Hai teman-teman, apa kabar semuanya. Perkenalkan nama saya Aisyah Putri
Rahayu, panggil saja saya Icha. Saya berasal dari sekolah pingiran sriwijaya, dan
sekarang saya duduk di kelas 4. Pada lomba bercerita yang diselenggarakan RRI
Kali ini saya akan mulai bercerita mengenai kehidupan, harapan dan cita-cita dari
gunung sampah karya jaya.
Sebab di sekolah icha selalu diajarkan untuk menjaga kebersihan, kata guru icha
kebersihan itu sebagian dari iman, icha sangat senang sekolah karena bisa bertemu
dengan teman-teman. Siang itu guru menjelaskan pelajaran, tiba-tiba bel sekolah
berbunyi, teet, teeet, teeet, ibu kepala sekolah menginformasikan bahwa mulai
besok semua siswa tidak lagi mulai belajar disekolah seperti biasanya sampai waktu
yang ditentukan, kami harus belajar di rumah karena bahaya virus korona, korona ?
nama yang asing, yang penting,,, asiiik besok aku libur..
Hari-hari begitu cepat berlalu, Kata ummi, sejak pandemi jadi tambah susah. sejak
corona datang, abi icha tidak bekerja lagi seperti biasanya. Sebelum corona, abi
Icha bekerja di pabrik karet. Setiap pagi pergi bekerja, dan pulang di sore hari,
kadang juga abi ica mendapat shif malem, pergi bekerja dari rumah jam 2 dan
pulang jam 11 malam. Setelah ada pandemi abi icha, tidak lagi bekerja disana, kata
umi ada pengurangan pekerja dipabrik tempat abi bekerja.
Sejak adanya pandemi sekolah pun menjadi online, icha sering kebingungan belajar
sendiri. Abi, umi, kakak, sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sejak ada
Sekolah Pinggiran Sriwijaya (SPS) setiap hari Rabu dan Sabtu, Alhamdulillah sangat
membantu icha untuk tidak kebingungan lagi. Karena di SPS kami banyak belajar
hal-hal baru yang menyenangkan. Belajar bahasa inggris, melukis totebag,
eksperimen sederhana, tata cara berwudhu dan sholat, perilaku hidup bersih, cara
menyikat gigi, mencuci tangan dan masih banyak lagi.
Kakak-kakak relawan SPS tak hanya menularkan kepada icha tentang semangat
belajar tapi juga mengajarkan icha untuk percaya diri menggapai cita-cita. Icha mau
jadi dokter dan ustadzah. Kalau jadi dokter, icha ingin mengobati orang-orang yang
sakit, yang tidak punya uang untuk berobat. Kalau jadi ustadzah, icha ingin
mengajarkan anak-anak yang tidak bisa mengaji agar bisa mendoakan kedua orang
tuanya, agar bisa menjadi anak yang sholeh dan sholeha.
Icha percaya, walaupun icha dan teman-teman icha dikucilkan karena tinggal di
lingkungan Tempat Pembuangan Akhir, icha dan teman-teman icha juga bisa
menggapai cita-cita, sebab penidikan adalah hak semua orang. kata ummi icha,
teruslah belajar nak, kalau kita malas belajar maka kita akan jadi pemilik masalalu,
kalau kita rajin belajar maka kita jadi pemilik masa depan.
Harapan icha semoga pandemi covid 19 ini cepat berlalu ya teman-teman, sehingga
kita bisa bersekolah dan bermain seperti biasanya, terus patuhi protocol kesehatan
ya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), terus berkreasi agar
kita bisa merdeka dari korona.
Doain icha ya teman-teman, semoga icha selalu rajin belajar dan berbakti kepada
kedua orang tua. Icha yakin impian itu akan jadi nyata suatu hari nanti.
Icha ada lagu ini teman-teman, yuk nyanyi bareng : “Sepohon kayu daunnya rimbun,
Lebat bunganya serta buahnya, Walaupun hidup Seribu tahun, Bila tak belajar apa
gunanya?, Kita belajar sehari-hari, Untuk megabdi kepada negeri,.. Supaya Allah
memberi kasih, hatilah riang senang sekali.(2)
Belajar lebih giat, pantang menyerah, bersabar, selalu berdoa, semangat pasti bisa.
Sekian cerita Icha, inilah harapan dan cita-cita seorang anak dari Gunung Sampah
Karya Jaya.
Wassalamu’alaikum.