Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI UNTUK ENTITAS PARTAI POLITIK: STUDI PARTAI POLITIK DI


INDONESIA

Dosen: Wa Ode Suwarni, S.E., M.Sc


Mata Kuliah: Akuntansi Sektor Publik

Disusun Oleh:
Andre Aditya Herfinta ( 19320021 )

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia,
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Baubau, 04 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................................4

Bab II Pembahasan............................................................................................................5

A. Partai Politik Sebagai Sebuah Entitas: Pengertian, Karakteristik,

Dan Lingkungannya .......................................................................................................5

B. Akuntabilitas Keuangan Partai Politik ............................................................................8

C. Peran Dan Fungsi Akuntansi Dalam Lingkungan Partai Politik......................................11

D. Tinjauan Terhadap Psak Nomor 45 Dan Kebutuhan Standar

Akuntansi Untuk Partai Politik .......................................................................................12

Bab III Penutup..................................................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................................14

Daftar Pustaka....................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selain menekan potensi kecurangan dalam penggalangan dana, standardisasi laporan keuangan
partai politik juga bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan pilihan secara cerdas dan
rasional. Di luar kepentingan untuk menjalankan fungsi kontrol atas Partai Politik yang ada, warga
negara yang menggunakan hak pilihnya dapat mencermati derajat sehar-tidaknya sebuah partai politik
dari Laporan Keuangan Tahunan yang disampaikannya secara terbuka kepada publik. Informasi
menyangkut keuangan bisa menjadi dasar penilaian kemampuan Partai Politik untuk melangsungkan
aktivitasnya dan memperjuangkan kepentingan politik secara berkelanjutan (Syaputra, 2011a).

Sementara itu, realitas yang ada menunjukkan masih lemahnya kesadaran dan kepatuhan partai
politik untuk membuat laporan pertanggungjawaban atas penggunan dananya. Diberitakan per
Nopember 2010, masih ada 11 partai politik kontestan Pemilu 2009 yang belum menyerahkan laporan
pertanggungjawaban dana kampanyenya kepada KPU. Hal ini tentunya dapat menghambat
pembangunan demokrasi yang berkredibilitas. Di sisi lain, standar akuntansi yang ada, yaitu PSAK
45, merupakan standar akuntansi keuangan yang dibuat LAI untuk organisasi nirlaba yang juga
dipakai untuk partai politik. PSAK 45 ini tidak cukup mengakomodasi karekteristik partai politik
yang berbeda dengan organisasi nirlaba lain. Oleh karena itu, hasil studi yang dilaporkan oleh Hafild
(2008) merekomendasikan adanya modifikasi atau pedoman khusus standar akuntansi keuangan untuk
partai politik.

B. Rumusan Masalah
1. Partai Politik Sebagai Sebuah Entitas: Pengertian, Karakteristik, Dan Lingkungannya
2. Akuntabilitas Keuangan Partai Politik
3. Peran Dan Fungsi Akuntansi Dalam Lingkungan Partai Politik
4. Tinjauan Terhadap Psak Nomor 45 Dan Kebutuhan Standar Akuntansi Untuk Partai Politik

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Partai Politik Sebagai Sebuah Entitas: Pengertian, Karakteristik, Dan Lingkungannya


a. Pengertian Partai Politik
Partai politik menurut UU RI Nomor 2 Tahun 2008 adalah organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan
negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara RI Tahun 1945.

b. Tujuan Pembentukan Partai Politik


Tujuan dari di bentuknya partai politik dibagi menjadi 2, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari adanya partai politik sebagai berikut:
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjujung tinggi
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RI
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan khususnya adalah memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diwujudkan secara konstitusional.

c. Fungsi dan Peran Partai Politik:


1. Untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat.
2. Untuk menyalurkan kepentingan masyarakatdalam pembuatan kebijakan negara.
3. Untuk membina dan mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan
politik sesuai dengan mekanisme demokrasi.
4. Sebagai sarana pengatur konflik dengan mengatasi persaingan dan perbedaan pendapat dalam
masyarakat.

d. Cara Mendirikan Partai Politik (Parpol) di Indonesia


1. Harus ada minimal 50 orang warga negara Indonesia berusia minimal 21 tahun untuk
mendirikan dan membentuk partai politik baru. Akta pendi-rian dibuat di depan notaris,
memuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, juga kepengurusan tingkat nasional

5
2. Harus ada minimal 50 orang warga negara Indonesia berusia minimal 21 tahun untuk
mendirikan dan membentuk partai politik baru. Akta pendi-rian dibuat di depan notaris,
memuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, juga kepengurusan tingkat nasional
3. Nama, lambang, dan tanda gambar yang tidak boleh sama dengan partai politik lain
4. Mempunyai kantor yang tetap.
5. Mendaftarkan akta notaris pendirian partai kepada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia.
6. Departemen Kehakiman melakukan verifikasi atas akta dan syarat pendirian partai serta
kepengurusannya berikut nama, lambang, dan tanda gambar.
7. Komite Pemilihan Umum bertugas menyaring partai peserta pemilu. KPU menetapkan dan
melaksanakan tata cara penelitian keabsahan syarat-syarat partai sesuai dengan UU Partai dan
UU Pemilu. Yaitu: memiliki pengurus lengkap minimal di 2/3 jumlah provinsi dan di 2/3
jumlah kabupaten/kota madya serta memiliki 1.000 anggota pada setiap kepengurusan partai
di tingkat cabang, yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota. Masing-masing kepengurusan
di tingkat daerah dan cabang ini harus punya kantor tetap. Partai juga harus mengajukan nama
dan tanda gambar.
8. Jika tidak memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam UU Pemilu, partai itu tidak dapat
menjadi peserta pemilu

e. Karakteristik Aktivitas Partai Politik


Definisi: Aktivitas politik adalah untuk aktivitas memperoleh, mengelola, dan mengatur
kekuasaan sebagai amanat dan mandat dari konstituennya dengan cara-cara yang demokratis.
karakteristik utama aktivitas politik yaitu:
 memiliki faktor kekuasaan dan berperan dalam mewakili rakyat.
 setiap keputusan yang dibuat oleh partai politik akan mermiliki dampak yang sangat luas
terhadap harkat hidup orang banyak. Dengan demikian partai politik harus sangat berhati-hati
dalam setiap gerak langkahnya dan harus memastikan bahwa setiap tindakan yang dilakukan
adalah demi masyarakat banyak, bebas dari politik uang dan pengaruh kelompok kepentingan.
 dalam pemilu tersebut partai politik memperjuangkan kepentingan baik anggota, bangsa, dan
negara.

f. Struktur Partai Politik


Organisasi Partai Politik yaitu membentuk:
1) kepengurusan tingkat pusat yang di sebut dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang
berkedudukan di ibukota negara RI
2) untuk tingkat provinsi disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) yang
berkedudukan di ibukota provinsi

6
3) untuk kabupaten atau kota disebut dengan Dewan Pengurus Cabang (DPC)
4) untuk tingkat kecamatan disebut dengan pengurus ranting
5) untuk tingkat desa atau kelurahan disebut dengan anak ranting.

Seperti halnya dengan organisasi nirlaba, maka partai politik juga memiliki mekanisme dalam
keorganisasian yaitu :
1. Sekretariat yang ada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa
2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalam partai
3. Kegiatan pencarian dana melalui sumbangan-sumbangan pribadi dari para anggotanya,
sumbangan yang sah menurut hukum seperti dari perusahaan atau kegiatan-kegiatan khusus
yang dikoordinasi untuk pencarian dana.
4. Kegiatan kampanye antara lain perjalanan kampanye oleh calon legislatif atau calon presiden,
rapat akbar, iklan dimedia massa, pembuatan poster, pembuatan bendera, dll
5. Kegiatan pendidikan politik dengan melakukan seminar, lokakarya, diskusi-diskusi atau
pelatihan untuk anggotanya
6. Kegiatan-kegiatan partai politik diluar kampanye banyak yang spontan dilakukan, baik calon
legislatif maupun calon presiden, anggota dan fungsionaris di tingkat daerah.
7. Partai membentuk yayasan-yayasan untuk menyebarluaskan ideologi maupun fungsionaris di
tingkat daerah
8. Kekayaan partai dalam bentuk gedung, kantor, kendaraan, alat-alat kantor,dll

g. Keuangan Partai Politik


Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dana dan
menggunakan dana. Sumber pendanaan partai politik berasal dari:
1. Iuran anggota
2. sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hokum
3. bantuan keuangan dari anggaran negara atau daerah.

Aktifitas pencarian dana yang dilarang, antara lain:


1. menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apa pun, yang bertentangan
dengan hokum dan aturan perundang-undangan.
2. menerima sumbangan, berupa barang maupun uang, dari pihak orang tanpa
mencantumkan identitas yang jelas.
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan / atau perusahaan / badan usaha
melebihi batas yang ditetapkan.

7
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau dengan sebutan
lainnya, koperasi, yayasan, LSM, Ormas, dan organisasi kemanusiaan
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya dengan mendirikan badan usaha
yang dapat menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu
badan usaha.

Sementara penggunaan dana terkait dengan aktivitas-aktivita yang dilakukan olch partai
politik, baik yang bersifat rutin maupun insidental. Pada dasarnya semua aktivitas, yang
berkenaan dengan aktivitas politik secara langsung maupun tidak langsung, boleh dilakukan
oleh partai politik selama tidak dilarang oleh hukum atau aturan perundang-undangan.
Akivitas yang dilarang bagi partai politik adalah sebagai berikut:
1. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan UUD RI Tahun 1945 atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
2. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan RI
3. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kcbijakan pemerintah dalam
memelihara persahabatan dengan negara lain, dalam rangka ikut memelihara
ketertiban dan perdamaian dunia.
4. Mendirikan badan usaha atau memiliki saham suatu badan usaha
5. melakukan aktivias untuk menganut, mengembangkan, dan menyebarkan ajaran atau
paham komunisme / marxisme-leninisme.

B. Akuntabilitas keuangan partai politik


Aspek keuangan pada partai politik dapat dikatakan sebagai aspek yang palin penting
karena dapat menentukan kelangsungan hidup dan kredibilitas partai, dan secara keseluruhan
dapat mempengaruhi kualitas proses politik pada suatu negara. Partai politik dapat
melaksanakan fungsinya apabila memiliki pendanaan yang besar dan berlaujut, sementara di
sisi lain partai politik dituntut untuk menjaga independensi, kemandirian dan bersih dari
praktik-praktik terlarang. Untuk itu diperlukan mekanisme akuntabilitas publik pada partai
politik.

Misalnya, pada kegiatan kampanye partai politik untuk promosi dan pembentukan opini
publik pada momen Pemilu sudah pasti memerlukan dana yang besar. Oleh karena itu, segala
sesuatu yang barkaitan dengan penggunaan dana publik yang besar pasti akan menimbulkan
kerawanan, mulai dari rawan kolusi, rawan korupsi, dan rawan konflik. Kemungkinan

8
terdapat pihak yang secara mudah menyumbangkan sejumlah uang kepada partai politik
kontestan pemilu yang mengharapkan akan mampu memberikan keuntungan besar buat
donator, bila saja kandidat yang dijagokan terpilih menjadi anggota dewan legislative.

Selain itu, berbagai kekhawatiran yang juga muncul bahwa dana publik (APBN / APBD)
akan digunakan untuk membiayai kampanye pemilu kontestan tertentu. Perbuatan tersebut
sangat tidak etis dan melanggar hukum (Syaputra, 2011b). Oleh karena itu, aturan yang ada
disetujui untuk membangun sistem pertanggungjawaban publik (akuntabilitas). Seacara
filosofi, pembentukan partai politik merupakan perwujudan kedaulatan rakyat, bukan
perwujudan kekuatan ekonomi. Oleh karena itu, perlu pembatasan sumber keuangan partai
politik untuk mencegah penyalahgunaan uang demi kepentingan politik (money politic).
Keterbukaan partai politik dalam hal keuangan merupakan informasi yang penting bagi
warga negara untuk menilai dan memutuskan dukungannya terhadap partai politik.
Akuntabilitas yang tinggi dapat meminimalisasi kecurigaan penyalahgunaan dana dan
mengantisipasi munculnya konflik. Kebutuhan untuk menciptakan good political party
governance dirasakan sangat mendesak, terutama bagi para partai politik peserta pemilihan
umum.

Penerapan kewajiban tata administrasi keuangan dan system pelaporan dana kampanye
secara transparan, akuntabel, dan independen akan sangat menunjang perwujudan
pelaksanaan pemilu yang bersih dalam rangka membangun demokrasi berkredibilitas di mana
dapat menciptakan kepercayaan publik untuk pemerintah dan pertanggungjawaban peserta
pemilu kepada publik. Dalam kenyataannya sulit sekali untuk melepaskan pengaruh
kelompok kepentingan dari partai politik karena justru sifat dari partai politik itu yang hidup
dari dukungan masyarakat. Kelangsungan hidup partai politik sangat tergantung pada
sumbangan yang diterimanya, baik dari anggotanya sendiri maupun dari simpatisannya.

Sangat mudah bagi kelompok kepentingan untuk mempengaruhi partai politik melalui
"sumbangan” yang diberikannya. Dengan demikian, cara terbaik untuk memastikan bahwa
sebuah partai politik tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan kelompok tertentu
adalah dengan membatasi sumber dana yang boleh diterimanya, menciptakan system yang
transparan dan bertanggung gugat dalam hal pencatatan mengenai sumber dana tersebut.
Seluruh dana harus tercatat lengkap dengan identitas penyumbang. Sumbangansumbangan ini
termasuk yang berbentuk natura, nilai setara kasnya harus di laporkan dalam laporan
9
keuangan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam partai politik adalah cara partai tersebut
mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.

Pada dasarmya pemilih akan memilih partai politik tertentu dengan melihat apa yang
dapat mewakili aspirasinya. Namun, sering kali menjadi "virus mematikan" bagi
kelangsungan demokrasi yang sehat, jujur dan adil adanya praktik politik uang. Politik uang
dengan memberikan uang kepada pemilih atau tokoh-tokoh masyarakat untuk memilih atau
mengarahkan pilihannya kepada salah satu partai politik karena uang yang diberikan bukan
karena aspirasinya dapat terwakili oleh partai politik tersebut. Praktik ini juga tidak hanya
terjadi pada saat pemilu, melaikan juga dapat terjadi pasca-pemilu, yaitu saat proses politik di
dalam gedung Dewan Legislatif. Untuk memengaruhi keputusan politik dari anggota dewan
agar mendukung suatu keputusan tertentu melalui "transaksi-transaksi politik” berupa
pemberian sejumlah uang maupun jabatan politik di pemerintahan.

Praktik ini disebut dengan" politik dagang sapi". Contoh kasus nyata, adalah adanya
dugaan praktik suap pada pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang melibatkan
puluhan anggota dewan periode 2004-2009, yang kini kasusnya tengah ditangani oleh KPK.
Praktik politik ini harus dilarang dan dicegah. Untuk itu, maka pengeluaran keuangan partai
politik harus dicatat serinci mungkin dan harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Partai
politik juga sering memanfaatkan fasilitas public untuk keuntungan partainya. Hal ini
kemungkinan besar terjadi pada partai politik yang memegang kekuasaan pemerintahan.
Fasilitas-fasilitas pemerintah misalnya kendaraan, biaya transportasi, biaya komunikasi, biaya
perjalanan , dan lain-lain, yang seharusnya untuk melakukan pelayanan publik, sering kali
dipakai juga oleh partai politik untuk urusan-urusan partai.

Hal ini harus dilarang, dan untuk itu maka laporan keuangan partai politik harus
memisahkan dengan jelas mana dana-dana yang didapat dari fasilitas publik dan mana yang
berasal dari dirinya sendiri. Berdasarkan gambaran diatas, jelas bahwa untuk menciptakan
pemerintahan yang demokratis salah satunya adalah dengan menerapkan mekanisme
akuntabilitas publik pada partai politik. Akuntabilitas publik tersebut dilakukan melalui
kewajiban partai politik untuk mampu menyusun laporan keuangan partai politik dan laporan
dana kampanye sesuai dangan standar akuntansi dan aturan perundang-undangan yang
berlaku, serta mudah diakses oleh publik. Untuk dapat menyusun laporan keuangan yang
andal dan relevan diperlukan sistem dan prosedur akuntansi yang baik. Sistem dan prosedur
10
akuntansi yang baik memerlukan standar akuntansi yang sesuai dengan karakteristik
organisasi politik.

C. Peran dan Fungsi Akuntansi dalam Lingkungan Partai Politik


Peran dan Fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik dapat dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu bagi pihak internal dan eksternal.

- Pihak Internal :
1. Ketua Partai Politik
 menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan, mengevaluasi kemajuan yang
dicapai dalam usaha memenuhi tujuan dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang
diperlukan.
2. Staf
 berkepentingan dengan informasi mengenai transparansi pelaporan kegaiatan dan
pelaporan keuangan partai politik. Selain itu juga informasi juga digunakan untuk menilai
kemampuan organisasinya dalam melaksanakan administrasi keuangan di tingkat partai
politik sebagai cermin akuntabilitas dan miniatur pelaksanaan administrasi publik tingkat
lokal atau nasional
3. Anggota
 adanya perbedaan staf dengan anggota yaitu:
Staf : merupakan anggota partai politik yang ikut mengurusi operasionalisasi partai politik;
merupakan bagian dari struktur pengurus partai politik
Anggota : orang yang menjadi bagian dan pendukung partai politik, tetapi belum tentu masuk
menjadi pengurus partai politik
 Staf sudah pasti menjadi anggota partai politik sementara anggota belum tentu menjadi staf
partai politik

- Pihak Eksternal :
1. Donatur
 berkepentingan dengan informasi mengenai keseriusan dan kreditabilitas partai politik
untuk menjalankan program pencerdasan masyarakat secara politik. Para donatur juga ingin
mengetahui laporan keuangan atas dana yang telah diberikan untuk partai politik.
2. Supplier/Pemasok/Kreditur
 tertarik dengan informasi akuntasi yang memungkinkan untuk memutuskan apakah jumlah
yang terhutang akan dapat dibayar oleh partai politik pada saat jatuh tempo
3. Konstituen/Basis Massa

11
 adanya laporan keuangan partai politik yang transparan dan akuntabel akan mengundang
simpati masyarakat dan akan dapat menepis isu miring bahwa partai politik hanya aktif
sewaktu pemilu dan setelah pemilu kembali melupakan rakyat
4. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
 berkepentingan untuk memeriksa (mengaudit) laporan pertanggungjawaban partai politik
atas penggunaan dana bantuan keuangan dari pemerintah (pusat dan daerah) sebagai amanat
dari PP Nomor 05 Tahun 2009 Pasal 14 ayat 2
5. Pemerintah (Pusat dan Daerah)
 berkepentingan untuk menerima laporan pertanggungjawaban partai politik yang telah
diaudit oleh BPK atas penggunaan dana bantuan keuangan dari APBN atau APBD

D. Tinjauan Terhadap PSAK Nomor 45 dan kebutuhan standar akuntansi untuk partai poltik
Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tujuannya tidak untuk mencari laba namun
untuk memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Untuk itu perlakuan akuntansi untuk partai politik serta laporan keuangannya mengacu
pada PSAK Nomor 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba.
Laporan keuangan tersebut mencakup:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Perubahan dalam Aset Neto/Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

Namun berdasarkan PP Nomor 05 Tahun 2009 partai politik diharuskan untuk menyusun dan
menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dana bantuan keuangan yang telah di
audit oleh BPK, oleh sebab itu ada tiga pendapat yang terkait dengan adanya peraturan tersebut antara
lain:
1. Perlu adanya pedoman untuk pembuatan laporan keuangan atau pedoman audit keuangan
partai politik untuk melengkapi PSAK Nomor 45
2. Adanya modifikasi untuk PSAK Nomor 45
3. Perlu adanya standar laporan keuangan khusus untuk partai politik.

Berikut ini adalah perbedaaan karakteristik antara organisasi nirlaba dengan partai politik:
Organisasi Niralaba Partai Politik
Undang- undang yayasan Undang-undang partai politik dan Undang-
Undang pemilu
Tidak ada batasan penyumbang Ada batasan untuk penyumbang

12
Tidak ada batasan maksimal jumlah sumbangan Ada batasan maksimum jumlah sumbangan
Tidak ada kewajiban melaporkam daftar Daftar penyumbang wajib dilaporanksn
penyumbang (terutama individu)
Hasil kegiatan berupa jasa pelayanan untuk Hasil kegiatan berupa kekuasaan politik
kepentingan umum
Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai dengan Akuntabilitas berupa bersih dari politik uang,
tujuan organisasi dan manajemen yang baik kepatuhan pada hukum dan posisi politik sesuai
dengan janji kepada rakyat
Kinerjanya dinilai dari rasio biaya terhadap Kinerjanya dinilai dari rasio biaya dan jumlah
kualitas jasa dan produk sosial yang dihasilkan sura yang didapatkan dalam pemilu
Kecuali untuk ormas pada umumnya organisas Merupakan organisasi publik sehingga kebutuhan
nirlaba bukan merupakan organisasi publik publik untuk menilai kinerja partai politik lebih
sehingga kebutuhan publik untuk menilai besar dibanding organisasi nirlaba lainnya
kinerjanya lebih kecil dibanding partai politik

Akuntansi yang dikhususkan untuk partai politik sangatlah diperlukan, terutama untuk mencatat pos-
pos seperti berikut ini :
1. Dana bantuan pemerintah
Dana bantuan pemerintah ini sepenuhnya berasal dari pemrintah sepenuhnya berlaku sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah (untuk mempertanggungjawabkan dan penggunaan dana
pemilu yang diterima melalui KPU). Karena sumber dana yang diberikan dari pemerintah
cukup besar perannya untuk partai politik, maka perlu adanya penegasan bahwa prosedur
anggaran dan perbendaharaan berlaku penuh dalam pertanggungjawaban dan penggunaan
dana trsebut.
2. Laporan parpol
Laporan parpol harus menyampaikan laporan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, hal
ini juga berlaku untuk dana kampanye yang bersumber dari dana APBD dan APBN melalui
KPU. Laporan partai politik juga harus terperinci untuk apa saja dana bantuan dari
pemerintah itu apakah digunakan sesuai dengan kebutuhan parpol.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Partai Politik Sebagai Sebuah Entitas: Pengertian, Karakteristik, Dan Lingkungannya a.
Pengertian Partai Politik Partai politik menurut UU RI Nomor 2 Tahun 2008 adalah organisasi yang

13
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa, dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.

Struktur Partai Politik Organisasi Partai Politik yaitu membentuk: 1) kepengurusan tingkat pusat
yang di sebut dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang berkedudukan di ibukota negara RI, 2)
untuk tingkat provinsi disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) yang berkedudukan di
ibukota provinsi, 3) untuk kabupaten atau kota disebut dengan Dewan Pengurus Cabang (DPC) 4)
untuk tingkat kecamatan disebut dengan pengurus ranting, 5) untuk tingkat desa atau kelurahan
disebut dengan anak ranting.

Akuntabilitas keuangan partai politik Aspek keuangan pada partai politik dapat dikatakan sebagai
aspek yang palin penting karena dapat menentukan kelangsungan hidup dan kredibilitas partai, dan
secara keseluruhan dapat mempengaruhi kualitas proses politik pada suatu negara. Berikut ini adalah
perbedaaan karakteristik antara organisasi nirlaba dengan partai politik: Organisasi Niralaba Partai
Politik Undang- undang yayasanUndang-undang partai politik dan Undang-Undang pemilu Tidak ada
batasan penyumbang Ada batasan untuk penyumbang Tidak ada batasan maksimal jumlah sumbangan
Ada batasan maksimum jumlah sumbangan Tidak ada kewajiban melaporkam daftar penyumbang
(terutama individu)

Daftar penyumbang wajib dilaporanksn Hasil kegiatan berupa jasa pelayanan untuk kepentingan
umum Hasil kegiatan berupa kekuasaan politik Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai dengan tujuan
organisasi dan manajemen yang baik Akuntabilitas berupa bersih dari politik uang, kepatuhan pada
hukum dan posisi politik sesuai dengan janji kepada rakyat Kinerjanya dinilai dari rasio biaya
terhadap kualitas jasa dan produk sosial yang dihasilkan Kinerjanya dinilai dari rasio biaya dan
jumlah sura yang didapatkan dalam pemilu Kecuali untuk ormas pada umumnya organisas nirlaba
bukan merupakan organisasi publik sehingga kebutuhan publik untuk menilai kinerjanya lebih kecil
dibanding partai politik Merupakan organisasi publik sehingga kebutuhan publik untuk menilai
kinerja partai politik lebih besar dibanding organisasi nirlaba lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Syam Kusufi. 2012. akuntansi sektor publik. Salemba empat. Jakarta selatan.
https://www.academia.edu/6642060/Kel_7_paper_asp

14

Anda mungkin juga menyukai