Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DENGAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Lapangan


Departemen Komunitas II, Keperawatan Gerontik

OLEH :

Ririn Anzeri Putri S.Kep


NPM : 20.14.120

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KEPERWATAN

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA

TAHUN 2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM STUDI


PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS II DI LINGKUNGAN
IV GG JAFAR DELITUA BARAT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2021

OLEH :

Ririn Anzeri Putri,S.Kep


NPM : 20.14.120

Dengan ini disahkan sebagai Laporan Kegiatan Praktek Belajar Lapangan Departemen
Komunitas II, Keperawatan Gerontik

Mengetahui

Kepala Lurah Lingkungan Pembimbing


IV Gg Jafar Delitua Barat

Ns.Rostiodertina Girsang S.Kep,M.Kep


Saelani ST NPP: NPP:19820225.200505.2.002

Mengetahui
Dekan

Ns.Megawati Sinambela S.Kep,M.Kes


NPP:

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya saya
dapat menyelesaikan Laporan Keperawatan Gerontik di Lingkungan IV Gg. Jafar Kelurahan Deli
Tua Barat Kec.Deli Tua Kab Deli Serdang
Praktek Belajar Lapangan merupakan salah Program pendidikan Profesi Nurse guna
memenuhi tugas Komunitas II yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kurikulum
yang di tetapkan serta di lengkapi dengan penulisan laporan. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis menyadari adanya berbagai hambatan, namun berkat bimbingan dari ibu Ns.
Rostiodertina Girsang, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing saya dalam praktek belajar
lapangan (PBL) yang penuh kesabaran serta perhatian dalam memberikan pengarahan, dorongan,
dan dukungan untuk menyelesaikan penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan ini untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan di masa yang akan
dating.

Delitua, 15 Mei 2021

Ririn Anzeri Putri,S.Kep


20.14.120

ii
DAFTAR ISI

BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................2
1.2. Tujuan .....................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum.......................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus......................................................................................2
1.3.Manfaat.....................................................................................................................2
1.3.1. Bagi Masyarakat...................................................................................2
1.3.2.Bagi Profesi...........................................................................................2
1.3.3. Bagi Institusi Pendidikan......................................................................3
1.3.4. Waktu Pelaksanaan...............................................................................3
BAB II.............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................4
2.1. Lansia.......................................................................................................................4
2.1.1. Defenisi................................................................................................4
2.1.2. Gambaran Umum Lansia......................................................................4
2.1.3. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia..................................................4
2.1.4. Program Kesehatan Lansia...................................................................5
2.2. Hipertensi.................................................................................................................6
2.2.1. Defenisi ...............................................................................................6
2.2.2. Penyebab..............................................................................................6
2.2.3. Klasifikasi Hipertensi...........................................................................7
2.2.4. Tanda Dan Gejala.................................................................................7
2.2.5. Faktor Resiko.......................................................................................10
2.2.6. Upaya Pencegahan...............................................................................10
2.2.7. Diet Hipertensi.....................................................................................10
FORMAT PENGKAJIAN DEPARTEMEN KEPERAWATAN GERONTIK.............12
STATUS FUNGSIONAL...............................................................................................19
STATUS KONGNITIF...................................................................................................21
STATUS FUNGSIONAL...............................................................................................25
DATA PENUNJANG.....................................................................................................26
FORMAT PENYUSUN POLA......................................................................................30
FORMAT EVALUASI...................................................................................................32
BAB IV...........................................................................................................................34
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................34

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan
hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk
lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ketahun. Jumlah lansia di seluruh dunia
diperkirakan 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Diseluruh dunia penduduk lansia tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat disbanding
kelompok usia lainnya.
Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun
2020 sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta yang mengalami peningkatan dari
jumlah lansia pada tahun 2005 yaitu 8,48%, merupakan jumlah penduduk lansia terbesar di
dunia. Penduduk lansia di Indonesia biasanya tinggal bersama anaknya, terutama lansia yang
sudah tidak mendapatkan penghasilan sendiri.
Menua merupakan proses yang terjadi terus menerus secara alamiah. Proses menua
berdampak pada kemunduran fisik, psikologis maupun sosial, sehingga dapat menimbulkan
masalah, baik pada diri lansia itu sendiri maupun orang sekitarnya.
Defenisi lansia menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 adalah seorang yang dapat dinyatakan
sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
menerima nafkah dari orang lain.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang kebanyakan dialami oleh masyarakat
kelompok atas, menengah, bahkan masyarakat bawah, terutama yang berumur diatas 32 tahun
atau masyarakat yang sudah lansia, masyarakat pada umumnya sering kali tidak memperhatikan
pentingnya akan menjaga kesehatan, baik itu olahraga, dan konsumsi makanan yang bisa
memicu terjadinya hipertensi dan penyakit komplikasi lainnya.
Pravalensi hipertensi diseluruh dunia diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak
menyerang pada usia setengah baya pada golongan umum 55-64 tahun. Pravalensi hipertensi di
indonesi, pada laki-laki dari 134 ( 13,6%) naik menjadi 165 ( 16,5%), hipertensi pada perempuan
dari 174 ( 16,0%) naik menjadi 176 ( 17,6%) ( Depkes, RI, 2011). Menurut WHO batas normal
1
tekanan darah adalah 120 – 140 mmhg tekanan sistolik dan 80 – 90 mmhg tekanan diastolic.
Sedangkan dinyatakan mengidap hipertensi tekanan darahnya >140/90 mmhg.
Hipertensi termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu bagi korbannya. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit jantung
koroner dan gangguan pembuluh darah otak yang dikenal dengan stroke. Maka dari itu hipertensi
merupakan masalah yang utama pada lansia.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
 Meningkatkan kesadaran lansia dalam mengenali masalah kesehatan terutama
hipertensi dan pencegahan hipertensi
1.2.2 Tujuan Khusus
 Menilai faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi pada lansia
 Meningkatkan pemahaman lansia dalam mengenali masalah kesehatan terutama
hipertensi dan pencegahan hipertensi
 Mampu melakukakan Asuhan Keperawatan dengan Hipertensi mulai dari
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi dan evaluasi

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat terutama pada lansia akan pentingnya mengenali
masalah kesehatan hipertensi dan pencegahannya serta pentingnya dalam menjaga kesehatan
pada usia lansia.
1.3.2 Bagi Profesi
Memberikan pembelajaran, pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
hipertensi pada lansia dan pencegahan hipertensi pada lansia.

1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan


Dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber referensi bagi mahasiswa/mahasiswi
selanjutnya dalam memenuhi tugas pembelajaran PBL (Praktik Belajar Lapangan) dengan kasus
penyakit yang berbeda.

1.3.4 Waktu Pelaksanaan


Praktik Belajar Lapangan (PBL) di laksanakan mulai tanggal 27 April 2021 hingga
selesainya kegiatan PBL, di Lingkungan IV Gg. Jafar Kelurahan Deli Tua Barat Kec.Deli Tua
Kab Deli Serdang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansia
2.1.1 Definisi
UU No. 13 tahun 1998 menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun ke atas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi lansia sebagai berikut
kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas, kelompok usia lanjut (55-
64 tahun) sebagai presenium, kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) sebagai senium.
2.1.2 Gambaran Umum Lansia
Berdasarkan prediksi global jumlah penduduk lansia (>60 tahun) di dunia pada tahun
2050 mencapai presentase 27,63%. Di Indonesia sendiri di perkirakan pada tahun 2050 jumlah
penduduk lansia nya akan mencapai 28,68% dan sisanya adalah penduduk usia <15 tahun dan
usia 15-59 tahun. Pada tahun 2015 estimasi penduduk lansia adalah sekitar 8,5% dimana
berdasarkan jenis kelamin lansia perempuan adalah lansia yang memiliki harapan hidup tinggi.
Akibat proses penuaan yang terjadi pada lansia, penyakit yang paling sering dialami
lansia adalah penyakit degeneratif. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, 10 penyebab masalah
kesehatan pada lansia adalah penyakit tidak menular (PTM) dimana hipertensi berada pada
urutan pertama dan dilanjutkan oleh arthritis, stroke, PPOK, DM, kanker, penyakit jantung
koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal.
Kualitas kesehatan lansia berdasarkan WHO mengacu pada konsep active aging dimana
kesehatan lansia tidak hanya mencakup sehat secara fisik namun juga sehat secara sosial dan
mental agar lansia dapat sejahtera dan berpartisipasi dalam masyarakat.
2.1.3 Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
Akibat perkembangan usia, lamjut usia mengalami perubahan-perubahan yang menuntut
dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus-menerus. Berikut ini perubahan-perubahan yang
terjadi pada lansia.
a. Perubahan kondisi fisik
Meliputi perubahan diri tingkat sel sampai ke semua system organ tubuh, diantaranya
system pernapasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, system pengaturan tubuh,
musculoskletal gastrointestinal, genitor urinaria, endokrin dan integumen. Dan masalah-
masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia.
b. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan
kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, serta situasi lingkungan. Intelegensi diduga
secara umum makin mundur terutama faktor penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian
baru, masih terekambaik kejadian masalalu.
c. Perubahan psikososial
Masalah- masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam, tergantung
pada kepribadian individu yang bersangkutan.pada saat ini orang yang telah menjalani
kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan
masa pension. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk masa
pension dengan menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat untuk
mempertahankan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk
menikmati sisa hidupnya.
2.1.4 Program Kesehatan Lansia
Agar lansia Indonesia sesuai dengan konsepactive aging WHO maka Kementerian
kesehatan RI membuat beberapa program kesehatan untuk lansia :
a. Program kesehatan keluarga dengan pendekatan siklus kehidupan
Program ini dimulai sejak bayi yaitu dengan pemberian asi eksklusif, imunisasi dasar
lengkap, MP-ASI, penimbangan teratur, vitamin A, MTBS, MTBM, kemudian pada tahap
balita dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, anak SD ( penjaringan
kesehatan, UKS, dan PMT-AS), ANAK smp DAN SMA dan remaja ( penjaringan
kesehatan, kespro remaja, konseling, pemberian tablet tambah darah), pria usia subur dan
wanita usia subur ( konseling kespro, pelayanan KB, KIE,PKL, dan pemeriksaan
kehamilah).
b. Program kesehatan lansia
 Puskesmas menyelenggarakan pelayanan santun
 Poli klinik geriatric terpadu di rumah sakit
 Posyandu lansia
 Pemberdayaan lansia
 Home care dan long term care
 Penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan lansia
 Peningkatan kemitraan dengan LSM, profesi, lembaga pendidikan, dan penelitian
2.2 Hipertensi
2.2.1 Defenisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekana darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan
pembuluhdarah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amino & Hardhi
2015).
Menurut WHO yang di kutip oleh selamet suyono ( 2010:253) batas tekana darah yang
masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau lebih dari
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum seseorang dinyatakan hipertensi jika
tekanan darah sistolik/diastolic 140/90 mmHg ( normalnya 120/80 mmHg ) ( Suyono,2010.)
2.2.2 Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor ynag
mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system rennim.
Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko :
obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu pengunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
2.2.3 Klasifikasi hipertensi
Tabel klasifikasi JNC (Joint National Commite on Prevention, Detection, Evaluatin, and
Treatment of Hight Blood Pressure ). ( Sani, 2008)

Kategori Kategori Tekanan darah Dan/ atau Tekana darah


tekanan darah tekanan darah sistol (mmHg) diastole
menurut JNC menurut JNC 6 (mmHg)
7
Normal Optimal < 120 dan < 80
pra – hipertensi 120 – 139 atau 80 - 89
- Normal < 130 dan < 85
- Normal – tinggi 130 – 139 atau 85 – 89
Hipertensi : Hipertensi :
Tahap 1 Tahap 1 140 – 159 atau 90 – 99
Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100
- Tahap 2 160 – 179 atau 100 -109
Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110

2.2.4 Tanda dan gejala


Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan ( keluar darah dari hidung)
2.2.5 Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung
dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan
bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang
berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL
yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi
pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar
60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon
setelah menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih
tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda.
Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan.
Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne & Brenda,
2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai
risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua
dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-
80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi
penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan
meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat
memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi.
(Aisyah, 2009)
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat
badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat
memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi.
(Aisyah, 2009)
b. Kebiasaan merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat dihubungkan
dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang
mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di
dalam rokok memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang
dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh darah.Nikotin juga memiliki
kemampuan untuk merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin
yang menyebabkan pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi ) kita diwajibkan untuk
membatasi asupan natrium ( garam ) hanya 2/3 sendok the atau setara dengan 1500mg
natrium.
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).Stres
yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun
stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan meningkatkan hipertensi
yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat dapat
menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran darah ke
jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).
2.2.6 Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup
2.2.7 Diet Hipertensi
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk membatu
menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal, selain itu diet
hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan
berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam darah.
2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekaan darah pada hipertensi
3. Syarat- Syarat Diet.
1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi
4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :
1. Pisang
2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
3. Buah- buahan kecuali buah durian
4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
5. Susu Skim
6. Oatmeal
7. Ikan
5. Makanan yang di Hindari /Dibatasi
1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan kemasan.
2. Makanan yang banyak mengandung Gula
3. Makanan Berlemak
4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
6. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahan – bahan nya :
1. Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2. Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di tambah perasan jeruk
nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.

Format Pengkajian Departemen Keperawatan Gerontik

Nama : Emiya Latersia Ginting

NIM : 20.14.048

Tanggal Pengkajian : 27 April 2021

A. Riwayat Klien / Data Biografis

Nama : Siti Mariam

Alamat : Lingkungan IV Gg. Jafar Kelurahan Deli Tua Barat


Kec.Deli Tua Kab Deli Serdang
Telp. : -

Tempat, tanggal, lahir/ umur : K.Simpang, 19-09-1933/ 81 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Status perkawinan : Cerai Mati

Pendidikan : SD/SEDERAJAT

Alamat : Lingkungan IV Gg. Jafar Kelurahan Deli Tua Barat


Kec.Deli Tua Kab Deli Serdang

Orang yang paling dekat dihubungin : -

B. Riwayat Keluarga

Genogram Keterangan :

C. Riwayat Pekerjaan

Status pekerjaan saat ini : Tidak ada

Pekerjaan sebelumnya :

Sumber – sumber : Di tanggung oleh anak-anak nya

Pendapatan dan kecukupan thd kebutuhan : Cukup untuk kebutuhan sehari-hari

D. Riwayat Lingkungan Hidup

Tipe tempat tinggal : Semi Permanen

Jumlah kamar : 4 kamar

Jumlah orang yang tinggal dirumah : 9 orang

Derajat privasi : Ada jendela, pintu, pintu kamar tidak ada hanya
tirai, kamar mandi dan WC

E. Riwayat Rekreasi

Hobi/ Minat : Memasak

Keanggotaan Organisasi : -
Liburan/ Perjalanan : -

F. Sumber / Sistem Pendukung Yang Digunakan

Dokter : Tidak ada

Rumah sakit : -

Pelayanan kesehatan dirumah : Tidak aa

Makanan yang dihantarkan : -

G. Deskripsi Harian Khusus

Kebiasaan waktu tidur : Pada siang hari dan malam hari dengan lama tidur
3-7 jam

H. Status Kesehatan Saat Ini

Keluhan kesehatan utama : Pusing, tengkuk terasa tegang dan nyeri dan sulit
tidur, penglihatan kabur

Status kesehatan umum :

Selama 1 tahun yang lalu : Hipertensi

Selama 5 tahun yang lalu : Asam lambung

Pengetahuan/ Pemahaman dan penatalaksaan : Tidak ada

Masalah kesehatan ( diet khusus, mengganti balutan: Tidak ada

I. Obat – obatan

Obat – obatan : Amlodiphine Basilate

Dosis : 10 mg

Bagaimana / kapan ,menggunakannya : Rute peroral/malam hari

J. Alergi ( Catat agen dan reaksi spesifik )

Obat – obat : Tidak ada riwayat alergi obat-obatan

Makanan : Tidak ada riwayat alergi makanan

Kontak substansi : Tidak ada

Faktor lingkungan : Tidak ada


K. Nutrisi ( ingat kembali diet 24 jam, termasuk masukan cairan )

Diet khusus, pembatasan makanan : Makanan pedas dan asam

Riwayat peningkatan/ penurunan BB : 55kg/50kg

Pola konsusmsi makanan ( Mis. Frekuensi sendiri/dgn orang lain) : 3 kali sehari dengan porsi ½
porsi, makan sendiri

Masalah yang mempengaruhi masukan makanan : Karena memiliki riwayat asam lambung

L. Status Kesehatan Masa Lalu

Penyakit masa anak – anak : Batuk, pilek dan demam

Penyakit serius/ kronik : Tidak ada penyakit kronik yang di alami

Perawatan dirumah sakit : Ibu tidak meningat nya

Operasi : Tidak ada

M. Tijauan Sistem

Keadaan Umum : Baik

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Skala Koma Glasglow :

Tanda – tanda Vital : TD : 170/100 mmHg Nadi : 76 x/ menit

RR : 22 x/menit Suhu : 36 °C

INTEGUMEN :

Lesi / luka : □ Ya □ Tidak

Pruritus : □ Ya □ Tidak

Perubahan Pigmentasi : □ Ya □ Tidak

Perubahan tekstur : □ Ya □ Tidak

Sering memar : □ Ya □ Tidak

Perubahan Rambut : □ Ya □ Tidak

Perubahan Kuku : □ Ya □ Tidak


HEMOPEATIK

Perdarahan/ memar : □ Ya □ Tidak

Abnormal

Pembengkakan kelenjar : □ Ya □ Tidak

Limfa

Anemia : □ Ya □ Tidak

KEPALA

Sakit Kepala : □ Ya : Kepala pusing seperti tertusuk-tusuk yang


dirasakan hilang timbul

Trauma masa lalu : □ Ya □ Tidak

Pusing : □ Ya □ Tidak

Gatal pada kepala : □ Ya □ Tidak

MATA

Perubahan penglihatan : □ Ya : Penglihatan berkunang-kunang, tidak ada


terdapat gangguan penglihatan

Kaca mata/ kontak lensa : □ Ya □ Tidak

Nyeri : □ Ya □ Tidak

Air mata berlebihan : □ Ya □ Tidak

Pruritus : □ Ya □ Tidak

Bengkak sekitar mata : □ Ya □ Tidak

Kabur : □ Ya □ Tidak

Fotofobia : □ Ya □ Tidak

Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak

Konjungtiva : □ Ya □ Tidak

Sklera : □ Ya □ Tidak
TELINGA

Perubahan pendengaran : □ Ya □ Tidak

Tinitus : □ Ya □ Tidak

Vertigo : □ Ya □ Tidak

Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak

HIDUNG Dan SINUS

Rinorea : □ Ya □ Tidak

Epistaksis : □ Ya □ Tidak

Obstruksi : □ Ya □ Tidak

Nyeri pada sinus : □ Ya □ Tidak

Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak

MULUT Dan TENGGOROKAN

Sakit tenggorokan : □ Ya □ Tidak

Lesi / ulkus : □ Ya □ Tidak

Kesulitan menelan : □ Ya □ Tidak

Perdarahan gusi : □ Ya □ Tidak

Karies : □ Ya □ Tidak

Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak

Pola menggosok gigi : □ Ya □ Tidak

LEHER

Kekakuan : □ Ya □ Tidak

Nyeri / nyeri tekan : □ Ya □ Tidak

Benjolan / massa : □ Ya □ Tidak

Keterbatasan gerak : □ Ya □ Tidak

PERNAFASAN
Batuk : □ Ya □ Tidak

Sesak nafas : □ Ya □ Tidak

Hemoptisis : □ Ya □ Tidak

Sputum : □ Ya □ Tidak

Asma / alergi pernafasan : □ Ya □ Tidak

Suara nafas : □ vesikuler □ Bronkial □ Bronko Vesikuler

Suara nafas tambahan : □ ronkhi □ wheezing

KARDIOVASKULER

Nyeri dada : □ Ya □ Tidak

Palpitasi : □ Ya □ Tidak

Sesak nafas : □ Ya □ Tidak

GASTROINTESTINAL

Nyeri ulu hati : □ Ya □ Tidak

Mual / muntah : □ Ya □ Tidak

Hematemesis : □ Ya □ Tidak

Perubahan nafsu makan : □ Ya □ Tidak

Benjolan/ massa : □ Ya □ Tidak

Diare : □ Ya □ Tidak

Konstipasi : □ Ya □ Tidak

Melena : □ Ya □ Tidak

Hemoroid : □ Ya □ Tidak

Perdarahan rectum : □ Ya □ Tidak

Pola defecasi biasanya : □ Ya □ Tidak

PERKEMIHAN

Frekuensi : □ Ya □ Tidak
Menetes : □ Ya □ Tidak

Hematuria : □ Ya □ Tidak

Poliuria : □ Ya □ Tidak

Nokturia : □ Ya □ Tidak

Inkontinensia : □ Ya □ Tidak

Nyeri saat berkemih : □ Ya □ Tidak

Batu infeksi : □ Ya □ Tidak

MUSKUSKELETAL

Nyeri persendian : □ Ya □ Tidak

Kekakuan : □ Ya □ Tidak

Pembengkakan sendi : □ Ya □ Tidak

Kram : □ Ya □ Tidak

Kelemahan otot : □ Ya □ Tidak

Masalah cara berjalan : □ Ya □ Tidak

SISTEM SARAF PUSAT

Sakit kepala : √ Ya □ Tidak

Paralysis : Ya □ Tidak

Paresis : □ Ya √ Tidak

Masalah koordinasi : □ Ya √ Tidak

Tic/ temor/ spasme : √ Ya □ Tidak

Parastesia : □ Ya □ Tidak

Cedera kepala : □ Ya □ Tidak

Masalah memori : √ Ya □ Tidak

SISTEM ENDOKRIN
Goiter : □ Ya □ Tidak

Polifagia : □ Ya □ Tidak

Poliuria : □ Ya □ Tidak

STATUS FUNGSIONAL

Indeks Katz ( Aktivitas Kehidupan sehari – hari ) :.....................................................................

Indeks Katz Menurut Maryam, R. Siti, 2011

Mandiri Tergant
Nilai ung
No Aktivitas Nilai
(1)
(0)

1. Mandi di kamar mandi (Menggosok, membersihkan dan √


mengeringkan badan

2. Menyiapkan pakaian, membuka dan menggunakannya √

3. Memakan makanan yang disiapkan √

4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri ( Menyisir √


rambut, mencuci rambaut, menggosok gigi, mencukur kumis )

5. BAB di WC ( memberikan dan mengeringkan daerah bokong ) √

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses √

7. Membuang air kecil di kamar mandi ( Membersihakan dan √


mengeringkan daerah kemaluan )

8. Dapat mengontrol pengeluaran kemih √

9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar rauangan √


tanpa alat bantu, seperti tongkat

10. Menjalankan agama sesuai agama dan kepercayaan yang di √


anut

11. Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan tempat tidur, √


mencuci pakaian, memasak dan membersihakn ruangan

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga √


13. Mengelola keuangan ( menyimpan dan mengunakan uang √
sendiri )

14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian √

15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan √


( takaran obat dan waktu minum obat tepat )

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan √


keluarga dalam hal penggunaan uang, aktivitas sosialnyg
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan

17. Melakukan aktivitas di waktu luang ( kegiatan keagamaan, √


sosial, rekreasi, olah raga dan menyalurkan hoi.

Jumlah 12

Analisis Hasil :

Point : 13 – 17 : Mandiri

Point : 0 – 12 : Ketergantungan

STATUS KOGNITIF/ AFEKTIF

Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) :.................................................................

Benar Salah Nomer Pertanyaan

√ 1 Tanggal berapa hari ini ?

√ 2 Hari apa sekarang ?

√ 3 Apa nama tempat ini ?

√ 4 Dimana alamat anda ?

√ 5 Nemer berapa rumah anda ?

√ 6 Kapan anda lahir ?

√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang ?

√ 8 Siapa nama presiden sebelumnya ?

√ 9 Siapa nama ibu anda ?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,


semua secara menurun
Jumlah 5

Analisi hasil :

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 – 5 :Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 – 8 :Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 – 10 :Fungsi intelektual kerusakan berat

Mini – Mental State Exam ( MMSE ) :......................................................................

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksimal Klien

1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar

 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2 Orietasi 5 Dimana sekarang kita berada
registrasi
3  Negara
 Provinsi
 Kabupaten
Sebutkan 3 nama objek ( kursi , meja, kertas )
kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab

1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
3 Perh 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100, kemudian
atian dan
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 tingkat

100, 93,......

4 Menging 3 Meminta klien untuk menyebutkan objek nomer 2


at
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
5 Bahasa 9 Menyakan kepada klien tentang benda ( sambil
menunjuk bend tersebut )

1. Jendela
2. Jam dinding
Meminta klien untuk mengulangi kata berikut “ tidak
ada jika, dan, atau, tetapi “

Klien menjawab dan, atau, tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang


terdiri dari 3 langkah

Ambil bolpoin ditangan anda, ambil kertas, menulis


saya mau tidur

1. Ambil bolpoin
2. Ambil ketas
3. ................
4. Perintah klien untuk melakukan hal tersebut
5. Perintahkan pada klien untuk menulis atau
kalimat dan menyalin.
Total 30

Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitif gangguan

Inventaris Depresi Beck ( IDB ) :......................................................................

Skor Uraian
A.  Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B.  Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah
F. TIdak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan  pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambl keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan in membuat
saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebellumnya
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Analis Hasil
0-6 Depresi tidak ada atau minimal
7-13 Depresi ringan
14-21 Depresi sedang
22-39 Depresi berat

STATUS FUNGSIONAL SOSIAL


APGAR Keluarga :......................................................................

No Uraian Fungsi Skor


1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu Adaptation
menyusahkan saya

2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya


membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan Partneship
masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau Growth
arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi Affection
saya seperti marah, sedih atau mencintai
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Resolve
menyediakan waktu bersama-sama

Analisi hasil: 
Selalu = 2,  
Kadang-kadang = 1, 
Hampir tidak pernah = 0

DATA PENUNJANG

............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.................................................................................................................... ......................................

FORMAT ANALISA MASALAH

No. DATA Etiologi Masalah

1 Ds : Gaya hidup Nyeri b/d ketidakmampuan


- Klien mengatakan kaku tengkuk, keluarga merawat anggota
nyeri kepala dan pusing Hipertensi keluarga yang sakit
- Klien mengatakan nyeri kepala Penyumbatan
hilang timbul di rasakan pada pembuluh darah
malam hari dan nyeri terasa
tertusuk-tusuk Vasokontriksi
- Klien mengatakan tidak
Gangguan sirkulasi
mengkonsumsi obat rutin untuk
hipertensinya Resistensi pembuluh
- Klien mengatakan tidak control darah otak
secara teratur terhadap penyakit
hipertensinya, biasanya ia control Nyeri kepala
jika ada terasa keluhan nyeri dan
tersa berat pada tengkuk nya Ketidakmampuan
secara berlebihan merawat keluarga
dengan hipertensi
Do :
- Klien tampak memegang
tengkuk dengan meringis
kesakitan
- Keluarga belum mampu saling
merawat pada salah satu anggota
keluarga yang sakit
- Skala nyeri 4
- TD : 170/100 mmHg
N : 76 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36 ℃
2 Ds : Gaya hidup tidak Perilaku kesehatan
- Klien mengatakan hanya sedikit sehat cenderung beresiko
mengetahui tanda dan gejala
penyakit yang di alaminya Kurang terpapar
- Klien mengatakan merasa sudah informasi
bosan dan malas minum obat Ketidakadekuatan
serta jarang berolahraga serta dukungan sosial
suka makan-makanan bersantan
- Klien mengatakan tidak tau cara
memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang sehat untuk
penyakit yang dideritanya
- Klien mengatakan penyakit
hipertensi sudah dialaminya
sejak umur 40 tahun

Do :
- Keluarga banyak bertanya
tentang gejala yang di alaminya
dan apa saja cara
pencegahannya
- Klien bertanya apa saja makanan
yang harus di hindari untuk
penyakitnya
- Klien jarang periksa TD ke
pelayanan kesehatan walapun
tahu dengan sakitnya
- Klien dan keluarga tidak tahu
diet yang baik untuk penyakitnya

FORMAT PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

Sifat Masalah : 1 3 Keluarga pasien belum mampu merawat


anggota keluarga yang sakit
Tidak / kurang sehat : 3

Ancaman Kesehatan : 2

Keadaan Sejahterah : 1

Kemingkinan masalah 2 1 Dari kebiasaan sehari-hari, pola makan


dapat diubah : makanan bersantan dan berlemak yang
dapat memicu peningkata tekanan darah
Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak dapat : 0

Potensial masalah untuk 1 1 Pasien dan keluarga pasien mengetahui


dicegah : beberapa cara untuk mengatasi masalah
tersebut seperti mengonsumsi obat
Tinggi : 3 penurun tensi oral Amlodipin 10 mg dari
puskesmas terdekat
Cukup : 2
Rendah : 1

Menonjolnya masalah: 2 2 Dengan kondisi penyakit yang diderita


pasien saat ini, sangat penting untuk
Masalah berat segera memotivasi penanganan masalah
ditangani : 2 kesehatan yang di alami saat ini

Masalah tetapi tidak perlu di


tanganin : 1

Masalah tidak dirasakan : 0

Diagnosa 2 : Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

Sifat Masalah : 1 2 Klien mengatakan penyakit hipertensi


sudah di alaminya sejak umur ± 40
Tidak / kurang sehat : 3 tahun lalu

Ancaman Kesehatan : 2

Keadaan Sejahterah : 1

Kemingkinan masalah 2 1 Keluarga klien mengatakan jika klien


dapat diubah : sudah mengalami keluhan nyeri seperti
tertusuk-tusuk di kepala dan tengkuk
Mudah : 2 baru di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti bidan desa atau
Sebagian : 1 puskesmas

Tidak dapat : 0

Potensial masalah untuk 1 1 Klien mengatakan kurang mengetahui


dicegah : makanan apa saja yang harus dihindari
untuk pencegahan penyakit yang di
Tinggi : 3 alaminya agar tidak semakin bertambah
berat, menurut klien pantangan yang
Cukup : 2 diberikan oleh dokter maupun bidan
tidak benar dan tidak mematuhi
Rendah : 1 pantangan makanan dari dokter
Menonjolnya masalah: 2 2 Klien dan keluarga klien mengatakan
jika keluhan sudah memberat, klien
Masalah berat segera mengonsumsi obat penurun tensi
ditangani : 2 amlodipine 10 mg
Masalah tetapi tidak perlu di
tanganin : 1

Masalah tidak dirasakan : 0

FORMAT PENYUSUNAN POA

No. Diagnosa NOC NIC

1 Nyeri b/d Keluarga mampu mengenal 1. Kaji karakteristik nyeri


ketidakmampuan terjadinya nyeri : termasuk lokasi, frekuensi,
keluarga dalam 1. Mengenali kapan nyeri kualitas nyeri
merawat anggota terjadi 2. Observasi respon non-verbal
keluarga yang 2. Menggambarkan factor karena ketidaknyamanan
sakit penyebab nyeri 3. Gunakan strategi komunikasi
3. Menggunakan tindakan terapeutik untuk menyatakan
pengurangan nyeri tanpa nyeri
analgesic 4. Tentukan dampak
4. Memantau munculnya gejala pengalaman nyeri yang di
penyakit rasakan pada kualitas hidup
5. Memantau keparahan gejala seperti tidur, interaksi dengan
penyakit orang lain, aktivitas
6. Melakukan tindakan 5. Tanyakan pada klien factor
pencegahan nyeri yang dapat memperburuk
7. Melakukan tindakan untuk nyeri
mengurangi gejala 6. Anjurkan klien untuk
berolahraga teratur
7. Anjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi
nafas dalam untuk menurangi
nyeri
8. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab,
bagaimana akan berkurang,
dan cara penanganan nyeri
2 Perilaku Keluarga mampu mengenal 1. Kaji pengetahuan kesehatan
kesehatan bagaimana merawat anggota dan gaya hidup perilaku saat
cenderung keluarga yang sakit dengan ini pada individu
2. Berikan informasi tentang
beresiko hipertensi :
manfaat gaya hidup positif
Memahami tentang pelayanan dan efek negative dari
ketidakpatuhan mengenai
peningkatan kesehatan
gaya hidup positif
3. Berikan informasi kepada
klien dan keluarga tentang
pentingnya pola makan yang
sehat, olahraga, tidur yang
cukup
4. Motivasi klien dan keluarga
untuk meningkatkan
kesehatannya dalam
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk mengontrol
penyakitnya
FORMAT EVALUASI

No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tanggal
1 Rabu, 28 Nyeri b/d  Mengkaji karakteristik S : Klien mengatakan
April ketidakmampuan nyeri termasuk lokasi, sudah melakukan teknik
2021 keluarga merawat frekuensi, kualitas relaksasi nafas dalam
anggota keluarga  Mengobservasi respon untuk mengurangi nyeri
yang sakit non verbal karena O:
ketidaknyamanan  Klien mampu
 Menggunakan strategi melakukan
komunikasi terapeutik managemen nyeri
untuk menyatakan nyeri tengkuk dan kepala
 Menggali pengetahuan dengan teknik
dan kepercayaan klien relaksasi
tentang nyeri  Klien mampu
 Manentukan dampak menjelaskan tentang
pengalaman nyeri yang nyeri
dirasakan pada kualitas  Klien mampu
hidup seperti tidur, menjelaskan dampak
interaksi dengan orang nyeri yang di rasakan
lain, aktivitas  Klien mampu
 Menanyakan pada klien menjelaskan kembali
factor yang dapat teknik relaksasi untuk
memperburuk nyeri mengurangi nyeri
 Menganjurkan klien  TD : 170/100 mmHg
untuk melakukan teknik A : Klien mampu
relaksasi nafas dalam melakukan teknik
untuk mengurangi nyeri relaksasi untuk
 Memberikan informasi mengurangi nyeri
tentang nyeri seperti P : Intervensi manajemen
penyebab, bagaimana nyeri dilanjutkan
akan berkurang dan cara
penanganannya
2 Kamis, Perilaku  Mengidentifikasi factor S : Klien dan keluarga
29 April kesehatan internal atau eksternal klien mengatakan sudah
2021 cenderung yang dapat mengetahui prilaku
beresiko meningkatkan atau kesehatan yang
mengurangi motivasi cenderung beresiko
untuk berprilaku sehat
O:
 Menentukan
pengetahuan kesehatan  Keluarga mengatakan
dan gaya hidup perilaku sudah mengetahui
saat ini pada individu, prilaku kesehatan
keluarga,atau kelompok yang cenderung
sasaran beresiko
 Menekankan manfaat
kesehatan positif yang  Keluarga memutuskan
langsung atau (manfaat) standar untuk
jangka pendek yang bisa melakukan perawatan
diterima oleh perilaku hipertensi
gaya hidup positif dan
A : Klien dan keluarga
ketidakpatuhan
dapat memutuskan
 Menjelaskan kepada
tindakan untuk
klien dan keluarga,
melakukan perawatan
dampak lanjut dari
hipertensi sehingga
hipertensi
prilaku kesehatan tidak
 Memberikan materi cenderung beresiko kea
penkes tenteng hipertensi rah dampak dari
kepada klien dan hipertensi
keluarga klien
 Menekankan pentingnya P : Intervensi prilaku
pola makan yang sehat, kesehatan cenderung
tidur yang cukup, beresiko dilanjutkan
berolahraga, bagi klien
dan keluarga
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan gerontik dengan kasus hipertensi mulai dari
pengkajian sampai evaluasi, dapat disimpulkan:

1.Pengkajian Pengkajian didapatkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan


kasus pada tanda dan gejala.

2.Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang tertera dalam tinjauan pustaka


tidak semua muncul dalam tinjauan kasus, dalam tinjauan pustaka muncul 3 diagnosa
keperawatan dan pada tinjauan kasus peneliti menemukan 3 diagnosa pada 1 kasus.

3.Implementasi Tindakan keperawatan Ny “S” dengan hipertensi Desa Turi Kecamatan


Turi Kabupaten Lamongan dilakukan sesuai dengan prioritas diagnose dan semua tindakan yang
dilakukan pada pasien di dokumentasikan kedalam catatan keperawatan (flowsheet).

4.Tahap Evaluasi Evaluasi akhir pada pengelolahan pasien hipertensi dengan masalah
resiko perfusi miokard tidak efektif adalah masalah teratasi sebagian.

4.2 Saran

1. Bagi institusi

Lebih mengoptimalkan kurikulum belajar khususnya mata kuliah keperawatan gerontik


dan promosi kesehatan, sehingga dapat menciptakan tenaga kesehatan khususnya perawat yang
handal dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya pada klien yang
menderita gout arhritisb.

2 .Bagi Dusun VII Marendal

Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan khususnya pada klien


dengan masalah hipeetensi.Memberikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan tindakan yang
dibutuhkan klien.

3.Bagi mahasiswa Praktek


Dianjurkan untuk meningkatkan kemampaun dan pengetahuan dalam memberikan
asuhan keperawatan gerontik yang optimal dan komprehensif serta bertanggung jawab kepada
klien dengan masalah hipertensi.

1.Pasien dan Keluarga

Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan yang diderita
dengan memanfaatkan sumber pelayanan kesehatan yang tepat dan dapat menjaga makanan
dengan cara menghindari makanan yang mengandung tinggi garam seperti (kacang ,jeroan,) agar
penyakit yang diderita tidak kambuh. dan untuk keluarga diharapkan agar untuk selalu
memberikan dukungan psikososial dan ekonomi pada pasien.

2.Bagi Posyandu Lansia.

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi posyandu lansia untuk meningkatkan mutu
pelayanan bagi posyandu lansia dengan menerapkan metode keperawatan gerontik pada pasien
hipertensi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik dengan metode asuhan keperawatan
gerontik.

Anda mungkin juga menyukai