Transistor 2
Transistor 2
TRANSISTOR
Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor, atau suatu komponen elektronika yang dapat
mengalirkan atau memutuskan aliran arus yang besar dengan pengendalian arus listrik yang relatif sangat kecil,
dengan mengubah resistansi lintasannya.
KELEBIHAN :
1. Arus pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga
lebih mudah mengendalikannya.
2. Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga
tidak menimbulkan percikan api dan lebih tahan lama.
3. Ukuran transistor relatif lebih kecil dan kompak dibanding
relay.
4. dapat bekerja pada tegangan kerja yang bervariasi.
KELEMAHAN :
1. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat
kerusakan permanen.
2. Panas yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga
bila tidak diberi pendinginan yang cukup, akan
memperpendek usia transistor.
TRANSISTOR TERDIRI DARI JENIS :
1. Tipe NPN
2. Tipe PNP
Perbandingan besarnya IB-E dengan IC-E menghasilkan
Hfe, yaitu nilai penguatan transistor, yang dirumuskan
sebagai berikut :
IC-E
Hfe = ----------
IB-E
By : Taufan – Innovative Workshop
Study kasus :
Sebuah lampu dengan daya 48 Watt akan dinyalakan oleh rangkaian transistor pada tegangan kerja 24 V. transistor
yang digunakan bertipe NPN dan memiliki Hfe = 200.
Jawab :
Kuat arus yang dibutuhkan oleh lampu adalah :
P 48 Watt
I = ------ = -------------- = 2 A.
V 24 V
Berarti arus yang akan dilewatkan pada transistor ( dari kaki Kolektor ke Emitor atau IC-E ) sebesar 2 A.
Dengan nilai penguatan atau Hfe 200, maka kuat arus yang mengalir pada kaki Basis harus sebesar :
IC-E
Hfe = ----------
IB-E
IC-E 2A
IB-E = --------- = ------------ = 0,01 A
Hfe 200
agar arus listrik yang mengalir di kaki Basis hanya sebesar 0,01 A,
maka kita butuhkan sebuah resistor dengan ukuran :
V V 24 V
R = -------- = ---------- = ----------- = 2400 Ω atau 2,4 kΩ
I IB-E 0,01 A
By : Taufan – Innovative Workshop
PRINSIP KERJA TRANSISTOR NPN
Bila diibaratkan transistor sebagai katup yang dikontrol oleh tekanan hidrolik,
warna hijau adalah lambang pompa hidrolik yang akan memompakan oli dari
sisi kanan ke kiri. Oli yang telah sampai di port C (collector) akan tertahan dan
tidak dapat mengalir ke sisi port E (emitor) karena tertutup oleh spool katup.
Bila sebagian kecil aliran dibuka lewat port B (basis), maka tekanan oli akan
mampu membuka spool katup melawan tekanan pegas. Makin besar tekanan
yang diberikan di port B, makin besar pembukaan katup, sehingga
memungkinkan oli dengan aliran yang lebih besar mengalir dari port ke port E.
By : Taufan – Innovative Workshop