“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.”
Asbabun Nuzul (Tafsir Al-Mukhtashar)
Sebab ayat ini turun karena Allah hendak menjelaskan dan menegaskan salah satu bukti
kebesaran kuasa Allah, Allah mengeluarkan manusia dari rahim ibu dalam keadaan masih
bayi yang tidak mengetahui apa pun, dan Allah menciptakan bagi manusia alat-alat untuk
mendapat ilmu berupa pendengaran, penglihatan, dan akal. Hal ini agar manusia bersyukur
kepada Allah atas karunia tersebut dengan perkataan dan perbuatan.
Kandungan Ayat - Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah
• Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui; tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya.
Dan di antara bukti kekuasaan dan pengetahuan Allah adalah bahwa dia telah
mengeluarkan kamu, wahai manusia, dari perut ibumu. Ketika masanya telah tiba, Allah
lalu mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
baik tentang dirimu sendiri maupun tentang dunia di sekelilingmu.
• Allah memberi pendengaran agar dapat mendengar bunyi, penglihatan agar dapat melihat
objek, dan hati nurani agar dapat merasa dan memahami. Demikianlah, Allah
menganugerahkan itu semua kepadamu agar kamu bersyukur.
Nilai-nilai Pendidikan
• Berdasarkan tempat atau pusat akal dibagi menjadi dua yaitu akal yang berpusat di kepala
yang disebut dengan alʻaql dan akal yang berpusat di hati (qalb) yang disebut dengan
fuad, dan ini pendapat yang sahih menurut para ulama. Namun demikian meskipun
potensi terkuat manusia adalah akal, kehidupan manusia tidaklah selalu berjalan mulus,
karena bagaimanapun hebatnya akal manusia tetaplah memiliki keterbatasan.
• Akal merupakan potensi fundamental manusia sebagai alat untuk berpikir. Keterbatasan
akal manusia inilah yang memerlukan bimbingan yang berupa wahyu. Secara khusus Al-
Qurʻan telah menyatakan bagaimana peran akal bagi manusia yaitu untuk memikirkan
berbagai ciptaan Allah SWT yang dengan berpikir (tafakur) tentang ciptaan Allah
tersebut akan menambah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. (Q.S. Ali
ʻImran [3]: 191).
q Naluri alamiah manusia ini mempunyai dasar baik pada aspek biologis maupun
psikologis. Pada sapek biologis, tinjauan genetis dan neuropsikologis otak manusia
mendukung berkembangnya agama dan munculnya berbagai pengalaman beragama. Hal
ini dapat dilihat antara lain pada belahan otak manusia. Belahan otak kiri berkaitan
dengan kemampuan manusia berpikir secara rasional dan analitis, sedangkan otak kanan
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat intuitif emosional, bahkan cenderung irasional. Hal
ini telah dijelaskan Allah SWT dalam firmannya Q.S. Al-Aʻraf [7]: 172.
Peringatan dari Allah SWT agar kita mempergunakan hati, mata, dan telinga sesuai
kehendak-Nya.
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah." (QS al-A'raf [7]: 179).
Cara Bersyukur atas Potensi yang Allah Anugerahkan