Laporan Praktikum Permodelan KLP 1
Laporan Praktikum Permodelan KLP 1
Kelompok : 1
Nama Anggota :
1. Yusuf Tirto Negoro (H75219035)
2. Syahrul Romadhoni (H95219055)
3. Dwi Rona Saniyah (H05219005)
4. Reni Regita Wahyuni (H75219029)
5. Mufidatun Wafiq (H75219027)
6. Ika Feriatus Sa’ari (H75219025)
7. Azka Auliyatul Faizah (H75219021)
8. Muhtamil Baihaqi (H05217013)
Dosen Pengampu :
Ida Munfarida, M.Si, M.T
1. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.1. Mengidentifikasi polutan (karbon monoksida) dan konsentrasinya yang
terkandung di udara akibat kendaraan lalu lintas dengan metode dispersi
Gaussian.
1.2. Mengetahui arah angin, kecepatan, kelembapan udara serta suhu di lalu
lintas depan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.
1.3. Mengetahui model dispersi polutan (karbon monoksida) yang dihasilkan
oleh alat transportasi dengan menggunakan Software Matlab.
2. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah megidentifikasi sebaran
karbon monoksida di udara ambein yang dipengaruhi oleh faktor meterologi seperti
arah angin, kecepatan, kelembapan udara serta suhu berdasarkan metode gaussian
yang berada di lalu lintas depan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya dengan
menggunakan Software Matlab.
3. Dasar Teori
UIN Sunan Ampel Surabaya merupakan salah satu kampus di Kota Surabaya
yang tepatnya terletak di Jalan A. Yani No. 117 Kecamatan Wonocolo yang telah
menerapkan program Eco Campus. Program Eco Campus merupakan satu program
untuk mewujudkan lingkungan kampus yang ramah lingkungan, hijau, berkelanjutan
dan bagaimana cara untuk mengelola lingkungan dengan benar. Kegiatan ini
menandakan bahwa UIN Sunan Ampel Surabaya mendukung kegiatan yang berbasis
lingkungan dan perduli terhadap isu-isu lingkungan yang sedang terjadi saat ini,
seperti pemasan global yang disebaban oleh emisi kendaraan bermotor. Oleh karena
itu, kampus UIN Sunan Ampel Surabaya menghimbau untuk kegiatan-kegiatan yang
dilakukan agar tidak menjadi penyumbang pencemaran udara, agar kondisi udara di
kampus tetap bersih dan menyehatkan.
Zat pencemar yang terkadung di lalu lintas depan kampus UIN Sunan Ampel
Surabaya adalah debu dan partikulat. Menurut Huboyo (2017) partikulat adalah
padatan atau likuid di udara dalam bentuk asap, debu dan uap, yang dapat tinggal di
atmosfer dalam waktu yang lama. Menurut Inaku, dkk (2020), Partikulat pencemar
yang ada di udara dapat berupa total suspended particulate/partikel tersuspensi total
(TSP) dengan ukuran diameter partikel sampai dengan 100µm, partikel berdiameter
kurang dari 10µm (PM10), dan partikel berdiameter kurang dari 2.5µm (PM 2,5).
Menurut Kim, etall (2018), bentuk partikulat polutan udara biasanya terdiri dari inti
karbon dalam berbagai jenis organic polutan dan logam berat di permukaan. Bentuk
partikulat yang paling berbahaya (PM) termasuk PM10 (diameter aerodinamis <10
mm), halus partikel PM2.5 (<2.5 mm), dan partikel ultrafine (kurang dari 0,1 mm
atau 100 nm), yang dapat dilepaskan dari mesin diesel, gunung berapi, asbes,
pembajak jalan yang tidak beraspal, ladang yang terbakar, serat, serbuk sari, dan
spora.
4. Skema Kerja
4.1. Pengukuran Temperatur
Pengukuran
Hasil
- Pencatatan hasil pengukuran temperatur
Penentuan
- Pengaktifan alat anemometer digital pada aplikasi
smartphone
- Menempatkan alat sesuai lokasi yang ditentukan
Hasil
- Pencatatan hasil penentuan arah dan kecepatan mata angina
Pengukuran
- Pengaktifan alat lux light meter pada aplikasi smartphone
- Mengkalibrasi aplikasi lux light meter ke 1,0 x
- Pengarahan smartphone terhadap sumber pencahayaan
Hasil
- Pencatatan hasil pengukuran
Lokasi
- Penentuan lokasi (didepan Halte UIN Sunan Ampel)
Perhitungan
Hasil
- Pencatatan hasil perhitungan jumlah kendaraan lalu lintas
Pengukuran
- Pengaktifan alat (CO² Meter)
- Mengatur alat untuk pengukuran kelembapan
- Menempatkan ujung alat minimal 2 meter dari permukaan
tanah sesuai lokasi yang ditentukan
Hasil
- Pencatatan hasil pengukuran kelembapan setiap 5 menit
sekali selama 60 menit
5. Tabel Pengamatan
5.1. Pengukuran Temperatur Udara
No Nama Kegiatan Hasil Pengamatan Gambar
1 Mengambil data - Mengaktifkan dan
mengatur alat untuk
pengukuran
temperature udara.
- Menempatkan ujung
alat minimal 2 meter
dari permukaan tanah
sesuai lokasi yang
ditentukan
Tabel 6.4
– ( 1 m )2
2
2 ( 200 m )
gr
= (0,000220369 ¿ × (1) × (0,999576536)
m3
gr
= 0,000220276
m3
Berdasarkan perhitungan tersebut, konsentrasi polutan pada
gr
jarak 1 meter dari titik pengambilan data adalah 0,000220276 .
m3
gr
12,28
s – ( 0 m )2
= ×exp 2 ×exp
m 2 34,36 m
( )
( 3,14 ) 2,58 ( 34,36 m ) ( 200 m )
s
( )
– ( 2 m )2
2
2 ( 200 m )
gr
= (0,000220369 ¿ × (1) × (0,998307219)
m3
gr
= 0,000219996
m3
Berdasarkan perhitungan tersebut, konsentrasi polutan pada
gr
jarak 2 meter dari titik pengambilan data adalah 0,000219996 .
m3
gr
12,28
s – ( 0 m )2
= ×exp 2 ×exp
m 2 ( 34,36 m )
( )
( 3,14 ) 2,58 ( 34,36 m ) ( 200 m)
s
– ( 3 m )2
2
2 ( 200 m )
gr
= (0,000220369 ¿ × (1) × (0,996195273)
m3
gr
= 0,000219530
m3
Berdasarkan perhitungan tersebut, konsentrasi polutan pada
gr
jarak 3 meter dari titik pengambilan data adalah 0,000219530 .
m3
gr
12,28
s – ( 0 m )2
= ×exp 2 ×exp
m 2 ( 34,36 m )
( )
( 3,14 ) 2,58 ( 34,36 m ) ( 200 m)
s
– ( 5 m )2
2
2 ( 200 m )
gr
= (0,000220369 ¿ × (1) × (0,989467021)
m3
gr
= 0,000218048
m3
Berdasarkan perhitungan tersebut, konsentrasi polutan pada
gr
jarak 5 meter dari titik pengambilan data adalah 0,000218048 .
m3
Perbandingan hasil perhitungan konsentrasi polutan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Jarak Sebaran (m) gr
Konsentrasi CO ( )
m3
1 0,000220276
2 0,000219996
3 0,000219530
4 0,000218880
5 0,000218048
(Sumber: hasil perhitungan,2021)
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diamati apabila semakin besar jarak
penyebaran maka konsentrasi polutan semakin kecil. Rata-rata polutan
terkumpul di sekitar jarak maksimum dari sumber emisi. Polutan akan
tersebar hingga jarak yang jauh dari sumbernya dengan konsentrasi yang
menurun setiap jaraknya.