Anda di halaman 1dari 3

HARAPAN DAN CITA-CITA DARI GUNUNG SAMPAH KARYA JAYA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Hai teman-teman, apa kabar semuanya. Perkenalkan nama saya Aisyah Putri
Rahayu, panggil saja saya Icha. Saya berasal dari sekolah pingiran sriwijaya, dan
sekarang saya duduk di kelas 4. Pada lomba bercerita yang diselenggarakan RRI
Kali ini saya akan mulai bercerita mengenai kehidupan, harapan dan cita-cita dari
gunung sampah karya jaya.

Saya tinggal di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir, tepatnya di Karya Jaya.


Disana banyak sekali gunungan sampah, mulai dari sampah kaleng, sampah karet,
hingga sampah plastik. Orang-orang disana menjadikan sampah sebagai mata
pencarian, Sebab selain memulung mereka juga sebagai pengepul sampah. Kalau
hujan, hmm.. aromanya, sangat mengganggu indera penciuman. Sedihnya, kami
yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir, sering dikucilkan, dipandang
menjijikkan, bauk, dan tidak sehat. Nih coba lihat Icha sekarang, teman-teman! Icha
sehat dan ceria bukan ?

Sebab di sekolah icha selalu diajarkan untuk menjaga kebersihan, kata guru icha
kebersihan itu sebagian dari iman, icha sangat senang sekolah karena bisa bertemu
dengan teman-teman. Siang itu guru menjelaskan pelajaran, tiba-tiba bel sekolah
berbunyi, teet, teeet, teeet, ibu kepala sekolah menginformasikan bahwa mulai
besok semua siswa tidak lagi mulai belajar disekolah seperti biasanya sampai waktu
yang ditentukan, kami harus belajar di rumah karena bahaya virus korona, korona ?
nama yang asing, yang penting,,, asiiik besok aku libur..

Hari-hari begitu cepat berlalu, Kata ummi, sejak pandemi jadi tambah susah. sejak
corona datang, abi icha tidak bekerja lagi seperti biasanya. Sebelum corona, abi
Icha bekerja di pabrik karet. Setiap pagi pergi bekerja, dan pulang di sore hari,
kadang juga abi ica mendapat shif malem, pergi bekerja dari rumah jam 2 dan
pulang jam 11 malam. Setelah ada pandemi abi icha, tidak lagi bekerja disana, kata
umi ada pengurangan pekerja dipabrik tempat abi bekerja.

Aisyah Putri Rahayu / Sekolah Pinggiran Sriwijaya Palembang


sekarang abi jadi buruh bangunan. Kerjanya serabutan. Pulang dan pergi kerjanya
pun tak menentu. Icha ikut bersedih, karena abi jadi tambah susah cari uang, belum
lagi ada penyakit asma yang dideritanya. Kata umi, Kalau kerja di pabrik, abi icha
dapat gaji tiap bulan. Kalau sekarang jadi buruh penghasilannya tidak menentu.
Ichapun diminta untuk lebih berhemat, yang sebelumnya icha bisa jajan apa saja,
sekarang uang jajan icha tidak sebesar yang dulu. Tapi icha berjanji tidak akan
membuat abi dan umi tambah susah, uang jajan ichapun icha tabung sekarang,
untuk membantu umi dan abi untuk membayar dan membeli keperluan sekolah icha
nantinya. Karena Ummi icha tidak bekerja, ummi icha hanya sebagai ibu rumah
tangga. Dan Icha ingin terus melanjutkan sekolah dan memiliki pendidikan yang
tinggi, karena Icha ingin sekali menjadi dokter biar abi bisa sembuh dari penyakit
asmanya.

Sejak adanya pandemi sekolah pun menjadi online, icha sering kebingungan belajar
sendiri. Abi, umi, kakak, sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sejak ada
Sekolah Pinggiran Sriwijaya (SPS) setiap hari Rabu dan Sabtu, Alhamdulillah sangat
membantu icha untuk tidak kebingungan lagi. Karena di SPS kami banyak belajar
hal-hal baru yang menyenangkan. Belajar bahasa inggris, melukis totebag,
eksperimen sederhana, tata cara berwudhu dan sholat, perilaku hidup bersih, cara
menyikat gigi, mencuci tangan dan masih banyak lagi.

Kakak-kakak relawan SPS tak hanya menularkan kepada icha tentang semangat
belajar tapi juga mengajarkan icha untuk percaya diri menggapai cita-cita. Icha mau
jadi dokter dan ustadzah. Kalau jadi dokter, icha ingin mengobati orang-orang yang
sakit, yang tidak punya uang untuk berobat. Kalau jadi ustadzah, icha ingin
mengajarkan anak-anak yang tidak bisa mengaji agar bisa mendoakan kedua orang
tuanya, agar bisa menjadi anak yang sholeh dan sholeha.

Icha percaya, walaupun icha dan teman-teman icha dikucilkan karena tinggal di
lingkungan Tempat Pembuangan Akhir, icha dan teman-teman icha juga bisa
menggapai cita-cita, sebab penidikan adalah hak semua orang. kata ummi icha,
teruslah belajar nak, kalau kita malas belajar maka kita akan jadi pemilik masalalu,
kalau kita rajin belajar maka kita jadi pemilik masa depan.

Aisyah Putri Rahayu / Sekolah Pinggiran Sriwijaya Palembang


Pesan icha, untuk teman-teman yang nasibnya sama seperti icha jangan minder ya,
jangan menyerah dengan keadaan walau sesulit apapun, dan jangan malas belajar,
semangat tuntut ilmu dan semangat kejar cita-cita. Coba kita lihat, 76 tahun yang
lalu, para pahlawan Indonesia terus berjuang melawan penjajahan. Masa kita
menyambut bulan kemerdekaan dengan bermalas-malasan ?, apa kata dunia ?
semangat kita tidak boleh terjajah oleh corona, kita harus berkreasi untuk mengisi
kemerdekaan Indonesia.

Harapan icha semoga pandemi covid 19 ini cepat berlalu ya teman-teman, sehingga
kita bisa bersekolah dan bermain seperti biasanya, terus patuhi protocol kesehatan
ya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), terus berkreasi agar
kita bisa merdeka dari korona.

Doain icha ya teman-teman, semoga icha selalu rajin belajar dan berbakti kepada
kedua orang tua. Icha yakin impian itu akan jadi nyata suatu hari nanti.

Icha ada lagu ini teman-teman, yuk nyanyi bareng : “Sepohon kayu daunnya rimbun,
Lebat bunganya serta buahnya, Walaupun hidup Seribu tahun, Bila tak belajar apa
gunanya?, Kita belajar sehari-hari, Untuk megabdi kepada negeri,.. Supaya Allah
memberi kasih, hatilah riang senang sekali.(2)

Belajar lebih giat, pantang menyerah, bersabar, selalu berdoa, semangat pasti bisa.

Sekian cerita Icha, inilah harapan dan cita-cita seorang anak dari Gunung Sampah
Karya Jaya.

Asa, Cita, dan Cinta untuk Indonesia.

Wassalamu’alaikum.

Nama : Aisyah Putri Rahayu

Umur : 9 Tahun 9 Bulan

Judul Karya : harapan dan cita-cita dari gunung sampah


karya jaya

Asal : Sekolah Pinggiran Sriwijaya Palembang


Aisyah Putri Rahayu / Sekolah Pinggiran Sriwijaya Palembang
No. Hp : 0822 8968 2575 / 0823 7640 3060

Anda mungkin juga menyukai