Anda di halaman 1dari 20

INSTRUMEN NON TES

(Tugas Mata Kuliah Evalusai Pembelajaran )

Dosen Pengampu : Nukhbatul Bidayati Haka,M.Pd

Disusun Oleh :
1. Agnes Deka Meilinia (1811060450)
2. Devy Labitta Derky (1811060035)
3. Marisa Putri (1811060314) 
4. Salsabila Nadhifah (1811060211)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TA 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga dapat memberikan kesehatan, kekuatan dan
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dalam penyelesaian
makalah tentang “Macam Pendekatan Pembelajaran Biologi”.
Dalam penulisan makalah ini, kami perlu bantuan, dorongan, dan
senantiasa mendapat bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nukhbatul
Bidayati Haka,M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Evalusi Pembelajaran.
Dan kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini baik dalam penyajian materi maupun teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, saya butuh kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.

Bandar Lampung, 28 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Tentang Nontes....................................................................4
B. Jenis-Jenis Nontes..................................................................................4
C. Teknik Penyusunan Non Tes.................................................................6
D. Contoh Kisi-kisi dan Intrument Non Tes...........................................13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................16
B. Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya peserta
didik, guru, pengelolah sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum
dan sebagainya. Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan
peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya
saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas
pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong
guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta
didik untuk belajar yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, maka di dalam
pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik,
namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai
bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak
hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap
input, output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Setiap individu
memiliki perbedaan perilaku. Dengan adanya perbedaan individu itu, maka
perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu dan
alat pengukuran itulah yang lazim disebut tes, sebagai contoh yaitu dalam
proses belajar mengajar. Perlu diketahui bahwa, keberhasilan peserta didik
dalam proses belajar-mengajar tidak hanya dapat diukur dengan alat tes. Sebab
masih banyak aspek-aspek kemampuan peserta didik yang sulit diukur secara
kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek afektif psikomotor.
Setiap dimensi dan aspek yang diukur memerlukan alat atau instrumen yang
berbeda.
Pada prinsipnya, setiap melakukan evaluasi pembelajaran, kita dapat
menggunakan teknik tes dan non-tes, sebab hasil belajar atau aspek-aspek
pembelajaran bersifat aneka ragam. Dengan teknik non-tes maka penilaian
atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji”
peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan beberapa jenis teknik

1
non-tes. Teknik non-tes sering kali kurang mendapat perhatian para guru,
karena kurang dikenal atau kurang handal dibanding dengan teknik tes.
Mengingat alat pengembangan non-tes belum terbiasa dilakukan terutama oleh
pendidik. Maka diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan
pengembangan instrument non-tes.
Instrumen non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui
kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan
dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat dan motivasi. Setiap
dimensi dan aspek yang diukur memerlukan alat atau instrumen yang berbeda.
Pada prinsipnya, setiap melakukan evaluasi pembelajaran, kita dapat
menggunakan teknik tes dan non-tes, sebab hasil belajar atau aspek-aspek
pembelajaran bersifat aneka ragam. Hasil belajar dapat berupa pengetahuan
teoretis, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan teoretis dapat diukur dengan
menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes
perbuatan. Adapun perubahan sikap dan pertumbuhan anak dalam psikologi
hanya dapat diukur dengan teknik non-tes misalnya observasi, wawancara,
skala sikap, dan lain-lain. Dengan kata lain, banyak aspek pembelajaran
termasuk jenis hasil belajar yang hanya dapat diukur dengan teknik non-tes.
Jika hasil evaluator hanya menggunakan teknik tes saja, tentu data yang
dikumpulkan menjadi kurang lengkap dan tidak bermakna, bahkan dapat
merugikan pihak-pihak tertentu. Justru teknik non-tes digunakan sebagai suatu
kritikan tehadap kelemahan teknik tes.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Instrumen non-tes?
2. Apa saja jenis- jenis instrumen non-tes?
3. Apa saja teknik intsrumen non-tes?
4. Contoh kisi-kisi dan instrument non-tes?

2
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian intrumen non-tes.
2. Mengetahui jenis-jenis instrumen non-tes.
3. Mengetahui teknik intsrumen non-tes.
4. Mengetahui kisi-kisi dan instrument non-tes.

3
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tentang Nontes


Instrument non-tes adalah intrumen selain tes prestasi belajar. Alat
yang dapat digunakan adalah lembar pengamatan atau observasi dan istrumen
tes sikap, minat dsb. Instrumen non-tes biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar, aspek psikomotorik atau keterampilan, sikap atau
nilai, yaitu untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan
dengan penilaian, pendapat atau opini terhadap sesuatu yang berkaitan dengan
keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen evaluasi
adalah jumlah butir pernyataan dari suatu instrumen, karena semakin banyak
jumlah butir pernyataan (unsur yang dievaluasi) maka semakin baik
kualitasnya. Pada prinsipnya prosedur penulisan untuk instrument non-tes
adalah sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu
menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi-kisinya, telaah,
validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba.     
Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi tes
terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi diperoleh melalui
kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi atau
konstruknya diperoleh melalui “teori”.

B. Jenis-Jenis Nontes
a. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa
dengan memperhatikan tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah
cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

4
Menurut cara dan tujuannya, obsevasi dapat dibedakan menjadi
3 macam:
1)      Partisipatif dan nonpartisipatif
2)      Observasi sistematis dan nonsistematis
3)      Observasi eksperimental
Cara pengembangan observasi:
1)      Merumuskan tujuan
2)      Merumuskan kegiatan
3)      Menyusun langkah-langkah
4)      Menyusun kisi-kisi
5)      Menyusun panduaan obsevasi
6)      Menyusun alat penilaian
Contoh observasi:
Guru mengamati cara anak melukis sudut 300. 

b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan cara
percakapan (dialog) yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai
dengan tujuan informasi yang hendak digali.
Wawancara dibedakan menjadi 2 macam:
1)      Wawancara bebas
2)      Wawancara terpimpin
Cara pengembangan wawancara:
1)      Perumusan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara
2)      Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
3)      Penyusunan kisi-kisi dan bentuk wawancara
4)      Penyusunan pedoman dan pertanyaan wawancara
5)      Lembaran penilaian
Contoh wawancara:
Guru menanyakan ke siswa :
“Bagaimana cara kamu menghitung volum dari gambar balok ini? ”

5
“Mengapa kamu menggunakan cara tersebut?”
“Dari mana kamu mengetahui cara tersebut?”
 c. Angket (Questionaire) 
Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa
kategori.
Ditinjau dari segi yang memberikan jawaban, angket dibedakan
menjadi 2 macam:
1)      Angket langsung
2)      Angket tidak langsung
Ditinjau dari segi cara memberikan jawaban, angket dibedakan
menjadi 2 macam:
1)      Angket tertutup
2)      Angket terbuka
Ditinjau dari strukturnya, angket dibedakan menjadi 2 macam:
1)      Angket terstruktur
2)      Angket tidak terstruktur
Cara pengembangan angket:
1)      Merumuskan tujuan
2)      Merumuskan kegiatan
3)      Menyusun langkah-langkah
4)      Menyusun kisi-kisi
5)      Menyusun panduan angket
6)      Menyusun alat penilaian
 
Teknik Penyusunan Non Tes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik
nontes kurang digunakan  dibandingkan teknis tes. Dalam proses
pembelajaran pada umumnya kegiatan  penilaian mengutamakan teknik tes.
Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan

6
siswa.  Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka
teknik penilaian harus disesuaikan dengan kompetensi yang diukur, aspek
yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap, kemampuan siswa
yang akan diukur, sarana dan prasarana yang ada.
Dalam dunia pendidikan teknik nontes yang sering digunakan adalah
pengamatan (observasi), dan terkadang, seorang guru juga menggunakan
wawancara. Dalam penelitian-penelitian sosial, teknik nontes biasanya juga
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan obyek penelitian.
Teknik nontes yang sering digunakan dalam penelitian-penelitian sosial
penelitian adalah kuesioner.
Dibawah ini adalah jenis-jenis penelitian non tes :
a. Pengamatan (Observasi)
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah
laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar : misalnya tingkah laku
peserta didik pada waktu guru pendidikan agama menyampaikan pelajaran di
kelas, tingkah laku peserta didik pada jam-jam istirahat atau pada saat
terjadinya kekosongan pelajaran, perilaku peserta didik pada saat sholat
jamaah di mushola sekolah, ceramah-ceramah keagaaman, upacara bendera,
ibadah shalat tarawih dan sebagainya.
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik
nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan
terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan
memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat
perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Berikut ini

7
beberapa karakteristik dari observasi yaitu mempunyai tujuan, bersifat ilmiah,
terdapat aspek yang diamati, praktis
Menurut Moleong (2005 : 176) pengamatan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pengamatan berperanserta dan tidak berperanserta. Dalam pengamatan
yang tidak berperanserta, seseorang hanya melakukan satu fungsi yaitu
mengamati tetapi pada pengamatan berperanserta seseorang disamping
mengamati juga menjadi anggota dari obyek yang diamati.
Pengamatan dapat pula dibagi atas pengamatan terbuka dan tertutup.
Terbuka jika obyek yang diamati mengetahui bahwa mereka sedang diamati
dan sebaliknya. Selain itu pengamatan juga dibagi pada latar alamiah
(pengamatan tak terstruktur) dan latar buatan (pengamatan terstruktur).
Pengamatan ini biasanya dapat dilakukan pada eksperimen. Dalam
pengamatan berstruktur, kegiatan pengamatan itu telah diatur sebelumnya. Isi,
maksud, objek yang diamati, kerangka kerja, dan lain-lain, telah ditetapkan
sebelum kegiatan pengamatan dilaksanakan. Oleh karena itu, kegiatan
pencatatan hanya dilakukan terhadap data-data yang sesuai dengan cakupan
bidang kebutuhan seperti yang telah ditetapkan sejak semula. Lain halnya
dengan pengamatan tak berstrukur, dalam melakukan pengamatannya, si
pengamat tidak dibatasi oleh kerangka kerja yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Setiap data yang muncul yang dianggap relevan dengan tujuan
pengamatannya langsung dicatat. Dengan demikian, data yang diperoleh lebih
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Perilaku siswa dalam keadaan
seperti itu bersifat wajar, apa adanya dan tidak dibuat-buat.
Teknik pengamatan jika dilakukan untuk melihat apakah perbuatan siswa
sudah benar atau tidak dapat dikategorikan sebagai teknik tes. Misalnya jika
dalam praktek olahraga seorang guru akan melihat apakah cara melempar
lembing seseorang sudah sesuai dengan teori atau tidak, maka pengamatan
jenis ini terkategori sebagai teknik tes. Tetapi jika pengamatan dilakukan
terhadap aspek afektif seperti cara seorang siswa bersikap terhadap guru,
menjaga kebersihan, perhatian terhadap tugas-tugas sekolah dan sebagainya,
maka teknik ini termasuk teknik nontes. Pengamatan/observasi adalah teknik

8
penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indera secara
langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang
sudah dirancang sebelumnya.
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:ketelitian;
a. kecepatan kerja
b. kerjasama
c. kejujuran
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Bahasa Indonesia
a. kerapian dan kebenaran tulisan;
b. kesantunan berbahasa
c. kecermatan berbahasa
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;
a. kedisiplinan
b. tanggung jawab
c. kerjasama
d. inisiatif
e. toleransi
f. kebersihan dan kerapihan
Alat/instrumen
Untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan
atau angket (kuesioner).
Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah
pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara
berskala, misalnya skala tiga, empat atau  lima. Pengembangan skala sikap
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya
sikap terhadap  kebersihan.
b. Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan
dengan objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah
dipelajari dan sebagainya.

9
c. Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
d. Menentukan skala dan penskoran.
Contoh  :
Penilaian skala sikap terhadap kebersihan.
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Rumah sebaiknya dirawat
kebersihannya setiap hari
2. Kebersihan rumah menjadi
tanggung jawab semua anggota
keluarga
3. Ruang kelas perlu dijaga
kebersihannya setiap hari
4. Kebersihan ruang kelas menjadi
tanggung jawab setiap anggota kelas
5. Setiap siswa sebaiknya
melaksanakan tugas piket dengan
penuh rasa tanggung jawab
6. Anak yang lalai melaksanakan tugas
piket harus menggantinya pada
waktu lain
7. Ketua kelas tidak perlu
melaksanakan tugas piket karena
sudah bertugas mengatur kegiatan
kelas
Keterangan :
1. sangat tidak setuju
2. tidak setuju
3. kurang setuju
4. setuju
5. sangat setuju
Sama halnya dengan instrument evaluasi yang lain,obsevasi memiliki
beberapa kelemahan dan kelebihan yaitu:
Kelemahan
Adapun kelemahan dari evaluasi yaitu :
1. Pelaksanaannya sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang
kurang baik dari observer maupun observi.

10
2. Masalah yang sifatnya pribadi sulit diamati.
3. Apabila memakan waktu lama, akan menimbulkan kejenuhan.
Kelebihan:
a. Observasi cocok dilakukan untuk berbagai macam fenomena.
b. Observasi cocok untuk mengamati perilaku.
c. Banyak aspek yang tidak dapat diukur dengan tes tetapi bisa diukur
dengan observasi.

Wawancara/Interview
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan
dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara atau interview merupakan salah satu alat penilaian
nontes yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang
keadaan responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak
karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan wawancara
itu hanya berasal dari pihak pewawancara saja, sementara responden
hanya bertugas sebagai penjawab. Maksud diadakan wawancara
sebagaimana dikutip Moleong dari Lincoln dan Guba (1985 : 266) antara
lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain sebagainya.[1]
Ada banyak pembagian wawancara yang dilakukan para ahli. salah
satu diantaranya adalah membagi wawancara kedalam dua bentuk yaitu
wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Yang dimaksud wawancara
terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang pertanyaan-pertanyaan
serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah dipersiapkan pihak
pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan pewawancara. Sebaliknya dalam wawancara bebas,
responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
1 Moleong dari Lincoln dan Guba (1985 : 266) antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain sebagainya

11
pewawancara sesuai dengan pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-
ketentuan yang telah dibuat pewawancaranya. Sedangkan kelemahan dan
kelebihan jenis instrument wawancara adalah sebagai berikut:
Kelemahan:
a. Jika subjek yang ingin diteliti banyak maka akan memakan waktu yang
banyak pula.
b. Terkadang wawancara berlangsung berlarut-larut tanpa arah.
c. Adanya sikap yang kurang baik dari responden maupun penanya.
Kelebihan:
1. Dapat memperolehinformasi secara langsung sehingga objectivitas
dapat diketahui.
2. Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar
3. Pelaksanaannya lebih fleksibel, dinamis dan personal

Kuisioner
Angket atau kuisioner juga dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda dengan wawancara dimana
penilai atau evaluator berhadapan secara langsung (face to face) dengan
peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan
angket pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih
praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja jawaban-jawaban yang
diberikan acapkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya; apalagi
jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam,
sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban yang
diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak
penilai.
Kuesioner merupakan bentuk lain dari teknik nontes. Secara umum,
ada dua jenis kuesioner yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang telah disediakan alternatif jawabannya
sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya.
Sedangkan kuesioner terbuka adalah kuesioner yang jawabannya belum

12
disediakan sehingga responden bebas menuliskan apa yang dia rasakan.
Satu hal yang menjadi ciri utama kuesioner adalah dalam kuesioner tidak
ada jawaban benar atau salah. Angket adalah alat penilaian hasil belajar
yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang
sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa,
tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-lain.[3]
Contoh Kisi-kisi dan Intrument Non Tes
a. Contoh Kisi
NO Indikator Butir Instrument
1. Mengidentifikasi perbedaan Berdasarkan teks hasil observasi  dan
teks struktur isi teks hasil deskripsi jelaskan ciri-ciri judul,
observasi dengan deskripsi klasifikasi umum, dan deskripsi pada
teks observasi yang kamu baca!
2. Mengidentifikasin perbedaan Jelaskan ciri-ciri bahasa yang
bahasa yang digunakan pada digunakan dalam teks observasi dan
teks hasil observasi dan deskripsi yang kamu baca disertai
deskripsi bukti yang mendukung jawabanmu!

b. Contoh Intrumen Non Tes


a) Tes skala sikap
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti :
sikap terhadap materi pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-
norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut :
 Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap objek.
 Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang
menjadi pegangan seseorang.
 Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek.
b) Tes minat belajar

13
Minat merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan
perhatian terhadap suatu objek yang disertai dengan raa senang dan
dilakukan penuh kesadaran.
Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran,
perhatiannya akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong
kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada
pelajaran tersebut.
c) Tes motivasi berprestasi
 Definisi konsep
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang medorong peserta didik
untuk berbuat baik dari apa yang dibuat atau diraih sebelumnya mapun
yang dibuat atau diraih orang lain.
 Definisi operasional
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang
untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih
sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain yang dapat
diukur melalui:
a) Berusaha untuk untuk unggul dalam kelompoknya
b) Menyelesaikan tugas dengan baik
c) Rasional dalammeraih keberhasilan
d) Menyukai tantangan
e) Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses
f) Menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi,
umpan balik dan resiko tingkat menengah

d) Tes kreativitas

14
Keativitas merupakan proses berfikir yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara benar dan
bermanfaat (Devito, 1989 : 118).[2]
Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas,
berfikir devergen, penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal
yang menyangkut perubahan dan eksploasi (coben, 1976 : 17).[3] Tes
kreativitas teriri dari dua yaitu tes verbal dan tes gambar. Yang memilki
ciri kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi (Torance, 1974 : 8).[4]

Angket Instrumen Non-tes


Contoh angket instrument non-tes yaitu :
1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan
seksama sebelum menjawabnya, kemudian tentukanlah jawaban terhadap
masing-masing pernyataan tersebut, sesuai dengan apa yang paling sesuai
dengan Bapak/Ibu!

2. Tidak ada jawaban yang salah. Jawaban yang paling benar adalah yang
sesuai pilihan Bapak/Ibu.

3. Isilah dengan lengkap identitas Bapak/Ibu, setelah itu barulah menjawab


butir-butir pernyataan!

4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur sesuai dengan


keadaan sebenarnya!

BAB III

2 Keativitas merupakan proses berfikir yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan
secara benar dan bermanfaat (Devito, 1989 : 118)

3 Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berfikir devergen, penemuan hal-hal yang bersifat baru,
intuisi, hal-hal yang menyangkut perubahan dan eksploasi (coben, 1976 : 17)

4 Tes kreativitas teriri dari dua yaitu tes verbal dan tes gambar. Yang memilki ciri kelancaran, keluwesan, keaslian dan
elaborasi (Torance, 1974 : 8).

15
PENUTUP

A. Simpulan
1. Instrumen non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas
proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan
dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat dan motivasi. Instrumen
non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan
produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain
afektif, seperti sikap, minat, bakat dan motivasi.
2. Instrumen evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan
untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas
suatu objek dengan menggunakan teknik non-tes.Macam-macam
instrumen evaluasi non tes meliputi : Observasi, wawancara, angket, skala
sikap, daftar cek, skala penilaian, sosiometri, catatan Insidental.
3. Pemberian penghargaan terhadap peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perhtian, motivasi, semangat,
dan kemudahan belajar, serta memodifikasi tingkahlaku peserta didik yang
kurang positif menjadi tingkah laku yang produktif.

B. Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna walaupun telah dikerjakan
dengan penuh kesungguhan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan penulisan
serta sifat manusia yang fitrahnya lupa dan salah. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya keritikan dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan
demi kemajuan bersama.

16
DAFTAR PUSTAKA

H. Djaali dan  Pudji Mulyono. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:


PT Grasindo. 2008.
Miftachudin. 2010. Kekurangan dan Kelebihan Bentuk Tes Jenis Uraian.
Nur, Dewi dkk. 2009. Teknik dan Alat Evaluasi Pendidikan Nontes. Bogor.
Laporan kegiatan.
Sunarya, Yaya. 2011. Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian.

17

Anda mungkin juga menyukai