Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, Objek PPN terdiri dari
:
2. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha
Contoh : PT Indo Semen (perusahaan pabrikan semen) menyerahkan semen
kepada pembelinya di dalam negeri
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha
Contoh : PT Trans (perusahaan konsultan pajak) menyerahkan jasa
konsultasi pajak kepada kliennya di dalam negeri
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
Contoh : PT Coca Cola Indonesia (perusahaan pabrikan minuman ringan)
menggunakan hak merek "Coca Cola" milik Coca Cola, Corp. di Amerika
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
Contoh : PT Garuda Indonesia (perusahaan maskapai penerbangan)
menggunakan jasa konsultan manajemen dari perusahaan konsultan Jerman
6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.
Contoh : PT Tekstil Indonesia (perusahaan eksportir tekstil yang telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak) melakukan ekspor produk tekstil ke
Arab Saudi
7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak Tidak Berwujud" adalah :
1) penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan,
kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau
proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial
atau hak serupa lainnya;
2) penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial,
komersial, atau ilmiah;
3) pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal,
industrial, atau komersial;
4) pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan
penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1),
penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada
angka 2), atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3),
berupa :
a) penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara
atau keduanya,yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serta
optik, atau teknologi yang serupa;
b) penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman
suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan
melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; dan
c) penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum
radio komunikasi;
5) penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture
films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio;
dan
6) pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan
penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak
lainnya sebagaimana tersebut di atas
Contoh:
PT Indofood Sukses Makmur (perusahaan produk makanan yang telah
dikukuhkan sebagai PKP) mengekspor formula produksi dan merek dagang
Indomie (mie instan) ke De United Food Industries Limited (Nigeria) melalui
lisensi
8. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa
Kena Pajak dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha
Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan ekspor Barang Kena Pajak
Berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk
dari pemesan di luar Daerah Pabean
Contoh:
PT Megatika International (perusahaan jasa arsitektur yang telah dikukuhkan
sebagai PKP) mengekspor jasa arsitek pembangunan highrise apartment ke
Maroko.
9. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha
atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri
atau digunakan pihak lain. (UU Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 16C)
Contoh :
Tuan Hendra, seorang dokter speialis anak membangun rumah untuk tempat
tinggal di Bogor dengan luas bangunan 500 m2.
10. Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan (bukan inventory) oleh Pengusaha Kena Pajak, sepanjang Pajak
Masukan yang dibayar pada saat perolehannya menurut ketentuan dapat
dikreditkan. (UU Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 16D)
Contoh :
Pada bulan September 2019, PT Sepatu Bata menjual sebuah mesin
produksinya yang semula diimpor dari Italy pada tahun 2017. Karena Pajak
Masukan atas impor mesin di tahun 2017 tersebut menurut ketentuan dapat
dikreditkan, maka pada saat mesin tersebut dijual kembali di tahun 2019 harus
dikenakan PPN.
Dalam hal PT Sepatu Bata di tahun 2019 menjual mobil sedan, penjualan sedan
tersebut tidak terutang PPN karena Pajak Masukan pada saat perolehannya
menurut ketentuan tidak dapat dikreditkan.
Mari kita Kuis yah , Mohon jawab soal di bawah ini dengan ditulis ditangan lalu
upload.
Apakah atas transaksi berikut ini terutang PPN? Jika IYA, objek PPN yang mana,
jika TIDAK, kenapa?
PT GARMEN (PKP) menjual barang sisa produksi (kain perca) ke Argo (Non
NPWP, Non PKP), Pengrajin Kain Perca)
Hj. Waja Atos memberikan pengobatan alternative kepada Tuan Joni yang
menderita sakit lever kronis