Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Yang Digunakan

3.1.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif, yaitu analisis empiris secara deskripsi tentang informasi

yang diperoleh untuk memberikan gambaran/menguraikan tentang suatu kejadian

(siapa/apa, kapan, dimana, bagaimana, berapa banyak) yang dikumpulkan dalam

penelitian. Data tersebut berasal dari jawaban yang diberikan oleh responden atas

item - item yang terdapat dalam kuesioner. Selanjutnya peneliti akan mengolah

data-data yang ada dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan kemudian

diambil rata-rata (Mean) kemudian diberi penjelasan.

3.1.2. Metode Analisis Data dengan Structural Equation Model (PLS)

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan menggunakan software

SmartPLS, yang dijalankan dengan media komputer. PLS (Partial Least Square)

merupakan analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara

simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran skaligus pengujian model

Struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas.

Sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas. PLS (Partial Least

Square)adalah analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan


data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat

kecil (dibawah 100 sampel).

Kegiatan ini dilakukan dengan mempelajari secara langsung di Kantor Biro

Hukum dan Kesekretariatan, Universitas Pendidikan Indonesia. Studi ini

dimaksudkan untuk memperoleh data-data khususnya hal-hal yang berkaitan

dengan pengukuran pengaruh Insentif Berbasis Kinerja (IBK) terhadap disiplin dan

motivasi

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total

sampling/sampling jenuh. “ adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, dalam Herawati, et al., 2015).

3.2. Operasionalisasi Variable

Variabel berasal dari kata “vary” dab “Able” yang mempunya pengertian

“berubah” dan “dapat”. Secara harfiah variabel dapat diartikan bisa berubah.

Sehingga setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu bisa

kuantitatif (terukur dan terhitung, dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif

(jumlah dan derajat atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu. Variabel dapat

diartikan pula sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih

oleh peneliti. Dapat diartikan pula sebagai aspek penelitian yang memberikan

informasi atau petunjuk tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam definisi operasional sangat membantu

peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama, karena berdasarkan
informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran

terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian,

peneliti dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang

sama atau diperlukan pengukuran yang baru.

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata

dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel bebas (independent Variables) dan variabel terikat

(Dependent variables). Adapun variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah

Insentif, Motivasi dan Displin Kerja, seperti yang tercantum pada tabel 1.

Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator pengukuran Nomor

Insentif Insentif merupakan a. Kinerja Interval p1-p6


suatu imbalan, b. Lama kerja p7-p9
(X) tambahan pendapatan c. Senioritas p10-p11
yang bersifat khusus (skala Likert)
d. Kebutuhan p12-p15
di luar gaji pokok
yang langsung e. Keadilan dan
p16-p19
diberikan kepada kelayakan
pegawai dengan f. Evaluasi p20-p26
tujuan agar dapat jabatan
meningkatkan
kinerja, kedisiplinan (Sumber: Rivai
pegawai. (Sumber. Veithzal. 2008)
Herawati, D.,
Komariah, dan A.,
Abubakar. 2015)
Motivasi Motivasi adalah a. Intensitas Interval p1-p3
keinginan untuk b. Arah p4-p5
(Y1) melakukan sebagai p6-p9
Variabel Definisi Variabel Indikator pengukuran Nomor

kesediaan untuk c. Kegigihan (skala Likert)


mengeluarkan
tingkat upaya yang (sumber:
tinggi untuk tujuan- Robbins Stephen
tujuan organisasi, P., and Timothy
yang dikondisikan A Judge,2013)
oleh kemampuan
upaya itu untuk
memenuhi suatu
kebutuhan
individual.(sumber:
Robbins Stephen P.,
and Timothy A
Judge,2013)

Disiplin Disiplin kerja a. Ketepatan Interval p1-p3


Kerja merupakan suatu waktu
kekuatan yang b. Penggunaan p4-p7
(Y2) berkembang di dalam (skala Likert)
peralatan
tubuh pekerja sendiri
yang menyebabkan kantor
dia dapat c. Tanggung p8-p12
menyesuaikan diri jawab yang
dengan sukarela tinggi
kepada keputusan- d. Ketaatan p13-p16
keputusan, peraturan-
peraturan, dan nilai- (sumber:
nilai tinggi dari Soejono, 2000)
pekerjaan dan
tingkah laku
(Asmiarsih, 2006,
dalam Sumaki,
Taroreh, dan
Soepeno, 2015).
3.2.1. Pengukuran Variabel

Metode pengukuran menggunakan skala Likert yang digunakan untuk

mengukur insentif, motivasi, dan disiplin kerja. Dengan skala likert, maka variabel

yang akan diukut dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa penyataan atau pertanyaan. Skala likert

menggunakan lima tingkatan jawaban yaitu:

Tabel 3.2.
Pengukuran Skala Likert
Skor Skor
Jawaban Pertanyaan Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Kurang Setuju (KS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

3.3. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi

Obyek dalam penelitian ini adalah tenaga kependidikan pada Kantor Biro

Hukum dan Kesekretariatan Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 66 orang.

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah motivasi termasuk didalamnya

kondisi tenaga kependidikan dengan adanya Insentif Berbasis Kinerja (IBK), dan

disiplin dimana dapat dilihat kedisiplinan mereka meningkat atau sebaliknya. Oleh
karena itu, variabel bebas (eksogen) dalam penelitian ini adalah pemberian IBK,

variable terikatnya (endogen) adalah motivasi dan disiplin. Dalam hal ini sampel

yang digunakan untuk mendukung teknik pengukuran variable dan dengan

menggunakan teknik analisis data sesuai data sekunder yang telah dikumpulkan,

baik teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif yang

menggambarkan keadaan sebenarnya dari objek penelitian dengan tujuan asosiatif

untuk menjelaskan hubungan kausal/pengaruh variabel pemberian IBK (X)

terhadap motivasi (Y1) dan disiplin (Y2) tenaga kependidikan di Biro Hukum dan

Kesekretariatan UPI adapun desain penelitian dituliskan sebagai berikut.

Y1

Y2

Kegiatan ini dilakukan dengan mempelajari secara langsung di Kantor Biro

Hukum dan Kesekretariatan, Universitas Pendidikan Indonesia. Studi ini

dimaksudkan untuk memperoleh data-data khususnya hal-hal yang berkaitan

dengan pengukuran pengaruh Insentif Berbasis Kinerja (IBK) terhadap motivasi

dan disiplin.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total

sampling/sampling jenuh. “ adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, dalam Herawati, et al., 2015)


3.3.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang

diberikan.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara

atau diperoleh atau dicatat oleh pihak lain. Dalam hal ini data sekunder

berupa laporan kehadiran, dokumen perusahaan dan studi kepustakaan

untuk melengkapi analisis ini.

c. Instrumen penelitian antara lain lembar kuesioner.

3.3.2. Cara Penentuan Data/Informasi

Tehnik pengambilan data merupakan bagian dari usaha untuk

mengumpulkan serta menghasilkan data demi keperluan penelitian. Pengumpulan

data ini sangat diperlukan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan

data yang telah dihimpun.

Adapun teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang

diteliti.
b. Kuesioner

Penulis melakukan penyebaran kuesioner untuk dapat diisi langsung

oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk

memperoleh pendapat umum. Kuesioner yang dibuat berupa

pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden.

Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses

penerapan sistem IBK, terhadapmotivasi dan disiplin Tenaga

Kependidikan di Biro Hukum dan Kesekretariatan, Universitas

Pendidikan Indonesia.

c. Dokumentasi

Penulis melakukan kegiatan pengumpulan dan telaah data yang

bersumber dari dokumen universitas yang ada kaitannya dengan

masalah yang diteliti, serta data yang mencakup perspektif tenaga

kependidikan.

d. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk mendapatkan teori-teori serta

pendekatan-pendekatan yang berkenaan dengan penelitian. Dengan

bersumber dari buku-buku dan karya-karya ilmiah atau jurnal terutama

yang berhubungan dengan insentif, motivasi dan disiplin.

3.4. Teknik Pengujian Data

Untuk memperoleh suatu hasil penelitian yang baik, maka kuesioner yang

dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam suatu penelitian harus dilakukan uji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian tidak keliru.

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu

instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2006).

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk

mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, caranya r yang

diperoleh (r hitung) dibandingkan dengan (r tabel). Instrumen valid apabila r hitung

> r tabel Jika r hitung < r tabel, maka instrument tidak valid. Uji validitas dapat

diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Rumusan yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

𝑛 (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟=
{𝑛. ∑ 𝑥 − (∑ 𝑋)²)}. (𝑛 ∑ 𝑌² − (∑ 𝑌)²}

Dimana:

r = Koefisien Korelasi

∑Xi = Jumlah Skor Item

∑Yi = Jumlah Skor Total

n = Jumlah Responden
3.4.2 Uji Reliabilitas

Selain valid (sah) sebuah instrumen juga harus reliabel (dapat dipercaya),

maksudnya bahwa instrumen selain harus sesuai dengan kenyataan juga harus

memiliki nilai ketepatan. Dimana apabila instrumen ini diberikan pada kelompok

yang sama dengan waktu yang berbeda akan sama hasilnya.

Reliabilitas instrumen adalah alat untuk menguji tingkat konsistensi atau

kehandalan dari instrumen untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto

2006). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan

responden untuk memilih jawaban - jawaban tertentu. Instrumen yang yang reliabel

akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas suatu alat ukur secara

kuantitatif dinyatakan dengan koefisien reliabilitas. Karena semua skala yang

digunakan menyediakan enam alternatif jawaban maka teknik statistik yang tepat

untuk menguji reliabilitas skala berdasarkan konsistensi internal dari skala adalah

teknik Cronbach Alpha (α).

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Pengukuran

reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach Alpha:

R=[ k ] [ 1 - ∑σb 2]

(k-1) σt2
Keterangan:
r = koefisien reliabilitas instrument (Cronbach Alpha)
k = banyaknya butir pertanyaan
∑σb 2 = total varians butir
σt 2 = total varians

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai


Cronbach Alpha > 0,70. Ada pendapat lain yang mengemukakan baikburuknya
reliabilitas instrumen dapat dikonsultasikan dengan nilai r tabel.

3.5. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan

sudah tepat mengukur apa yang seharusnya diukur atau belum, sehingga dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi validitas suatu tes, maka alat tes tersebut akan

semakin tepat mengenai sasaran. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk

mengukur tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas tinggi merupakan pengukuran yang mampu memberikan hasil

ukur terpercaya (reliable).

3.5.1. Hasil Uji Validitas

Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi. Oleh karena itu, untuk

menguji validitas dilakukan dengan teknik korelasi item total yang merupakan

dasar dari korelasi pearson.

3.5.1.1. Uji Validitas Variabel Insentif (X)

Berikut ini merupakan hasil uji korelasi pearson untuk setiap pertanyaan pada

Variabel Insentif (X):


Tabel 4.10
Uji Validitas Variabel Insetif (X)
Pertanyaan r hitung Titik kritis Kesimpulan
x1 0,933 0,239 Valid
x2 0,803 0,239 Valid
x3 0,894 0,239 Valid
x4 0,932 0,239 Valid
x5 0,879 0,239 Valid
x6 0,887 0,239 Valid
x7 0,769 0,239 Valid
x8 0,701 0,239 Valid
x9 0,845 0,239 Valid
x10 0,911 0,239 Valid
x11 0,944 0,239 Valid
x12 0,936 0,239 Valid
x13 0,907 0,239 Valid
x14 0,898 0,239 Valid
x15 0,951 0,239 Valid
x16 0,943 0,239 Valid
x17 0,777 0,239 Valid
x18 0,918 0,239 Valid
x19 0,918 0,239 Valid
x20 0,864 0,239 Valid
x21 0,939 0,239 Valid
x22 0,928 0,239 Valid
x23 0,952 0,239 Valid
x24 0,864 0,239 Valid
x25 0,922 0,239 Valid
x26 0,926 0,239 Valid

Tabel di atas menggambarkan hasil uji validitas untuk setiap pertanyaan pada

Variabel Insetif (X). Berdasarkan tabel di atas, nilai r hitung tertinggi adalah 0,952

dan r hitung terendah adalah 0,701, karena semua pertanyaan memiliki nilai r hitung

yang lebih tinggi dari titik kritisnya (0,239) artinya semua pertanyaan tersebut valid.
3.5.1.2. Uji Validitas Variabel Motivasi (Y1)

Berikut ini merupakan hasil uji korelasi pearson untuk setiap pertanyaan
padaVariabel Motivasi (Y1):

Tabel 4.11
Uji Validitas Variabel Motivasi (Y1)
Pertanyaan r hitung Titik kritis Kesimpulan
y1.1 0,924 0,239 Valid
y1.2 0,923 0,239 Valid
y1.3 0,762 0,239 Valid
y1.4 0,784 0,239 Valid
y1.5 0,918 0,239 Valid
y1.6 0,873 0,239 Valid
y1.7 0,901 0,239 Valid
y1.8 0,889 0,239 Valid
y1.9 0,896 0,239 Valid

Tabel di atas menggambarkan hasil uji validitas untuk setiap pertanyaan pada

Variabel Motivasi (Y1). Berdasarkan tabel di atas, nilai r hitung tertinggi adalah

0,924 dan r hitung terendah adalah 0,762, karena semua pertanyaan memiliki nilai

r hitung yang lebih tinggi dari titik kritisnya (0,239) artinya semua pertanyaan

tersebut valid.

3.5.1.3. Uji Validitas Variabel Disiplin (Y2)

Berikut ini merupakan hasil uji korelasi pearson untuk setiap pertanyaan
padaVariabel Displin (Y2):
Tabel 4.12
Uji Validitas Variabel Disiplin (Y2)
Pertanyaan r hitung Titik kritis Kesimpulan
y2.1 0,900 0,239 Valid
y2.2 0,781 0,239 Valid
y2.3 0,899 0,239 Valid
y2.4 0,877 0,239 Valid
y2.5 0,908 0,239 Valid
y2.6 0,887 0,239 Valid
y2.7 0,779 0,239 Valid
y2.8 0,854 0,239 Valid
y2.9 0,878 0,239 Valid
y2.10 0,898 0,239 Valid
y2.11 0,810 0,239 Valid
y2.12 0,758 0,239 Valid
y2.13 0,751 0,239 Valid
y2.14 0,856 0,239 Valid
y2.15 0,782 0,239 Valid
y2.16 0,908 0,239 Valid

Tabel di atas menggambarkan hasil uji validitas untuk setiap pertanyaan pada

Variabel Disiplin Kerja (Y2). Berdasarkan tabel di atas, nilai r hitung tertinggi

adalah 0,908 dan r hitung terendah adalah 0,751, karena semua pertanyaan memiliki

nilai r hitung yang lebih tinggi dari titik kritisnya (0,239) artinya semua pertanyaan

tersebut valid.

3.6. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan metode Cronbach's Alpha. Jika

𝐶𝑟𝑜𝑛𝑏𝑎𝑐ℎ′ 𝑠 𝐴𝑙𝑝ha > 0,7, maka instrument tersebut dikatakan reliabel. Demikian

bila sebaliknya, jika Cronbach's Alpha< 7 maka dikatakan tidak reliable.


Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas terhadap masing-masing Variabel:

Tabel 4.13
Uji Reliabilitas
Variabel r hitung Titik kritis Kesimpulan
Insetif (X) 0,988 0,7 Reliabel
Motivasi (Y1) 0,957 0,7 Reliabel
Disiplin Kerja (Y2) 0,970 0,7 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, Variabel Insentif, Motivasi, dan Disiplin masing-

masing memiliki nilai koefisien reliabilitas (r hitung) yang lebih besar dari 0,7

sehingga disimpulkan bahwa Variabel Variabel Insetif, Motivasi, dan Disiplin

Kerja masing-masing adalah reliable.

3.7. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif untuk menggambarkan tanggapan responden terhadap


masing-masing item pernyataan dikategorikan menjadi 5 kategori Sangat Baik,
Baik, Cukup Baik, Tidak Baik, Sangat Tidak Baik dengan perhitungan sebagai
berikut :
 Nilai Maksimum =5

 Nilai Minimum =1

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= [5-1] : 5

= 0,8
Sehingga diperoleh kategori interval sebagai berikut :

Interval Kategori
1,00 - 1,80 Sangat tidak baik
1,81 - 2,60 Tidak baik
2,61 - 3,40 Cukup baik
3,41 - 4,20 Baik
4,21 - 5,00 Sangat baik

Kategori interval tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, sehingga

diperoleh sebagai berikut:

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20

5,00

3.8. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

Pada penelitian kuantitatif, kegiatan analisis data meliputi pengolahan dan

penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Penyajian data dan analisis

data melalui data yang terkumpul dari lapangan bisa disajikan dalam bentuk tabel,

grafik, maupun diagram. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan

penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah menguji teori,

membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta perbandingan antar

variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.


Dalam analisis data ini ditempuh prosedur analisis sebagai berikut:

1. Mengecek dan memeriksa Kuesioner yang telah diisi. Hal tersebut

bertujuan untuk mengetahui kelengkapan kuesioner yang telah diisi

oleh responden. Pemberian skor untuk masing-masing pernyataan yang

ada. Alat ukur yang dipakai adalah skala likert. Skala likert

menggunakan ukuran ordinal, data orginal merupakan data yang

bersifat kualitatif yaitu data yang dikategorikan menurut kualitas objek

yang dipahami. Supaya data ordinal dapat diolah dengan statistik. Maka

harus dijadikan kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan.

2. Merekap nilai kuesioner variable X (IBK) dan variabel Y1 (motivasi)

serta Y2 (Disiplin) beserta indikatornya.

3. Data yang sudah didapatkan penulis kemudian diolah, maka diperoleh

rincian skor dan tempat responden berdasarkan urutan kuesioner yang

diperuntukan buat masing-masing variabel.

4. Penulis mendeskripsikan variabel X, Y1 dan Y2 berikut indikatornya

dengan analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan tentang

bagaimana gambaran IBK, motivasi dan disiplin.

5. Penulis merubah data ordinal ke interval. Mengingat data variabel

penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal. Dengan

demikian semua data ordinal yang terkumpul akan ditarnsformasikan

menjadi skala interval.


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,

yaitu:

3.8.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif, yaitu analisis empiris secara deskripsi tentang informasi

yang diperoleh untuk memberikan gambaran/menguraikan tentang suatu kejadian

(siapa/apa, kapan, dimana, bagaimana, berapa banyak) yang dikumpulkan dalam

penelitian. Data tersebut berasal dari jawaban yang diberikan oleh responden atas

item - item yang terdapat dalam kuesioner. Selanjutnya peneliti akan mengolah

data-data yang ada dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan kemudian diberi

penjelasan.

3.8.2. Metode Analisis Data dengan Structural Equation Model (PLS)

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan menggunakan software

SmartPLS, yang dijalankan dengan media komputer. PLS (Partial Least Square)

merupakan analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara

simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran skaligus pengujian model

Struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas.

Sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas. PLS (Partial Least

Square)adalah analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan

data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat

kecil (dibawah 100 sampel).


Pengujian model struktural dalam PLS dilakukan dengan bantuan software

SmartPLS for windows V.2. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Partial

Least Square (PLS) yaitu meliputi:

3.8.2.1.Merancang Model Struktural (Inner Model)

Pada model struktural, yang disebut juga sebagai model bagian dalam (inner

model), semua variabel laten dihubungkan satu dengan yang lain. Variabel laten

dibagi menjadi dua yaitu variabel eksogen dan variabel endogen.

3.8.2.2.Merancang model pengukuran (Outer Model)

Pada model pengukuran, yang disebut jugasebagai model bagian luar,

menghubungkan semua variabel indikator dengan variabel latennya. Outer model

sering juga disebut (outer relation atau measrurement model) mendefinisikan

bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.

a) Convergent Validity

Pengujian Convergent Validity dari masing-masing indikator konstruk, suatu

indikator dikatakan mempunyai realibilitas yang baik jika nilainya lebih besar

dari 0,70 sedangkan loading faktor 0,50 sampai 0,60 dapat dianggap cukup.

Berdasarkan kriteria ini bila loading faktor dibawah 0,50 maka akan di drop dari

model.
b) Discriminant Validity

Pengujian Discriminant Validity merupakan tingkat sejauh mana hasil

pengukuran suatu konsep mampu membedakan diri dengan hasil pengukuran

konsep lain secara teoritis memang harus berbeda Validitas diskriminan juga

merupakan bagian dari outer model. Syarat untuk memenuhi validitas

diskriminan ini adalah suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading

factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor

kepada konstruk lain. Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah

dengan melihat nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap

konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam

model, jika nilai akar dari AVE lebih besar dibandingkan nilai tertinggi korelasi

antar konstruknya maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang

baik.

c) Composite Reliability

Pengujian composite reliability bertujuan untuk menguji validitas instrumen

dalam suatu model penelitian. Atau mengukur internal consistency dan nilainya

harus di atas 0,70. Apabila seluruh nilai variabel laten memiliki nilai composite

reliability maupun cronbach alpha ≥ 0,7 hal itu berarti bahwa konstruk memiliki

reabilitas yang baik atau kuisioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian

ini telah andal atau konsisten.


3.8.2.3.Mengkonstruksi diagram jalur

Model yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Intensitas

Kinerja Motivasi Arah

(Y1)
Lama kerja Kegigihan

Senioritas Insentif
Ketepatan
(X) waktu
Kebutuhan

Penggunaan
Keadilan dan peralatan
kelayakan Disiplin Kerja kantor
(Y2) Tanggung
Evaluasi jawab yang
jabatan tinggi

Ketaatan
Gambar. 3.1.
Model

3.8.2.4.Konversi Diagram Jalur ke sistem persamaan

Adapun persamaan yang diperoleh berdasarkan diagram jalur yang dibentuk

adalah sebagai berikut:

Persamaan 1 : Y1 = a1 X

Persamaan 2 : Y2 = a2 X

Dengan

X = Insentif

Y1 = Motivasi
Y2 = Disiplin Kerja

a1, a2 = konstanta

3.8.2.5.Evaluasi Goodness of Fit

Pengujian goodness of fit model struktural pada inner model menggunakan


nilai R-square (R²). Jika nilai R2 lebih besar dari 0,7 maka dikategorikan sebagai
kuat (Sarwono, 2014).

3.8.2.6.Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh


dari IBK terhadap motivasi dan disiplin pada Tenaga Kependidikan di lingkungan
Biro Hukum dan Kesekretariatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Apabila hipotesis penelitian tersebut dinyatakan kedalam hipotesis statistik maka:

Ho : β1= 0, tidak terdapat pengaruh dari Insentif (variabel X) terhadap Motivasi


(variabel Y1).

Ha : β1≠0, terdapat pengaruh dari Insentif (variabel X) terhadap


Motivasi(variabel Y1).

Ho : β2= 0, tidak terdapat pengaruh dari Insentif (variabel X) terhadap Disiplin


Kerja (variabel Y2).

Ha : β2≠0, terdapat pengaruh dari Insentif (variabel X) terhadap Disiplin


Kerja(variabel Y2).

Kriteria uji:

- Ho di terima, jika –t tabel < t statistik < t tabel

- Ho ditolak, jika –t tabel > t statistik > t tabel

Pada tingkat signifikansi 0,05 (5%), maka nilai t tabel adalah 1,96.

Anda mungkin juga menyukai