Ledakan yang dilakukan teroris milisi Islam ini menewaskan lebih dari 202 orang kebanyakan asing dan
lebih dari 200 orang lainnya mengalami luka bakar parah. Ledakan paling mematikan dari tiga ledakan
terjadi ketika sebuah bom besar, yang diperkirakan berukuran sekitar 1.200 kilogram, diledakkan di
dalam sebuah van di luar klub malam Sari Club. Ledakan itu meninggalkan lubang besar di tanah dan
telah meledakkan jendela-jendela dari gedung-gedung di seluruh kota. Banyak dari mereka yang tewas
dan terluka dalam ledakan itu adalah pengunjung muda yang sedang berlibur di pulau itu, kebanyakan
dari Australia. Sebanyak 38 orang Indonesia, kebanyakan orang Bali, tewas.
Dua bom lainnya juga diledakkan pada hari itu. Pertama dikemas dalam ransel dan diledakkan di bar dan
satu lagi meledak di jalan di depan konsulat Amerika. Jamaah Islamiah (JI) juga diduga bertanggung
jawab atas pengeboman hotel Marriott di Jakarta pada 2003 dan Kedutaan Besar Australia untuk
Indonesia pada 2004, serta pengeboman bunuh diri di tiga restoran di Bali pada tanggal 1 Oktober 2005.
Serangan kedua di Bali menewaskan 22 orang, termasuk para pelaku bom, dan melukai lebih dari 100
lainnya.
Dalam catatan Wikipedia peristiwa tersebut menyeret 26 pelaku. Beberapa diantaranya ada yang sudah
ditangkap bahkan divonis. Sementara pelaku lainnya masih buron. Berikut daftar nama-namanya.
5. Achmad Roichan
Pemerintah, Tim Investigasi Gabungan Polri dan Kepolisian luar negeri yang telah dibentuk membantu
Penyelidikan dan Menindak lanjuti Kasus Bom bali 1.
Markus Affandi, salah seorang saksi mata yang melihat dan merasakan langsung kejadian tersebut
sempat menceritakan detik-detik kejadian pengeboman di Pulau Bali. Markus malam itu sedang berada
Sari Club di Jalan Legian. Ia mengaku saat itu baru saja rampung memperbaiki sound system di Sari Club.
Kemudian Markus keluar dari Sari Club. Tiga meter jelang jalan raya, bom meledak di belakang Markus,
tepatnya di Sari Club. Ledakan itu terdengar sangat besar. Akibat ledakan Bom Bali 1 yang cukup besar
tersebut, kaca-kaca pecah, dan sebongkah tembok menimpa badan Markus. Markus mengaku sempat
tak sadarkan diri.
Dengan menggunakan analisis framing, Arifatul melihat ada dua tema umum dalam berita-berita
republika di hari setelah peristiwa peledakan bom terjadi. Pertama, mengangkat tuduhan Amerika
Serikat bahwa pelaku bom adalah jejaring organisasi teroris Al-Qaeda yang berada di Indonesia.