PROPOSAL PRAKTIKUM
Disusun Oleh
Kelompok C2
Tanggal Praktikum :
Anggota Kelompok :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSTAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. JUDUL PERCOBAAN
Membuat Sedian Obat Tetes Mata Betametason
II. PENDAHULUAN
Yang dimaksud sebagai obat mata adalah tetes mata, salep mata, pencuci
mata dan beberapa bentuk pemakaian yang khusus serta sebagai bentuk depo,
yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata
digunakan untuk menghasilkan efek diagnostik dan terapeutik lokal, dan yang
lain untuk merealisasikan kerja farmakologis, yang terjadi setelah
berlangsungnya penetrasi bahan obat dalam jaringan yang umumnya terdapat
disekitar mata. Pada umumnya bersifat isotonis dan isohidris. (Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi, Voight hal. 521-527)
Cairan mata isotonik dengan darah dan mempunyai nilai isotonitas yang
sesuai dengan larutan NaCl P 0,9%. Secara ideal larutan obat mata harus
mempunyai nilai isotonis tersebut, tetapi mata tahan terhadap nilai isotonis
rendah yang setara dengan NaCl P 0,6% dan tertinggi setara dengan larutan
NaCl P 2,0% tanpa gangguan nyata. (FI IV hal. 13)
Tetes mata (Guttae Opthalmicae) merupakan sediaan steril yang dapat berupa
larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes mata berupa
larutan harus jernih, bebas zarah asing, serat, dan benang (Direktorat Jendral
Pengawasan Obat Dan Makanan RI, 1979). Tetes mata harus menunjukan suatu
efektivitas yang baik tergantung secara fisiologis (bebas rasa nyeri, tidak
merangsang) dan menunjukkan sterilitas (Voight, 1994)
B. Farmakokinetik
Betametason memiliki potensi antiinflamasi sebesar 25 dengan kerja
lama (t½ biologi 36-72 jam).
C. Farmakodinamik
Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan
lema; dan mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik,
sistem saraf dan organ lain. Korteks adrenal berfungsi homeostatik, artinya
penting bagi organisme untuk mempertahankan diri dalam menghadapi
perubahan lingkungan.
Efek antiinflamasi kortisol dan analog sintetiknya dapat mencegah atau
menekan timbulnya gejala inflamasi akibat radiasi, infeksi, zat kimia,
mekanik, atau alergen. Gejala ini umumnya berupa kemerahan, rasa sakit, dan
panas, pembengkakan ditempat radang. Secara mikroskopik obat ini
menghambat fenomena inflamasi dini yaitu edema, deposit fibrin, dilatasi
kapiler, migrasi leukosit ketempat radang dan aktivitas fagositosis. Selain itu
dapat juga menghambat maniftasi inflamasi yang telah lanjut yaitu poliferasi
kapiler dan fibroblas, pengumpulan kolagen dan pembentukan sikatriks.
D. Indikasi
Betamethason natrium fosfat digunakan dalam pengobatan topikal untuk
kondisi alergi atau peradangan pada mata, telinga, atau hidung biasanya
dalam bentuk drops.
E. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas; infeksi bakteri, virus, jamur; infeksi tuberculosis atau
infeksi purulent pada mata; glaucoma atau keratitis herpes.
F. Efek Samping
Reaksi hipersensitivitas, peningkatan tekanan intra okuler, pembentukan
katarak subkapsuler posterior.
G. Peringatan
Jangan digunakan bersama dengan lensa kontak. Hati-hati penggunaan pada
wanita hamil, ibu menyusui dan anak-anak.
H. Preformulasi
1. Zat Aktif
pH :
Larutan 0,5% dalam air mempunyai pH = 7,5 –
9 ; dalam cairan aqueous mempunyai pH = 8
(Martindale ed. 28 hal. 462)
OTT :
Dengan diazepin, lidocain, triamteren,
metronidazole, antidepresan trisiklik,
terfenadin, teofilin.
(Martindale ed. 28 hal. 462)
Khasiat / Dosis :
Sebagai pengobatan topikal obat tetes mata,
obat tetes telinga dan obat tetes hidung
untuk alergi dan antiinflamasi = 0,1%
Sebagai pengobatan lokal untuk aphthous
ulcer di mulut = 0,1%
(Martindale ed. 28 hal. 462)
2. Zat Tambahan
pH :
5-8
(Handbook of Excipient ed VI hal 56)
Stabilitas :
Dipengaruhi oleh cahaya, udara dan logam.
(Handbook of Excipient ed VI hal 56)
OTT :
Aluminium, surfaktan anionik, sitrat, lanolin,
hidrogen peroksida, hidroksi propil metil
selulosa, kaolin, sulfonamida, besi sulfat, dan
salisilat.
(Handbook of Excipient ed VI hal 56)
Wadah:
Tertutup rapat dan terhindar dari cahaya.
(Handbook of Excipient ed VI hal 56, FI IV
hal 130)
Natrium Pemerian : hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau Autoklaf (Martindale 28 hal.637).
serbuk hablur putih; rasa asin. (Farmakope Indonesia
Klorida EdisiV hal. 903)
Kelarutan:
Mudah larut dalam air (1 sampai 10 bagian air).
(Farmakope Indonesia EdisiV hal. 903)
pH : 6,7-7,3
(Handbook of Pharmaceutical Excipent 6th : 637)
OTT :
Garam merkuri, oksidator kuat. (Handbook
Pharmaceutical of excipient 6th hal.639)
Konsentrasi :
≤0,9%(Martindale 28 hal. 637
Kegunaan :
Sebagai tonisitas atau pengisotonis
Dinatrii edetas Rumus molekul : Autoklaf (HOPE p. 243)
C10H14N2Na2O8.2H2O
(HOPE 6th
(hidrat) C10H14N2Na2O8
edition p. (anhidrat)
242, FI VI Pemerian: serbuk hablur, putih, tidak berbau,
hal. 437) rasanya sedikit asam
pH : 4,3-4,7
Kegunaan : pengkelat
IV. FORMULA
1. Formula Rujukan
Martindale 28 hal. 462
Tiap ml mengandung :
Betamethasone sodium phosphate 0,1%
Benzalkonium Chloride 0,02%
British Farmacopoeia hal. 2330 th. 2009
Tiap ml mengandung :
Betamethasone sodium phospate 0,1 %
2. Formula Jadi
Betametason natrium fosfat 0,1%
Benzalkonium klorida 0,02 %
Dinatrii edetat 10 mg
NaCl 0,8%
Aqua p.i ad 10 ml
B. Bahan:
Betametason Na Fosfat
Tabel Sterilisasi
o
1 Beaker, corong glass, botol Dalam oven suhu 150°C selama ( FI ed.V hal.1663)
infus, erlenmeyer, pipet 1 jam
tetes
2 Gelas ukur, kertas saring Sterilisasi dengan autoklaf ( FI ed.V hal.1662)
121°C, 15 menit
3 Batang pengaduk, spatula, Rendam dalam alkohol selama (FI ed. V hal.1665)
pinset, kaca arloji, penjepit 30 menit
besi
4 Karet pipet Rebus dalam air mendidih (FI V hal.1359)
selama 30 menit
5 Sterilisasi sediaan Obat Sterilisasi dengan filtrasi (FI ed.V hal.1662)
Tetes Mata membran 0,22 µm di dalam
Ruangan Laminar Air Flow
(LAF)
6 Aqua pro injeksi Aquadest didihkan selama 30 (FI ed.V, hal.1359)
menit
Untuk2botoltetesmata@
10ml(Diserahkan2botol):
Volumetotal={ (2x10ml)+30%(2x10ml)}=26ml
b.Perhitunganformula
1. BetamethasonNatriumFosfat=0,1% x26ml=0,026g=
26 mg
2. BenzalkoniumK
lorida=0,02% x 26ml=0,0052g=5,2
mg
3. NaCl=0,8%x26ml=0,208 g=
208 mg
4. Dinitri Edetat = 10 x 26ml = 0,026 g = 26 mg
5. Aquap.i=26ml–(0,026+0,0052+0,208 +
0,026 )=
25,7348 ml
c. Perhitungan Tonisitas
Tonisitas
V = ∑ (W x E) x 111,1
Keterangan :
∑ = jumlah
W = berat (gram)
E = ekivalen NaCl
b. Penimbangan
Bahan Teoritis (g) Praktikum
VIII. EVALUASI
a. In Process Control
1. Uji Kejernihan ( Lachman III, hal 1355 - 1356)
Pengamatan secara visual dengan menggunakan latar hitam-putih, harusbebas
dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata, yaitu partikel yang
berukuran 30-40 μm.
Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan bahwa tiap partikel
yang terlihat secara langsung jernih.
b. Quality Control
1. Uji Kejernihan ( Lachman III, hal 1355-1356)
Pengamatan secara visual dengan menggunakan latar hitam-putih, harusbebas
dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata, yaitu partikel yang berukuran
30-40 μm
Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan bahwa tiap partikel
yang terlihat secara langsung jernih.
bobot jenis cairan. Isi dari 2/3 wadah 1 ml/ 2 ml dapat digabungkan untuk
Larutan baku :
Timbang saksama lebih kurang 45 mg betametason natrium fosfat BPFI.
Masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air sampai tanda.
Masukkan 3,0 ml ke dalam vial yang sesuai, tambahkan 2,0 ml larutan baku
internal dan 3,0 ml air untuk mendapatkan larutan dengan kadar vlebih kurang
0,17 mg betametason natrium fosfat dan 0,06 mg butil paraben per ml.
Larutan uji :
Timbang saksama lebih kurang 45 mg, buat larutan seperti tertera pada larutan
baku.
Prosedur :
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama larutan uji dan baku. Tentukan
perbandingan tinggi puncak pada waktu retensi yang sama yang diperoleh dari
larutan uji dan larutan baku.