Makalah Aqidah Kelp. 5 (Revisi)
Makalah Aqidah Kelp. 5 (Revisi)
AQIDAH
“Implementasi Tauhid Dalam Lingkup Pribadi”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami, kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Implementasi Tauhid Dalam Lingkup Pribadi”. Makalah ini berisi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan penulisan kutipan meliputi pengertian
kutipan, jenis-jenis kutipan, prinsip mengutip, catatan pustaka, catatan kaki, dan
cara-cara mengutip. Tentunya, kami sebagai penulis makalah ini mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik moral maupun
materiel.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat tidaklah sempurna dari
isi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca
untuk memberikan kritik, saran maupun masukan untuk memperbaiki makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran aqidah, khususnya
dalam teknik pembuatan kutipan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Metode Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Tantangan Tauhid Dalam Membentuk Pribadi.......................................3
2.2 Tauhid sebagai Fondasi Pribadi Muslim..................................................4
2.3 Ciri- Ciri Pribadi Bertauhid.......................................................................7
2.4 Perilaku yang Mencerminkan Orang Bertauhid......................................7
2.6 Profil Pribadi dengan Tauhid yang Kokoh.............................................10
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan masalah dari materi yang akan dibahas pada makalah ini sebagai
berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan tauhid pendidik mampu menghadang tantangan pendidikan
dan kehidupan yang menutupi atau mengganggu fikirannya.
Sesungguhnya obat yang mujarab untuk menyembuhkan penyakit hati
seperti rasa takut, sifat pengecut, dan putus asa adalah penerapan
prinsip tauhid dalam berpendidikan. Pendidik yang memegangi
prinsip tauhid tentu selalu mempunyai keyakinan bahwa Allah SWT
selalu berada di dekatnya, sehingga pendidik nantinya tidak akan
pernah takut pada desakan siapapun dan dimanapun.
4
telah berbuat kesalahan. Sesungguhnya rahmat Allah meliputi segala
sesuatu.
“Dan di antara manusia ada orang yang mengabdi kepada Allah SWT.
dengan berada di tepi (jurang), Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah
ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, maka
berbaliklah ia ke belakang. Makarugilahia di duniadan di akhirat. Yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata.“ [QS: al Hajj : 11].
5
keyakinannya laksana hujan lebat yang menghantam bangunan tersebut. Yang
menyebabkan bangunan itu akan mudah hancur karena tanahnya longsor.
Ujian, cobaan dan bencana yang datang akan menyebabkan ia berpaling
dari Islam. Hal ini menujukkan bahwa fondasi keislaman adalah hal yang
sangat penting bagi siapa saja yang ingin menjadi seorang muslim yang benar
di mata Allah. Fondasi keislaman tersebut mutlak diperlukan. Para ulama
sepakat bahwa inti ajaran Islam/pondasi keislaman itu ada dua, yaitu :
Jadi, berdasarkan ayat ini semua utusan-Nya mendapat ajaran yang sama
dari Allah, yaitu La ilaha illallah. Ajaran yang disepakati oleh para Nabi
inilah yang disebut dengan “ashlul islam” atau pokok dasar islam. Karena
6
Tauhid ini menjadi inti perjanjian para Nabi dan Rosul. Sedangkan Allah
tidak mengambil perjanjian kepada para nabi kecuali perkara yang sangat
penting.
Tauhid ini menjadi isi perjanjian para Nabi dengan Allah SWT.
Bahwasanya para nabi mendapat tugas untuk mengemban risalah ini. Tentang
perjanjian ini Allah berfirman Q.S Al Ahzab : 7 yang berarti : “dan (ingatlah)
ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari
Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari
mereka Perjanjian yang teguh”. Ayat ini menjelaskan tentang perjanjian Allah
dengan para nabi yang berisikan tentang perintah menyampaikan dan
menegakkan ajaran Tauhid sebagaimana yang dijelaskan kembali oleh Allah
SWT. Dalam QS: As Syura: 13 yang berarti, ”Allah SWT. Telah
mensyari’atkan bagi kalian dari Dien ini apa yang telah di wasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan apa yang
telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah Dien
ini, dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.”
Jadi, inti dari perjanjian para Nabi dan Rosul dengan Allah SWT. adalah
perintah menegakkan “La ilaha illallah”. Perjanjian inilah yang disebut
dengan istilah “The Greatest Commandemant” yang artinya Wasiat Tuhan
yang paling tinggi. Perjanjian ini juga disebut dengan istilah “mitsaqan
ghalidha” yang artinya perjanjian yang sangat kokoh. Karena tauhid ini
menjadi inti perjanjian para Nabi maka tauhid ini disebut Ashlul Islam.
Tauhidullah adalah hak Allah atas hamba-hambanya. Kewajiban pertama
yang ditetapkan atas manusia adalah syahadat lailahaillallah [mentauhidkan
Allah] dan syahadat risalah. Oleh karena itu, Tauhid adalah hal yang pertama
kali harus diketahui dan di amalkan oleh manusia. Sebelum seseorang
mengetahui perkara yang lainnya, maka yang pertama kali harus ia ketahui
adalah “La ilahaillallah”.
7
2.3 Ciri- Ciri Pribadi Bertauhid
Islam merupakan agama yang berpegang teguh pada ajaran tauhid. Sebab
tidak ada Tuhan selain Allah subhanahu wa ta’ala yang berhak disembah.
Tidak sempurna iman seseorang sebelum ia benar-benar mengesakan Allah
dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Sebagai umat Islam
yang senantiasa mencari keridhaan-Nya, hendaknya kita memahami betul
ciri-ciri orang yang bertauhid.
a. Ikhlas Beribadah
9
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan
marah!” [HR al-Bukhâri].
Jika ada orang yang berbuat salah pada Anda, maka jangan
lantas marah! Pikirkanlah segala sesuatunya dengan tenang dan
tahanlah emosi Anda demi kebaikan. Bersabar dan memohon
ampunan-Nya ialah lebih baik.
c. Pandai Bersyukur
Keempat, hubungan yang integratif antara guru dan orang tua. Meski secara
normatifadministratif, pendidikan dilakukan oleh sekolah.
10
2.6 Profil Pribadi dengan Tauhid yang Kokoh
a. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus
ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim
akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan
yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-
ketentuan-Nya.
b. Shahihul Ibadah.
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah
Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan:
‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.‘ Dari ungkapan
ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap
peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti
tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
c. Matinul Khuluq
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia
merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim,
baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-
makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam
hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
d. Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim
memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam
secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji
11
merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik
yang sehat dan kuat.
e. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah
fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang
merangsang manusia untuk berpikir.
f. Mujahadatul Linafsihi
h. Munazhzhamun fi Syuunihi
12
i. Qodirun Alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan
mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada
seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa
dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari
segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah
dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.
j. Nafi’un Lighoirihi.
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah
tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja
manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya
merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai
seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak
mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir,
mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat
dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak
bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.
13
BAB III
KESIMPULAN
Perubahan yang terjadi karena tauhid adalah perubahan revolusioner pada diri
seseorang atau bangunan umat. Perubahan Islam berarti meninggalkan sistem
produk manusia untuk memilih sistem ciptaan Allah. Perubahan Islam juga dapat
berarti mencampakkan hukum buatan hamba untuk merengkuh dan
mengaplikasikan hukum Allah. Perubahan inilah yang akan memuliakan manusia,
serta membawa mereka menuju rahmat, setelah hidup penuh dengan kehinaan dan
kelemahan.
Sebab tidak ada Tuhan selain Allah subhanahu wa ta’ala yang berhak
disembah. “Barangsiapa menginginkan akhirat dan berusaha sungguh-sungguh
mencapainya sedangkan dirinya beriman, maka mereka itulah yang usahanya
14
dibalas dengan baik”. Tanpa keikhlasan yang tertanam dalam hati, pasti berat
untuk melangkahkan kaki meraih kasih sayang-Nya. Oleh karena itu, biasakan
untuk selalu ikhlas dalam beribadah
15
DAFTAR PUSTAKA
Albatawi, J.M. 2013. Profil Pribadi Muslim [Internet]. [diakses pada 2021 April
8]. Tersedia pada : https://www.slideshare.net/mjundi/profil-pribadi-muslim
Anonim. 2015. Ciri - Ciri Orang Yang Bertauhid Dalam Islam [Internet]. [diakses
pada 2021 April 7]. Tersedia pada : https://dalamislam.com/landasan-
agama/tauhid/ciri-ciri-orang-yang-bertauhid
Karim, A. 2019. Realisasi Tauhid Dalam Kehidupan [Internet]. [diakses pada 2021
April 10]. Tersedia pada : https://www.uin-antasari.ac.id/realisasi-tauhid-
dalam-kehidupan/
16