Anda di halaman 1dari 4

METABOLISME OBAT PADA PENYAKIT KARDIOVASKULER

Halia Winadiatri
Fakutas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar
Jl. Unizar No. 20 Turida Mataram
Email: dr.halia.wd@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, sekitar 30%
menyebabkan kematian. Obat-obatan kardiovaskular menunjukkan prevalensi terbanyak dalam
kategori farmakologi di polypharmacy cohort dan menduduki 20 besar obat-obatan yang sering
diresepkan di US (antiplatelet, statin, β-blockes, dan renin-angiotensin system inhibitors).
Polifarmasi dengan obat-obatan ini meningkatkan resiko interaksi obat dan efek samping obat.
Faktanya, obat-obatan kardiovaskular sering menyebabkan efek samping pada pasien dengan usia
lanjut. Farmakokinetik dan farmakodinamik obat-obatan kardiovaskular bisa berubah karena
penyakit kardiovaskular itu sendiri. Perubahan fisiologis juga memegang peranan penting,
terutama umur. Sebagai contoh, perubahan farmakokinetik yang tampak pada pasien orang tua:
berkurangnya fungsi ginjal, metabolisme hati, berkurangnya ikatan protein, meningkatnya lemak
tubuh, dan sedikitnya sel reseptor target yang bisa dikaitkan.

Kata Kunci : Kardiovaskular, Obat, Umur.

PENDAHULUAN OH, -NH2, -SH). Jika sudah cukup polar,


Proses-proses farmakokinetik metabolit fase I mudah dieksresikan.
penyerapan, distribusi, metabolisme dan Namun, banyak produk fase I tidak di
eliminasi menentukan seberapa cepat dan eliminasi dengan cepat dan mengalami
berapa lama obat akan ada di organ reaksi berikutnya dengan suatu substrat
sasaran. Setelah obat diserap menembus endogen seperti asam glukuronat, asam
dinding usus, obat akan disalurkan oleh sulfur, asam asetat, atau asam amino
darah porta ke hati sebelum masuk ke berikatan dengan gugus fungsional yang
sirkulasi sistemik. Pada umumnya, hati baru untuk membentuk konjugat yang
lah yang bertanggung jawab dalam sangat polar. Reaksi konjugasi atau
metabolisme sebelum obat mencapai sintetik ini merupakan ciri utama
sirkulasi sistemik. Secara umum, metabolisme fase II (Katzung et al.,
xenobiotika lipofilik diubah menjadi 2013).
produk yang lebih polar dan karenanya
lebih mudah dieksresikan. Pada tahapan
metabolisme sendiri terdiri dari 2 fase,
yaitu reaksi fase I dan reaksi fase II.
Reaksi fase I biasanya merubah obat
induk menjadi metabolit yang lebih polar
dengan memperkenalkan atau Gambar 1.1. Reaksi fase I dan fase II,
memunculkan suatu gugus fungsional (- serta eliminasi langsung,
dalam biodisposisi obat.

1
penurunan bioavaibilitas (Katzung et al.,
Perfusi hati yang baik dalam
2013).
keadaan fisiologi normal kaya akan aliran
Gagal jantung merupakan sindrom
darah dari vena portal dan arteri hepatik.
dengan mortalitas dan morbiditas yang
Karena ini, hati terlindungi dari serangan
tinggi dan selalu dikaitkan dengan
iskemik selama periode hipotensi singkat.
komorbid, terutama pada pasien yang
Namun, beberapa keadaan kardiovaskular
berusia lanjut, yang dapat mempengaruhi
dapat menyebabkan kemungkinan cedera
farmakodinamik dan farmakokinetik obat
dan menjadi predisposisi terjadinya
yang digunakan untuk gagal jantung.
perubahan metabolisme obat (Coons &
Patogenesis gagal jantung begitu
Empey, 2017). Penyakit jantung,
kompleks dan multifaktor, meliputi
membatasi aliran darah ke hati, dapat
neuroendokrin, inflamasi, metabolisme
menghambat disposisi obat-obat ini yang
dan mekanisme imunologi. Terapi pada
metabolismenya dipengaruhi aliran darah
fase akut diutamakan untuk mengatasi
(Katzung et al., 2013). Faktanya, hepatitis
gejala dan hemodinamika, sedangkan
iskemik telah diidentifikasi terjadi pada
pada fase kronis untuk mengatasi
22% pada semua perawatan intensif
perubahan prognosis jangka panjang.
kardio yang diterima dengan
Gangguan fungsi hepar menyebabkan
berkurangnya cardiac output, namun bisa
metabolisme obat melambat (Lainscak et
terjadi lebih sering pada pasien usia
al., 2016).
lanjut. Penyimpangan fungsi hepar yang
Perubahan fungsi ginjal pada tipe I
terjadi pada penyakit kardiovaskular
dan tipe II Cardiorenal Syndrome (CRS)
dapat merubah metabolisme obat.
diduga dapat menyebabkan perubahan
Perubahan fungsi hepar yang dikarenakan
metabolisme obat dan/atau disposisi.
gagal jantung (berkurangnya aliran darah
Gangguan metabolisme juga dapat terjadi
ke hepar) dapat mempengaruhi secara
pada Therapeutic Hypothermia
signifikan farmakokinetik dari
(penanganan hipotermi post cardiact
pengobatan kardiovaskular dengan
arrest). Kebanyakan pembentukan
menjalani metabolisme first-pass yang
enzimatik di dalam tubuh dipengaruhi
memanjang (Coons & Empey, 2017).
oleh suhu, hipotermi menyebabkan
Eliminasi first pass yaitu suatu proses
penurunan klirens pada obat-obat
yang dimana hati memegang peranan
kardiovaskular yang bergantung pada
penting dalam metabolisme obat dan juga
metabolisme. Enzim superfamily CYP
dapat mengeksresikan obat ke dalam
merupakan mediator utama dari
empedu, hal ini dapat menyebabkan
transformasi oksidatif dari molekul

2
exogenus dan endogenus serta senyawa- Gambar 2.1. Farmakokinetik obat pada
gagal jantung (Lainscak et
senyawanya. Ekspresi CYP terjadi pada
al., 2016).
organ hepatik dan extra-hepatik, termasuk
Metabolisme obat (disebut juga
sistem kardiovaskular. Ekspresi enzim
biotransformasi) terjadi terutama di hepar
CYP dan produksi metabolit-
melalui reaksi fase I (oksidasi, hidrolisis,
metabolitnya berubah pada penyakit
dan reduksi) dan fase II (konjugasi).
kardiovaskular. Perubahan ekspresi CYP
Reaksi fase I termasuk dalam sistem
juga ditemukan pada keadaan patologi
enzim yang diperantarai cytocrom P
lainnya, seperti penyakit hepar dan ginjal.
(CYP) 450, diperkirakan dilalui lebih dari
CYP pathway bertanggungjawab pada
90% dari semua pengobatan. Induksi dan
metabolisme dari sebagian besar obat-
inhibisi sistem enzimatik ini membantu
obatan kardiovaskular. Isoform CYP
memantau interaksi obat-obatan dan juga
penting yang ditemukan untuk
menggambarkan karakteristik fungsi
biotransformasi obat kardiovaskuler yaitu
genetik yang bervariasi, hal ini
: CYP3A, CYP2D6, CYP2C19, CYP2C9,
menghasilkan perbedaan klinis yang
dan CYP1A2 (Coons & Empey, 2017).
signifikan dalam metabolisme obat
Abnormalitas hepatik pada gagal
(farmakogenomik). Reaksi Fase I juga
jantung relatif luas, dengan spektrum
termasuk dalam konversi prodrug, dari
mulai dari yang perubahan kecil biokimia
tidak aktif menjadi aktif. Prodrug
hepar ke steatosis, hepatitis iskemik
digunakan untuk beberapa alasan seperti
kardiogenik, kongesti fibrosis hepar, dan
stabilitas, absorbsi, dan keuntungan
sirrosis kardiak. Abnormalitas biokimia
tertentu. Sebagai contoh enalapril
hepar terjadi pada 3 – 80 % pasien dengan
merupakan prodrug yang dimetabolisme
gagal jantung (Valentová et al., 2013).
cepat di hepar menjadi enalaprilat, yang
merupakan bentuk aktif yang
menghambat angiotensin-converting
enzym (ACE). Perubahan metabolisme
obat melalui sistem enzim dipengaruhi
oleh genetik, fungsi hepatik, dan obat-
obatan lain, yang hasilnya dapat
meningkatkan atau menurunkan paparan
pengobatan tersebut (Sleder et al., 2016).
Berikut ringkasan penting substrat dan
inhibitor enzim CYP450 .

3
Doehner, W., Murín, J., Anker, S.
D., & Sandek, A. (2013). Liver
dysfunction and its nutritional
implications in heart failure.
Nutrition, 29(2), 370–378.
https://doi.org/10.1016/j.nut.2012.0
6.002

Gambar 3.1. Substrat dan inhibitor


enzim CYP450 (Sleder
et al., 2016).

DAFTAR PUSTAKA
Coons, J. C., & Empey, P. (2017). Drug
Metabolism in Cardiovascular
Disease. Drug Metabolism in
Diseases, (Cv), 139–156.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
802949-7.00006-7
Katzung Bertram G. et al, 2015,
Farmakologi Dasar & Klinik ed.12
vol.1, Jakarta: EGC.
Lainscak, M., Vitale, C., Seferovic, P.,
Spoletini, I., Cvan Trobec, K., &
Rosano, G. M. C. (2016, December
1). Pharmacokinetics and
pharmacodynamics of
cardiovascular drugs in chronic
heart failure. International Journal
of Cardiology. Elsevier.
https://doi.org/10.1016/j.ijcard.201
6.09.015.
Sleder, A. T., Kalus, J., & Lanfear, D. E.
(2016). Cardiovascular
Pharmacokinetics,
Pharmacodynamics, and
Pharmacogenomics for the Clinical
Practitioner. Journal of
Cardiovascular Pharmacology and
Therapeutics, 21(1), 20–26.
https://doi.org/10.1177/107424841
5590196.
Valentová, M., Von Haehling, S.,

Anda mungkin juga menyukai