 – 17 th 115 / 70 130 / 80
Dewasa :
20 – 45 th 120 – 125 / 75 – 80 135 / 90
45 – 65 th 135 – 140 / 85 140 / 90 sampai 160 / 95
>65 th 150 / 85 160 / 95

C. Etiologi
a) Usia : pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian premature.
b) Kelamin : pada umumnya pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia
pertengahan lebih tua wanita mulai meningkat sehingga pada usia di atas 65 tahun
insiden pada wanita lebih tinggi.
c) Pola hidup :
- Obesitas
- Merokok
- Pekerjaan
- Hiperkolesterolemia
- Hiperglikemia
- Diabetes melitus

D. Manifestasi Klinis
Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala,
epistaksis, pusing dan tinnitus yang berhubungan dengan naiknya tekanan darah,
ternyata sama seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah
tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi, nocturia
ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati. Empat sekuele utama akibat
hipertensi yaitu stroke, infark miokard, gagal ginjal dan ensefalopati (dr.Jan
Tambayong, 2000) .

E. PNP

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis dan arkus


aorta

Peningkatan saraf simpatis (peningkatan pelepasan


kolekolamin)

Aktivitas epineprin dan norepineprin

Vasokontriksi

Peningkatan tekanan darah

Gangguan sirkulasi
Otak Retina sistemik

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. Identitas
Usia : > 40 tahun ke atas
Jenis Kelamin : pada umumnya pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia
pertengahan lebih tua wanita mulai meningkat sehingga pada usia di atas 65 tahun
insiden pada wanita lebih tinggi.
II. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang :
2) Riwayat Penyakit Dahulu :
3) Riwayat Penyakit keluarga :
4) Keluhan Utama :
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
dr.Jan Tambayong (2000) PATOFISIOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Cetakan I. Edited by
S. K. Monica Ester. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ibrahim (no date) ‘ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI’,
Idea Nursing Journal, Vol. II No.01
Pipit Festi W (2018) Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. Edited by Dede Nasrullah.
Surabaya: UMSurabaya Publishing. Available at: http://www.p3i.um-surabaya.ac.id.
S.Pikir, B. et al. (2015) HIPERTENSI MANAJEMEN KOMPREHENSIF. Cetakan Pe.
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).
Sunarti, S. et al. (2019) PRINSIP DASAR KESEHATAN LANJUT USIA (GERIATRI).
Cetakan Pe. Edited by Sri Sunarti. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai