Anda di halaman 1dari 11

SAP HERNIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HERNIA

Topik Penyuluhan : HERNIA


Hari/ Tanggal Penyuluhan : RABU 17 Maret 2021
Tempat Penyuluhan : Ruang Kenanga RSUD Dr. Rubini Mempawah
Waktu Penyuluhan : 30 Menit
Sasaran penyuluhan : Pasien dan keluarga pasien Ruang Kenanga RSUD Dr.
Rubini Mempawah

A. LATAR BELAKANG
Hernia adalah penonjolan suatu organ atau otot dinding organ melalui rongga yang
biasanya berisi itu. Sebuah hernia hiatus terjadi ketika perut menonjol ke atas ke
mediastinum melalui pembukaan esofagus pada diafragma.
Sejauh ini yang paling umum hernia berkembang di perut, ketika sebuah kelemahan
pada dinding perut berevolusi menjadi lubang lokal, atau "cacat", di mana jaringan
adiposa, atau organ perut ditutupi dengan peritoneum, dapat menonjol. Lain umum
melibatkan hernia cakram tulang belakang dan menyebabkan sciatica.
Hernia mungkin atau mungkin tidak hadir baik dengan nyeri di lokasi, terlihat
benjolan atau teraba, atau dalam beberapa kasus dengan gejala yang samar-samar lebih
yang dihasilkan dari tekanan pada organ yang telah menjadi "terjebak" dalam hernia,
kadang-kadang menyebabkan disfungsi organ. Jaringan lemak biasanya memasuki hernia
pertama, tapi mungkin bisa diikuti oleh atau disertai dengan organ.
Kebanyakan kasus hernia diobati dengan jalan operasi. Misalnya dengan operasi bedah
untuk memperkuat dinding perut. Dengan begitu, otot di daerah dinding perut bisa
menahan beban lebih baik dan mencegah hernia kambuh kembali.
Hernia memang umumnya ditemukan pada laki-laki dan anak-anak, namun tidak
menutup kemungkinan wanita juga memiliki risiko serupa.
B.       TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien/keluarga/petugas kesehatan dapat
mengetahui dan memahami tentang hernia.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien/keluarga pasien dapat mengetahui
tentang :
1. Pengertian dari hernia
2. Macam-macam hernia
3. Penyebab hernia.
4. Tanda dan gejala hernia
5. Pencegahan hernia
6. Penatalaksanaan pada hernia
7. Komplikasi hernia

D.      METODE
Ceramah dan Tanya Jawab

E.       MEDIA
Leaflet
KEGIATAN

Tahap Wakt
No. Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
Kegiatan u
1 Pendahuluan 5 1.      Perkenalan  Mendengarka
menit 2.     Mengemukakan latar n
belakang pokok materi  Menjawab
yang akan disampaikan pertanyaan
3.     Menggali pengetahuan
dan mengajukan
pertanyaan
2. Penyajian 10 Menjelaskan : Mendengarkan        Leaflet
menit 1. Pengertian hernia Penjelasan       

2. Klasifikasi hernia
3. Etiologi hernia
4. Gejala hernia
5. Pemeniksa penunjang
hernia
6. Pengobatan hernia
7. Komplikasi hernia
3. Evaluasi 10  Menegaskan kembali 1.   Mendengarkan·     Leaflet
menit materi yang telah 2.     Menjawab ·    
disampaikan 3.      Bertanya
 Menanyakan kembali
hal-hal yang penting
 Menjawab pertanyaan
4. Penutup 5  Menarik kesimpulan 1. Memperhatikan
menit  Salam penutup 2.Menjawab
salam

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktu

 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang kenanga kamar no 2.1.


 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Peserta antusias terhadap meteri penyuluhan.


 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3. Evaluasi Hasil

 Peserta mengetahui pengertian hernia.


Lampiran materi

a. Pengertian hernia
Hernia atau turun berok adalah kondisi yang terjadi ketika organ dalam
tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di
sekitarnya yang lemah. Jaringan ikat tubuh seharusnya cukup kuat untuk
menahan organ tubuh di dalamnya agar tetap berada di posisinya masing-
masing. Namun, beberapa hal menyebabkan jaringan ikat melemah sehingga
tidak dapat menahan organ di dalamnya dan mengakibatkan hernia.

b. Klasifikasi hernia
Hernia terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

 Hernia inguinalis, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga


perut mencuat ke selangkangan. Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang
paling sering terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
 Hernia femoralis, terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke
paha atas bagian dalam. Risiko wanita menderita jenis hernia ini lebih tinggi,
terutama wanita hamil atau memiliki berat badan berlebih (obesitas).
 Hernia umbikalis, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak mendorong
dan mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar. Hernia umbikalis biasanya
dialami oleh bayi dan anak di bawah usia 6 bulan akibat lubang tali pusat tidak
tertutup sempurna setelah bayi lahir.
 Hernia hiatus, terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga dada
melalui diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Jenis hernia ini
umumnya terjadi pada lansia (>50 tahun). Jika seorang anak mengalami hernia
hiatus, kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan bawaan.
 Hernia insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka
operasi di bagian perut atau panggul. Hernia insisional dapat terjadi bila luka
operasi di perut tidak menutup dengan sempurna.
 Hernia epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak mencuat melalui dinding perut
bagian atas, tepatnya dari uluhati hingga pusar.
 Hernia spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat
(spigelian fascia) yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang
membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik
tonjolan yang dikenal dengan ‘six pack’. Hernia spigelian paling sering timbul di
daerah sabuk spigelian, yaitu daerah pusar ke bawah.
 Hernia diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke
rongga dada melalui celah diafragma. Hernia jenis ini juga dapat dialami oleh
bayi ketika pembentukan diafragma kurang sempurna.
 Hernia otot, terjadi ketika sebagian otot mencuat melalui dinding perut. Jenis
hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera saat berolahraga.

c. Etiologi Hernia
Hernia disebabkan oleh kombinasi antara kondisi otot yang tertarik dan melemah.
Ada beberapa hal yang menyebabkan otot tubuh melemah, yaitu:

 Usia.
 Batuk kronis.
 Bawaan lahir, terutama di pusar dan diafragma.
 Cedera atau komplikasi dari operasi di bagian perut.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami hernia, terutama ketika otot tubuh mulai melemah. Di antaranya adalah:

 Terlalu sering mengangkat beban berat.


 Konstipasi yang menyebabkan penderitanya harus mengejan saat buang air besar.
 Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya tekanan dalam dinding perut.
 Penumpukan cairan di dalam rongga perut.
 Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
 Bersin yang berlangsung lama.

Penyakit seperti cystic fibrosis, secara tidak langsung juga dapat meningkatkan


risiko hernia. Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi paru sehingga
memicu batuk kronis.
d. Gejala
Gejala hernia bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat keparahan. Hernia di perut atau
selangkangan ditandai dengan munculnya benjolan atau tonjolan yang dapat hilang
ketika berbaring. Namun, benjolan dapat muncul kembali ketika penderita tertawa,
batuk, atau mengejan. Gejala hernia lainnya adalah:

 Nyeri di area benjolan, terutama ketika mengangkat atau membawa benda berat.
 Rasa berat dan tidak nyaman di perut, terutama ketika membungkuk.
 Konstipasi.
 Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu.
 Benjolan di selangkangan.

Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia),
dan heartburn. Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami gejala rasa
nyeri hebat dan muncul secara tiba-tiba, muntah, sulit buang air besar, serta benjolan
mengeras, sakit ketika disentuh, dan sulit didorong masuk.

e. Pemeriksa Penunjang Hernia

Diagnosis hernia dilakukan melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan meraba bagian
perut atau selangkangan pasien untuk merasakan benjolan atau tonjolan yang dapat
terlihat ketika pasien berdiri atau batuk.

Untuk hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema


dan endoskopi dalam proses diagnosis. Barium edema adalah pemeriksaan foto
Rontgen dengan menggunakan bantuan cairan barium yang ditelan untuk
menghasilkan gambar detail bagian dalam saluran pencernaan. Jenis pemeriksaan ini
juga digunakan untuk mendeteksi obstruksi usus.

Tes pencitraan juga dilakukan untuk memastikan diagnosis dan mendeteksi gangguan
lain yang mungkin disebabkan oleh hernia, seperti:

 USG, untuk memperoleh gambaran bagian dalam organ perut dan panggul.


 CT scan, untuk memeriksa organ-organ bagian dalam rongga perut.
 MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meskipun tidak terlihat
tonjolan.
f. Pengobatan Hernia

Sebelum menentukan langkah pengobatan, ada sejumlah faktor pertimbangan yang


dapat memengaruhi keputusan dokter dalam menentukan prosedur operasi, yaitu:

 Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.


 Gejala yang muncul dan dampaknya terhadap kehidupan pasien. Dokter akan
merekomendasikan tindakan operasi jika gejala yang dirasakan semakin
memburuk atau telah mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
 Jenis dan lokasi hernia.
 Isi hernia. Misalnya otot atau sebagian usus yang menyebabkan obstruksi usus
atau terganggunya sirkulasi darah ke organ

Berdasarkan pertimbangan tersebut, ada beberapa metode pengobatan yang dapat


dilakukan dokter, yaitu:

 Terapi obat. Untuk pasien hernia hiatus, dokter akan meresepkan obat untuk
menurunkan asam lambung guna meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.
Beberapa jenis obat yang mungkin diberikan, yaitu antasida, antagonis
reseptor H-2, dan penghambat pompa proton (PPI).

 Operasi. Tindakan operasi merupakan langkah utama yang dilakukan dokter


dalam menangani hernia. Ada dua metode operasi yang dapat dilakukan, yaitu:

 Operasi terbuka, terdiri atas beberapa pilihan tindakan yang mungkin


dilakukan dokter selama operasi turun berok. Di antaranya adalah:
 Herniotomi. Dokter akan membuat sayatan pada dinding perut,
kemudian mendorong hernia agar masuk kembali ke dalam rongga
perut dan membuang kantung hernia.
 Herniorafi. Hampir serupa dengan herniotomi, namun dokter akan
menjahit area keluarnya hernia untuk memperkuat dinding perut.
 Hernioplasti. Tindakan ini dilakukan ketika lubang tempat keluarnya
hernia cukup besar. Dokter akan menggunakan jaring sintetis (mesh)
untuk menutup dan memperkuat lubang tersebut, sehingga hernia tidak
kambuh kembali.
 Laparoskopi (operasi lubang kunci), yaitu prosedur operasi hernia yang
dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dinding perut. Dokter bedah akan
menggunakan laparoskop dan alat penunjang operasi lain dalam prosedur ini.
Laparoskop adalah alat berbentuk tabung tipis dan dilengkapi dengan kamera
dan cahaya di bagian ujungnya.

Meskipun demikian, ada jenis hernia yang tidak membutuhkan tindakan operasi,
yaitu hernia umbilikus yang biasanya dapat sembuh sendiri dan hernia hiatus yang
terkadang dapat ditangani dengan obat-obatan.

g. Pencegahan Hernia

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hernia. Di antaranya adalah:

 Berhenti merokok, karena rokok memicu batuk kronis yang dapat meningkatkan
risiko hernia.
 Menjaga berat badan ideal dengan berolahraga secara teratur.
 Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian untuk
menghindari konstipasi.
 Hindari mengangkat beban berlebih atau di luar kemampuan.
 Konsultasi kepada dokter jika mengalami batuk atau bersin yang berlangsung
terus-menerus.

h. Komplikasi Hernia
Jika tidak segera ditangani, hernia akan semakin membesar dan semakin
menekan jaringan atau organ di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan
komplikasi yang dapat dialami pasien hernia. Komplikasi tersebut di antaranya
adalah:
 Hernia inkarserata (obstruksi hernia), yaitu kondisi ketika usus terjebak
di dinding perut atau di dalam kantung hernia (ingunal canal),
sehingga mengganggu kerja usus.
 Hernia strangulata, yaitu kondisi ketika usus atau jaringan terjepit,
sehingga aliran atau pasokan darah terhambat. Jika tidak segera
ditangani, kondisi ini dapat mengancam jiwa penderita. Hernia
strangulata biasanya terjadi ketika obstruksi hernia tidak segera
ditangani. Tindakan operasi harus segera dilakukan untuk mencegah
kematian jaringan.

Komplikasi pasca operasi juga mungkin terjadi pada pasien. Di antaranya adalah:

 Hernia berulang.
 Infeksi.
 Nyeri jangka panjang.
 Cedera kandung kemih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Elango,et al.( 2017). Mesh Materials and Hernia Repair.Bio medicine ,7


(3),pp.16
2. Kulacoglu,H. (2011).Current Options In Ingunal Hernia Repair in Adult
Patients.Hippokratia,15 (3), pp.223-231.
3. American College of Surgeons (2018) .Groin Hernia Repair- Inguinal and
Femoral.
4. Better Health Channel ( 2014). Hernia.
5. Kapoor , VK. Medscape (2018). Open Inguinal Hernia Repair.
6. Dersarkissian ,C. WebMD (2017). Understanding Hernia the Basics.

Anda mungkin juga menyukai