Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

‘’HIV/AIDS’’

DOSEN:TIM MATA KULIAH

OLEH

KELOMPOK 10

ASMI UHDIYANI SY

CHINTIA DEWI GUNDARI

HARIYANI HI.MUMANG

PRODI D IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKAS TERNATE
2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah


mengkaruniakan kepada kita kesehatan dan kesempatan, sehingga saya bisa menyelesaikan
tugas makalah Kehatan Reproduksi Remaja ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang
“HIV/AIDS”

Penyusunan makalah ini dapat terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu saya megucapkan terima kasih kepada pihak yang telah banyak
membantu baik materil maupun moril, dan mendukung penyusun untuk dapat menyelasaikan
proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan dan pengalaman kami, untuk itu kami mengharapkan kritik maupun saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan terselesaikannya pembuatan makalah ini.

Ternate,26/03/2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Devinisi HIV/AIDS.........................................................................................................
B. Sistem kerja virus HIV....................................................................................................
C. Tahapan/stdium HIV/AIDS.............................................................................................
D. Penularan HIV/AIDS......................................................................................................
E. Pencagahan HIV/AIDS ..................................................................................................
F. Penatalaksanaa ODH.......................................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latara Belakang
HIV adalah virus yang melemahkan kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus,namunpenyakit ini belum benar-benar dapat disembuhkan.
HIV/AIDS telah menimbulkan kehawatiran diberbagai belahan bumi..HIV/AIDS
adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired immunodeficiency
syndrome(AIDS) merupakan sekumpulan penyakit yang menyerang tubuh manusia
setelah sistem kekebalanya dirusak oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency virus).
Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat suntik, ibu ke
anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi
pandemi yang menghawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan
obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode”dan fase
asintomatik (tampa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal
tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg
phenomena).
B. Rumusan Masalah
G. Devinisi HIV/AIDS ?
H. Sistem kerja virus HIV?
I. Tahapan/stdium HIV/AIDS?
J. Penularan HIV/AIDS ?
K. Pencagahan HIV/AIDS ?
L. Penatalaksanaa ODHA?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Devinisi HIV/AIDS
2. Untuk Mengetahui Sistem kerja virus HIV
3. Untuk Mengetahui Tahapan/stdium HIV/AIDS
4. Untuk Mengetahui Penularan HIV/AIDS ?
5. Untuk Mengetahui Pencagahan HIV/AIDS
6. Untuk Mengetahui Penatalaksanaa ODHA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Devinisi HIV/AIDS
AIDS adalah “singkatan dari Acquired immunodeficiency syndrome, penyakit yang
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Sehingga manusia
dapat minggal bukan semata-mata oleh virus HIV nya oleh penyakit lain yang sebenarnya
bisa ditolak seandainya daya tubuh tidak rusak, sedangkan HIV adalah nama virus
penyabab AIDS atau disebut human immunodeficiency virus.
Acquired immunodeficiency syndrome atau Acquired immunedeficiency syndrome
(AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV, atau infeksi virus
yang menyerang spesies lainya (SIV,FIV dan lain-lain).
B. Sistem Kerja Virus HIV
Tubuh manusia memiliki sel CD4, yaitu salah satu dari dua bagian utama dari sel
darah putih, untuk mudahnya kita sebutnya sel darah putih yang bertugas menjaga sistem
kekebalan tubuh agar bekerja dengan semestinya dalam melawan berbagai macam infeksi
atau penyakit. Tampa sel darah putih, tubuh kita akan lemah dan kehilangan benteng
pertahanan terhadap infeksi. HIV yang menginfeksi tubuh menjadikan sel dara putih
sebagai target untuk memperbanyak dirinya, sehingga semakin banyak HIV bereproduksi,
semakin sedikit sel darah putih yang dimiliki tubuh. Begini proses HIV dalam tubuh
manusia.
a. Virus tersebut mencari darah putih dan kemudian masuk kedalam sel darah putih dan
mulai mengadakan dirinya.
b. Sel –sel ini memecah belah virus baru kedalam darah. Virus ini kemudian mencari sel
darah putih baru dan mengulangi proses tersebut.
c. Sel-sel lain dari sistem kekebalan tubuh melawan dan mencari sel darah putih baru dan
mengulangi proses tersebut.
d. Setelah melewati beberapa waktu, banyak sel-sel darah putih dihancurkan sehingga
sistem kekebalan tubuh tidak dapat melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit
apapun.

Begitulah, sampai kemudian orang tersebut menderita penyakit AIDS. Proses


reproduksi virus ini dalam tubuh memakan banyak waktu, oleh karena itu orang yang
terkena virus HIV tidak akan langsung bisa terlihat bahwa ia terinfeksi. Namun,
membutuhkan waktu paling lama 5 tahun sampai ia bisa langsung terdeteksi positif
HIV. Lebih seramnya lagi virus HIV saat ini belum ditemukan obatnya sejauh ini,
baru ada obat untuk memperlambat mengembang biakan virus HIV, namun tidak
membunuh virus-virus tersebut. Cara paling ampuh untuk menghindarkan diri kita
dari penyakit AIDS ya memang dengan cara mencegah.
C. Tahapan/Stadium HIV/AIDS
Menurut WHO tahap infeksi HIV hingga menjadi AIDS terbagi dalam 4 tahap/ 4 fase,
yaitu
1. Stadium I
Bisa disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai
AIDS, pada tahap ini pengidap HIV akan tampak normal, seperti orang sehat biasa
pada umumnya, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi
oleh virus HIV.
2. Stadium II
Termasuk manifestesi membran mucocutaneus minor (mukosa kecil) dan
infeksi-infeksi disertai radang saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh-
sembuh gejalahnya berupa.
 Penurunan berat badan kurang dari 10 persen dari perkiraan berat badan
sebelum terkena penyakit, yang tidak diketahui penyebabnya
 Infeksi saluran nafas atas yang biasa sering kembuh seperti : sinusitis, bronchitis,
otitis media, faringitis,
 Herpes zoster
 Radang pada mulut
 Stomatitis yang berulang
 Gatal pada kulit ( popular pruritic eruption)
 Seborrhoeic dermatitis
 Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
3. Stadium III
Fase sismptomatik, yang sudah ditandai dengan adanya gejala infeksi primer,
termasuk diantaranya berdasarkan kekerapan kemunculan yang paling adalah
 Penurunan berat badan lebih dari 10 persen dari perkiraan berat badan
sebelumnya.
 Mencret – mencret (diare) kronis yang tidak jelas penyebabnya lebih dari 1
bulan.
 Demam yang terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 1 bulan yang
tidak jelas.
 Infeksi jamur (kandidiasis) di mulut
 Oral hairy leukoplakia
 Tuberculosis paru yang terdiangnisisi 2 tahun terakhir
 Infeksi bakteri yang berat seperti: infeksi paru, (pneumonia,
empyema,pyomyotis,infeksi sendi dan tulang, meningitis, bakteremia)
 Radang mulut akut nekrotik, ginggivitis, periodontitis.
 Keadaan dimana diperlukan pemeriksaan konfirmasi untuk membuat diagnosis.

4. Stadium IV
Stadium ini disebut sebagai stadium AIDS, ditandai secara fisik dengan
timbulnya pembesaran kelenjar limfe dan sebelumnya muncul beberapa infeksi
opportunistik sekaligus yang biasanya meliputi toksoplasmosis pada otak, kandidiasis
pada saluran tenggorokan ( oesophagus),saluran pernafasan(trachea),batang saluran
paru-paru (bronchi) atau paru paru dan sarkoma kaposi.
D. Penularan HIV/AIDS
Virus HIV menular melalui lima cara penularan, yaitu:
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa
perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air
mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina, penis,
dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat yang terdapat dalam cairan
tersebut masuk kealiran darah (PELKESI,1995).
Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, Dubur,
dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk kealiran darah pasangan
seksual ( syaful,2000 ).
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (intutero). Berdasarkan laporan
CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0.7%.Bila
ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala- gejala AIDS, kemungkinan bayi
terinfeksi sebanyak 20% sampai 30 % sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas
pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995 ).
Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal
atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi
maternal saat melahirkan(Lily V, 2004)
3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat penularan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah
dan menyebar keseluruh tubuh.
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemariksaan kandungan seperti speculum, tenakulum, dan alat-alat lain
yang darah,cairan vagina yang langsung digunakan untuk orang lain yang tidak
terinfeksi bisa menularkan HIV.
5. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang digunakan difasilitas kesehatan, maupun yang digunakan
oleh parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi
menularkan HIV. Selain jaru suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-
sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk dan gelas pengoplos obat,
sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan.
HIV tidak menular melalui peralatan makanan, pakaian,handuk,sapu tangan,
toilet yang dipakai secara bersama,berpelukan dipipi,berjabat tangan,hidup
serumah dengan penderita HIV AIDS , gigitan nyamuk, dan hubungan social
yang lain.
E. Pencegahan HIV/AISD
Ada beberapa poin penting untuk pencegahan penyebaran dan penularan HIV/AIDS
tersebut diantaranya yaitu:
1. Pencegahan yang utama adalah melalui pendidikan, agama, dan pendidikan seks yang
benar
2. Menghindari perilaku seks bebas dan penyimpangan seksual
3. Tidak mengkomsumsi narkoba
4. Menggunakan jarum suntik yan sterir
5. Pemantauan kaum lelaki dilingkungan kerja serta perlindungan terhadap perempuan
dan putri.
F. Penatalaksanaa ODHA
Penatalaksaan HIV/AIDS pada dasarnya meliputi aspek medis klinis,psikologis,dan
aspek sosial.
1. Aspek medis meliputi:
 Pengobatan suportif.
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak
terjadi hal-hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan
nutrisi yang dapat menyebabkan perburukan keadaan penderita dengan cepat.
Penyajian makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap
berselera makan. Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat
dipertimbangkan pemakaian obat anabolik steroid. Proses penyediaan makanan
sangat perlu diperhatikan agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang
fatal tanpa kita sadari.
 Pencagahan dan pengobatan infeksi oportunistik
meliputi menyakit oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIV
dan AIDS.
a. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali. Dosis INH 300
mg setiap hari dengan dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa satu
tahun
b. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging
yang kurang matang , obat : TM-SMX 1 dosis/hari.
c. CMV
Virus ini dapat menyebabkan yang retinitis dan dapat menimbulkan
kebutaan. Ensefalitis, pnemonitis pada paru,infeksi saluran cerna yang dapat
menyebabkan luka pada usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali
sehari.
d. Jamur
Jamur yang paling sering ditemui pada penderita AIDS adalah jamur
kandida. Obat: Nistatin 500.000 u perhari Flukonazol 100 mg per hari.
 Pengobatan antiretroviral (ARV)
a. Jangan menggunakan obat tuggal atau dua obat
b. Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut “HAART”(Hinghly
Active Anti Retroviral therapy).
c. Kombinasi ARV lini pertama pasien naive (belum perna pakai ARV
sebelumnya) yang dianjurkan : 2 NRTI + 1 NNTI.
d. Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko cepat terjadi
resisten bila sering lupa minum obat.
2. Aspek psikologi meliputi.
a. Perawatan personal dan dihargai
b. Mempunyai seseorang untuk diajak bicara rentang masalah– masalahnya
c. Jawaban-jawabanya yang jujur dari lingkungannya
d. Tindak lanjut medis
e. Mengurangi penghalang untuk pengobatan
f. Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi mereka
3. Aspek sosial
Seseorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan
dari lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal.
a. Emotional sport, meliputi : perasaan nyaman,dihargai, dicintai dan
diperhatikan.
b. Cognitive sportmeliputi: informasi , pengetahuan dan nasehat
c. Materials suport meliputi : bantuan pelayanan barupa suatu barang dalam
mengatasi suatu masalah

Dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas
hubungan perkawianan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan
sosial yang paling penting. House (2006) membedakan empat jenis dimensi
dukungan sosial :

a. Dukungan emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien yang
HIV AIDS yang bersangkutan.
b. Dukungan penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormat penghargaan positif untuk orang lain itu,
dorongan maju untuk persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu
dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.
c. Dukungan instrumental
Mencakup bantuan langsung misalnya orang membari pinjaman uang.
Kepada penderita HIV AIDS yang membutuhkan untuk pengobatannya
d. Dukungan informatif
Mencakup pemberi nasehat, petunjuk sarana.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV adalah virus yang melemahkan kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus,namunpenyakit ini belum benar-benar dapat disembuhkan.
AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang diderita seseorang, yang bermula dari
tertularnya orang itu oleh satu jenis virus, termasuk jenis retrovirus,yang diberi nama HIV
(human immunnodeficiency virus).
B. Saran
Sebagai generasi mudah,kita harus menjaga diri kita agar tidak terjerumus kedalam
pergaulan bebas karena itu merupakan cikal bakalmenularnya virus HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI,2009.Pusat promosi kesehatan ( sehat dan positif)untuk


ODHA.Jakarta

H.JH.Wartono,Abu Chanif,Dra.Siti Maryati, Yon Subardio


Bsc.1999.AIDS/HIV.LEPIN:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai