MODUL 19
PELATIHAN
SERTIFIKASI
KOMPETENSI
S1 – Manajemen
Skema Sertifikasi :
SB-004/1/LSP-UG/II/2017
TENAGA PEMASAR
MANAJERIAL
Unit Kompetensi :
M.702090.012.01
Melakukan Analisa Lingkungan Bisnis
M.702090.013.01
Menyusun Elemen Pemasaran Perusahaan
M.702090.017.01
Mengelola Program Loyalitas Pelanggan
M.702090.018.01
Mengelola Momen Kebenaran (Moment of truth)
M.702090.019.01
Mengelola Lingkungan Layanan (service
environment)
2019
UNIVERSITAS GUNADARMA
MODUL 19
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
S1 – MANAJEMEN
Skema Sertifikasi :
SB-004/1/LSP-UG/II/2017
Tenaga Pemasar Manajerial – Area Layanan
Unit Kompetensi :
Penyusun:
Dr. Sri Hermawati
Dr. Reni Diah K
Dr. Lies Handrijaningsih
Editor:
Dr. Lies Handrijaningsih
Depok, 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadhirat Allah swt, atas berkat dan dan karunianya, Modul 12, 13, 17, 18
dan 19 Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Skema Tenaga Pemasar Manajerial Area
Pekerjaan Layanan dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul
pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk Skema Tenaga Pemasar
Manajerial Area Pekerjaan Layanan yang bertujuan memberikan bekal keterampilan
bagi mahasiswa khususnya di program studi Manajemen
Modul ini terbagi menjadi 5 bab. Bab pertama berisi Melakukan Analisa Lingkungan
Bisnis, Bab kedua berisi Menyusun Elemen Pemasaran Perusahaan, Bab ketiga berisi
Mengelola Program Loyalitas Pelanggan, Bab keempat berisi Mengelola Momen
Kebenaran dan Bab terakhir berisi Mengelola Lingkungan Layanan
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Kaprodi Manajemen, Bapak Iman
Murtono, Ph.D, atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang
diberikan di perkuliahan, Bapak/Ibu Kepala Lembaga Pengembangan Manajemen atas
koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus sertifikasi
kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini. Saran
dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk perbaikan modul ini di masa
mendatang.
Tim Penyusun
TENAGA PEMASAR MANAJERIAL AREA PEKERJAAN: LAYANAN
19 (SERVICE ENVIRONMENT)
(M.702090.019.01)
OBJEKTIF:
• Mengidentifikasi elemen-elemen utama lingkungan layanan yang paling
berpengaruh
• Menyusun rancangan pengaturan fasilitas dan perlengkapan sarana
pendukung pelayanan
• Memantau implementasi rancangan pengaturan fasilitas pendukung
c. Variability, layanan atau jasa sangat variabel, banyak variasi, kualitas dan
jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
Dalam hal ini penyedia layanan dapat melakukan tiga tahap dalam
pengendalian kualitasnya, yaitu:
➢ Melakukan investasi, seleksi, dan pelatihan personil yang baik
➢ Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa
➢ Memantau kepuasan konsumen melalui sistem saran dan
kebutuhan, survey konsumen sehingga pelayanan yang kurang
baik dapat dideteksi dan dikoreksi
Terdapat tiga jenis layanan yang bisa dilakukan oleh siapapun, yaitu :
1. Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas - petugas di bidang
Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan Informasi, dan
bidang- bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau
keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar supaya layanan
lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat - syarat
yang harus dipenuhi oleh pelaku layananyaitu:
a. Memahami masalah - masalah yang termasuk ke dalam bidang
tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan, dengan
lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi
mereka yang memperoleh kejelasan mengenaisesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah
Zeithaml and Bitner (2009) mengkaji peran lingkungan fisik dalam sebuah
industri jasa melalui model servicescape. Model Servicescape menekankan 3
dimensi lingkungan layanan:
1. Kondisi sekitar (ambient condition)
Merujuk pada karakteristik lingkungan yang dirasakan kelima indra, bahkan
ketika kelima karakteristik tersebut tidak disadari, emosi, persepsi, serta sikap
dan perilaku anda masih dapat dipengaruhi. Dimensi dari kondisi sekitar ini
mencakup musik, aroma, dan warna.
2. Tata Letak Ruang dan Fungsional
Tata letak spasial (ruang) merupakan rancangan lantai, ukuran, dan bentuk
perabotan, meja konter, mesin, serta peralatan potensial dan bagaimana semua
ini disusun. Sedangkan Fungsionalitas merujuk pada kemampuan benda-benda
tersebut untuk memudahkan performa transaksi layanan. Tata letak ruang dan
fungsionalitas menciptakan servicescape visual dan fungsional sehingga
penghantaran dan konsumsi layanan bisa terjadi.
3. Rambu, Simbol, dan Artefak
Akan memandu pelanggan secara jelas saat proses penghantaran jasa
berlangsung dan untuk mengajarkan naskah layanan seintuitif mungkin. Tugas
ini memainkan peranan penting dalam situasi dimana terdapat banyak
pelanggan baru atau yang jarang datang / adanya fitur swalayan dimana haya
ada sedikit atau bahkan tidak ada pegawai jasa yang siap mendapingi
pelanggan selama proses layanan berlangsung.
Tata letak ruang dan fungsionalitas yang efeketif menjadi hal yang penting untuk
memungkinkan operasional layanan dan meningkatkan layanan yang ramah guna,
hal ini dikarenakan :
1. Tata letak spasial berkaitan dengan rancangan lantai, ukuran, dan bentuk
perabotan, konter mesin dan peralatan serta penyusunannya secara
keseluruhan.
2. Fungsionalitas merujuk pada kemampuan benda-benda tersebut untuk
memfasilitasi operasional layanan.
2.1 Spesifikasi rinci dari setiap elemen lingkungan layanan yang sesuai
dengan analisa sebelumnya ditentukan
Pelayanan dalam pelaksanaannya tidak semua dapat berjalan dengan baik
dan dapat memuaskan pelanggan. Beberapa faktor menjadi hal yang harus
diperhatikan agar pelayanan tersebut dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Terdapat enam faktor yang mendukung terlaksananya pelayanan yang baik dan
memuaskan (Moenir, 2010) antara lain:
1. Faktor Kesadaran
Suatu proses berpikir melalui metode renungan, pertimbangan dan
perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati
dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan
tindakan yang akan dilakukan kemudian.
2. Faktor Aturan
Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang.
Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar peranan aturan dan
dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan.
Pertimbangan pertama manusia sebagai subyek aturan ditujukan kepada hal-
hal yang penting, yaitu:
a. Kewenangan
b. Pengetahuan dan pengalaman
c. Kemampuan bahasa
d. Pemahaman oleh pelaksana
e. Disiplin dalam pelaksanaan
3. Faktor Organisasi
Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada
umumnya tetapi ada sedikit perbedaan dalam penerapannya, karena sasaran
pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang mempunyai watak
dan kehendak multi kompleks.
4. Faktor Pendapatan
Pendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga
dan/ atau pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan/
organisasi, baik dalam bentuk uang, natura maupun fasilitas, dalam jangka
waktu tertentu.
Oleh sebab itu, peran sarana pelayanan cukup penting disamping unsur
manusianya. Upaya meningkatkan produktivitas kerja dan mutu pelayanan yang
diberikan suatu anggota pemerintah maupun swasta kepada masyarakat atau
kliennya harus pula dikaitkan dengan pengetahuan dan keterampilan para
anggota tersebut. Artinya rendahnya produktivitas kerja dan mutu pelayanan
yang diberikan seorang pegawai tidak semata-mata disebabkan oleh tindakan dan
perilaku yang disfungsional akan tetapi sangat mungkin karena tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan tugas yang
dipegangnya.
a. Sikap (Attitude)
Sikap (Attitude) adalah perilaku atau perangai yang harus ditonjolkan ketika
menghadapi pelanggan, yang meliputi penampilan yang sopan dan serasi,
berpikir positif, sehat dan logis dan bersikap menghargai.
b. Perhatian (Attention)
Perhatian (Attention) adalah kepedulian penuh kepada pelanggan, baik yang
berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun
pemahaman atas saran dan kritiknya, yang meliputi mendengarkan dan
memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan para pelanggan, mengamati
dan menghargai perilaku para pelanggan dan mencurahkan perhatian penuh
kepada pelanggan.
c. Tindakan (Action)
Tindakan (Action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
memberikan layanan kepada pelanggan, yang meliputi mencatat setiap
pesanan para pelanggan, mencatat kebutuhan para pelanggan, menegaskan
kembali kebutuhan para pelanggan, mewujudkan kebutuhan para pelanggan
dan menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan mau kembali.
d. Kemampuan (Ability)
Kemampuan (Ability) adalah pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
mutlak diperlukan untuk menunjang program pelayanan prima, yang meliputi
kemampuan dalam bidang kerja ditekuni, melaksanakan komunikasi yang
efektif, mengembangkan motivasi dan mengembangkan public relation
sebagai instrument dalam membina hubungan kedalam dan keluar organisasi
atau perusahaan.
e. Penampilan (Appearance)
Penampilan (Appearance) adalah penampilan seseorang baik yang bersifat
fisik daja maupun non fisik, mampu merefleksikan kepercayaan diri dan
kredibilitas dari pihak lain.
f. Tanggung jawab (Accountability)
Tanggung jawab (Accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepada
pelanggan sebagai suatu wujud kepedulian untuk menghindarkan atau
meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.
1. Training berkala
Lakukan training berkala untuk setiap lini diperusahaan. Training bisa
dilakukan oleh vendor atau eksternal perusahaan atau pun dilakukan oleh
internal manajamen perusahaan. Pastikan setiap staff di perusahaan paham
bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik dan paham dengan detail
produk/jasa yang dijual.
2. Komunikasi yang baik
Tingkatkan kualitas komunikasi di dalam perusahaan. Perbaiki alur prosedur
komunikasi. Cari dimana sering terjadi miskomunikasi antara front office dan
back office? hal apa yang membuat sering terjadinya miskomunikasi antara
finance dan marketing? Catat potensi miskomunikasi dan jadikan itu sebagai
PR buat manajemen.
3. Efesiensi Proses
Pelanggan tidak pernah menyukai sesuatu yang berbelit – belit. Pelanggan
selalu ingin layanan yang mudah dan singkat. Ingat, pelanggan kita orang
sibuk, mereka tidak punya waktu untuk urusan yang berbelit – belit. Perhatikan
dengan baik proses pengajuan komplain di perusahaan. Lakukan efisiensi
dalam proses, sehingga memudahkan pelanggan.
4. Awasi Delivery
Over promise under delivery adalah musuh utama dalam memberikan service
excellence. Apakah produk diterima dengan baik oleh customer? Apakah janji
– janji marketing sesuai dengan apa yang diterima oleh pelanggan? terutama
jika bergerak di bidang jasa, maka harus memiliki punya alat ukur yang jelas,
sehingga apa yang dijanjikan (promise) sama dengan yang diberikan (delivery).
Jika 4 hal diatas dilakukan secara berkala, maka pelanggan akan merasakan
layanan yang konsisten dari perusahaan.
Soal Essay:
1. Sebutkan karakteristik utama pelayanan. (TS)
2. Sebutkan dimensi lingkungan layanan pada model servicescape. (TS)
3. Apa yang dimaksud dengan layanan tambahan, dan tunjukkan cara
melakukan layanan tambahan tersebut. (TMS)
4. Sebutkan kategori layanan tambahan yang disebut dengan flower of
service. (TS)
5. Sebutkan konsep pelayanan yang disebut dengan A6, dan tunjukan
cara melakukan konsep pelayanan tersebut. (TMS)
Unit Kompetensi : M.702090.019.01
Judul Unit : Mengelola Lingkungan Layanan
Pada tahun 2019, Perseroan mengalami peningkatan volume baik pada angkutan
penumpang maupun angkutan barang. Volume angkutan penumpang mencapai
429.259.565 orang pada tahun 2019, naik 1,3% dari volume penumpang tahun
sebelumnya yang sebesar 423.846.257 orang. Sedangkan volume angkutan barang
terangkut mencapai 47.621.203 ton atau meningkat 5,3% dari volume angkutan
barang pada tahun sebelumnya. Porsi pendapatan pada angkutan barang ini masih
didominasi oleh angkutan batu bara sebesar 33.160.224 ton. Dari capaian tersebut,
Perseroan memperoleh pendapatan sebesar Rp26,25 triliun. Pendapatan tersebut
terutama berasal dari pendapatan angkutan KA penumpang dan angkutan KA
barang. Pendapatan usaha dari segmen pendukung angkutan mencatat
pertumbuhan 12,44% dari Rp823,50 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp940,50
miliar pada tahun 2019. Pendapatan dari segmen angkutan pendukung ini terdiri
dari pendapatan Suplisi, Bagasi, Administrasi pembatalan tiket, usaha service
station, angkutan lanjutan serta pendapatan pendukung dari anak perusahaan.
Sementara, pendapatan usaha dari segmen usaha non-angkutan meningkat sebesar
38,89% menjadi Rp1,79 triliun. Segmen pendapatan ini merupakan pendapatan
optimalisasi aset dan non angkutan lainnya.
Pada tahun 2019, penanganan CRM permintaan, keluhan, kritik dan saran
berjumlah 124.832, meningkat 145,27% dibandingkan 50.896 pada tahun 2018.
Peningkatan/penurunan ini sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang.
B. Langkah-langkah Kerja
1.1 Susun rencana pengelolaan lingkungan layanan Kereta Api
Indonesia (KAI)
DAFTAR PUSTAKA
Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Elex Media Kompetindo,
Jakarta.
Fandy Tjiptono, 2008 .Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi
Offset.
Philip Kotler & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, edisi 12.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Zeithaml, V.A. Bitner, M.O., dan Gremler, D.E. 2009. Service Marketing:
Integrating Customer Focus Across The Firm. McGraw-Hill/Irwin, New
York, NY.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/26782/Bab%20IV%20Has
il%20H10azu-6.pdf?sequence=9