Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN MANDIRI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Di PT. ADI SATRIA


ABADI

Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia
Berbahaya, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Listrik, K3 Konstruksi
Dan Kebakaran, Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN KE-14


Kelas B

Disusun Oleh : Moch Ardisela Nugraha

PT. MUARA ARTHA PERSADA

Banten, 27 Januari 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan hasil
kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang menjadi salah satu
syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama
pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, saya
menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin
untuk melakukan kegiatan kunjungan kerja lapangan dan wawancara
secara online.

2. Seluruh Staff di PT. NARADA KATIGA INDONESIA selaku


penyelenggara pelatihan Calon Ahli K3 Umum, yang telah
memberikan bimbingaan dan ilmu.
3. Seluruh Pemateri Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan
materi dan ilmu serta pengalamnya kepada saya sebagai peserta
Calon Ahli K3 Umum.
4. Teman - teman seperjuangan peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum
Online Training angkatan Ke-14 tahun 2021 yang telah mampu
menjaga suasana pelatihan yang kondusif, mau berbagi pengalaman
di lapangan tentang K3 dan menambah ilmu saya tentang K3.
5. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan laporan ini jauh dari
sempurna dan masih banyak kekuarangan. Penulis berharap laporan
ini dapat memenuhi persyaratan kelulusan calon ahli K3 Umum dan
membantu pengembangan ilmu penegtahuan.

Banten, 27 januari 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ .............. ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ................... iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................ ............ 1
. 1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................. ..... 2
1.3. Ruang Lingkup ................................................................................................ 2
1.4. Dasar Hukum ................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum
Perusahaan……………………………………….................... 9
2.1.1 Sejarah Pendirian ..................................................................................... 11
2.1.2 Sejarah
kegiatan........................................................................................ ............ 13
2.2 Temuan.............................................................................................................
...... ......................................................................................................................... 13
2.3 Temuan-temuan penelitian .................................................................................... 13
a. Temuan Positif .............................................................................................. 14
b. Temuan
negatif........................................................................................................ 14
BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisa Temuan Positif ................. ...........................................................................
13
3.2 Analisa Temuan Negatif ................................................................................ ........
22
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................
33
B. Saran...........................................................................................................
... ............................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 35
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat ini telah menjadi perhatian
di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja
menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan
perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit
terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja. Maka dari itu sangat penting
bagi sebuah perusahaan untuk menyediakan fasilitas keselamatan dan
kesehatan kerja.

Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh


pihak perusahaan. Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-baha yang
digunakan ditempat kerja meliputi material alat dan bahan pengolahan.
Bahan yang digunakan dapat membahayakan kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia, makhluk lain dan lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-
sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan
penangan bersifat khusus. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara
umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan
masih tingginya angka kecelakaan kerja.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di


Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga
kerja adalah
faktor penting bagi kesehatan
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang
namanya tenaga kerja. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing
perusahaan Indonesia didunia internasional masih sangat rendah. Indonesia
akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidak efesienan
pemanfaatan tenaga kerja.
Kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.
Karena itu di samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan keselamatan dan kesehatan kerja
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui perundang- undangan dan
peraturan-peraturan terkait yang sudah dikelurakan oleh pemerintah.
Laporan kunjungan praktik kerja lapangan (PKL) ini saya buat menjadi
salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) Umum yang diadakan oleh PT. Safety First indonesia
bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Namun dikarenakan adanya wabah virus covid 19 dan harus mengikuti
Protokol Kesehatan dari Pemerintah saya hanya melakukan observasi dari
jarak jauh. Dilatar belakango oleh hal tersebut diatas ,maka pada tanggal 26
Januari 2021 saya melakukan video observasi serta interview dengan
narasumber dar Perusahaan PT.Adi Satria Abadi sebagai bahan Prakter
Kerja Lapangan.
2. Maksud dan Tujuan:

Maksud dan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :


1. Untuk mempraktikan teori yang telah didapat selama kegiatan pembinaan
dikelas.
2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi
K3 di lapangan khususnya di bidang keselamatan dan Kesehatan
kerja di lingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya di PT. Adi
Satria Abadi,

3. Calon peserta Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa


dan memberikan saran atau rekomendasi di PT. Adi Satria Abadi.
4. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi calon ahli K3 Umum.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kerja praktek lapangan ini adalah :
Adapun ruang lingkup dari laporan ini dibuat adalah untuk
mengetahui bidang keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan
kerja dan bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, pesawat uap, bejana
tekan, K3 listrik, konstruksi dan kebakaran, kelembagaan keahlian dan
sistim managemen keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) di PT. Adi
Satria Abadi.
4. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Kerja
1. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.
Per- 01/Men/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga
Paramedis perusahaan.
4. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja.
6. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
7. Permennakertrans No.Per.15/Men/2008 tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
5. Dasar Hukum
a. Kelembagaan dan Keahlian K3
1. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984
tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah dan Panitia Pembinan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang
Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
239 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum.
6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
03 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli
Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang –
Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut ahli K3.

b. Dasar Hukum Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
terdiri dari 18 Bab dan 193 pasal. Pasal yang mengatur tentang
SMK3 pada pasal 87.
4. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3.

c. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Lingkungan dan Bahan Kimia Berbahaya.
a. Undang-Undang No 3. Tahun 1969 Tentang Persetujuan
Konvensi ILO 120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor.
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
c. Undang-Undang No 13. Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
d. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
e. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1985 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
f. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1986 Tentang Syarat-Syarat
Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelola
Pestisida.
g. Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia dalam Tempat Kerja.
h. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
23/MIND/PER/4/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 87/M- IND/PER/9/2009 Tentang
Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan Label Pada Bahan
Kimia.

i. Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.


Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
j. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya Beracun.
k. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.SE.01/MEN/1979 Tentang pengadaan Kantin dan Ruang
Tempat Makan.
l. Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 01 Tahun 2011 Tentang
Juknis Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan
Petugas Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.
d. Dasar Hukum K3 Mekanik
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Permenaker No. 05 Tahun 1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
c. Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator Pesawat Angkat
dan angkut.
d. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi.
e. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap
a. Peraturan Pemerintah Tahun 1930 Tentang Pesawat Uap.
b. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
c. Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan
Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
f. Dasar Hukum K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki
Timbun.
g. Dasar Hukum K3 listrik
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan
kesehatan dan kesehatan kerja listrik di tempat kerja
c. Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas
peraturan menteri tenaga kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
d. Permenaker No.02/MEN/1989 tentang instalasi penyalur petir.
e. Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI).
f. Kepdirjen No. Kep47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan
Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.
g. Kepdirjen No. Kep48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan
Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.
h. Dasar Hukum K3 Konstruksi
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 tentang bangunan
Gedung Permenakertrans No.PER 01/MEN/1980 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi kerja.
c. Permenaker No.per 01/Men/1980 Tentang keselamatan dan
kesehatan kerja pada kostruksi bangunan.
d. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum No. KEP.174/MEN/86, No. KEP.
104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
e. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.20 Tahun 2004 Tentang Sertifikasi
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan Kedirjen No.Kep 20/DJPPK/VI/2004
Tentang Sertfikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bidang Konstruksi Bangunan
i. Dasar Hukum K3 Kebakaran
1. Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
2. PERMENAKER NO. PER/04/MEN/1980 Tentang cara
pemasangan dan pemeliharaan APAR.
3. Permenaker NO. PER 02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.189 Tahun
1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
5. Instruksi Menteri Tentang Tenaga Kerja No.11
Tahun 1997 Tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.

j. Dasar Hukum K3 Kebakaran


1. Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
2. PERMENAKER NO. PER/04/MEN/1980 Tentang cara
pemasangan dan pemeliharaan APAR.
3. Permenaker NO. PER 02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.189 Tahun 1999
Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
5. Instruksi Menteri Tentang Tenaga Kerja No.11 Tahun 1997
Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.2 Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan


2.2.1 Sejarah Pendirian
PT Adi Satria Abadi adalah perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan kulit. Sasarannya kulit khusus untuk bahan
pembuatan sarung tangan golf. Maksudnya mengolah kulit
mentah sampai menjadi kulit yang siap untuk dibuat sarung
tangan. Bahan bakunya dari kulit domba dan kambing yang
sudah dihilangkan bulunya, sudah dalam keadaan diasamkan
atau di pickle.
Perusahaan ini pada awal didirikan dengan nama PT Adi
Surya Abadi, tetapi pada waktu diajukan untuk pengesahan ke
Departemen Kehakiman, nama tersebut sudah ada yang
memakai, sedang menurut aturan tidak boleh ada nama yang
sama, maka disarankan untuk menggunakan nama yang lain.
Kemudian namanya PT Adi Surya Abadi berubah menjadi PT
Adi Satria Abadi. Dengan nama ini bisa disyaratkan oleh
Departemen Kehakiman. Sehingga nama yang resmi adalah PT
Adi Satria Abadi.
Surat pengesahan ini setelah PT Adi Satria Abadi (ASA)
terima kemudian di simpan, sampai PT Adi Satria Abadi (ASA)
lupa masih selalu menggunakan nama Adi Surya Abadi. Pada
waktu PT Adi Satria Abadi (ASA) akan memperpanjang
perijinan (ijin HO, SIUP, dan lain-lain), PT Adi Satria Abadi
(ASA) melihat akte pendirian baru ingat bahwa selama 5 tahun
PT Adi Satria Abadi (ASA) menggunakan nama yang salah,
maka mulai April tahun 2000, PT Adi Satria Abadi (ASA) baru
mulai menggunakan nama yang benar yaitu PT Adi Satria
Abadi (ASA). PT Adi Satria Abadi (ASA) ini didirikan oleh:
1. Bp. Subiyono, Bsc
2. Bp. Diyono HS, Bsc
3. Ibu M. Difalik Tontowiyah
Dengan modal awal Rp 100.000.000,-, dan ijin
Akte pendirian nomor : ASA 77. 26 July 1994
Izin HO nomor : 503 / 4739 / 1994
Izin SIUP nomor : 1. 77 – 94 / 1202 / PB / II / 1995
PT Adi Satria Abadi (ASA) mempunyai

VISI: mendirikan perusahaan kecil tapi sehat MISI:


1. Mengembangkan teknologi perkulitan
2. Menjaga kualitas dengan
Menggunakan motto:
”KEPUASAN PELANGGAN
ADALAH BUDAYA”
3. Menerapkan prinsip karyawan adalah
partner kerja bukan asset perusahaan.
Dalam hal hubungan dengan perusahaan lain yang
sejenis, PT Adi Satria Abadi (ASA) punya prinsip mereka
adalah teman kerja dan bukan merupakan pesaing atau
musuh perusahaan. Sehingga PT Adi Satria Abadi (ASA)
berusaha mencari teman sebanyak-banyaknya dan
menghindari musuh sejauh-jauhnya, dengan kata lain
teman seribu masih kurang, musuh satu sudah terlalu
banyak.

Pertama kali perusahaan berdiri belum mempunyai


lokasi sendiri, dan untuk sementara menyewa gedung
milik Departemen Perindustrian yang berlokasi di
kompleks L.I.K Maguwoharjo.

2.1.2 Sejarah Kegiatan

Dari mulai didirikan sampai dengan bulan Desember 1994


merupakan masa- masa persiapan untuk:

a. Menghubungi suplier-suplier kulit mentah untuk mendapatkan


bahan baku.
b. Menghubungi suplier-suplier obat untuk mencari obat-
obatan, bahan pembantu.
c. Mencari pabrik-pabrik yang kurang aktif untuk diajak kerja
sama di bidang proses.
Dalam hubungan PT Adi Satria Abadi (ASA) dengan
suplier, pemilik pabrik, dan lain-lain PT Adi Satria Abadi
(ASA) menghendaki untuk selamanya, maka hubungan itu
pada prinsipnya harus saling menguntungkan antara kedua
belah pihak supaya hubungan menjadi kekal, menjadi
pelanggan yang baik.

Untuk tempat proses pada awalnya kerja sama


dengan CV Bengawan Solo yang beralamat di Pucang
Sawit, Jebres, Solo, yang kebetulan pabrik ini masih
punya sisa kapasitas. Kemudian tahun 1996 mulai
menjalin kerja sama dengan PT Bromosakti yang
beralamatkan Jl. Lowanu no. 62 Yogyakarta. Mulai
pertengahan tahun 1996 juga menumpang proses
produkksi di CV Sinar Obor, Jl Numpak Anyar
Yogyakarta.

Mulai akhir tahun 1997 mulai menjalin kerja sama


dengan CV Sinar Surya di Tempuran Magelang. Sedang
kerja sama dengan CV Bengawa Solo sudah diputus,
begitu juga dengan CV Sinar Obor, kerja sama tidak
continue, atau
hanya bersifat isidental.
Dalam tahun 1997 PT Adi Satria Abadi (ASA) mulai
merasakan adanya kulit-kulit yang sobek karena proses maupun
yang terlalu banyak kutu hingga menjadi afkir jumlahnya cukup
banyak, dan sulit untuk dijual. Maka kemudian muncul ide untuk
mendirikan pabrik sarung tangan yang sasarannya untuk
memanfaatkan kulit-kulit seperti tersebut di atas supaya bisa
terjual. Sehingga pabrik sarung tangan ini sifatnya sebagai
pelengkap pabrik kulit yang memproduksi kulit bahan sarung
tangan.
Kemudian mulailah PT Adi Satri Abadi (ASA) merekrut
karyawan untuk diajari/dilatih menjahit. Pada awalnya PT Adi
Satria Abadi (ASA) mengambil untuk kira-kira 1 (satu) team 30
orang, PT Adi Satria Abadi (ASA) melatih sampai bisa jalan 3
bulan, kemudian PT Adi Satria Abadi (ASA) merekrut lagi sama
dengan yang dulu, dilatih 3 bulan, merekrut lagi sehingga PT Adi
Satria abadi (ASA) punya 3 team penjahit sarung tanggan. Sampai
3 bulan karyawan baru bisa menjahit, tetapi ketrampilan belum
bisa memenuhi target, untuk bisa memenuhi target memerlukan
waktu 6 bulan sampai 1 tahun. Target umumnya satu team sehari
memproduksi 600 – 700 pasang sarung tangan. Di sini mungkin
baru mencapai BEP.
Untuk melatih potong lebih mudah, tetapi personil potong
yang menghasilkan rendement yang baik, perlu pengamatan yang
jeli dan cukup lama, karena rendement sangat tinggi artinya. Untuk
tipe sarung tangan normal (semua dari kulit) rendement antara 1,05
– 1,1 (artinya 1 pieces sarung tangan menggunakan 1,05 – 1,1 SF
kulit). Kegiatan pabrik sarung tangan tetap berada di kompleks

L.I.K sampai dengan tahun 2005 baru membeli tanah di


daerah Kalasan. Kemudian di bangun

pabrik sarung tangan pada akhir tahun 2006. Mulai awal Mei
2007 pabrik sarung tangan pindah di daerah Kalasan, tepatnya desa
Sidokerto, Purwomartani, Kalasan.

2.2 Temuan
Temuan penelitian ini merupakan deskripsi dari data yang
diperoleh dalam pengumpulan data di lapangan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi.

Temuan dalam penelitian ini merupakan hasil dari wawancara


mendalam dengan informan, lalu melakukan observasi dalam kegiatan
interaksi informan dengan lingkungannya untuk menemukan data
yang diperlukan dan melakuakan studi dokumentasi. Uraian hasil
penelitian berupa deskripsi dan tabel yang disusun berdasarkan
informasi yang didapakan dari informan pokok dan informan pangkal.
Selanjutnya akan dipaparkan beberapa temuan peneliti sebagai hasil
penelitian dari pengumpulan data dan pengolahan data yang
ditemukan di lapangan. Semua data yang didapat oleh peneliti
tentunya sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dideskripsikan dan
dianalisis sebagai dasar untuk mendapatkan kesimpulan dari tujuan
awal penelitian.
2.3 Temuan-Temuan di Lapangan

Berdasarkan hasil video observasi yang diamati pada


PT. Adi Satria Abadi, didapat 2 jenis temuan pada
perusahaan tersebut. Temuan pertama yaitu temuan positif
dan temuan kedua yaitu temuann negatif.

1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di


Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia
Berbahaya
a. Temuan Positif:

a) Perusahaan sudah menerapkan pengelolaan


limbah menggunakan Instalasi Pengolahan Air
Bersih (IPAL) pada K3 lingkungan.
b) Perusahaan sudah menyediakan ruangan untuk
penyimpanan bahan kimia berbahaya.
c) Perusahaan sudah melakukan pelebelan pada bahan kimia
berbahaya

d) Perusahaan telah memiliki office HSE

e) Perusahaan telah memiliki organisasi P2K3

f) Perusahaan sudah memasang safety sign di setiap ruang kerja

g) Perusahaan telah memasang jalur evakuasi

b. Temuan Negatif

a) Dokumen LDKB yang belum tersedia di ruang


produksi yang menggunakan bahan kimia
berbahaya
b) Belum adanya Petugas Kimia atau Ahli K3 Kimia

c) Air berserakan di lantai

2. Bidang Kesehatan Kerja

a. Temuan Positif

a) Ruangan khusus penyimpanan limbah padat

b) Tempat sampah di sekitar area Pabrik

b. Temuan Negatif
6. Ruang genset tidak ada peredam suara
7. APD tidak lengkap

3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran

a. Temuan Positif

a) Perusahaan sudah menyediakan APAR sebanyak 22 unit

b) Pengecekan APAR oleh pihak internal 1 tahun sekali

c) Bangunan perusahaan sudah dilengkapi dengan pencahayaan


yang cukup.

b. Temuan Negatif

a) Kondisi bangunan terlihat keropos

4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim


Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(Smk3)
1. Temuan Positif

a) Perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator memiliki


SIO forklif

2. Temuan Negatif

a) Terdapat 3 orang operator forklift tidak memiliki (SIO)

5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan Dan Tangki Timbun

1. Temuan Positif

a) Telah terdapat name plate pada bejana tekan

b) Name plat tangki timbun

2. Temuan Negatif
belum ada dilakukan pemeliharaan, bagian dalam berpotensi meledak jika
ternyata ada cacat di bagian dalam
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

3.1 Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Lingkungan Kerja


3.1.1 Temuan positif
Table 1. Temuan Positif Bidang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja

No Foto Lokasi Temuan Dampak/Manfaat Dasar Hukum


1 Area Instalansi Mempunyai Instalasi Dapat mencegah dan UU No. 32 Tahun 2009
Pengolahan Limbah menimimalisir terjadinya Tentang Perlindungan dan
Pengolahan Air
(IPAL) pencemaran lingkungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Limbah pasal 20 (3)
“Setiap orang di perbolehkan
untuk membuang limbah ke
media lingkungan hidup dengan
persyaratan:
a. Memnuhi baku mutu
lingkungan hidup
b. Mendapat izin dari
Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya”

2 Terdapat Klinik Terdapat Ruang Ruang Laktasi Undang-Undang No.


Laktasi dan Klinik
Perusahaan adalah ruang untuk 13/Tahun 2003 Tentang
para karyawan Ketenagakerjaan, Pasal 83
perempuan "Pekerja/buruh perempuan yang
anaknya masih menyusu harus
menyusui anak Nya
diberi kesempatan sepatutnya
atau Memompa untuk menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan selama
ASI. Klinik Klinik
waktu kerja"
Memelihara dan
meningkatkan
derajat kesehatan
pekerja Membantu
perusahaan
menentukan
kebijakan di
bidang
kesehatan kerja
3 Area instalsi Memiliki Bio Berfungsi untuk PermenKes NO.
indikator dengan
Limbah B3 mengetahui air 416/Menkes/Per/IX/1990
menggunakan
parameter ikan limbah yang telah tentang syarat
di lakukakn proses syarat dan pengawasan
penylingan sudah kualitas airPasal 4 Ayat (1)
dapat di buang.
Kegiatan

pengawasan kualitas air


mencakup :
a. Pengamatan lapangan
dan pengambilan contoh
air
termasuk pada proses
produksi dan distribusi.
b. Pemeriksaan contoh air

c. Analisis hasil
pemeriksaan
d. Perumusan saran dan
cara pemecahan masalah
yang
timbul dalam hasil kegiatan
a, b, dan c.
e. Kegiatan tindak lanjut
berupa pemantauan upaya
penanggunglangan /
perbaikan termasuk
kegiatan penyuluhan
4 Kantor Sertifikat AK3U Untuk memenuhi Undang-undang No. 1
syarat sebuah
Tahun 1970 Pasal
perusahaan dalam
1l Ayat (6)
melakukan
kegiatan K3 Permenaker No. 4 Tahun 1987
melalui P2K3,
Pasal 2 ayat 1
diperlukan tenaga
1.1 Setiap tempat kerja
Ahli yang
dengan kriteria tertentu,
bersertifikasi dan
pengusaha/pengurus
ditunjuk langsung
wajib membentuk P2K3
oleh Kemenaker
1.2 Tempat kerja yang
dimkasud ayat 1 ialah:

a. Tempat kerja dimana


pengusaha/pengurus
mempekerjakan 100
orang tau lebih
b. Tempat kerja
dimana
pengusaha/penguru
s mempekerjakan
tenaga kerja kurang
dari 100 orang,
tetapi memiliki
potensi bahaya
tinggi
5 Toilet Suadh Menjaga Permenaker no 5 Tahun
mempunyai toilet
kebersihan tenaga 2018 pasal 33 huruf 2
pria dan wanita di
pisah kerja Fasilita kebersihan sebagai
mana di maksud
pada ayat 1 paling sedikit
meliputi
a. Toilet dan
kelengkapanya
b. loker dan rung ganti
pakean
c. tempat sampah
perlalatan kebersihan
3.1.2. Temuan Negative
Table 2. Temuan Negatif Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Foto Lokasi Analisa potensi P E C RR Saran/Rekomendasi Peraturan


bahaya Perundangan
Di Ruang - Faktor ergonomi 6 3 7 126 Perlu tindakan Permen no 5 tahun
Produksi (posisi tubuh saat perbaikan misalnya: 2018, tentang
bekerja yang tidak 1. Perbaikan shift lingkungan kerja,
aman) kerja pasal 23.
2. Perbaikan sikap Agar Pekerja dapat
tubuh saat bekerja merasa nyaman atas
3. Sosialisasi bahaya sikap kerja yang
ergonomi kepada dilakukan saat jam
Tenaga Kerja kerja.
Ruangan Potensi bahaya bisa 6 3 3 54 Tindakan perbaikan: UU No. 1 Tahun 1970
produksi tergelincir karena 1. Sosialisasi kepada Pasal 3 (l)
tumpahan air yang Tenaga kerja “ Syarat keselamatan
digunakan untuk 2. Membersihkan air kerja dengan
proses produksi sisa produksi memelihara kebersihan,
3. Penggunaan APD kesehatan, dan
ketertiban”

Permenaker No.5 Tahun


2018 Pasal 1 (5)
“Lingkungan kerja
adalah aspek Hygiene di
tempat kerja yang di
dalamnya mencakup
faktor fisika, kimia,
biologi, ergonomi, dan
psikologi yang
keberadaanya di tempat
kerja dapat
mempengaruhi
keselamatn dan
kesehatan kerja”

Pasal 33
“Fasilitas kebersihan
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 yang
harus disediakan di
tempat kerja”
Kebocoran Pembuangan asap 10 10 3 300 1. Perbaikan/ Permenaker No. 5
pembuanga masih dibawah baku penambahan peralatan Tahun 2018 Pasal 1 (35)
n asap mutu untuk penyaringan “Kualitas udara dalam
mesin asap cerobong ruangan yang
produksi 2. Perlengkapan APD selanjutnya disingkat
(masker) KUDR adalah kualitas
udara di tempat kerja
yang dalam kondisi
yang buruk disebabkan
oleh pencemaran atau
kontaminasi udara
tempat kerja, yang dapat
menimbulkan gangguan,
kenyamanan kerja
sampai pada gangguan
kesehatan tenaga kerja”
Bangunan Bangunan kurang 3 10 7 210 1. Renovasi bangunan UU No.1 Tahun 1970
retak layak 2. Isolasi area (Diberi Pasal 2 (2) c
(dinding, rambu-rambu tanda “Dikerjakan
atap) bahaya, pemindahan pembangunan,
area kerja) perbaikan, perawatan,
pembersihan/pembongk
aran rumah,
gedung/bangunan
lainnya termasuk
bangunan pengairan,
saluran/peresapan”

Kebisingan Penurunan 10 10 7 700 1. Penyediaan ruangan


di sekitar pendengaran kedap suara di ruang
area (menyebabkan genset
ruangan ketulian), penyampaian 2. Pemberian rambu
genset instruksi kerja kurang nominal dB tinggi
maksimal, 3. Pemberian
melemahnya earmuff/earplug
konsentrasi
(kefokusan) kerja

3.2 Bidang Bahan Berbahaya


3.2.1 Temuan positif
Table 3. Temuan positif bidang berbahaya

No Foto Lokasi Temuan Dampak/manfaat Dasar hukum

1 Ruangan khusus Limbah padat yang di Agar limbah padat tidak PP No. 101 Tahun 2014
penyimpanan masukan ke dalam mencemari lingkungan (13)
limbah padat karung dan di simpan sekitar 13. Tempat penyimpanan
terlebih dahulu dalam B3 sebagaimana dimaksud
ruangan husus dalam pasal 12 ayat 6 huruf
b harus memnuhi
persyaratan:
a. Lokasi penyimpanan
limbah B3
b. Fasilitas penyimpanan
limbah B3 sesuai dengan
jumlah limbah B,
karakteristik limbah B3 dan
dilengkapi dengan upaya
pengendalian pencemaran
lingkungan hidup
c. Peralatan penanggulangan
keadaan darurat
2 Tempat sampah di Tempat sampah Memisahkan antara Permenaker No. 5/Tahun
sekitar area sudah dipisahkan sampah organik, 2018 Tentang Lingkungan
Pabrik menurut jenis anorganik dan limbah B3 Kerja Pasal 37 ayat (1)
sampahnya

3.1.2 Temuan Negatif


Table 4. Temuan negatif bahan berbahaya

Foto Lokasi Temuan P E C RR Saran/Rekomendasi Dasar Hukum


Ruang genset Tidak ada Permenaker No.5 Tahun
peredam 2018 Pasal 4 huruf d
untuk Memasang pembatas,
meredam
peredam suara, penutupan
suara dari
genset sebagian atau seluruh alat
Proses APD (masker, 6 10 3 180 1. Pemberian rambu peringan Permenaker No.3 Tahun
produksi sarung tangan
bahaya kimia 1986
karet anti
chemical, 2. Pemberian APD secara Pasal 2 (Tenaga Kerja)
helmet, safety
cuma-cuma Pasal 3 (Tanda-tanda
gogle, apron)
3. Pemberian penunjang peringatan pemasangan
imunitas tubuh (vitamin,
susu dll) rambu-rambu peringatan
bahaya kimia)
Pasal 4 (Sanitasi dan
kebersihan)
Pasal 6 (Fasilitas Pelayana
Kesehatan Kerja)
Hasil APD (masker, 6 6 3 108 1. Pemberian rambu peringan Permenaker No.3 Tahun
sampingan sarung tangan
bahaya kimia 1986
(limbah) karet anti
proses chemical, 2. Pemberian APD secara Pasal 2 (Tenaga Kerja)
produksi helmet, safety
cuma-cuma Pasal 3 (Tanda-tanda
gogle, apron)
3. Pemberian penunjang peringatan pemasangan
imunitas tubuh (vitamin, rambu-rambu peringatan
susu dll) bahaya kimia)
Pasal 4 (Sanitasi dan
kebersihan)
Pasal 6 (Fasilitas Pelayana
Kesehatan Kerja)
1. Bidang Kontruksi dan Kebakaran

Analisa Temuan Positif Bidang Kontruksi dan Kebakaran

Dampak /
Foto Lokasi Temuan Manfaat Dasar Hukum
PERMENAK ER NO PER/04/ME N/1980
Membantu Tentang cara pemasangan dan pemeliharaan APAR

Perusahaan mengantisipasi pasal 2 ayat 2 poin c dan pasal 4 ayat 1


Lingkungan Sudah terjadinya Pasal 2 ayat 2 : “Jenis alat pemadam api ringan
kerja PT. menyediakan kerugian besar terdiri:
Adi Satria APAR akibat a. Jeniscairan(air)
Abadi sebanyak 22 kebakaran b. Jenisbusa
Unit dalam skala c. Jenis tepung kering

kecil d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan


sebaginya.)”
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap satu atau kelompok alat
pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Memastikan Permenaker No. Per.04/MEN/1980 Tentang syarat
Pengecekan APAR siap pemasangan dan pemeliharaan APAR pasal 11 ayat 1
APAR oleh digunakan setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali
sewaktu- setahun yaitu:
2. Wawancara Office HSE Pihak waktu a. Pemeriksaan dalam jangka 6 bulan
internal 1 b. Pemeriksaan dalam 12 bulan
tahun sekali

Analisa Temuan Negatif Bidang Kontruksi dan Kebakaran


Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran
No Foto bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi Dasar Hukum
Kondisi Harus segera Kemenaker No.
bangunan diperbaiki Per.01/Men/1980 Tentang
Terlihat demi Keselamatan Dan
berlubang menjaga Kesehatan Kerja Pada
Dan keselamatan Konstruksi Bangunan
Kropos kesehatan Pasal 8 Semua peralatan
berpotensi kerja (K3) sisi-sisi lantai yang
Wawancara Runtuh terbuka, lubang- lubang di
Atau lantai yang terbuka, atap-
1. Roboh 5 8 40 450 atap atau panggung yang
dapat dimasuki, sisi-sisi
tangga yang terbuka,
semua galian-galian dan
lubang-lubang yang
dianggap berbahaya harus
diberi pagar
atau tutup pengaman yang
kuat.
1. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)

Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Manfaat Dasar
Hukum
PERMENAKER

Sebagai Wadah No.04 tahun1987


Kerja sama antara tentang panitia
pengusaha dengan Pembina keselamatan
Struktur tenaga kerja untuk dan kesehatan kerja
organisas menyelesaikan serta tata cara
i P2K3 program penunjukan ahli

Ruan
g
1
HSE
Analisa Temuan Negatif Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (Smk3)

No Dampak /
Foto Lokasi Temuan Manfaat Dasar Hukum
Petugas yang Permenaker No. 09 Tahun 2010 Bab II Pasal 5 Ayat 1
Terdapat
berkompeten Pasal 5 pesawat angkat angkut harus diopersikan oleh
3 orang
dapat operator pesawat angkat angkut yang mempunyai
operator
meminimalisir Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenisdan
Ruang forklift
1 Wawancara potensi kualifikasinya.
Produksi tidak
terjadinya
memiliki kecelakaan
(SIO) dan penyakit
akibat kerja

2. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan Dan Tangki Timbun (Positif)

1 Wawancara boiler Plat informasi Memberi dikempa;


boiler informasi a) Nama bahan pengisi porous mass khusus untuk
tentang boiler bejana penyimpan gas yang berisi larutan asetilen; dan
b) Bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama dan
berikutnya
Analisa Temuan Negatif K3 Bejana Tekan
No Pemaparan/P Konsekuens Rating Saran /
Probability Rekome Dasar Hukum
Foto/Lokasi Potensi bahaya /Peluang emajanan i/Akibat Risiko ndasi
Permenaker no.37 tahun
2016 tentang K3 bejana
tekan dan tangki
belum ada timbun.Ayat 4 pemakaian
dilakukan bejana tekan atau tangki
Hasil wawancara pemeliharaan, timbun sebagaimana
3 7 60 450
bagian dalam dimaksud dalam pasal 4
berpotensi meledak harus dilakukan
jika ternyata ada pemeriksaan dan pegujian
cacat di bagian sebelum digunakan serta
dalam melakukan pemeliharaan
secara berkala
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dari video observasi maupun interview dengan narasumber
dari pihak PT Adi Satria Abadi mengenai beberapa aspek bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia
Berbahaya Perusahaan PT. Adi Satria Abadi: sudah menerapkan pengelolaan limbah
menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada K3 lingkungan. Perusahaan
telah memiliki office HSE. Perusahaan telah memiliki organisasi P2K3. Perusahaan
sudah memasang safety sign di setiap ruang kerja. Perusahaan telah memasang jalur
evakuasi.
2. Perusahaaan memiliki fasilitas toilet yang memadai untuk karyawanya.

3. Bidang Kesehatan Kerja PT. Adi satria Abadi telah memiliki klinik untuk pekerja, serta
terdapat ventilasi udara di tempat kerja.

4. Bidang Kontruksi dan Kebakaran PT. Adi satria Abadi menyediakan APAR sebanyak 22
unit, pengecekan APAR dilakukan oleh pihak internal sebanyak 1 tahun sekali, bangunan
perusahaan sudah dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup.

5. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja (Smk3) perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift.

Dalam hal penerapan K3 yang ada di PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan K3 sesuai
dengan peraturan perundang-undangan No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

33
B. Saran
1. Dalam proses produksi operator diharapkan dapt memakai alat pelindung diri lengkap untuk
menghindari paparan bahan kimia.

2. PT. Adi Satria Abadi diharapkan menggunakan K3 mekanik dalam melakukan uji riksa pada
mesin produksi, forklift, dan genset. PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan
pengawasan kepada semua unit yang mengalami kerusakan sensor alarm atau emergency
shutdown dan alat pengaman yang sudah tidak berfungsi dengan melakukan perbaikan pada
mesin produksi tersebut Dalam melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada unit bejana
tekan yang belum dilakukan riksa uji. Dan segera melakukan pengurusan dokumen untuk
dilakukannya uji riksa.
3. Dalam melakukan evaluasi kembali terhadap alat pengaman kebakaran, menyediakan fasilitas
pencegahan kebakaran pada area tanki timbun, serta PT. Adi Satria Abadi perlu melakukan
modifikasi atau penambahan perlengkapan fasilitas alat yang dapat membaca leveling atau
volume meter pada tanki timbun. Dan adanya peninjauan kembali terhadap struktur tanki
timbun sehingga digantikan menjadi fondasi dengan konstruksi kuat .

34
DAFTAR PUSTAKA

Safety First Indonesia. 2018. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan


Kesehatan kerja.

Undang Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18 Bab dan 193 pasal.
Pasal yang mengatur tentang SMK3

Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 Permenaker No. 05 Tahun

1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut. Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator

Pesawat Angkat dan angkut Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan

Produksi.

Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan kesehatan dan kesehatan kerja listrik di


tempat kerja

Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga kerja No.Per
02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir

Permenaker No.02/MEN/1989 tentang instalasi penyalur petir

Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia


(SNI)

Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
PERMENAKER NO PER/04/MEN/1980 Tentang cara pemasangan dan
pemeliharaan APAR

Permenaker NO.PER 02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran


Automati

Anda mungkin juga menyukai