Anda di halaman 1dari 89

PENGEMBANGAN MODUL BERPENDEKATAN

KONSEP SEBAGAI BAHAN AJAR KIMIA SMA/MA


UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DI TIGA KABUPATEN
DI JAWA TENGAH

proposal skripsi disusun sebagai salah satu syarat


untuk melakukan penelitian dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Idatul Fitriyah
4301412036

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2016
DAFTAR ISI

Halaman Cover ................................................................................................. i


Halaman Pengajuan Judul ............................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Lampiran ............................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Maalah........................................................................................ 3
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.5 Tujuan Pengembangan .................................................................................. 5
1.6 Manfaat Pengembangan ................................................................................ 5
1.7 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ............................................................ 5
1.8 Pentingnya Pengembangan ........................................................................... 5
1.9 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................................... 6
1.10Pentinganya Pengembangan ........................................................................ 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurikulum 2013 ............................................................................................ 9
2.2 Bahan Ajar .................................................................................................... 10
2.3 Metode Pengembangan Bahan Ajar .............................................................. 13
2.4 Karakteristik Materi Kimia ........................................................................... 15
2.5 Pendekatan Pembelajaran Kimia................................................................... 15
2.6 Penelitian yang Relevan ................................................................................ 18
2.7 Kerangka Berfikir.......................................................................................... 19
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................... 21
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................... 21
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 22
3.5 Rancangan Penelitian .................................................................................... 23

iii
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 26
3.7 Instrumen Penelitian...................................................................................... 26
3.8 Metode Analisis Data .................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 33

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar ..................................................... 36
Lampiran 2. Peta Bahan Ajar .............................................................................. 40
Lampiran 3. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 42
Lampiran 4. Alur Pengembangan Bahan Ajar .................................................... 43
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Bahan Ajar ..................................... 44
Lampiran 6. Lembar Penilaian Bahan Ajar......................................................... 45
Lampiran 7. Kriteria Penilaian Bahan Ajar......................................................... 51
Lampiran 8. Lembar Validasi Instrumen Penilaian ............................................ 53
Lampiran 9. Lembar Masukan Penilai ................................................................ 54
Lampiran 10. Surat Pernyataan ........................................................................... 55
Lampiran 11. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara .................................................... 56
Lampiran 12. Lembar Pedoman Wawancara ...................................................... 57
Lampiran 13. Lembar Validasi Pedoman Wawancara ........................................ 58
Lampiran 14. Transkrip Wawancara Guru.......................................................... 59
Lampiran 15. Transkrip Wawancara Siswa ........................................................ 63
Lampiran 16. Analisis Penyebaran Angket Siswa .............................................. 74
Lampiran 17. Analisis Observasi Pembelajaran di Kelas ................................... 76
Lampiran 18. Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran..................................... 77
Lampiran 19. Dokumentasi ................................................................................. 85

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya yang mendasar untuk proses pembangunan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan menjadi salah
satu hal yang paling penting dalam proses pembangunan ini, karena dituntut perannya
untuk menciptakan lulusan yang berkualitas (Pujiono, 2014). Lulusan dari suatu
sekolah harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikannya secara mandiri sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan peserta didik agar
menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab (UU No. 20 tahun
2003). Tujuan pendidikan nasional ini dapat tercapai jika pelaksanaan pendidikan di
tingkat sekolah berjalan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan memperhatikan
elemen-elemen yang mendukungnya yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana,
karyawan, dan kurikulum (Mulyasa, 2003). Kelima elemen tersebut merupakan satu
kesatuan yang menentukan keberhasilan dalam pendidikan, tetapi kurikulum menjadi
elemen yang memiliki peran yang signifikan dalam proses pembelajaran (Pujiono,
2014). Kurikulum tidak hanya dijadikan acuan dalam pembelajaran di sekolah, tetapi
kualitas kurikulum merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan dan terciptanya
manusia yang berkualitas dan berakhlak.
Kurikulum 2013 adalah serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap
kurikulum yang telah dirintis dari tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan
dengan Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) (Rosida, 2015). Kurikulum 2013 berfokus pada pendekatan
ilmiah/saintifik (Permendikbud No. 65 Tahun 2013), menekankan pengalaman pribadi
melalui proses mengamati, bertanya, penalaran, mencoba (pengamatan berbasis
learning) dan berkomunikasi sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
(Sumarti, et al., 2015).
2

Berdasarkan uji materi tahun 2013 diperoleh beberapa kondisi, yaitu: proses
pembelajaran masih berpusat pada guru, pembelajaran IPA yang berorientasi pada
buku teks, penilaian masih pada ranah kognitif, dan buku teks hanya memuat materi.
Kondisi ideal yang diharapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa,
pembelajaran kontekstual, menekankan penilaian psikomotor, kognitif dan afektif
secara proporsional, dan lebih menekankan pada pembelajaran yang menghasilkan
produk-produk tertentu yang mendorong untuk melakukan penelitian sepert seperti
Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Inquiry, dan
Discovery (Sumarti, et al., 2015).
Penyempurnaan kurikulum pada Kurikulum 2013 menjadi titik terang perbaikan
sistem pendidikan di Indonesia, namun demikian dalam penerapannya tidak lepas dari
berbagai masalah diantaranya terbatasnya jumlah buku (bahan ajar) berbasis
Kurikulum 2013 yang disediakan oleh pemerintah, sebagian guru belum mampu
mengembangan bahan ajar secara mandiri, sebagian guru kesulitan dalam
mentransformasi rancangan pembelajaran Kurikulum 2013 dalam kegiatan
pembelajaran, serta proses penilaian yang rumit (Fauzi, 2015).
Bahan ajar merupakan sekumpulan konsep yang disesuaikan dengan kompetensi
(Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)) yang harus dikuasai siswa serta
dikembangkan dan disesuaikan dengan siswa sebagai pribadi, anggota masyarakat,
dan warga negara yang produktif dan bertanggung jawab dimasa mendatang (Farisi,
2013). Keterbatasan dan kesulitan guru untuk mencari atau mengembangkan bahan ajar
yang sesuai dengan muatan kurikulum menjadi salah satu hambatan
pengimplementasian Kurikulum 2013, karena pembelajaran menjadi tidak interaktif
dan guru kurang termotivasi dalam mengajar (Pujiono, 2014). Bahan ajar yang sesuai
dengan pendekatan proses pembelajaran Kurikulum 2013 merupakan salah satu
alternatif solusi dari permasalahan yang ada.
Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun IPA, yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, strukuktur
dan sifat, transformasi dinamika, dan energitika zat yang melibatkan keterampilan
3

penalaran (Mulyasa, 2007). Pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan dalam


pembelajaran Kimia, diantaranya pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses,
dan pendekatan lingkungan (Susiwi, 2007). Belajar kimia secara bermakna
memerlukan pemahaman keterkaitan konsep dari tiga aspek, yaitu aspek makroskopis,
mikroskopis, dan simbolik (Sirhan, 2007). Terjadinya miskonsepsi antara ketiga aspek
tersebut membuat siswa merasa kesulitan untuk memahami ilmu-ilmu kimia sehingga
diperlukan suatu media untuk mengilustrasikan hal-hal yang mikroskopis agar tampak
lebih konkret.
Materi Kimia kelas X merupakan materi dasar untuk memahami materi-materi
Kimia pada tingkat selanjutnya, misalnya materi Ikatan Kimia. Pemahaman terhadap
materi Ikatan Kimia sangat penting untuk menguasai hampir semua topik kimia seperti
karbon, protein, polimer, asam-basa, energi kimia, dan termodinamika (Nahum, et al.,
2007). Namun berdasarkan berbagai literatur dan identifikasi masalah kesulitan dalam
pelajaran Kimia kelas X di Propinsi Lampung bahwa materi Ikatan Kimia termasuk
materi yang sulit diajarkan menurut para guru (Sunyono, et al., 2009).
Ikatan Kimia adalah salah satu materi pelajaran kimia SMA yang banyak
mengkaji tentang konsep, misalnya konsep atom, ikatan ion, kovalen, kovalen
koordinasi dst.. Pembelajaran berpendektan konsep sangat cocok untuk materi Ikatan
Kimia karena konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi
untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Selain itu,
pendekatan konsep juga merupakan bentuk instruksional kognitif yang memberi
kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan
prinsip sendiri (Susiwi, 2007).
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas pemgembangan bahan ajar Ikatan
Kimia dalam bentuk modul berpendekatan konsep berbasis Kurikulum 2013
merupakan solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan yang telah dijelaskan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, timbul beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
4

(1) Kondisi ideal yang diharapkan dalam suatu proses pembelajaran yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran kontekstual, menekankan
penilaian afektif, kognitif, dan psikomotor secara proporsional, dan menekankan
pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 belum tercapai.
(2) Masih terbatasnya bahan ajar yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
(3) Sebagian guru masih kesulitan untuk mengembangkan bahan ajar secara mandiri.
(4) Sebagian guru kesulitan dalam menuangkan rencana pembelajaran ke dalam
kegiatan pembelajaran.
(5) Sebagian guru kurang melaksanaan penilaian afektif, kognitif, dan psikomotor
secara proporsional.
(6) Sebagian guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi Ikatan Kimia.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, permasalahan yang paling krusial untuk dapat
dipecahkan adalah keterbatasan bahan ajar yang berbasis Kurikulum 2013 dan
kesulitan dalam menyampaikan materi Ikatan Kimia. Hal tersebut disebabkan karena
masalah bahan ajar dan materi Ikatan Kimia masih sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh peneliti. Sedangkan masalah poin (1),
(3), (4), dan (5) peneliti tidak memiliki wewenang untuk menyelesaikannya karena
yang berhak menyelesaikan adalah para pemangku kepentingan dalam pendidikan,
misalnya kepada dinas, kepala sekolah, dan guru.
Penelitian dilakukan di tiga kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Pekalongan, Batang, dan Demak. Hal tersebut berdasarkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Dikti tentang 100 sekolah terbaik di Indonesia. Kabupaten Pekalongan
mewakili kabupaten yang memiliki kualitas pendidikan menengah keatas, sedangkan
Batang dan Demak mewakili kualitas pendidikan menengah kebawah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Apakah modul berpendekatan konsep berbasis Kurikulum 2013 layak menurut
pakar dan guru kimia di tiga kabupaten di Jawa Tengah?
5

(2) Apakah modul berpendekatan konsep berbasis Kurikulum 2013 hasil


pengembangan berkualitas menurut standar penilaian bahan ajar BSNP?
1.5 Tujuan Pengembangan
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
(1) Menghasilkan modul Ikatan Kimia berpendekatan konsep berbasis Kurikulum
2013 yang layak menurut pakar dan guru kimia di tiga kabupaten di Jawa Tengah.
(2) Menghasilkan modul Ikatan Kimia berpendekatan konsep berbasis Kurikulum
2013 yang berkualitas menurut standar penilaian bahan ajar BSNP.
1.6 Manfaat Pemgembangan
Pengembangan ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.
(1) Bagi siswa, membantu siswa untuk belajar terutama materi Ikatan Kimia.
(2) Bagi guru, sebagai masukan bahan ajar yang dikembangakan berdasarkan
Kurikulum 2013.
(3) Bagi sekolah, dapat dijadikan salah satu masukan dalam rangka memperbaiki
kurikulum sekolah.
(4) Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengalaman serta membantu
menyumbang dalam pemecahan masalah pembelajaran.
1.7 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk pengembangan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut.
(1) Merupakan bahan ajar kimia kelas X semester 1 materi Ikatan Kimia yang
disampaikan dengan pendekatan konsep sesuai dengan Kurikulum 2013.
(2) Bahan ajar yang dimaksud merupakan bahan ajar cetak dalam bentuk modul.
(3) Bahan ajar berisi judul/identitas, petunjuk belajar, Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator, materi pembelajaran, informasi
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja (lembar kerja), evaluasi, dan balikan
terhadap hasil evaluasi.
1.8 Pentingnya Pengembangan
Penelitian pengembangan bahan ajar Ikatan Kimia dianggap penting karena
diharapkan dapat:
6

(1) Menjadi sumber belajar penunjang bagi siswa dalam pembelajaran kimia di
SMA/MA.
(2) Meningkatkan pemahaman konsep siswa materi Ikatan Kimia.
(3) Meningkatkan minat siswa untuk belajar Ikatan Kimia.
(4) Memudahkan guru dalam mengatur dan melaksanakan proses pembelajaran.
(5) Memudahkan siswa untuk memahami materi Ikatan Kimia.
(6) Memberikan inovasi bagi penelitian pengembangan dalam dunia pendidikan.
1.9 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1.9.1 Asumsi Pemgembangan
Asumsi pengembangan dalam penelitian ini yaitu:
(1) Bahan ajar Ikatan Kimia berupa modul dapat menjadi sumber dan media belajar
bagi siswa.
(2) Dosen pembimbing memahami standar mutu modul yang baik.
(3) Peer reviewer memahami standar mutu modul yang baik.
(4) Pakar/ahli adalah dosen yang memiliki pengetahuan tentang pembelajaran dan
meteri Ikatan Kimia.
(5) Reviewer adalah guru Kimia SMA yang pernah mengajar dengan menggunakan
Kurikulum 2013 di Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Demak.
1.9.2 Keterbatasan Bahan Ajar
Bahan ajar ini memiliki keterbatasan yaitu:
(1) Bahan ajar berupa modul yang hanya berisi materi Ikatan Kimia.
(2) Modul hanya ditinjau oleh dua orang dosen pembimbing dan tiga orang peer
reviewer untuk memberi masukan.
(3) Modul dinilai kelayakan dan kualitasnya oleh 2 orang pakar dan 6 orang guru kimia
di SMA/MA yang pernah/masih menggunakan Kurikulum 2013 di Kabupaten
Pekalongan, Batang, dan Demak, tetapi tidak diujicobakan pada siswa.
1.10 Definisi Istilah
Istilah-istilah operasional yang berkaitan dengan penelitian pengembangan ini
adalah:
7

(1) Pengembangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat suatu produk
melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi.
(2) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
(3) Modul adalah adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
(4) Media cetak adalah bahan bacaan yang diproduksi secara profesional.
(5) Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan hasil
pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
menekankan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya.
(6) Pendekatan konsep adalah bentuk instruksional kognitif yang memberi kesempatan
siswa berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan prinsip sendiri
(7) Ikatan Kimia adalah salah satu materi kimia yang menjelaskan sebuah proses fisika
yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau
molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi
stabil.
(8) Kompetensi Inti (KI) adalah adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat,
kelas atau program.
(9) Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang
harus diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
(10) Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampila
8

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20 ahun 2003).
Kehadiran Kurikulum 2013 tidak lepas dari kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP tahun
2006. Kurikulum 2013 sebagai penjabaran Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengisyaratkan tentang
perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan
saintifik. Adapun model penilaiannya dapat berupa penilaian berbasis tes dan nontes
(portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assessment,
rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan diskriptif kualitatif tentang
sikap dan keterampilan (Sariono, 2013).
2.1.1 Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student centered approach). Di dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Bagi
peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari
sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju
ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkret menuju abstrak. Sebagai
manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan/atau akan
mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor,
praoperasional, operasional konkrit, dan operasional formal (Permendikbud, 2013).
Proses pembelajarannya menyentuh tiga ranah yaitu ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Proses pembelajaran yang melibatkan tiga ranah tersebut dapat
digambarkan seperti pada Gambar 2.1 (Nasution, 2013).
9

Gambar 2.1 Ranah Pembelajaran Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan informasi, mengolah, dan mengkomunikasikan yang
digambarkan seperti pada Gambar 2.2. Diskripsi langkah pembelajaran selanjutnya
dapat dilihat pada Lampiran 3 (PPL, 2015).

Gambar 2.2 Proses Pembelajaran pada Pendekatan Saintifik


2.1.2 Authentic Assesmen /Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013,
dimana siswa dinilai dari persiapan, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil
penilaian otentik dapat digunakan untuk merancang program pengayaan, perbaikan,
atau pelayanan konseling. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
Tabel 2.1 adalah format penilaian dan prosedur implementasi Kurikulum 2013.

Tabel 2.1 Format Penilaian Dan Prosedur Implementasi Kurikulum 2013

Sesaat Antar waktu Dari waktu ke waktu


Pilihan Berganda, Jawaban Investigasi, Portofolio, Jurnal,
Benar/ Salah, Terstruktur, Laporan Laporan Praktikum
Mencocokan Esai Penelitian,
Tugas Ilmiah
10

Teknik dan instrument penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut.
(1) Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman
sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.
(2) Penilaian kompetensi pengetahuan untuk menilai kompetensi pengetahuan melalui
tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
(3) Penilaian kompetensi keterampilan untuk menilai kompetensi keterampilan
melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik (Abdullah, 2013).
2.2 Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis
yang digunakan siswa dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk
cetakan, noncetakan, dan dapat bersifat visual auditif (Arlitasari, et al., 2013).
2.2.1 Jenis-Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar dibagi menjadi lima yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar audio, bahan
ajar audio visual, bahan ajar multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web
(Kemendibud, 2010). Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai jenis-jenis bahan
ajar cetak. Bahan ajar cetak banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki
kelebihan sebagai berikut.
(1) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari.
(2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
(3) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
(4) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu.
11

(5) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
(6) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas,
seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.
(7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar.
(8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
Sampai saat ini sudah sikenal berbagai bahan ajar cetak,diantaranya handout, buku,
modul, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), brosur, leaflet dst.
(1) Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
(2) Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
(3) Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar
akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik
lainnya.
(4) LKS
LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan
harus jelas KD yang akan dicapainya.
(5) Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat
12

tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap
tentang perusahaan atau organisasi. Dengan demikian, maka brosur dapat
dimanfaatkan sebagai bahan ajar dan agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka
brosur didesain hanya memuat satu KD saja.
(6) Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi yang dapat
menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
2.2.2 Modul Pembelajaran
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling
tidak tentang:
(1) Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
(2) Kompetensi yang akan dicapai
(3) Content atau isi materi
(4) Informasi pendukung
(5) Latihan-latihan
(6) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
(7) Evaluasi
(8) Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik
yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau
lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul
harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi (Depdiknas,
2008).
13

2.3 Metode Pengembangan Bahan Ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar harus selalu dikembangkan
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, karakteristik sasaran, dan tuntutan
pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus sesuai dengan prinsip
pembelajaran, yaitu:
(1) Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak.
(2) Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
(3) Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
(4) Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar.
(5) Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
(6) Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai
tujuan.
2.3.1 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Analisis kebutuhan bahan ajar diperlukan untuk mendapatkan bahan ajar yang
sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai. Analisi yang diperlukan
adalah analisis terhadap KI dan KD, sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul
bahan ajar (Depdiknas, 2008:16-17). Analisis kebutuhan bahan ajar selanjutnya dapat
dilihat pada Lampiran 4.
2.3.2 Penyusunan Peta Bahan Ajar
Penyusunan peta bahan ajar diperlukan untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang
harus ditulis dan urutannnya. Urutan bahan ajar ini sangat diperlukan untuk
menentukan prioritas penulisan bahan ajar (Depdiknas, 2008:17). Peta bahan ajar pada
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
2.3.3 Struktur Bahan Ajar
Struktur bahan ajar yang satu dan yang lainnya mempunyai perbedaan. Perbedaan
struktur bahan ajar dapat dilihat pada Tabel 2.2.
14

Tabel 2.2 Perbedaan Struktur Bahan Ajar

No. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M


1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Petunjuk belajar - √ √ - - - - -
3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **
4. Informasi pendukung √ √ √ √ √ ** ** **
5. Latihan - √ √ - - - - - -
6. Tugas/langkah kerja - √ √ - - - ** **
7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
Keterangan : Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa,
Bro:Brosur, Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/ Gambar, Mo/M:
Model/Maket
(Depdiknas, 2008:18)
2.3.4 Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Penyusunan bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: (1)
susunan tampilan (urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur
kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca), (2) bahasa yang mudah
(mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang
tidak terlalu panjang), (3) menguji kepahaman (menilai melalui orangnya, check list
untuk pemahaman), (4) stimulasi (enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca
untuk berfikir, menguji stimulan), (5) kemudahan dibaca (keramahan terhadap mata
(huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur,
mudah dibaca), dan (6) materi intruksional (pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja
(work sheet)) (Depdiknas, 2008:18-27).
2.3.5 Evaluasi dan Revisi
Evaluasi dan revisi dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar telah baik
ataukah masih perlu diperbaiki. Teknik evaluasi bisa dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya evaluasi teman sejawat ataupun uji coba kepada siswa secara terbatas.
Respondenpun bisa anda tentukan apakah secara bertahap mulai dari one to one, group,
ataupun class. Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan
kegrafikan (Depdiknas, 2008:28). Alur prosedur kerja pengembangan bagan ajar dapat
dilihat pada Lampiran 4.
15

2.4 Karakteristik Materi Kimia


Karakteristik diartikan sebagai suatu sifat yang khas, yang melekat pada suatu
objek. Sedangkan karakter adalah sifat yang dijadikan ciri untuk mengidentifikasi
sebuah objek. Kimia mempelajari materi dan sifat-sifatnya. Belajar kimia secara
bermakna memerlukan pemahaman keterkaitan kajian konsep dari tiga aspek berikut
(Gambar 2.3).
(1) Level makroskopik, yaitu fenomena kimia yang benar-benar dapat diamati
termasuk di dalamnya pengalaman siswa setiap hari.
(2) Level mikroskopik, yaitu suatu fenomena kimia yang tidak dapat dilihat secara
langsung seperti elektron, molekul, dan atom.
(3) Level simbolik, yaitu suatu representasi dari fenomena kimia menggunakan media
yang bervariasi termasuk di dalamnya model-model, gambar-gambar, aljabar, dan
bentuk komputansi.

Makroskopik

Simbolik Mikroskopik

Gambar 2.3 Tiga level representasi kimia (Treagust, et al., 2003)


2.5 Pendekatan Pembelajaran Kimia
Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran meliputi proses dan hasil pembelajaran, tetapi pendekatan
pembelajaran diciptakan lebih berorientasi pada aspek hasil belajar. Penekatan
pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran kimia diantaranya pendekatan
konsep, pendekatan keterampilan proses, dan pendekatan lingkungan.
2.5.1 Pendekatan Konsep
Pendektan konsep merupakan bentuk instruksional kognitif yang memberi
kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan
16

prinsip sendiri (Arifin & Mulyati, 2000). Konsep dapat mengalami modifikasi karena
ditemukan fakta-fakta baru sebaga contoh adalah konsep atom dan asam-basa.
Perancangan pembelajaran berpendektan konsep harus memerhatikan hal-hal
berikut (Dahar, 2003).
(1) Konsep-konsep yang akan diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan lengkap.
(2) Prasyarat atau konsep-konsep yang telah diketahui dan diperlukan dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.
(3) Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan pengalaman yang
memadai, sesuai dengan konsep yang akan dipelajari maupun konsep yang telah
ada.
2.5.2 Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Pengembangan keterampilan proses perlu dilaksanakan dalam pendekatan
pembelajaran apapun yang digunakan guru. Hal ini dilakukan karena tujuan guru
mengajar ialah membuat siswa berpikir, dan keterampilan proses itu ialah keterampilan
berpikir. Keterampilan-keterampilan proses tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
keterampilan-keterampilan berikut.
(1) Mengamati adalah melakukan pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa
dengan menggunakaninderanya. Mengamati merupakan dasar bagi semua
keterampilan proses lainnya.
(2) Menafsirkan pengamatan adalah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya.
(3) Meramalkan adalah prakiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang
reliabel. Ramalan berarti pula mengemukaan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai
hasil pengamatan.
(4) Menggunakan alat dan bahan adalah mengetahui konsep dan mengapa mengapa
menggunakan alat dan bahan.
(5) Menerapkan konsep adalah menggunakan generalisasi yang telah dipelajarinya
pada situasi baru, atau untuk menerangkan apa yang diamatinya.
17

(6) Merencanakan penelitian adalah merancang kegiatan yang dilakukan untuk


menguji hipotesis, memeriksa kebenaran atau memperlihatkan prinsip-prinsip atau
fakta-fakta yang telah diketahuinya.
(7) Mengkomunikasikan hasil penelitian adalah keterampilan menyampaikan gagasan
atau hasil penemuannya kepada orang lain.
(8) Mengajukan pertanyaan adalah bertanya apa, mengapa dan bagaimana, pertanyaan
untuk minta penjelasan dan pertanyaan yang berlatar belakang belakang hipotesis.
2.5.3 Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan dalam proses belajar dan pembelajaran kimia adalah
pemanfaatan lingkungan sebagai sarana pendidikan. Dalam pembelajaran kimia,
relevansi pembelajaran dengan lingkungannya dapat dicapai dengan memanfaatkan
lingkungan siswa sebagai laboratorium alam. Pendekatan lingkungan dalam
pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
(1) Lingkungan mencakup semua benda dan keadaan yang mempengaruhi siswa.
(2) Isi pelajaran disesuaikan dengan keadaan lingkungan siswa dan penerapan
penerapan kimia.
(3) Penyusunan bahan ajar berkisar pada suatu tema atau topik. Pendekatan lingkungan
dapat dilakukan dalam bentuk mengadakan pengamatan langsung ke lapangan atau
dengan jalan memindahkan kondisi lapangan ke kondisi yang lebih ideal yaitu
pengamatan dan penelitian dalam laboratorium.
Pengamatan di dalam laboratorium alam bagi siswa akan memberikan kesan dan
pengertian yang lebih mendalam dibandingkan bila suatu masalah didapat secara
verbal saja. Melalui pengamatan siswa berkesempatan untuk melihat proses dan
berkesempatan melakukan pekerjaan ilmiah , yaitu membuat hipotesa, mengumpulkan
data serta menguji kebenaran hipotesa yang dibuatnya. Sebagai contoh. Siswa
mengamati proses terjadinya alkohol dalam peragian singkong. Dalam proses
pembuatan tape ini terjadi reaksi : C6 H12 O6 → 2 C2 H5 OH + 2 CO2
Dalam proses pembelajaran ini siswa dapat mengamati : (1) reaksi organik pada
umumnya berjalan lambat, (2) pembentukan alkohol dapat dipercepat dengan kenaikan
18

suhu, atau sebaliknya proses diperlambat dengan penurunan suhu yaitu dimasukkan
dalam lemari es.
(Susiwi, 2007)
2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah tentang implementasi
Kurikulum 2013. Model pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Nasution, 2013). Tetapi dalam
implementasinya banyak mengalami hambatan, mulai dari kesiapan, pemahaman, dan
perencanaan guru sampai masalah sarana dan prasarana (Pujiono, 2014). Berdasarkan
uji materi tahun 2013 didapatkan beberapa kondisi, yaitu proses pembelajaran masih
berpusat pada guru, pembelajaran IPA yang berorientasi pada buku teks, penilaian
masih pada ranah kognitif, dan buku teks hanya memuat materi (Sumarti, et al., 2015).
Dari beberapa referensi, pelaksanaan Kurikulum 2013 memang menghadapi banyak
permasalahan, banyak studi kasus maupun penelitian yang lain tentang implemetasi
kurikulum tersebut dan hal-hal yang mendukung pengimplementasiannya. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian pengembangan ini yang berbasis Kurikulum 2013.
Penelitian yang lain yang berkaitan dengan penelitian ini adalah pengembangan
bahan ajar. Banyak penelitian tentang pengembangan bahan ajar dengan berbagai
nama, model, pendekatan, dan basis dan dengan berbagai tujuan. Seperti pada
penelitian pengembangan bahan ajar inovatif Rumus Kimia dan Persamaan Reaksi
model pembelajaran PBL. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang belajar
menggunakan bahan ajar (modul) inovatif memiliki hasil belajar lebih tinggi dibanding
dengan siswa yang belajar tanpa bahan ajar. Selain hal itu, penelitian tersebut juga
menyebutkan bahwa buku teks kimia yang diterbitkan oleh beberapa penerbit perlu
dikemas inovasinya dalam hal urutan materi dan strategi pembelajarannya agar sesuai
dengan Kurkulum 2013 (Silaban, et al., 2014). Selain dari hal tersebut, penelitian ini
berangkat dari keterbatasan bahan ajar di sekolah-sekolah dan kesulitan guru untuk
mengembangkan bahan ajar sendiri (Fauzi, 2015).
Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengembangan ini adalah
tentang kesulitan para guru dan siswa untuk mempelajari materi Ikatan Kimia. Materi
19

ini merupakan salah satu materi yang memiliki sifat mikroskopik sehingga dalam
pembelajarannya sulit untuk dimulai dari hal-hal yang bersifat kontektual
(makroskopik) sehingga banyak terjadi miskonsepsi pada siswa tentang konsep-konsep
ini (Nahum, et al., 2007). Hal tersebut juga terbukti dengan penelitian identifikasi
masalah kesulitan belajar materi kimia kelas X di Propinsi Lampung. Berdasarkan
penelitian tersebut materi yang paling sulit diajarkan oleh guru di sekolah yang
berstatus SSN, Mandiri, maupun Rintisan adalah materi Ikatan Kimia dengan tingkat
kesulitan mencapai 100% (Sunyono, et al., 2009). Berbagai solusi ditawarkan dalam
berbagai penelitian misalnya dengan strategi “ERMO”, didalam penelitian tersebut
dijelaskan sebelum mempelajari ilmu kimia maka yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah karakteristik ilmu kimia dan strategi pembelajaran konsep yang mungkin
diterapkan (Suja, 2014). Berdasarkan beberapa penelitian di atas, sebelum mempelajari
ilmu kimia maka harus dianalisis dulu karakteristik materinya kemudian kemungkinan
pendekatan yang digunakan. Pendekatan yang cocok untuk digunakan adalah
pendekatan konsep karena sesuai dengan karakteristik materinya.
2.7 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. Penelitian
diawali dengan melakukan wawancara kepada guru dan siswa, menyebar angket
kepada siswa, observasi pelaksanaan pembelajaran, dan studi pustaka. Berdasarkan
hasil wawancara, angket, observasi, dan studi pustaka ditemukan beberapa masalah
yang disajikan dalam Gambar 2.4. permasalahan yang keusial untuk dipecahkan dan
sesuai dengan kemampuan dan kewenangan dalam penelitian ini adalah masalah
keterbatasan bahan ajar dan kesulitan menyampaikan materi Ikatan Kimia.
20

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir


21

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian pengembangan. Langkah
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah petunjuk teknis
pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Poduk pengembangkan berupa modul Ikatan Kimia berpendekatan konsep berbasis
Kurikulum 2013 kemudian dilakukan penilaian untuk ditentukan kualitas dan
kelayakannya. Penelitian pengembangan ini tidak sampai dilakukan tahap uji coba
produk karena materi yang diambil adalah Ikatan Kimia, dimana materi tersebut
merupakan materi kelas X semester 1 yang sudah terlewat (expofacto).
Langkah pengembangan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagian alur
enelitian. Pengembangan bahan ajar ini hanya sampai diperolehnya bahan ajar yang
sudah diketahui kualitas dan kelayakannya (prototype).
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru mata pelajaran kimia kelas X di sekolah
yang menggunakan Kurikulum 2013, dalam hal ini sekolah yang akan diambil adalah
sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 di Kabupaten Pekalongan, Batang, dan
Demak.
Objek penelitian ini adalah modul materi kimia kelas X, fokus materi yang akan
diteliti adalah Ikatan Kimia karena berdasarkan hasil identifikasi masalah kesulitan
dalam pelajaran kimia kelas X di Propinsi Lampung, materi kimia yang paling sulit
diajarkan guru di sekolah yang berstatus SSN, Mandiri, dan Rintisan adalah materi
Ikata Kimia. Fokus penelitian ini adalah hasil penilaian pakar dan guru mata pelajaran
kimia mengenai kualitas dan kelayakan yang ditinjau dari materi/isi, penyajian,
bahasa, dan kegrafikan menurut standar penilaian bahan ajar BSNP.
22

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah sekolah di tiga kabupaten yang masih menggunakan
Kurikulum 2013 yaitu di Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Demak yaitu SMA N 1
Pekalongan, SMA N 1 Kedung Wuni, SMA N 1 Batang, SMA N 2 Batang, SMA N 1
Karangtengah, dan SMA N 3 Demak..
3.3.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanaan dari bulan Januari-April 2016, dimulai
dari pengembangan bahan ajar pada bulan Januari 2016, penelitian pada bulan
Februari-Maret 2016, dan pelaporan pada bulan April 2016.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi ajar kimia SMA
kelas X berdasarkan Kurikulum 2013, yaitu Pendahuluan, Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur, Ikatan Kimia, Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit, Konsep Redoks
dan Tata Nama Senyawa, serta Stoikiometri.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Ikatan Kimia, karena materi ini merupakan
materi tersulit menurut pendapat guru kelas X di sekolah yang berstatus SSN, Mandiri,
dan Rintisan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel berstrata.
Teknik ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kesulitan dalam pelajaran kimia
kelas X. Hasil identifikasi disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Identifikasi Materi Kimia yang Sulit Diajarkan Menurut Pendapat
Guru
Tingkat
Katregori Sekolah Materi Kelas X
Kesuitan(%)
SSN Ikatan Kimia 100
Hukum Dasar Kimia 20
Sekolah Potensial / Mandiri Ikatan kimia 100
Hukum Dasar Kimia 20
Sekolah Rintisan Ikatan Kimia 100
Hukum Dasar Kimia 40
Reaksi Oksidasi Reduksi 25
23

3.5 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian adalah gambaran secara rinci apa yang akan dilakukan dari
awal sampai akhir selama proses penelitian. Rancangan penelitian dibuat dalam bentuk
alur penelitian seperti pada Gambar 3.1.
24

Alur Penelitian

Hasil penilaian
kelayakan dan Dinilai oleh teman sejawat (peer
kualitas previewer) sebagai uji terbatas

tidak ya

Direvisi Layak?

Hasil penilaian
kelayakan dan
kualitas

Gambar 3.1 Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Berpendekatan Konsep


Berbasis Kurikulum 2013
25

Penelitian diawali dengan wawancara, penyebaran angket, observasi lapangan,


dan studi pustaka. Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di
lapangan yang harus segara diselesaikan, sedangkan studi pustaka bertujuan untuk
mencari solusi dari masalah yang ada di lapangan berdasarkan penelitian-penelitian
yang sudah ada. Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1. keterbatasan wewenang dan kemampuan dalam penelitian ini menjadi
alasan adanya pembatasan masalah, sehingga masalah yang krusial untuk segera
dipecahkan dan sesuai dengan kemampuan dan wewenang adalah masalah
keterbatasan bahan ajar dan kesulitan memahami materi Ikatan Kimia.
Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan. Berdasarkan
identifikasi masalah dan pembatasan masalah, penelitian ini direncanakan adalah
penelitian pengembangan bahan ajar materi Ikatan Kimia.
Tahap penyusunan bahan ajar, tahap ini didahului dengan analisis kebutuhan
bahan ajar dengan cara menganalisis KI-KD, sumber belajar, dan penentuan bahan ajar.
Berdasarkan analisis tersebut didapatkan bahwa bahan ajar yang sesuai untuk materi
Ikatan Kimia adalah modul yang berpendektan konsep karena sesuai dengan
karakteristik materi tersebut. Selain hal tersebut, bahan ajar juga dirancang untuk
mendukung implementasi Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan
penilaian otentik sehingga siswa dapat menemukan konsepnya sendiri dan siswa bisa
lebih aktif dalam proses pembelajaran. analisis kebutuhan bahan ajar dilanjutkan
dengan pembuatan peta bahan ajar. Pembuatan peta bahan ajar tersebut merupakan
gambaran secara umum tentang materi apa saja yang akan dimuat dalam bahan ajar
tersebut berdasarkan analisis KI-KD.
Tahap selanjutnya adalah perancangan bahan ajar dan pengembangan bahan ajar.
Selama proses ini bahan ajar dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kemudian
bahan ajar (Modul 1) dikonsultasikan dengan pakar untuk dinilai kelayakan dan
kualitasnya. Jika produk belum layak dan kualitasnya rendah maka dilakukan revisi.
Setelah dilakukan revisi berdasarkan saran-saran dari pakar dilakukan penilaian oleh
teman sejawat (peer reviewer) sebagai uji coba terbatas. Kemudian dilakukan revisi
lagi apabila masih belum layak dan memiliki kualitas yang rendah. Modul revisi ini
26

disebut dengan Modul 2. Kemudian dilakukan penilaian bahan ajar oleh guru-guru
kimia di sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 untuk dinilai kelayakan dan
kualitasnya di Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Demak.
Kelemahan dari pengambangan ini adalah modul tidak diimplementasikan
kepada siswa saat peoses pembelajaran untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi dari
bahan ajar yang dikembangkan, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui keefektifan dan efisiensinya.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dan wawancara. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data skor pada komponen yang diteliti. Kriteria skor komponen
penilaian yang digunakan untuk memberi penilaian telah ditetapkan oleh BSNP dengan
penjabaran seperlunya. Dalam penelitian ini, penilaian dilakukan oleh dosen
Universitas Negeri Semarang jurusan Kimia sebagai pakar, teman sejawat sebagai peer
reviewer dan guru mata pelajaran Kimia SMA. Setelah memperoleh skor tiap
komponen kemudian dilakukan analisis hasil penilaian untuk menentukan kualitas dan
kelayakan bahan ajar hasil pengembangan.
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang manfaat dari
bahan ajar hasil pengembangan, apakah dapat membantu guru dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dan apakah dapat membantu guru dan siswa
pada materi Ikatan Kimia. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur
dimana panduan wawancara telah dipersiapkan sebelumnya.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian dan
wawancara.
3.7.1 Lembar Penilaian

Lembar penilaian digunakan untuk menilai bahan ajar hasil pengembangan


menurut standar BSNP yang sudah dijabarkan. Reliabilitas instrumen penilaian
27

dihitung dengan rumus r11. Perhitungan reliabilitas lembar penilaian menggunaan


kesepakatan antar raters dengan rumus sebagai berikut.
𝑣𝑝 − 𝑣𝑒
𝑟11 =
𝑣𝑝 + (𝑘 − 1)𝑣𝑒
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
vp : varian person
ve : varian error
k : jumlah observer
Hasil perhitungan kemudian digunakan untuk mencari signifikan (thitung)
dengan rumus:
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
Hasil analisis reliable jika thitung > ttabel dengan taraf signifikan 5% dan dk = n-2.
Validitas dari instrumen lembar observasi ini ditentukan dengan cara
berkonsultasi kepada orang yang ahli dalam bidang ini untuk ditentukan apakah valid
atau tidak instrumen observasi yang digunakan.
Penilaian modul dilakukan oleh pakar, teman sejawat, dan guru kimia SMA.
Adapaun komponen yang akan dinilai oleh ahli adalah materi/isi, penyajian, bahasa,
dan kegrafikan yang disajikan dalam Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrument bahan ajar berupa modul

Komponen Subkomponen
Materi/isi Kesesuaian dengan KI dan KD
Keakuratan materi
Pendukung materi pembelajaran
Kemutakhiran materi
Penyajian Teknik penyajian
Pendukung penyajian
Penyajian pembelajaran
Kelengkapan pembelajaran
Bahasa Lugas
Komunikatif
Dialogis dan interaktif
28

Kesesuaian dengan tingkat perkembangan


siswa
Keruntutan dan keterpaduan alur piker
Penggunaan istilah, symbol, atau ikon
Kegrafikan Desain sampul
Desain isi

(BSNP, 2007)

3.7.2 Lembar Wawancara


Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahu manfaat bahan ajar hasil
pengembangan dari sudut pandang guru. Adapun informasi yang akan digali tentang
apakah bahan ajar ini membantu implementasi Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran dan apakah bahan ajar ini bisa membantu guru dan siswa dalam memahai
materi Ikatan Kimia. Validitas wawancara dikonsultasikan ke pakar. Validitas yang
dimaksud adalah validitas isi. Sedangkan metode pengujian reliabilitas pedoman
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan Alfa
Kronbah
Rumus:
𝑘 ∑ 𝑠𝑖 2
ri = [𝑘−1] [1 − [ 𝑠𝑡 2 ]]

Keterangan:
ri : koefisien reliabilitas instrument

K : mean kuadrat antara subjek

∑ 𝑠𝑖 2 : mean kuadrat kesalahan

𝑠𝑡 2 : varians total

Varians total dapat dihitung dengan rumus:

2
∑ 𝑥𝑡 2 (∑ 𝑥𝑡)
𝑠𝑡 2 = −
𝑛 𝑛2

Perhitungan uji reliabilitas skala diterima, jika hasil perhitungan rhitung > rtabel 5%.

Lembar wawancara valid jika r hitung lebih besar dari rtabel 5%.
29

Kisi-kisi wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Guru

Komponen Indikator
Implementasi Kurikulum Pendapat mengenai Kurkulum 2013
Pengimplementasian Kurikulum 2013
Hambatan implementasi Kurikulum
2013
Tanggapan mengenai bahan ajar dalam
implementasi Kurikulum 2013
Kesulitan dalam materi Ikatan Kimia Materi yang dianggap sulit siswa
Materi yang dianggap sulit guru
Tanggapan mengenai bahan ajar dalam
membantu mengatasu kesulitan yang
dialami guru dan siswa

3.8 Metode Analisis Data


Analisis bahan ajar hasil pengembangan ini menggunakan teknik analisis
deskriptif. Data hasil penelitian dikelompokkan menjadi data deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Data deskriptif kuantitatif yang berbentuk angka dijabarkan
menggunkan statistika deskriptif dengan mengukur nilai rerata. Data deskriptif
kualitatif dinyatakan dengan symbol.
3.8.1 Kriteria Kelayakan Modul
Analisis data dilakukan dengan urutan sebagai berikut.
(1) Mentabulasi semua data yang diperoleh untuk setiap indikatoryang tersedia di
instrumen penilaian. Kriteria pemberian skor terlihat seperti Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Pemberian Skor
Pilihan Jawaban Pemberian Skor
Ya 1
Tidak 0
(2) Menghitung jumlah skor tiap subkomponen.
(3) Menghitung jumlah skor tiap komponen.
(4) Menentukan klasifikasi kelayakan seperti pada Tabel 3.5.
30

Tabel 3.5 Klasifikasi Kelayakan


Komponen Skala Skala Jumlah Interval
tertinggi (a) terendah (b) kelas (c) 𝑎−𝑏
( 𝑐 )
Materi/isi 21 0 10 2.1
Penyajian 14 0 10 1.4
Bahasa 13 0 10 1.3
Kegrafikan 29 0 10 2.9

(5) Membuat klasifikasi kategori kelayakan seperti pada Tabel 3.6.


Tabel 3.6 Klasifikasi Kelayakan Modul
Komponen Rentang skor Kategori
Materi/isi 16 < skor ≤ 21 Sangat layak
10 < skor ≤ 16 Layak
5 < skor ≤ 10 Cukup layak
Skor ≤ 5 Tidak layak

Penyajian 10 < skor ≤ 14 Sangat layak


7 < skor ≤ 10 Layak
3 < skor ≤ 7 Cukup layak
Skor ≤ 3 Tidak layak

Bahasa 10 < skor ≤ 13 Sangat layak


6 < skor ≤ 10 Layak
3 < skor ≤ 6 Cukup layak
Skor ≤ 3 Tidak layak

Kegrafikan 22 < skor ≤ 29 Sangat layak


15 < skor ≤ 22 Layak
7 < skor ≤15 Cukup layak
Skor ≤ 7 Tidak layak

3.8.2 Kriteria Kualitas Modul


Pusat Perbukuan Depdiknas menyebutkan empat aspek standar buku teks
pelajaran, yaitu aspek materi/isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Menurut Pusat
Perbukuan Depdiknas, nilai dari tiap butir-butir ditentukan seperti pada Tabel 3.7.
31

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Bahan Ajar


Komponen Nilai Keterangan
Materi/Isi 10 Jika 19-21 makna dari semua kata kunci ditemukan.
9 Jika 17-18 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 15-16 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 13-14 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 11-12 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 9-10 makna dari semua kata kunci ditemukan.
4 Jika 7-8 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 5-6 makna dari semua kata kunci ditemukan.
2 Jika 3-4 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1-2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
Penyajian 10 Jika 13-14 makna dari semua kata kunci ditemukan.
9 Jika 11-12 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 10-9 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 8-7 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 6 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 5 makna dari semua kata kunci ditemukan.
4 Jika 4 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 3 makna dari semua kata kunci ditemukan.
2 Jika 2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
Kebahasaan 10 Jika 12-13 makna dari semua kata kunci ditemukan.
9 Jika 10-11 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 8-9 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 7 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 6 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 5 makna dari semua kata kunci ditemukan.
4 Jika 4 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 3 makna dari semua kata kunci ditemukan.
2 Jika 2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
Kegrafikan 10 Jika 27-29 makna dari semua kata kunci ditemukan.
9 Jika 24-26 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 21-23 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 18-20 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 15-17 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 12-14 makna dari semua kata kunci ditemukan
4 Jika 9-11 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 6-8 makna dari semua kata kunci ditemukan
2 Jika 3-5 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1-2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
32

Nilai yang diperoleh dari tiap kompenen selanjutnya dijumlahkan dan disajikan
dalam bentuk persen dengan rumus sebagai berikut:
𝑞
p= 𝑥 100%
𝑛

Keterangan :
p : perentase nilai
q : jumlah nilai yang di peroleh pada semua komponen
n : jumlah nilai total semua komponen
Kualitas buku dikatakan sangat baik jika hasil rata-rata persentase dari keenam
penilai antara 85 – 100%. Dikatakan baik jika hasil rata-rata mencapai 65 - 84%. Hasil
rata-rata antara 55 - 64% dikatakan cukup baik, kemudian dikatakan kurang baik jika
hasil rata-rata ketiga penilai antara 40 - 54% dan tidak baik jika hasil rata-rata antara 0
- 39%. Kriteria kualitas buku ditetapkan dalam Table 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Kualitas Bahan Ajar

Kualitas Rata-Rata Komponen (%)


Sangat Baik 85-100
Baik 65-84
Cukup Baik 55-64
Kurang Baik 40-54
Tidak Baik 0-39
33

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, L. H., 2013. Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013: Kajian Dokumen.
[Online] Available at:
https://www.academia.edu/5253890/Sistem_Penilaian_dalam_Kurikulum_20
13_Kajian_Dokumen [Accessed 8 Januari 2016].
Anita & Sri, 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arifin & Mulyati, 2000. Common Textbook Strategi Belajar Mengaja Kimia. Bandung:
JICA.
Arlitasari, O., Pujayanto & Budiharti, R., 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Biomassa Sumber Energi
Alternatif Terbarukan. Jurnal Pendidi Fisika, 1(1).
BSNP, 2007. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan
Menengah. In: Buletin BSNP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, pp.
14-23.
Dahar, R. W., 2003. Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:
Publikasi Terbatas.
Depdiknas, 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Managemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas.
Farisi, M. I., 2013. Kurikulum Rekonstruksi dan Implikasinya Terhadap Ilmu
Pengetahuan Sosial: Analisis Dokumentasi Kurikulum 2013. Paedagogia,
16(2), pp. 144-165.
Fauzi, I., 2015. Studi Deskripsi Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembeljaran
Fisika di Wilayah SMA Negeri Kabupaten Bantul, Yogyakarta: Pendidikan
Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.
Kemendibud, 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Kemendikbud.
Mulyasa, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
34

_______, 2007. Kurikulum ingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis.


Bandung: P Remaja Rosdakarya.
Nahum, T. L., Naaman, R. M., Hofstein, A. & Krajcik, J., 2007. Developing a
NewTeaching Approach the Chemical Bonding Concept Aligned with Current
Scientific Pedagogical Knowledge. [Online]
Available at: https://faridach.wordpress.com/2009/12/15/pengembangan-
pendekatan-pembelajaran-baru-untuk-konsep-ikatan-kimia-yang-sesuai-
dengan-pendekatan-ilmiah-masa-kini-dan-pengetahuan-pedagogi/
[Accessed 4 Januari 2015].
Napisa, E. P., 2014. Penguunaan Bahan Ajar Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Kemampuan Penelaran Induktif Matematis Siswa, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Nasution, K., 2013. Aplikasi Pembelajara dalam Prespektif Pendekatan Saintifik.
[Online] Available at: http://sumut.kemenag.go.id/
[Accessed 22 12 2015].
Nugraha, D. A., Binadja, A. & Supartono, 2013. Pengembngan Bahan Ajar Reaksi
Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Kontruktivistik. JISE, 2(1).
Permendikbud, 2013. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud
No. 65 ahun 2013). In: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Jakarta: Kemendikbud, pp. 1-13.
PPL, P. P., 2015. Suplemen Kurikulum 2013. Semarang: LP3 Unnes.
Pujiono, S., 2014. Kesiapan Guru Bahasa Indonesia SMP dalam Implementasi
Kurikulum 2013. LITERA, 13(2), pp. 250-263.
Ronah, S. M., 2013. Hakikat dan Pembelajaran Kimia. Palangkaraya: Prodi
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Palangkaraya.
Rosida, I., 2015. Pengembangan Modul Berbasis Scirntific Approach sebagai Bahan
Ajar Penduung Implementasi Kurikulum 2013 pada Materi Pkok Penggunaan
Jurnal Khusus di SMK Negeri Mojoagung. Jurnal Online Universitas Negeri
Surabaya, pp. 1-10.
35

Sariono, 2013. Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas. E-Jurnal Dinas


Pendidikan Kota Surabaya, Volume 3, pp. 1-9.
Silaban, R., Silaban, S., T.M, F. & Ginting, E., 2014. Pengembangan Bahan Ajar
Inovatif Rumus Kimia dan Persamaan Reaksi Berbasis Model Pembelajaran
Problem Base Learning (PBL). Medan , Unimed.
Sirhan, G., 2007. Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Turkish Science
Education, 4(2), pp. 2-20.
Suja, I. W., 2014. "ERMO" Strategy in eaching of Abstract-heoritical Chemistry
Concept. Surabaya, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Sumarti, S. S., Cahyono, E. & Munafiah, A., 2015. Project Based Learning Tools
Development on Salt Hydrolysis Materials through Scientific Approach. IOSR-
JRME, 5(2), pp. 1-5.
Sunyono, Wirya, I. W., Suyanto, E. & Suyadi, G., 2009. Identifikasi Masalah Kesulitan
dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X di Propinsi Lampung. Journal
Pendidikan, Jurusan FMIPA, Unita, pp. 305-317.
Susiwi, 2007. Penekatan Pembelajaran dalam Pembelajaran kimia. Jakarta: FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.
Treagust, D., G, C. & T, M., 2003. Pengembangan Program Pembelajaran Kimia.
Internasioanal Journal of Science Education, 15(11), pp. 1353-1368.
Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester :1
Materi : Ikatan Kimia
Kompetemsi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Sumber Jenis
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Belajar Bahan Ajar
1.1 Menyadari adanya 1.1.1 Selalu mengucapkan salam ketika  Struktur Mengamati  Buku teks Modul
keteraturan struktur partikel masuk ruang kelas. Lewis  Membaca tabel titik leleh beberapa kimia dengan
materi sebagai wujud 1.1.2 Selalu berdoa sebelum dan  Ikatan ion senyawa ion dan senyawa kovalen  Literatur pendektan
kebesaran Tuhan YME dan setelah belajar. dan ikatan  Membaca titik didih senyawa hidrogen lainnya konsep
pengetahuan tentang struktur kovalen halida.  Encarta
partikel materi sebagai hasil  Ikatan  Mengamati struktur Lewis beberapa Encyclopedi
pemikiran kreatif manusia kovalen unsur. a
yang kebenarannya bersifat koordinasi Menanya  Lembar
tentatif.  Senyawa  Dari tabel tersebut muncul kerja
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Mengerjakan dan kovalen pertanyaan, mengapa ada senyawa
(disiplin, jujur, bertanggung mengumpulkan tugas-tugas polar dan yang titik lelehnya rendah dan ada
jawab) dalam merancang dan tepat waktu. non polar. yang titik lelehnya tinggi?
melakukan percobaan serta 2.2.1 Membantu teman yang kesulitan  Ikatan  Mengapa titik didih air tinggi pada hal
berdiskusi yang diwujudkan dalam memahami pelajaran logam air mempunyai massa molekul relatif
dalam sikap sehari-hari. (tutor sebaya).  Gaya antar kecil?
2.2 Menunjukkan perilaku 2.3.1 Ikut terlibat aktif dalam proses molekul  Mengapa atom logam cenderung
kerjasama, santun, dan pembelajaran baik dalam bentuk  Sifat fisik melepaskan elektron? Mengapa atom
toleran. suka bertanya, menjawab, senyawa nonlogam cenderung menerima
2.3 Menunjukkan perilaku pendapat atau yang lainnya. elektron dari atom lain? Bagaimana
responsif, dan proaktif proses terbentuknya ikatan ion?
sebagai wujud kemampuan
37

memecahkan masalah dan Bagaimana ikatan kovalen terbentuk?


membuat keputusan. Apakah ada hubungan antara ikatan
3.5 Membandingkan proses 3.5.1 Menyimpulkan kecenderungan kimia dengan sifat fisis senyawa?
pembentukan ikatan ion, ikatan suatu unsur untuk mencapai Pengumpulan data
kovalen, ikatan kovalen kestabilannya dengan cara KD 3.5
koordinasi dan ikatan logam berikatan dengan unsur lain.  Mengingatkan susunan elektron
serta interaksi antar partikel 3.5.2 Menyimpulkan hubungan antara valensi dalam orbital.
(atom, ion, molekul) materi dan susunan elektron valensi  Menggambarkan awan elektron
hubungannya dengan sifat fisik dengan struktur Lewis. valensi berdasarkan susunan elektron
materi. 3.5.3 Menyimpulkan proses dalam orbital.
pembentukan ikatan ion, ikatan  Menganalisis pembentukan senyawa
3.6 Menganalisis kepolaran kovalen, ikatan kovalen berdasarkan pembentukan ikatan
senyawa. koordinasi dan ikatan logam. (berhubungan dengan kecenderungan
3.5.4 Menyimpuklan proses atom untuk mencapai kestabilan).
3.7 Menganalisis teori jumlah terbentuknya ikatan kovalen  Membandingkan proses terbentuknya
pasangan elektron di sekitar tunggal, rangkap dua, dan ikatan ion dan ikatan kovalen.
inti atom (Teori Domain rangkap tiga.  Menganalisis penyebab perbedaan
Elektron) untuk menentukan 3.5.5 Memisahkan contoh senyawa titik leleh antara senyawa ion dan
bentuk molekul. yang berikatan ion, kovalen, kovalen.
kovalen koordinasi, dan logam  Menganalisis beberapa contoh
dalam kehidupan sehari-hari. pembentukan senyawa kovalen dan
3.5.6 Menyimpulkan sifat-sifat senyawa ion.
senyawa ion dan sifat-sifat  Menganalisis beberapa contoh
senyawa kovalen. senyawa kovalen tunggal, kovalen
3.5.7 Menyimpulkan perbedaan gaya- rangkap dua, kovalen rangkap tiga
gaya antarmolekul (gaya Van dan kovalen koordinasi.
Der Waals, gaya London, dan
 Menganalisis sifat logam dengan
ikatan hidrogen) dan sifat-
proses pembentukan ikatan logam.
sifatnya.
 Menganalisis hubungan antara
3.5.8 Memprediksi jenis ikatan yang
keelektronegatifan unsur dengan
terjadi pada berbagai senyawa.
kecenderungan interaksi antar
3.6.1 Memahami penyebab
molekulnya
kepolaran senyawa dan
 Menganalisis pengaruh interaksi
menjelaskannya dengan
antarmolekul terhadap sifat fisis
beberapa contoh.
materi.
3.7.1 Menunjukkan mana yang
KD 3.6
disebut PEB dan PEI.
38

3.7.2 Menggambarkan bentuk  Merancang percobaan kepolaran


molekul berdasarkan teori beberapa senyawa (mewakili senyawa
pasangan elektron. kovalen, kovalen polar dan senyawa
3.7.3 Menentukan bentuk molekul ionik) serta mempresentasikan
berdasarkan gambar yang hasilnya untuk menyamakan persepsi.
dibuat.  Melakukan percobaan terkait
3.7.4 Menyimpulkan bentuk molekul kepolaran beberapa senyawa
berdasarkan teori hibridisasi. (mewakili senyawa kovalen, kovalen
4.5 Mengolah dan menganalisis 4.5.1 Menggambarkan susunan polar dan senyawa ionik).
perbandingan proses elektron valensi atom gas mulia  Mengamati dan mencatat hasil
pembentukan ikatan ion, (duplet dan oktet). percobaan kepolaran senyawa.
ikatan kovalen, ikatan kovalen 4.5.2 Menggambarkan elektron  Menganalisis dan menyimpulkan hasil
koordinasi, dan ikatan logam valensi suatu unsur menggun percobaan dikaitkan dengan data
serta interaksi antar partikel akan struktur Lewis. keelektronegatifan.
(atom, ion, molekul) materi dan 4.5.3 Menjelaskan dengan gambar Mengasosiasi
hubungannya dengan sifat fisik proses terbentuknya ikatan ion,  Menganalisis konfigurasi elektron dan
materi. ikatan kovalen tunggal, rangkap struktur Lewis dalam proses
4.6 Merancang, melakukan, dan dua, dan rangkap tiga, kovalen pembentukan ikatan kimia.
menyimpulkan serta koordinasi.  Menyimpulkan bahwa jenis ikatan
menyajikan hasil percobaan 4.5.4 Menyajikan hasil analisis kimia berpengaruh kepada sifat fisik
kepolaran senyawa. perbandingan pembentukan materi.
4.7 Meramalkan bentuk molekul ikatan ion, kovalen, dan kovalen Mengkomunikasikan
berdasarkan teori jumlah koordinasi.  Menyajikan hasil analisis
pasangan elektron di sekitar 4.6.1 Merancang percobaan perbandingan
inti atom (Teori Domain kepolaran beberapa senyawa pembentukan ikatan.
Elektron). berdasarkan alat dan bahan  Menyimpulkan hasil percobaan
yang tersedia di lingkungan
tentang kepolaran senyawa dan
sekitar.
mempresentasikan dengan
4.6.2 Mempraktikkan hasil rancangan  Bentuk menggunakan bahasa yang benar.
yang disusunnya di rumah. molekul KD 3.7
4.6.3 Membuat laporan mengenai Mengamati
praktikum yang telah
 Mengamati gambar bentuk molekul
dilakukannya.
beberapa senyawa.
4.7.1 Menentukan jumlah PEB dan
Menanya
PEI suatu molekul.
 Bagaimana menentukan bentuk
4.7.2 Menggambarkan bentuk
molekul suatu senyawa?
molekul berdasarkan teori
Pengumpulan data
pasangan electron.
39

4.7.3 Menyajikan gambar bentuk  Mengkaji literatur untuk meramalkan


molekul berdasarkan teori bentuk molekul dan mengkaitkan
jumlah pasangan ektron di hubungan
sekitar inti atom. Mengasosiasi
 Menyimpulkan bentuk molekul
berdasarkan teori jumlah pasangan
elektron di sekitar inti atom.
 Menyimpulkan hubungan bentuk
molekul dengan kepolaran senyawa.
Mengkomunikasikan
 Menyajikan gambar bentuk molekul
berdasarkan teori jumlah pasangan
elektron di sekitar inti atom.
 Menyajikan hubungan kepolaran
senyawa dengan bentuk molekul.
40

Lampiran 2. Peta Bahan Ajar

Peta Bahan Ajar

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas :X
Semester :2
Materi : Ikatan Kimia
Kompetensi Inti :
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul), materi dan
hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.6 Menganalisis kepolaran senyawa.
3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
41

Struktur Lewis

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan


kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta
interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan Ikatan Ion
hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.6 Menganalisis kepolaran senyawa.
3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar
inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan Ikatan Kovalen
bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses
pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel Ikatan Kovalen Koordinasi
KI 3 dan KI 4 (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan
sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. Senyawa Kovalen Polar
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah dan Nonpolar
pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain
Elektron).
Ikatan Logam

Gaya Antar Molekul

Bentuk Molekul
42

Lampiran 3. Deskripsi langkah pembelajaran

Deskripsi Langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Bentuk


Pembelajaran Kegiatan Hasil Belajar
Mengamati Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, Perhatian pada waktu mengamati suatu obyek/ membaca suatu
(observing) menyimak, melihat, menonton dsb) dengan atau tanpa tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang
alat yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk
mengamati.
Menanya Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, Jenis, kualitas dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik
(questioning) berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, (pertanyaan factual, konseptual, prosedural dan hipotetik.
informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi

Mengumpulkan Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, Jumlah dan kualitas yang sumber yang dikaji / digunakan,
Informasi/mencoba mendemontrasikn, meniru bentuk/gerak, melaku- kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan
(experimenting) kan eksperimen, membaca sumber lain selain buku instrument/ alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui
angket, wawancara, dan memodifikasi
/menambah/mengembangkan

Menalar/ Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, Fakta/konsep/teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan
Mengasosiasikan menganalisa data dalam bentuk membuat katagori, keterkaitan antar berbagai jenis fakta/konsep/teori/pendapat;
(associating) mengasosiasi atau menghubungkan fenomena / mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan
informasi yang terkait dalam rangka menenemukan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teoridari
suatu pola dan menyimpulkan dua sumber atau lebih yang tidak berentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/ teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

Mengkomunikasikan Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam
(communicating) grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multimedia dan lain-lain.
laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara
lisan.
43

Lampiran 4. Alur Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

(Depdiknas, 2008)
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Bahan Ajar

Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Bahan Ajar

No. Komponen Sibkomponen Nomor Butir


1. Materi/Isi Kesesuaian materi dengan KI dan KD 1, 2, 3
Keakuratan Materi 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
Pendukung materi pembelajaran 12, 13, 14, 15, 16, 17
Kemutakhiran Materi 18, 19, 20, 21
2. Penyajian Teknik Penyajian 1, 2
Pendukung Penyajian 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Penyajian Pembelajaran 11
Kelengkapan Penyajian 12, 13, 14
3. Bahasa Lugas 1, 2, 3
Komunikatif 4, 5
Dialogis dan Interaktif 6, 7
Kesesuaian dengan tingkat 8, 9
perkembangan peserta didik
Keruntutan dan keterpaduan alur pikir 10, 11
Penggunaan Istilah, simbol atau ikon 12, 13
4. Kegrafikan Desain Sampul 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Modul
Desain isi 10, 11, 12, 13, 14, 15,
modul 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29
45

Lampiran 6. Lembar Penilaian Bahan Ajar

LEMBAR EVALUASI BAHAN AJAR BERUPA MODUL

BERPENDEKATAN KONSEP BERBASIS KURIKULUM 2013

Judul Program :Pengembangan Modul Berpendekatan Konsep sebagai Bahan Ajar Kimia
SMA/MA untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 di Tiga
Kabupaten di Jawa Tengah
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Sasaran Program : Kelas X semester 1

Bapak/ Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi lembar penilaian ini. Lembar penilaian ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Bahan ajar berupa modul berpendektan
konsep berbasis Kurikulum 2013”. Aspek penilaian materi modul ini dari komponen penilaian
aspek kelayakan isi, penyajian bahan dan penilaian bahasa oleh BSNP. Penilaian, saran dan
koreksi dari Bapak/ Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
modul ini. Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih.
A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah dengan tanda cek (√) pada kolom yang Bapak/Ibu anggap sesuai dengan aspek
penilaian.
2. Kriteria penilaian:
Ya : jika aspek penilaian ada dalam bahan ajar
Tidak : jika aspek penilaian tidak ada dalam bahan ajar
3. Ketentuan
Jika jawaban Ya, cantumkan nomor halaman/bab/subbab/komponen yang lainnya yang
sesuai dengan aspek penilaian.
46

B. Aspek Penilaian
1. Materi/isi
Indikator Jawaban
Butir Penilaian Keterangan*)
Penilaian Ya Tidak
Kesesuaian 1. Materi lengkap
materi dengan 2. Cakupan materi luas
SK dan KD 3. Pembahasan materi dalam
Keakuratan 4. Konsep dan definisi akurat
Materi 5. Prinsip akurat.
6. Fakta dan data akurat
7. Contoh akurat
8. Soal akurat
Gambar, diagram dan ilustrasi
akurat
9. Notasi, simbol, dan ikon akurat
10. Acuan pustaka akurat
Pendukung 11. Bahan ajar dapat dinalaran
Materi (reasoning)
Pembelajaran 12. Ada keterkaitan
13. Ada komunikasi (write and talk)
14. Ada penerapan
15. Materi menarik
16. Mendorong untuk mencari
informasi lebih jauh
Kemutakhiran 17. Kesesuaian materi dengan
Materi perkembangan ilmu.
18. Gambar, diagram dan ilustrasi
aktual.
19. Menggunakan contoh kasus di
dalam dan luar Indonesia
20. Kemutakhiran pustaka.
47

2. Penyajian
Indikator Jawaban
Butir Penilaian Keterangan*)
Penilaian Ya Tidak
Teknik 1. Konsisten dalam sistematika sajian
Penyajian dalam kegiatan belajar.
2. Penyajian runtut.
Pendukung 3. Ada contoh-contoh soal dalam
Penyajian setiap kegiatan belajar.
4. Ada soal latihan pada setiap akhir
kegiatan belajar.
5. Ada kunci jawaban soal latihan.
6. Ada umpan balik soal latihan.
7. Ada pengantar materi.
8. Ada glosarium.
9. Adan Daftar Pustaka.

10. Ada rangkuman


Penyajian 11. Ada keterlibatan peserta didik.
Pembelajaran
Kelengkapan 12. Ada bagian pendahuluan
Penyajian
13. Ada bagian isi
14. Ada bagian penutup
3. Bahasa
Indikator Jawaban
Butir Penilaian Keterangan*)
Penilaian Ya Tidak
Lugas 1. Struktur kalimat tepat
2. Kalimay yang digunakan efektif
3. Menggunakan istilah baku
Komunikatif 4. Pesan dapat terbaca
5. Penggunaan kaidah bahasa tepat
Dialogis dan 6. Mampu memotivasi dengan pesan
atau informasi
interaktif
7. Mampu mendorong siswa berfikir
kritis
48

Kesesuaian 8. Sesuai dengan perkembangan


dengan intelektual peserta didik.
tingkat 9. Kesesuian dengan tingkat
perkembanga perkembangan emosional peserta
n didik.
peserta didik.
Keruntutan 10. Ada keruntutan dan keterpaduan
dan antar paragraf
keterpaduan 11. Ada keruntutan dan keterpaduan
alur pikir antar kegiatan belajar
Penggunaan 12. Adanya konsistensi penggunaan
istilah, istilah
13. Adanya konsistensi penggunaan
simbol, atau
simbol dan ikon
ikon.
4. Bahasa
Indikator Jawaban
Butir Penilaian Keterangan*)
Penilaian Ya Tidak
Desain 1. Penampilan unsur tata letak pada
Sampul sampul muka, belakang dan
Modul punggung secara harmonis
(Cover) memiliki irama dan kesatuan
(unity) serta konsisten.
2. Menampilkan pusat pandang
(center point) yang baik.
3. Komposisi dan ukuran unsur tata
letak (judul, pengarang, ilustrasi,
logo, dll) proporsional, seimbang
dan seirama dengan tata letak isi
(sesuai pola).
4. Warna unsur tata letak harmonis
dan memperjelas fungsi.
5. Ukuran huruf judul buku lebih
dominan dan proporsional
dibandingkan ukuran buku, nama
pengarang
6. Warna judul buku kontras dengan
warna latar belakang
7. Tidak menggunakan terlalu banyak
kombinasi jenis huruf
8. Menggambarkan isi/ materi ajar
dan mengungkapkan karakter
objek
49

9. Bentuk, warna, ukuran, proporsi


obyek sesuai dengan realita.
Desain 10. Penempatan unsur tata letak
Isi konsisten berdasarkan pola.
Modul 11. Ada pemisahan antar paragraf jelas
12. Bidang cetak dan margin
proporsional
13. Margin dua halaman yang
berdampingan proporsional
14. Spasi antara teks dan ilustrasi
sesuai
15. Penempatan judul kegiatan belajar,
sub judul kegiatan belajar, dan
angka halaman/ folio tidak
mengganggu pemahaman.
16. Penempatan ilustrasi dan
keterangan gambar (caption) tidak
mengganggu pemahaman.
17. Penempatan hiasan/ ilustrasi
sebagai latar belakang tidak
mengganggu judul, teks, angka
halaman.
18. Penempatan judul, subjudul,
ilustrasi, dan keterangan gambar
tidak mengganggu pemahaman.
19. Tidak menggunakan terlalu banyak
jenis huruf
20. Penggunaan variasi huruf (bold,
italic, all capital, small capital)
tidak berlebihan.
21. Lebar susunan teks normal.
22. Spasi antar baris susunan teks
normal.
23. Spasi antar huruf (kerning) normal.
24. Jenjang/ hierarki judul jelas,
konsisten dan proporsional.
25. Tanda pemotongan kata
(hyphenation)
26. Mampu mengungkap makna/ arti
dari objek.
27. Bentuk akurat dan proporsional
sesuai dengan kenyataan.
28. Penyajian keseluruhan ilustrasi
serasi
50

29. Kreatif dan dinamis.

C. Komentar

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….

D. Simpulan

Bahan ajar berebentuk Modul dengan pendekatan konsep berbasis kurikulum


2013 dinyatakan**) :

1. Layak digunakan tanpa revisi


2. Layak digunakan dengan revisi
3. Tidak layak digunaka
*) isi dengan halaman/subjudul/judul/kegiatan belajar
**)lingkasi salah satu
...............................,................................
Penilai

(..................................................)
NIP.
51

Lampiran 7. Kriteria Penilaian Bahan Ajar

1. Kriteria Kelayakan
Komponen Rentang skor Kategori
Materi/isi 16 < skor ≤ 21 Sangat layak
10 < skor ≤ 16 Layak
5 < skor ≤ 10 Cukup layak
Skor ≤ 5 Tidak layak
Penyajian 10 < skor ≤ 14 Sangat layak
7 < skor ≤ 10 Layak
3 < skor ≤ 7 Cukup layak
Skor ≤ 3 Tidak layak
Bahasa 10 < skor ≤ 13 Sangat layak
6 < skor ≤ 10 Layak
3 < skor ≤ 6 Cukup layak
Skor ≤ 3 Tidak layak
Kegrafikan 22 < skor ≤ 29 Sangat layak
15 < skor ≤ 22 Layak
7 < skor ≤15 Cukup layak
Skor ≤ 7 Tidak layak

2. Kriteria Nilai
Komponen Nilai Keterangan
Materi/Isi 10 Jika 19-21 makna dari semua kata kunci ditemukan.
9 Jika 17-18 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 15-16 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 13-14 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 11-12 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 9-10 makna dari semua kata kunci ditemukan.
4 Jika 7-8 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 5-6 makna dari semua kata kunci ditemukan.
2 Jika 3-4 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1-2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
52

Penyajian 10 Jika 13-14 makna dari semua kata kunci ditemukan.


9 Jika 11-12 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 10-9 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 8-7 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 6 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 5 makna dari semua kata kunci ditemukan.
4 Jika 4 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 3 makna dari semua kata kunci ditemukan.
2 Jika 2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1 makna dari kata kunci dapat ditemukan.

Kebahasaan 10 Jika 12-13 makna dari semua kata kunci ditemukan.


9 Jika 10-11 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 8-9 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 7 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 6 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 5 makna dari semua kata kunci ditemukan.
4 Jika 4 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 3 makna dari semua kata kunci ditemukan.
2 Jika 2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
Kegrafikan 10 Jika 27-29 makna dari semua kata kunci ditemukan.
9 Jika 24-26 makna dari semua kata kunci ditemukan.
8 Jika 21-23 makna dari semua kata kunci ditemukan.
7 Jika 18-20 makna dari semua kata kunci ditemukan.
6 Jika 15-17 makna dari semua kata kunci ditemukan.
5 Jika 12-14 makna dari semua kata kunci ditemukan
4 Jika 9-11 makna dari semua kata kunci ditemukan.
3 Jika 6-8 makna dari semua kata kunci ditemukan
2 Jika 3-5 makna dari kata kunci dapat ditemukan.
1 Jika 1-2 makna dari kata kunci dapat ditemukan.

3. Kriteria Kualitas
Kualitas Rata-Rata Komponen (%)
Sangat Baik 85 - 100
Baik 65 - 84
Cukup Baik 55 - 64
Kurang Baik 40 - 54
Tidak Baik 0 - 39
53

Lampiran 8. Lembar validasi instruman penilaian

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN BAHAN AJAR


Petunjuk:
1. Berdasarkan Pendapat Bapak/Ibu terhadap angket respon siswa berilah penilaian dengan
memberikan tanda Cheklist (V) pada kolom yang telah disediakan.
2. Jika terdapat komentar, maka tuliskan pada lembar saran yang telah disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang diaksud adalah
4 = valid
3 = cukup valid
2 = kurang valid
1 = tidak valid
4. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud adalah
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan sedikit revisi
C = dapat digunakan dengan banyak revisi
D = tidak dapat digunakan

Penilaian Keterangan
No Aspek yang dinilai
4 3 2 1
1 Bahasa dan Penulisan:
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
sesuai kaidah
2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
2 Konstruksi:
1. Terdapat kriteria penilaian
2. Terdapat identitas lembar penilaian
3. Berisi kriteria yang mengacu pada penilaian
bahan ajar
Penilaian secara umum
No Uraian A B C D
1 Penilaian secara umum terhadap format lembar
penilaian bahan ajar
Saran-saran
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Validator

(………………..……)
54

Lampiran 9. Lembar Masukan Penilai

LEMBAR MASUKAN PENILAI TERHADAP MODUL

Tuliskan masukan Anda dalam kolom berikut:

No Subbab Hlm Masukan

………….,……………………2016

Reviewer

(………………………………….)

NIP.
55

Lampiran 10. Surat Pernyataan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :
NIP :
Instansi :
Alamat Instansi :
Alamat Rumah :
Menyatakan bahwa saya telah memberikan penilaian dan masukan terhadap “Modul
Berpendekatan Konsep sebagai Bahan Ajar Kimia SMA/MA untuk Mendukung
Implementasi Kurikulum 2013” yang disusun oleh:

Nama : Idatul Fitriyah


NIM : 4301412036
Program Studi : Pendidikan Kimia
Fakultas : MIPA
Selanjutnya sua berharap masukan tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh
mahasiswa yang bersangkutan.

…………..,………………………2016
Penilai

(……………………………………….)
NIP.
56

Lampiran 11. Kisi-Kisi Pedoman Observasi

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI

Komponen Indikator Nomor


Implementasi Kurikulum Pendapat mengenai Kurkulum 2013 1, 2
Pengimplementasian Kurikulum 2013 3, 4,5, 6
Hambatan implementasi Kurikulum 2013 8
Tanggapan mengenai bahan ajar dalam implementasi 7
Kurikulum 2013
Kesulitan dalam materi Materi yang dianggap sulit siswa 9, 10
Ikatan Kimia Materi yang dianggap sulit guru 11, 12
Tanggapan mengenai bahan ajar dalam membantu 13
mengatasu kesulitan yang dialami guru dan siswa
57

Lampiran 12. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Nama guru :
Sekolah :
Hari, tanggal :
Implementasi Kurikulum

1. Sejak kapan sekolah ini menerapkan K-13?


2. Perubahan apa yang sangat terasa ketika dibandingkan dengan KTSP?
3. Bagaimana cara ibu mengimplementasikan K-13 dalam proses pembelajaran dan
penilaian?
4. Bapak/Ibu melaksanakan pembelajaran dengan pendektan saintifik?
5. Bapak/Ibu melaksanakan penilaian otentik?
6. Bahan ajar yang sudah ada apakah sudah sesuai dengan tuntutan K-13?
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang bahan ajar hasil pengembangan, apakah sudah
sesuai dengan K-13? Apakah membantu dalam implementasi K-13?
8. Kesulitan yang ibu alami pada bagian apa ketika harus mengimplementasikan K-13?

Kesulitan dalam materi Ikatan Kimia

9. Dari semua materi kelas X, biasanya nilai bab apa yang paling rendah?
10. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang materi Ikatan Kimia?
11. Menurut Bapak/Ibu materi apa yang paling sulit disampaikan kepada siswa kelas X?
12. Bagaimana cara ibu mengatasi kesulitan tersebut?
13. Bagaimana pendapat ibu tentang bahan ajar hasil pengembangan? Apakah bisa
membantu kesulitan belajar siswa dan membantu guru dalam mengajar?
58

Lampiran 13. Lembar Validasi Pedoman Wawancara

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA


A. Petunjuk:
1. Berdasarkan Pendapat Bapak/Ibu terhadap angket respon siswa berilah penilaian
dengan memberikan tanda Cheklist (V) pada kolom yang telah disediakan.
2. Jika terdapat komentar, maka tuliskan pada lembar saran yang telah disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang diaksud adalah
4 : valid
3 : cukup valid
2 : kurang valid
1 : tidak valid
4. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud adalah
A : dapat digunakan tanpa revisi
B : dapat digunakan dengan sedikit revisi
C : dapat digunakan dengan banyak revisi
D : tidak dapat digunakan
Nilai yang
No. Aspek yang dinilai diberikan
1 2 3 4
1 Isi Pedoman wawancara
1. Pertanyaan mengacu pada bahan ajar yang
dibuat membantu implementasi Kurikulum
2013 dan masalah kesulitan pada materi Ikatan
Kimia
2. Pertanyaan seputar implementasi kurikulum
dan pembelajaran Ikatan Kimia disekolah
tersebut.
3. Pertanyaan dari hal yang bersifat umum ke
khusus
2 Konstruk
1. Rumusan pertanyaan singkat dan jelas
2. Rumusan pertanyaan merupakan kalimat tanya
3. Rumusa pertanyaan berupa tanggapan guru
4. Penilaian secara umum (lingkari yang sesuai):
No Uraian A B C D
1 Penilaian secara umum terhadap format lembar
penilaian bahan ajar
Saran-saran
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Validator

(………………..……)
59

Lampiran 14. Transkrip Wawancara Guru

Transkrip Wawancara Guru


Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sukorejo
Alamat Sekolah :Jln. Banaran 5 Sukorejo Kendal
Hari/Tanggal :Kamis, 2 April 2015
Nama Guru : Dyah Sri Wahyuni, S.Pd.
Tempat : Rang kelas XI IPA 4

1. Berapa jumlah guru kimia di sekolah ini ?


Jawab : 2 orang
2. Berapa jumlah kelas yang mendapat pelajaran kimia?
Jawab : kelas X 8 kelas, XI 4 kelas, XII 3 kelas
3. Ibu mengajar kelas berapa saja?
Jawab : kelas X a,b,c,d dan XI semua
4. Di sekolah ini apa menerapkan kurikulum 2013? Atau kembali lagi ke KTSP?
Jawab : Kembali ke KTSP
5. Apa saja persiapan yang biasa dilakukan untuk mengajar sesuai dengan kurikulum 2006
(RPP, bagan ajar, media, alat evaluasi dll.)?
Jawab : Menggunakan kurikulum 2006 sehingga sesuai dengan aturan kurikulum 2006
6. Bagaimana pelaksanaan KBM-nya? Apa kendalanya?
Jawab : kendalanya mengenai kurangnya media, sehingga guru harus kreatif dalam
pembelajaran (kurangnya LCD)
7. Apa sering dilaksanakan praktikum? Kapan?
Jawab : pernah melaksanakan praktikum, tetapi tidak sering karena banyak kendala yang
terjadi di lapangan, karena kurangnya tenaga dan teknisi sehingga guru merangkap
tugas sebagai laboran, guru, serta teknisi.
8. Alat dan bahan yang digunakan dari sekolah atau siswa bawa sendiri dari rumah?
Jawab : tergantung pada praktikum, misal di sekolah tersedia maka siswa tidak ditugasi
untuk membawa bahan dari rumah. Sebaliknya, jika bahan yang tersedia di sekolah
kurang memenuhi, maka siswa diberi tugas untuk membawanya dari rumah.
Contohnya pada praktikum larutan asam basa.
60

9. Bagaimana format laporan yang dikumpulkan oleh siswa ?


Jawab : saya sudah berikan format laporannya, dari judul, sampai simpulan. Siswa tinggal
mengerjakan sesuai dengan formatnya.
10. Apakah laporan yang dikumpulkan sesuai dengan formatan yang seharusnya ?
Jawab : iya, sesuai dengan format yang saya berikan.
11. Apakah laporan langsung dikumpulkan atau dibuat tugas ?
Jawab : tidak, laporan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan praktikum, sebagai
tugas kelompok.
12. Apakah ada tindak lanjut dari pengumpulan laporan ?
Jawab : dinilai sesuai dengan kriteria.
13. Bagaiamana fasilitas di laboratoriumnya? Apa menurut ibu sedah memenuhi?
Jawab : kurang, karena ketersediaan alat dan bahan yang kurang. Disamping itu,
penggunaan lab kimia kurang efektif karena sering digunakannya laboratorium
sebagai ruang serbaguna, seperti pertemuan wali siswa dsb.
14. Apa laboratorium sudah digunakan secara optimal?
Jawab : belum.
15. Apa saran dan harapan untuk pelaksanaan KBM kedepannya?
Jawab : pemerintah dan sekolah menambah dan mengembangkan sarana dan prasarana di
sekolah, untuk menunjang pembelajaran di kelas.
16. Bahan ajar apa yang biasanya digunakan?
Jawab : bahan ajar yang digunakan berupa modul, buku paket, LKS. akan tetapi untuk
media LKS, tidak sempat untuk membuat sehingga menggunakan fotokopian LKS.
17. Apa bahan ajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum dan materi?
Jawab : Sesuai.
18. Apa ibu kesulitan mencari bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum?
Jawab : kadang – kadang, sesuai dengan materi dan ketersedian di lapangan.
19. Bahan ajar apa yang dibutuhkan?
Jawab : Sekolah membutuhkan bahan ajar berupa modul dan media audio-visual.
20. Biasanya di kelas ibu mengajar dengan metode apa?
61

Jawab : ceramah, diskusi, tanya jawab, eksperimen. Akan tetapi siswa lebih tertarik
dengan metode eksperimen, serta untuk meningkatkan keaktifan siswa, saya
mengajar menggunakan metode pembelajaran bervisi kuis.
21. Apakah siswa sudah bisa berfikir kritis bu?
Jawab : Belum, karena hanya beberapa siswa yang mampu berpikir kritis.
22. Bagaimana keaktifan siswa di dalam kelas ?
Jawab : keaktifan siswa bergantung pada metode yang digunakan, apabila mengajar
menggunakan metode kuis, siswa cenderung lebih aktif dalam pembelajaran.
23. Bagaimana hasil akhir atau pencapaian tujuan pembelajaran ibu tercapai ?
Jawab : Dengan melihat hasil ulangan lisan, tertulis dan praktikum.
24. Rata-rata kelas apakah sudah memenuhi standar KKM ?
Jawab : Belum.
25. Materi apa yang menurut ibu susah untuk diterima oleh siswa ? apa penyebabnya ?
Jawab : Materi asam – basa dan reaksi. Siswa cenderung susah untuk mereaksikan.
26. Media apa yang digunakan dalam KBM?
Jawab : SPU, papan tulis, kartu kation-anion, buku LKS, buku paket.
27. Apa media yang sudah ada dimanfaatkan secara optimal?
Jawab : Belum.
28. Media apa saja yang tersedia? Berapa jumlahnya?
Jawab : LCD, tetapi hanya tersedia 5 buah, laboratorium kimia.
29. Apa setiap KBM selalu menggunakan media yang sesuai? Apa kendalanya?
Jawab : Tidak, kendala pada ketersediaan sarana dan prasarana media itu sendiri. Serta
alokasi waktu.
30. Apa penggunakan media membantu ibu dan siswa dalam KBM?
Jawab : Sangat membantu.
31. Media seperti apa yang diharapkan untuk mendukung KBM?
Jawab : Media Audio-visual, modul yang menarik.
32. Masalah apa yang biasanya muncul dalam KBM?
Jawab : keaktifan siswa.
33. Bagaimana cara ibu mengetahui pemahaman siswa setelah selesai pelajaran (latihan, tugas,
resume dll.)?
62

Jawab : latihan soal, disuruh maju mengerjakan soal di papan tulis, serta ulangan harian
maupun UTS dan US.
34. Apa ada inventarisasi dan petunjuk penggunaanya?
Jawab : Ada tetapi belum lengkap.
35. Apa ada media khusus untuk menilai hasil belajar siswa?
Jawab : Ada tetapi belum di manfaatkan kembali, karena kesibukan.
36. Apa kendalanya dalam penilaian yang berjalan saat ini? Dan apa harapan ibu tentang sistem
penilaian yang berjalan saat ini?
Jawab : Sudah baik, akan tetapi perlu di tingkatkan kembali, demi tercapainya penilaian
yang efektif dan efisien.
37. Bagaimana cara ibu memotivasi siswa dalam pembelajaran kimia ?
jawab : dengan cara memberikan rewards berupa nilai serta barang yang bermanfaat
seperti bolpoint, serta memberikan kisah hidup seseorang yang dapat memotivasi siswa
untuk lebih semangat belajar.
63

Lampiran 15. Transkrip Wawancara Siswa

Transkrip Wawancara Siswa

Nama : Mawan (M), Anin (A), Yuli (Y)


Kelas : XI IPA 1
Sekolah : SMA N 1 Sukorejo Kendal
Hari, tanggal : Jumat, 27 Maret 2015
Pukul : 08.00 s.d. selesai
Tempat : Depan kelas XI IPA 1

Pertanyaan : Berapa jumlah siswa dalam satu kelasnya?

M, A, Y : 26 siswa

Pertanyaan : Siapa gurunya ? Adik senang dengan cara mengajarnya?

M : Bu Dyah. Bu Dyah orangnya baik, cara mengajarnya bagus sehingga mudah


dipahami, bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa siswa.

A : Bu Dyah. Menerangkan dengan jelas, bahasa mudah dipahami.

Y : Bu Dyah. Menerangkan hingga siswanya memahami, jika tidak maka


penjelasan akan diulangi. Banyak latihan soal.

Pertanyaan : Mulai kenal kimia sejak kapan? Adik suka kimia? Mengapa?

M : mengenal kimia sejak SD, belajar kimia dari SMP. Suka tidak suka karena
kimia akan menjadi makanan sehari-hari karena merupakan anak IPA.

A : mengenal kimia sejal SD, belajar kimia sejak SMP. Ya saya lebih suka kimia
dari pada fisika karena lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Saya suka kimia bergantung sama gurunya, cara mengajarnya,
materinya.

Y : mengenal kimia sejak SD mulai belajar sejak SMP. Saya suka kimia karena
bisa diterapin dalam kehidupan sehari-hari. Saya suka ya bergantung dari
materinya, cara mengajarnya bagaimana.
64

Pertanyaan :Bagaimana menurut pendapat adik tentang adanya perubahan kurikulum


dengan pembelajaran kimia?

M : sama saja si mbak, tapi saya lebih suka yang ini (KTSP) karena tugasnya tidak
banyak dibandingkan kurikulum 2013, terus pulangnya juga lebih awal.

A : saya sependapat dengan M, soalnya tugasnya tidak banyak dan pulangnya lebih
awal. Bagi yang biasa pulang sore ya tidak masalah, tapi kasihan yang tidak biasa
pulang sore.

Y : ya hampir sama si mbak dengan mereka bedua.

Pertanyaan :Pada saat KBM biasanya guru ngapain sebelum pelajaran?

M, A, Y : pertama mengucapkan salam, tanya kabar, mengabsen. Mengingatkan


pelajaran sebelumnya tapi jarang memberikan motivasi.

Pertanyaan :Bagaimana cara guru mengajar?

M, A, Y : pernah sekali di luar kelas, setiap bab ada praktikum di laboratorium dan ada
laporannya.

Pertanyaan :Buku apa yang biasanya digunakan untuk mkengajar? Buku paket, lks, atau
buatan guru sendiri? Adik punya bukunya?

M, A, Y : biasanya memakai LKS, FC-an LKS dari gurunya.

Pertanyaan :Adik inginnya seperti apa pembelajarannya?

A, Y : pinginnya pakai alat peraga biar lebih paham. Kalau ngerjain soal gak kudu di
kelas. Kadang-kadang waktunya gak cukup karena harus dikumpulin sepulang
sekolah. Punya waktu untuk mencatat, karena jika mencatat sambil
memperhatikan penjelasan guru jadinya tidak fokus.

M : ya sekali-kali di luar ruanganan seperti parktikum gitu. Terus setelah gurunya


menjelaskan seharusnya ada jeda untuk mencatat bukan langsung mengerjakan
65

soal. Intinya ya ada cara agar siswa punya catatan tetapi saat pelajaran lebih
fokus.

Pertanyaan :Adik pernah melaksanakan praktikum? Materi apa?

M, A, Y : hampir setiap materi melakukan praktikum, contohnya materi asam basa

Pertanyaan :Bahan-bahannya dari laboratorium atau bawa sendiri dari rumah?

M, A, Y : ada yang bawa sendiri dan ada juga yang dari lab.

Pertanyaan :Alat2 di laboratorium menurut adik sudah lengkap? Sering digunakan atau tidak
laboratoriumnya?

M, A, Y : lumayan lengkap, sering digunakan untuk praktikum.

Pertanyaan :Apakah ada laporannya ?

M, A, Y : ada, laporannya setiap kelompok. Dikumpulinnya paling lambat 2 minggu


setelah praktikum.

Pertanyaan :Apakah adik kebingungan saat mengerjakan laporan ?

M, A, Y : bingungnya saat analisis datanya. Materinya sudah mudeng tapi untuk


menerapkannya keperhitungan masih bingung.

Pertanyaan : Bagaimana format laporan yang adik kumpulkan ?

M, A, Y : ada judul, tujuan, lanadasan teori, data pengamatan, analisis data dan simpulan.
Tapi laporannya singkat.

Pertanyaan :Apakah guru sering memberikan pertanyaan? Sulit atau mudah? Apa
kesempatan menjawab diberikan kepada seluruh siswa?

M, A, Y : sering memberikan pertanyaan seperti ada quiz, nanti siapa yang jawab dapat
point. Pertanyaanya ya kadang sulit kadang mudah. Yang menjawab ya
bergantung kondisi, kalau banyak yang pingin menjawab ya ditunjuk, kalau yang
pingin menjawab sedikit ya itu yang menjawab.
66

Pertanyaan :Menurut adik, apa sih gunanya mempelajari kimia?

M, A, Y : ya itu mbak yang masih belum ketemu jawabannya. Masih bingung mbak untuk
apa mempelajari kimia.

Pertanyaan : Bagaimana cara guru menilainya tugas yang diberikan?

M, A, Y : setelah dikoreksi dikembalikan lagi,trus dikumpulin dalam satu map untuk


yang matrikulasi, kalau yang tugas biasa ada buku tugasnya.

Pertanyaan : Biasaya ulangan berapa kali? Ada remidi atau pengayaan? Bgm caranya?

M, A, Y : tiap bab ada ulangan. Ada remidinya tapi soalnya berbeda. Pengayaannya juga
ada.

Pertanyaan : Apa harapan adik untuk pembelajaran yang akan datang? Media yang
digunakan dalam bentuk apa?

M : bahan ajar, pengayaan soal-soal.

A : mengajarnya di luar kelas, ada selingan di sela-sela pelajaran.

Y : perlu adanya cara agar bisa mempunyai catatan tapi tetap fokus dalam
pelajaran.
67

Transkrip Wawancara Siswa

Nama : Heru (H), Wulan (W), Monika (M), Kara (K)


Kelas : X MIPA 2
Sekolah : SMA N 1 Sukorejo Kendal
Hari, tanggal : Jumat, 27 Maret 2015
Pukul : 10.15 s.d. selesai
Tempat : ruang kelas X MIPA 2

Pertanyaan : Berapa jumlah siswa dalam satu kelasnya?

Jawab : 36 siswa

Pertanyaan : Siapa gurunya ? Adik senang dengan cara mengajarnya?

Jawab : Dulunya Pak Parji, tapi ahir Februari Bapaknya pensiun. Terus dilanjutkan Bu
Dyah. Kami lebih suka cara mengajarnya Pak Parji karena Bapaknya lebih
menanamkan konsepnya kemudian siswa mengembangkan sendiri (Heru).
Kalau bu Dyah diterangin terus jadinya mudeng(Wulan, Monika, Kara).

Pertanyaan : Mulai kenal kimia sejak kapan? Adik suka kimia? Mengapa?

Jawab : SMP. Kadang-kadang suka, kadang-kadang enggak mbak. Tergantung materi


sama gurunya yang menjelaskan. Tapi sebenarnya suka sama kimia tapi
susahnya ada pada rumus-rumus.

Pertanyaan :Bagaimana menurut pendapat adik tentang adanya perubahan kurikulum


dengan pembelajaran kimia?

Jawab : Tidak ada pengaruhnya mbak. Walaupun menggunakan kurikulum 2013 tetapi
Pak Parji masih menggunakan buku lama atau buku tua sepertinya buku
kurikulum ‘84 . Mengenai kurikulum 2013 tidak mengerti dan paham mbak.

Pertanyaan :Pada saat KBM biasanya guru ngapain sebelum pelajaran?

Jawab : Pertama mengucapkan salam, tanya kabar, mengabsen. Mengingatkan


pelajaran sebelumnya kadang-kadang memberikan quiz.
68

Pertanyaan :Bagaimana cara guru mengajar?

Jawab : Bu Dyah cara mengajarnya enak dan mudah dipahami, jelas dan artikulasi jelas.
Mengajarnya diselingi dengan diskusi, latihan soal, dan quiz tapi belum
menggunakan media. Kalau Pak Parji sudah sepuh jadi kurang sinkron antara
yang ditanyakan dan jawaban.

Pertanyaan :Buku apa yang biasanya digunakan untuk mkengajar? Buku paket, lks, atau
buatan guru sendiri? Adik punya bukunya?

Jawab : Bu Dyah hanya menyediakan FC-an LKS dan mencari buku-buku sendiri di
perpus.

Pertanyaan :Adik inginnya seperti apa pembelajarannya?

Jawab : pinginnya pakai alat peraga biar lebih paham.

Pertanyaan :Adik pernah melaksanakan praktikum? Materi apa?

Jawab : iya pernah tapi jarang karena materinya tidak mendukung. Kalau sama Pak
Parji bisanya disuruh praktikum di rumah. Satelah itu buat laporannya.

Pertanyaan :Bahan-bahannya dari laboratorium atau bawa sendiri dari rumah?

Jawab : bahan-bahannya disediakan sendiri karena prkatikumnya dirumah tidak


dilaboratorium.

Pertanyaan :Alat2 di laboratorium menurut adik sudah lengkap? Sering digunakan atau tidak
laboratoriumnya?

Jawab : tidak pernah ke laboratorium jadi tidak mengerti mbak.

Pertanyaan :Apakah ada laporannya ?

Jawab : ada, laporannya ada yang individu maupun kelompok.

Pertanyaan :Apakah adik kebingungan saat mengerjakan laporan ?

Jawab : Biasa saja.


69

Pertanyaan : Bagaimana format laporan yang adik kumpulkan ?

Jawab : laporannya berbentuk makalah seperti karya ilmiah.

Pertanyaan :Apakah guru sering memberikan pertanyaan? Sulit atau mudah? Apa
kesempatan menjawab diberikan kepada seluruh siswa?

Jawab : lumayan mbak. Seringnya ngasih tugas.

Pertanyaan :Menurut adik, apa sih gunanya mempelajari kimia?

Jawab : tidak tahu mbak.

Pertanyaan : Bagaimana cara guru menilainya tugas yang diberikan?

Jawab : Kalau Pak Parji setiap tugas di kumpulkan menjadi satu dalam satu map tapi
untuk Bu Dyah belum tahu karena masih baru.

Pertanyaan : Apa harapan adik untuk pembelajaran yang akan datang? Media yang
digunakan dalam bentuk apa?

Jawab : Ada diskusi jadi siswa bisa bereksplorasi, menggunakan alat peraga, adanya
praktikum per bab dan pemahaman konsep yang lebih.
70

Transkrip Wawancara Siswa

Nama : Budi (B), Habib (H), Amalia (A)


Kelas : X MIPA 4
Sekolah : SMA N 1 Sukorejo Kendal
Hari, tanggal : Kamis, 2 Maret 2015
Pukul : 10.00 s.d. selesai
Tempat : ruang kelas X MIPA 4

Pertanyaan : Berapa jumlah siswa dalam satu kelasnya?

Jawab : 26 siswa

Pertanyaan : Siapa gurunya ? Adik senang dengan cara mengajarnya?

Jawab : ibu Dyah Sri Wahyuni, saya senang di ajar bu dyah, cara mengajarnya sudah
cukup mudah di mengerti (budi), saya lebih suka diajar bu dyah dari pada guru
sebelumnya(amalia), tergantung diri kita sendiri apabila kita sudah
mempersiapkan diri dari rumah untuk mengikuti pembelajaran kimia pasti akan
lebih mudah (habib)

Pertanyaan : Mulai kenal kimia sejak kapan? Adik suka kimia? Mengapa?

Jawab : sejak SMP tetapi belum terlalu mengenal karena masih dalam cakupan materi
ipa terpadu. Sedang, tidak terlalu Suka (budi), sejak SMP tetapi belum terlalu
mendalam, tidak suka karena sulit terutama materi reaksi makanan (amalia),
sudah tahu dari kecil karena bapak saya guru kimia jadi saya suka kimia (habib)

Pertanyaan :Bagaimana menurut pendapat adik tentang adanya perubahan kurikulum


dengan pembelajaran kimia?

Jawab : dengan perubahan kurikulum saya rasa itu berkesan memaksa karena belum
ada kesiapan siswa lebih baik dengan kurikulum 2006 (budi), Tidak ada
pengaruhnya mbak, kurikulum 2013 tugasnya banyak (amalia), Tidak ada
pengaruhnya mbak karena pembelajarannya sama hanya pada kurikulum 2013
dititik beratkan pada keaktifan siswa (habib)
71

Pertanyaan :Pada saat KBM biasanya guru ngapain sebelum pelajaran?

Jawab : menyinggung pembelajaran pada pertemuan sebelumnya dan menyampaikan


tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.

Pertanyaan :Bagaimana cara guru mengajar?

Jawab : Bu Dyah cara mengajarnya enak dan mudah dipahami, jelas dan artikulasi jelas.
Mengajarnya diselingi dengan diskusi, latihan soal, dan quiz tapi belum
menggunakan media.

Pertanyaan :Buku apa yang biasanya digunakan untuk mengajar? Buku paket, lks, atau
buatan guru sendiri? Adik punya bukunya?

Jawab : Bu Dyah hanya menyediakan FC-an LKS dan buku paket, tetapi buku paket
jarang digunakan

Pertanyaan :Adik inginnya seperti apa pembelajarannya?

Jawab : lebih banyak praktikum.

Pertanyaan :Adik pernah melaksanakan praktikum? Materi apa?

Jawab : iya pernah seperti titrasi, kemudian pengujian larutan asam basa dengan larutan
yang membawa dari rumah. Satelah itu buat laporannya. Dikumpulkan satu
minggu setelah praktikum.

Pertanyaan :Bahan-bahannya dari laboratorium atau bawa sendiri dari rumah?

Jawab : tergantung praktikumnya, kalau bahannya ada di laboratorium maka tidak


membawa dari rumah.

Pertanyaan :Alat2 di laboratorium menurut adik sudah lengkap? Sering digunakan atau tidak
laboratoriumnya?

Jawab : untuk pelaksanaan praktikum tertentu alatnya sudah cukup lengkap.

Pertanyaan :Apakah ada laporannya ?


72

Jawab : ada, laporannya secara kelompok.

Pertanyaan : Bagaimana format laporan yang adik kumpulkan ?

Jawab : format laporan sudah disediaakn oleh bu dyah.

Pertanyaan :Apakah guru sering memberikan pertanyaan? Sulit atau mudah? Apa
kesempatan menjawab diberikan kepada seluruh siswa?

Jawab : sering, guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk
bertanya.

Pertanyaan :Menurut adik, apa sih gunanya mempelajari kimia?

Jawab : saya jadi tahu zat-zat yang berbahaya, kemudian saya jadi tahu bahwa peralatan
yang digunakan sehari-hari ternyata mengandung bahan kimia seperti shampo.

Pertanyaan : Bagaimana cara guru menilai tugas yang diberikan?

Jawab : tugas dikumpulkan kemudian hasilnya dibagi pada pertemuan selanjutnya.

Pertanyaan : Apa harapan adik untuk pembelajaran yang akan datang? Media yang
digunakan dalam bentuk apa?

Jawab : konvensional dengan model pembelajaran ceramah (budi), modul dilengkapi


dan ppt (amalia), memperbanyak praktikum (habib)

Pertanyaan : bagaimana penguasaan materi guru dalam mengajar ?

Jawab : sudah cukup baik.

Pertanyaan : bagaimana pemanfaatan waktu selama proses pembelajaran? Apakah sudah


cukup efisien?

Jawab : sudah cukup efisien, tetapi apa bila ada kondisi tertentu misalnya menjelang
uas, jam pelajaran ditambah.

Pertanyaan : apakah selama proses pembelajaran guru pernah memanfaatkan media internet?

Jawab : pada saat penerapan kurikulum 2013 pernah, siswa diberi tugas untuk mencari
materi di internet. Akan tetapi saat penerapan kurikulum 2006 kembali
pemanfaatan media internet belum pernah dilakukan?
73

Pertanyaan : bagaimana pelaksanaan remidi yang dilakukan bu dyah dalam pembelajaran


kimia?

Jawab : pelaksanaanya dilakukan dengan mengerjakan kembali soal yang memiliki tipe
yang sama dengan soal ulangan

Pertanyaan : dan bagaimana penerapan pengayaan yang dilakukan oleh bu dyah?

Jawab : pengayaan dilakukan dengan pemberian soal tamabahan.


74

Lampiran 16. Analisis Penyebaran Angket

Analisis Hasil Angket


Jumlah siswa : 26
Kelas : XI MIA 1
.
Rekap Kategori
No. Kriteria
4 3 2 1 0
1. Saya suka pelajaran kimia 0 20 6 0 0
2. Saya selalu antusias dalam mengikuti pelajaran Kimia 3 11 11 1 0
3. Saya selalu aktif dalam mengikuti pelajaran Kimia (bertanya, 0 1 21 4 0
menanggapi, menyanggah dst.)
4. Saya selalu mengulang pelajaran yang saya dapat 1 7 10 8 0
5. Saya suka dengan cara mengajar guru Kimia saya 13 10 3 0 0
6. Kimia itu menyenangkan dan mengasikkan 2 13 10 1 0
7. Saya tidak memiliki kesulitan dalam mempelajaran kimia 0 1 17 7 1

Berdasarkan rekapan angket di atas dapat dilihat:

1. 20/26 siswa suka pelajaran kimia, 6/26siswa kurang suka pelajaran kimia
2. 14/26 siswa antusias mengikuti pelajaran kimia, 12/26 siswa kurang antusias mengikuti
pelajaran kimia
3. 1/26 siswa aktif dalam mengikuti pelajaran, 25/26 siswa kurang aktif dalam mengikuti
pelajaran
4. 8/26 siswa mengulang pelajaran, 18/26 siswa tidak mengulang pelajaran
5. 23/26 siswa menyukai cara mengajar guru, 3/26 siswa kurang menyukai cara mengajar
guru
6. 15/26 siswa merasa kimia itu menyenangkan dan mengasikkan, 11/26 siswa merasa
kimia itu kurang mengasikkan dan menyenangkan
7. 1/26 siswa tidak memiliki kesulitan belajar kimia, 25/26 siswa merasa kesulitanbelajar
kimia

Jadi dapat disimpulkan:

1. Siswa kurang antusias mengikuti pelajaran kimia


2. Siswa tidak aktif dalam mengikuti pelajaran
3. Siswa tidak mengulang pelajaran yang didapat di sekolah
4. Siswa kurang merasa kimia itu mengasikkan
5. Siswa merasakesulitan belajar kimia

Kesulitan belajar siswa

1. Belum hafal spu


75

2. Kurang mengetahui senyawa kimia dan unsur-unsur


3. Reaksi kimia
4. Cara menghitung
5. Menangkap materi pelajaran
6. Memahami materi
7. Menerapkan rumus dalam soal
8. Kurang latihan soal
9. Rumus
10. Memahami soal

Pembelajaran yang diinginkan

1. Praktikum
2. Menerangkan dengan jelas
3. Menyenangkan
4. Di luar kelas

Masalah yang dialami guru

1. Tidak ada buku sesuai kurikulum yang digunakan


2. Kurangnya sarana dan prasarana terutama di laboratorium
3. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam merancai suatu percobaan terutama mengaitkan
dengan kehidupan sehai-hari
76

Lampiran 17. Analisis Observasi Pembelajaran di Kelas

Hasil observasi proses pembelajaran di kelas XI MIA 1

1. RPP masih dalam persiapan, pembelajaran tanpa RPP dan tujuan yang jelas
2. Media pembelajarannya kurang, guru sudah mempersiapkan dengan LCD tapi tidak
digunakan
3. Guru kurang memperhatikan kesiapan siswa saat memulai pelajaran
4. Guru kurang ,memotivasi siswa sebelum kegiatan belajar dimulai, terlalu serius, murid
tegang
5. Teacher centre
6. Metode yg digunakan hanya ceramah tanpa media
7. Guru kurang memperhatikan siswa yg belum faham dengan materi, setelah
menyampaikan materi selesai langsung dikasih contoh soal dan latihan tanpa memberi
kesempatan siswa bertanya
77

Lampiran 18. Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran

Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran


SMA Negeri 1 Sukorejo

Deskripsi umum sarana-prasarana yang mendukung penggunaan suatu media (yang


direncanakan)

SMA 1 N Sukorejo adalah salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) yang terletak di jalan
Banaran 5 Sukorejo. SMA ini sering meraih prestasi di tingkat Kabupaten, Propinsi, dan Nasional.
Guru-gurunyapun berkompeten dalam bidangnya, sarana dan prasarananya juga mendukung untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa-siswanya. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah
ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Sarana dan Prasarana di SMA N 1 Sukorejo


Sarana Penjelasan
Sarana umum di sekolah ruang kelas, perpustakaan, ruang kepala
sekolah , wakil kepala sekolah, tata usaha,
ruang guru, BK, koperasi, laboratorium kimia,
biologi, dan fisika, laboratorium komputer,
laboratorium bahasa/multimedia, kantin,
lapangan upacara, lapangan sepak bola,
lapangan basket, lapangan tenis, dan wi-
fi/internet, LCD, dapur, ruang OSIS, ruang
KIR, dan UKS.
Sarana yang mendukung - Perpustakaan menyediakan buku-buka
pembelajaran kimia yang cukup lengkap, mulai dari buku
pembelajaran semua pembelajaran
sampai buku pengayaan berupa
ensiklopedia dan referansi lainnya.
78

- LCD dalam sekolah tersebut berjumlah


5 buah dan dalam kondisi yang kurang
baik dan sifatnya mobile..
- Laboratorium kimia adalah
laboratorium tertua sehingga memiliki
ruangan yang paling besar, tetapi
dalam penggunaannya laborataorium
tersebut tidak hanya untuk praktikum
kimia tapi kadang-kadang sebagai
tempat rapat, pertemuan, pelajaran seni
musik, bahkan pelajaran olah ragapun
di laboratorium tersebut.
- Internet/wi-fi disekolah cukup
membantu dalam kegiatan belajar
mengajar, fasilitas ini digunakan siswa
untuk memcari materi maupun tugas
yang diberikan oleh guru, tetapi pada
ahir-ahir ini penggunaan fasilitas ini
kurang optimal dikarenakan pada kelas
XI masih menggunaakan kurikulum
2006 sehingga siswa tidak banyak
tugas mandiri yang membutuhkan
banyak referensi, dan sedikitnya siswa
yang mempunyai laptob atau notebook
yang bisa dimanfaatkan untuk
browsing.
- Bahan ajar materi kimia berupa buku
paket dan FC LKS.
- Penilaian online, tetapi dalam pelajaran
kimia belum digunakan karena belum
adanya kesiapan dari pihak guru
79

maupun siswa, sehingga guru


memerlukan suatu media penilaian
diaman siswa dapat menilai dirinya
sendiri, guru dapat menilai kegiatan
siswa, dan orang tua dapat memantau
perkembangan belajar siswa.

Deskripsi pembelajaran Kelas XI MIPA 1 SMA N 1 Sukorejo

Observasi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Maret 2015 pukul 7.50 WIB sampai selesai
di kelas XI MIPA 1. Pembelajaran yang dilakukan pada hari itu adalah pembahasan soal UTS dan
dilanjutkan dengan reaksi kimia. Kegiatan pertama setelah guru membuka pelajaran adalah
membacakan hasil UTS yang dilaksanakan pada minggu sebelumnya, setelah itu guru
membagikan hasil UTS dan siswa diminta untuk mengembalikan hasil UTS tersebut setelah
ditandantangani oleh orang tua siswa. Guru melanjutkannya dengan membahas soal-soal UTS
yang dianggap sulit oleh siswa, sebagian besar siswa salah pada nomor 3 dan 4. Soal nomor 3
berisi tentang titrasi asam basa sedangkan nomor 4 berisi tentang reaksi dan perhitungan asam
basa. Setelah siswa paham dimana letak kesalahannya pada nomor 3 dan 4, guru melanjutkan
pelajaran tentang reaksi kimia. Materi reaksi kimia diulang oleh guru karena lebih dari 50% siswa
tidak dapat menuliskan reaksi kimia yang benar, karena jika siswa tidak bisa menuliskan reaksi
yang benar maka untuk perhitungannyapun tidak akan benar. Guru memulai mengulang pelajaran
dengan mengingatkan sembilan jenis reaksi dalam kimia, siswa aktif dalam menyebutkan reaksi
yang ada dan guru menuliskannya di papan tulis. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada
siswa agar siswa belajar dan berdoa untuk mencapai kesuksesan. Pelajaran dilanjutkan dengan
diskusi tentang reaksi-reaksi kimia, guru menggunakan media yang disebut dengan “kartu ion”.
Guru memberikan instruksi bagaimana cara menggunakan kartu tersebut, setelah siswa paham,
guru membagi kelompok yang masing-masing kelompok berisi empat orang siswa. Masing-
masing kelompok diberi kartu ion, masing-masing siswa disuruh menuliskan reaksi yang dapat
terjadi dari ion-ion tersebut.Diskusi berlangsung ramai, menyenangkan, dan aktif. Guru berkeliling
melihat kelompok yang sedang berdiskusi dan sesekali memberi bantuan atau menjawab
pertanyaan siswa dalam kelompok tersebut. Setelah semua siswa bisa menuliskan reaksi yang bisa
80

terjadi pada ion tersebut, guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk dikerjakan. Hasil
pekerjaan siswa berupa diskusi dan jawaban soal latihan dikumpulkan pada akhir jam pelajaran
untuk dinilai sebagai nilai tugas. Sebelum guru mengakhiri pelajaran guru mengingatkan akan
dilaksanakan ulangan pada pertemuan berikutnya. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran pada hari
tersebut. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran yang terjadi pada kelas XI
MIPA 1 sudah bagus tetapi masih perlu dioptimalkan, media yang digunakan untuk juga masih
kurang, dan muridnya sudah bagus partisipasinya tetapi masih perlu ditingkatkan lagi

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran yang diselenggarakan di kelas yang


diobservasi (analisis penerapan media di kelas yang diobservasi sebagai kondisi real dan
teori yang dirujuk sebagai kondisi ideal).

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kimia di kelas XI IPA 1 SMA N 1 Sukorejo
sudah cukup bervariasi. Metode yang digunakan antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
dan eksperiment. Kebanyakan siswa menyukai cara mengajar beliau dibandingkan dengan cara
mengajar guru yang lain, karena metode yang dilakukan bervariasi. Kelebihan dan kekurangn
metode mengajar yang dilaksanakan di kelas XI MIPA 1 menurut Saptorini dapat dilihat pada tabel
2.

Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran


Metode Kelebihan Kekurangan
1. Metode 1) Menghemat waktu,dapat 1) Sangat merugikan siswa
Ceramah mencakup sejumlah besar yang tidak bergairah untuk
materi dan sejumlah besar belajar, mendengarkan
siswa. maupun membuat catatan.
2) Memungkinkan guru 2) Bahan yang seharusnya
menggunakan pengalaman mudah dipelajari ikut
dan kebijaksanaannya dari diceramahkan.
pada siswa menghabiskan 3) Sukar menjajaki cara belajar
waktu mencoba-coba siswa maupun apa saja yang
sendiri, sehingga menjadi pusat
perhatiannya.
81

penelaahannya jauh lebih 4) Guru lebih aktif, cenderung


baik. otoriter, kegiatannya satu arah
3) Sangat membantu dalam dan biasanya lebih banyak
mengenalkan topik baru menyampaikan fakta.
dengan segala latar
belakang.
4) Biasanya dapat
meningkatkan “status” guru
di mata siswa.

2. Metode Tanya 1) Pertanyaan akan mendorong 1) Siswa dapat disekap


jawab siswa memusatkan ketakutan selama tanya jawab
perhatian, belajar berlangsung.
mencamkan pertanyaan 2) Tidak mungkin memberi
dengan baik sehingga dapat pertanyaan kepada seluruh
memberi jawaban dengan siswa di kelas bila jamnya
benar, serta merancang terbatas.
berfikir. 3) Mungkin sekali hanya siswa
2) Jawaban yang ada segera yang cerdas dan rajin yang
dikoreksi, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan
mengetahui jawaban yang dengan baik.
benar, maka asosiasi 4) Jika waktu yang disediakan
jawaban-pertanyaan cukup, mungkin siswa yang
menjadi kuat. semula tidak dapat menjawab
3) Membiasakan siswa berani akhirnya dapat menjawab.
menjawab.

3. Metode diskusi 1) Melibatkan siswa secara 1) Mengembangkan pribadi


langsung dalam proses siswa sebagai masyarakat
82

pembelajaran dengan yang demokratis, kebebasan


berbagai peran/tugas. intelektual, siswa tidak hanya
2) Memberi kemungkinan yang menerima semua yang
luas kepada semua siswa diberikan guru, serta memberi
untuk berpartisipasi, ini akan kesempatan pada guru dan
meningkatkan rasa precaya siswa untuk berhubungan
diri. sebagai sesama manusia
3) Dengan mengumpulkan Memerlukan banyak waktu,
informasi maka setiap tidak menjamin adanya
anggota kelompok akan konsensus setelah kegiatan
mendapat pandangan baru selesai dan tidak dapat
dari kelompoknya dan hasil diharapkan kelancaran bila
pemecahan kelompok akan pemimpin diskusi tidak
lebih baik dari individu. mampu.
4) Siswa dapat mempelajari 2) Diskusi tidak berfungsi bila
dan mempraktikkan latar belakang pengetauan
pengorganisasian fakta, tidak sama
menyususn pertanyaan, 3) Membutuhkan pengaturan
berfikir dan menanggapi ide alat, keterampilan diskusi, dan
peserta lain, sadar tentang penjadwalan yang baik
waktu. 4) Strategi ini dapat menjadi
palsu kalau pemimpin diskusi
tidak menggali pendapat
peserta tetapi mendominasi
diskusi.
5) Guru bebas, dapat memberi
bantuan atau berada di luar
kelompok.
83

4. Metode 1) Melibatkan secara langsung 1) Harus dilakukan oleh guru


eksperimen pendekatan multi sensori. yang benar-benar mampu,
2) Memberikan perasaan karena harus dilakukan
mampu kepada siswa, ini dengan masak dan teliti agar
terjadi selama siswa efektif.
mengembangkan 2) Dapat menjadi mahal karena
keterampilan dalam alat/bahan yang digunakan
mengelola alat, mengadakan sering mahal harganya serta
percobaan/penyelidikan. kadng-kadang memboroskan
3) Mempunyai tingkat waku belajar apabila
relevansi yang tinggi dengan pengelolaaanya tidak tertib
kebutuhan masyarakat dan efektif.
karena para siswa dapat 3) Jika kegiatan yang dilakukan
meningkatkan keterampilan beberapa macam dapat
yang nanti digunakan dalam mengacaukan perhatian
masyarakat. siswa.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sudah cukup efektif. Metode ceramah yang
dilaksanakan sudah cukup bagus, tetapi dalam metode ini siswa bersifat kurang aktif karena
disibukkan dengan mencatat apa yang diceramahkan guru karena kurang tersedianya media
pembelajaran (modul), sehingga siswa tidak bisa benar-benar fokus dalam memperhatikan materi
yang diceramahkan guru. Metode tanya jawab yang dilaksanakan cukup bisa memancing
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, selain dengan adanya point plus bagi siswa yang
menjawab, pertanyaan yang diajukan guru juga membuat siswa aktif menjawab. Metode diskusi
kadang-kadang dilaksanakan oleh guru, tetapi dasar pengetahuan yang berbeda dan motivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi menjada faktor penting dalam metode diskusi. Metode
yang terakhir digunakan adalah eksperimen. Metode ini adalah metode yang paling disenagi oleh
siswa, tetapi tidak semua materi dapat dipraktikumkan, keterbatasan waktu, dan sarana dan
prasarana membuat metode ini terkadang perlu pertimbangan khusus untuk dilaksanakan
84

Ide penulis untuk menggunakan media (yang direncanakan) untuk mengubah kekurangan
yang ada menjadi potensi atau memaksimalkan kelebihan yang ada

Berdasarkan hasil observasi dan analisis penulis atas kondisi pembelajaran kimia di kelas XI
MIPA 1 SMA N 1 Sukorejo, maka muncullah ide untuk menggunakan media inovasi (yang
direncanakan). Ide penulis ini merupakan upaya untuk mengubah kekurangan yang ada menjadi
potensi, atau memaksimalkan kelebihan yang ada.

Media inovasi yang penulis rencanakan untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar adalah bahan ajar yang sesuai dengan materi yaitu laju reaksi.PBahan ajar ini
berupa modul untuk mempermudah siswa Modul ini berisi materi pelajaran tentang laju reaksi
karena dari hasil wawancara dengan siswa, kebanyakan siswa tidak punya waktu untuk mencatat
dan apabila siswa mencatat sambil mendengarkan penjelasan guru maka siswa kurang fokus dalam
pelajaran, modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk fokus dalam pelajaran tanpa perlu
khawatir tidak mempunyai catatan yang bisa dipelajari lagi setelah berada di rumah.
85

Lampiran 19. Dokumentasi

Foto 1. Wawancara siswa Foto 2. Wawancara guru

Foto 3. Observasi pembelajaran Foto 4. Penyebaran angket

Foto 5. Proses Pembelajaran Foto 6. Analisi hasil observasi

Anda mungkin juga menyukai