Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS PADA Ny. “W” P3A0H3 DENGAN


POST PARTUM HARI KE 18 DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS
KARANG TALIWANG KOTA MATARAM
TANGGAL 24 JULI 2021

HARI/TANGGAL : SABTU, 24 JULI 2021


WAKTU PENGKAJIAN : 08.00 WITA
TEMPAT : RUANG BERSALIN PUSKESMAS KARANG
TALIWANG
PENGKAJI : ARISKA DWI MAULINA
NO. REKAM MEDIS : 057498

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Identitas Klien Identitas Suami
Nama Klien : Nn. W Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : DIII
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat lengkap : Sayang-sayang Alamat : Sayang-sayang

2. Alasan Datang
Ibu nifas hari ke 18 datang ke puskesmas ingin memeriksakan dirinya.
3. Keluhan Utama
Ibu nifas hari ke 18 datang ke puskesmas mengatakan telah melahirkan anak ke 3 di
Rumah Sakit Harapan Keluarga secara normal pada tanggal 6 Juli 2021, pukul 13.30 wita,
dengan lama persalinan 2 jam, ketuban bewarna jernih di bantu oleh dr. Rusiyanti, SpOG,
bayi rawat gabung dan IMD.

50
4. Riwayat Pernikahan
Status perkawinan : Sah
Menikah : 1 kali
Lama : ± 10 tahun
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan ini
1) Hamil ke : 3 (Tiga)
2) Umur kehamilan menurut ibu : 9 bulan
3) Pergerakan janin dirasakan pertama kali : 5 bulan
4) Keluhan yang dirasakan selama kehamilan
a) Trimester I : Tidak ada
b) Trimester II : Tidak ada
c) Trimester III : Sakit Pinggang
5) Tanda bahaya / penyulit : Tidak ada
6) Riwayat ANC : 5 kali
7) Immunisasi TT : TT1 di Puskesmas Tanggal 15/02/2021
8) Obat-obatan yang dikonsumsi : Tablet tambah darah 3 kotak, Kalk, dan
Vit C
b. Riwayat Persalinan Saat ini
Tanggal/jam persalinan : 6 Juli 2021, Pukul 13.30 WITA
Penolong Persalinan : dr. Rusiyanti, SpOG
Tempat Persalinan : RS Harapan Keluarga
Jenis Persalinan : Normal
Keadaan Bayi : Keadaan lahir Baik, BB 3100 gr, PB 51
cm, Jenis Kelamin Perempuan,
Komplikasi Selama Kehamilan dan Persalinan: Tidak ada
Robekan jalan lahir/episiotomy : Tidak ada
Obat-obatan yang dikonsumsi : Asam mefenamat 3x1, Cefadroxil
2x1dan ASI M 3x1

51
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Riwayat
Hamil UK Tempat Penolong Jenis Penyulit BBL
JK Umur Ket.
Ke- Bulan Persalinan Persalinan Persalinan (kg)
H P N
1 9 bulan PKM Bidan Spontan - - - 2,9 L 9 Thn Sehat
Tanjung
Karang
2 9 bulan RS Kota Bidan Spontan - - - 2,9 L 2 Th Sehat
Mataram
3 9 Bulan RS HK Dr. RSY. Spontan - - - 3,1 P 18 hari Sehat
SpOG (Lahir
Tgl
6/7/
2021)

d. Riwayat Kontrasepsi
1) Riwayat KB : Implan
2) Rencana KB : IUD
3) Lama Penggunaan : 2 tahun
4) Keluhan : Tidak ada
6. Tanda Bahaya Masa Nifas
a. Demam disertai lochea membusuk : Tidak ada
b. Perdarahan >500 cc : Tidak ada
c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur : Tidak ada
d. Demam, muntah, nyeri saat berkemih : Tidak ada
e. Payudara merah, panas, dan terasa sakit : Tidak ada
f. Terasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki : Tidak ada
g. Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama : Tidak ada
h. Perasaan sedih/tidak mampu mengurus dirinya & bayinya : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Penyakit Jantung : Tidak Ada
2) Penyakit Hipertensi : Tidak Ada
3) Penyakit Diabetes Mellitus : Tidak Ada
4) Penyakit Asma : Tidak Ada

52
5) Penyakit Tuberkolosis : Tidak Ada
6) Penyakit Ginjal : Tidak Ada
7) Riwayat alergi : Tidak Ada
8) Gangguan Mental : Tidak Ada
9) Hepatitis : Non Reaktif (Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 5/01/2021)
10) HIV/AIDS : Non Reaktif (Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 5/01/2021)
11) Sifillis/IMS : Tidak ada
12) Lain-lain : Tidak Ada
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Penyakit Jantung : Tidak Ada
2) Penyakit Hipertensi : Tidak Ada
3) Penyakit Diabetes Mellitus : Tidak Ada
4) Penyakit Asma : Tidak Ada
5) Penyakit Tuberkolosis : Tidak Ada
6) Penyakit Ginjal : Tidak Ada
7) Riwayat alergi : Tidak Ada
8) Gangguan Mental : Tidak Ada
9) Hepatitis : Tidak Ada
10) HIV/AIDS : Tidak Ada
11) Sifillis/IMS : Tidak Ada
12) Lain-lain : Tidak Ada
8. Riwayat Psikososial Budaya
a. Respon ibu terhadap Kelahiran : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran
bayinya
b. Respon Keluarga terhadap kelahiran : Ibu mengatakan keluarga senang dengan
kelahiran bayinya dan dibantu saat merawat
bayinya
c. Konsumsi zat besi : Tablet tambah darah 1x sehari malam hari
terakhir mengkonsumsi 1 minggu yang lalu
d. Pemberian ASI
a) Frekuensi : > 10 kali sehari/ 2 jam sekali
b) Lamanya : 30 menit – 1 jam
53
c) Kesulitan : Tidak ada
e. Hubungan seksual : Belum dilakukan
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi dan cairan
Nutrisi

Pola Kebiasaan Sebelum Setelah Keluhan


Melahirkan melahirkan

Jenis makanan dan Dalam 1 Dalam 1 piring Tidak ada


asupan piring terdapat nasi 2-
terdapat nasi 4 sendok, sayur,
2-4 sendok, ikan dan telur
sayur, ikan serta buah
dan telur

Frekuensi 2-3 kali/ hari 3 kali/hari -

Alergi Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Kepercayaan/pantangan Tidak ada Tidak ada

Cairan

Pola Kebiasaan Sebelum Setelah Keluhan


Melahirkan melahirkan

Minum >5 gelas air >5 gelas air Tidak ada


putih sehari putih sehari
dan 1 gelas susu
1 gelas kopi

Kebiasaan minum Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada


alcohol

Kepercayaan/pantangan Tidak ada Tidak ada

b. Pola Istirahat
Istirahat dan Tidur

Pola Kebiasaan Sebelum Setelah Keluhan


Melahirkan melahirkan

Waktu dan Lama Saat siang Saat siang dan Merasa sulit untuk
istirahat dan malam malam hari beristirahat karena
hari sering BAK
.
Tidur Siang : 2 jam Siang : 1-2 jam

54
Malam : 6-7 Malam : 5-6
jam jam

Kepercayaan/pantangan Tidak ada Tidak ada

c. Pola Aktifitas

Pola Kebiasaan Sebelum Setelah Keluhan


Melahirkan melahirkan

Aktifitas Melakukan Melakukan Tidak ada


pekerjaan pekerjaan
rumah rumah
(Menyapu, (Menyapu,
mencuci mencuci piring,
piring, mencuci baju)
mencuci
baju)

Olahraga Tidak pernah Tidak ada Tidak ada

Lama Bekerja Tidak ada Tidak ada Tidak ada

d. Pola Eliminasi

Pola Kebiasaan Sebelum Setelah Keluhan


Melahirkan melahirkan

Urine
Waktu 2 jam setelah
melahirkan,
lancar
Frekuensi >3 kali/hari > 6kali/hari Tidak ada
Warna Jernih Jernih

Feses
Waktu 2 hari setelah
melahirkan,
Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari Tidak ada
Konsistensi Lunak Lunak Tidak ada
Warna Kekuningan Kehitaman Tidak ada

e. Pola Personal Hygene

Pola Kebiasaan Sebelum Setelah Keluhan


Melahirkan melahirkan

Mandi 2x sehari 2x sehari Tidak ada

55
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari Tidak ada
Keramas 2x seminggu 2x seminggu Tidak ada
Ganti Baju 2x sehari 2x sehari Tidak ada
Cuci tangan Setelah Setelah
melakukan melakukan
pekerjaan pekerjaan dan
dan makan makan
Ganti pembalut 3x sehari 3-4x sehari

f. Pola Kebiasaan

Pola Kebiasaan Sebelum Saat Hamil Keluhan


Hamil

Merokok Tidak Tidak Tidak ada


Begadang Tidak Tidak
Minum jamu-jamuan Tidak Tidak
Obat terlarang Tidak Tidak

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda Vital :
Tekanan darah : 117/76 mmHg
Denyut nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Wajah : Wajah tidak ada pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak
ada oedema dan tidak ada pergerakan cuping hidung
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, penglihatan
baik tidak ada gangguan
Mulut dan gigi : Bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah, bersih dan ada caries
gigi
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran
kelenjar getah bening/limfe, tidak ada Bendungan vena

56
Jugularis
c. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
d. Payudara : Payudara tampak bersih, putting susu menonjol,
Putting susu
tidak lecet terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae,,
terdapat pengeluaran ASI, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan,
e. Abdomen
a) Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea
nigra
b) Palpasi : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong,
kembung (-),
diastasis recti abdomen < 2cm
c) Auskultasi : Bising usus (+)

f. Genetalia :
a) Inspeksi : Tidak ada oedema vulva, terdapat lochea alba ±1 cc warna
kekuningan, bau lochea khas
b) Palpasi : Tidak ada luka jahitan, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartoline
g. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Ektremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas : Tangan tidak oedema, kuku tidak pucat.
Ekstremitas bawah : Kaki tidak oedema, tidak ada varises, tidak
terdapat tanda hofman, dan tidak pucat pada
kuku, Reflek patella (+/+)
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dx : Ny ”W” P3A0H3 dengan postpartum hari ke 18, keadaan umum ibu
baik
Ds : 1) Ibu mengatakan ini persalinan ketiga dan tidak pernah keguguran

57
sebelumnya
2) Ibu mengatakan melahirkan ketiganya pada tanggal 6 Juli 2021,
pukul 13.20 WITA di RS Harapan Keluarga di tolong oleh
dr. Rusiyanti, SpOG. Bayi lahir spontan dengan berat badan 3100
gram
3) Ibu masih merasakan perutnya mules
Do : 1) Keadaan umum ibu baik, TD 117/76 mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu
36,5° C, RR 20x/menit
2) Pemeriksaan fisik :
Wajah : Tidak oedema, tidak ada closmagravidarum, tidak
pucat.
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning.
Payudara : Bersih, bentuk simetris, terdapat hyperpigmentasi,
putting susu menonjol, tidak terdapat retraksi, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, ASI (+/+)
Abdomen :Tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
TFU tidak teraba
Genetalia : Tidak oedema pada vulva dan vagina, lochea alba
bau khas ±1 cc, warna kekuningan

Masalah : Tidak ada


Kebutuhan : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI, DAN RUJUKAN


Kebutuhan segera : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada

V. INTERVENSI
58
Tanggal 24 Juli 2021, Pukul 08.15 WITA
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
2) Fasilitasi informed consent.
3) Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan yang dialami dan cara
mengatasinya.
4) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas.
5) Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum gizi seimbang.
6) Anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri (personal hygiene).
7) Anjurkan ibu untuk tidur dan istirahat yang cukup.
8) Anjurkan ibu untuk pemberian ASI Ekslusif.
9) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara.
10) Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.
11) Jelaskan tentang hubungan seksual.
12) Anjurkan ibu untuk penggunaan KB pasca salin.
13) Lakukan Pendokumentasian.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 Juli 2021, Pukul : 08.30 WITA 
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu, TD 117/76 mmHg, N :
82 x/mnt, S : 36,5oC, R : 20 x/mnt. TFU Tidak teraba, kandung kemih kosong,
pengeluaran lochea alba pervaginam, tidak oedema pada vulva dan perineum
2) Melakukan informed consent kepada suami atau keluarga pasien. Menjelaskan proses
pemeriksaan yang akan dilakukan pada ibu.
3) Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dialami yaitu mulas yang
dirasakan merupakan hal yang normal, karena rahim yang keras dan mules berarti
rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah perdarahan pada masa nifas dan
ingin kembali ke bentuk semula. Cara mengatasinya adalah dengan memberitahu
kepada ibu bahwa ibu dapat bergerak miring kiri dan kanan, duduk atau berjalan-jalan
untuk mempercepat proses pengecilan rahim
4) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas seperti
a. Perdarahan yang membasahi lebih dari satu pembalut wanita dalam satu jam
selama beberapa jam. Cara mengatasi : minta seseorang untuk mengantarkan ke
pusat kesehatan tedekat untuk mendapat perawatan dan pengobatan
b. Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelah minggu ke-4 paska persalinan
59
c. Lokhea yang berbau tidak enak. Bau yang normal adalah seperti bau menstruasi
biasa.
d. Terdapat gumpalan darah vang besar pada lokea. Namun. gumpalan-gumpalail
kecil pada hari pertama adalah normal.
e. Nyeri atau rasa tidak enak dengan atau tanpa pembengkakan pada perut bagian
bawah beberapa hari pasca persalinan.
f. Demam tinggi > 38 C.
g. Nyeri setempat , neri tekan, dan rasa hangat di betis, paha, dengan atau tanpa
kemerahan, serta pembengkakan dan nyeri ketika anda melekukkan kaki. Cara
mengatasi : beristirahatlah dengan kaki dinaikkan.
h. Adanya benjolan atau bagian yang keras di payudara setelah pembesaran mereda.
Ini dapat menunjukkan adanya penyumbatan pada saluran ASI. Mulailah
melakukan perawatan dirumah dengan perawatan payudara paska persalinan.
i. Nyeri setempat, pembungkakan, kemerahan, panas dan nyeri tekan pada payudara
setelah pembesaran mereda, yang merupakan tanda dari mastitis atau infeksi
payudara.
j. Sulit buang air kecil, nyeri atau panas ketika buang air kecil, sering ingin buang air
kecil, tetapi tidak banyak keluar, air kemih berwarna gelap dan atau berbau
k. Depresi yang mempengaruhi kemampuan ibu untuk menghadapi hidup atau yang
tidak mereda setelah beberapa hari, perasaan marah terhadap bayi, terutama jika
perasaan itu ditambah dengan dorongan kekerasan
5) Menjelaskan pada ibu pentingnya gizi seimbang pada masa nifas dan menyusui
seperti minum minimal 8-12 gelas sehari, makan makanan berserat seperti sayur dan
buah-buahan agar BAB lancar.
6) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan jalan lahir,
memberi tahu ibu cara membersihkan area vagina yang benar yaitu dari depan ke
belakang, menggunakan sabun dan air bersih lalu dikeringkan sebelum dan sesudah
membersihkan, tangan dibersihkan dengan sabun sesudah cebok dan mengganti
pembalut minimal 2-3x dalam sehari atau jika merasa tidak nyaman dan
menganjurkan ibu untuk tidak menahan jika ingin BAB/BAK.
7) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur

60
8) Menganjurkan ibu untuk pemberian ASI eksklusif yaitu menyusui bayi selama 6
bulan dan hanya diberikan ASI tanpa diberikan makanan pendamping ataupun air
putih sebelum usia lebih dari 6 bulan. Selain itu karena ASI memiliki keunggulan
seperti mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, ASI mengandung zat
penolak (antibody) yang dapat melindung bayi dari berbagai penyakit infeksi, aman
dan dapat diberikan langsung, tidak menimbulkan alergi bagi bayi, sebagai perantara
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi, membantu pertumbuhan gizi lebih baik,
kemungkinan tersedak kecil karena bentuk payudara yang sedemikian rupa,
Ekonomis, praktis dan tersedia setiap saat
9) Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yaitu ibu dapat melakukan perawatan
payudara selama menyusui dengan mempersiapkan handuk bersih, washlap, air
hangat, baby oil/minyak kelapa, dan kapas. adapun langkah yang dapat dilakukan ibu
yaitu ibu duduk tegak, pakaian atas dibuka, handuk diletakkan dibawah payudara,
Tuangkan minyak kelapa atau baby oil diatas kapas, lalu kompres putting susu dengan
kapas minyak tersebut selama 5 menit, Setelah 5 menit angkat kapas minyak dan
bersihkan putting susu, lap payudara dengan waslap yang telah dibasahi air kemudian
keringkan, annjurkan ibu untuk menggunakan bra yang menyokong payudara
10) Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar, yaitu sebelum ibu menyusui cuci
tangan yang bersih kemudian dalam posisi duduk atau berbaring dengan santai,
pegang bayi pada belakang bahunya, rapatkan dada bayi dengan dada ibu, tempelkan
dagu bayi pada payudara ibu, dengan posisi ini telinga bayi akan berada dalam satu
garis dengan lengan bayi, jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan menekan
pantat bayi dengan lengan ibu, payudara dipegang dengan ibu jari yang lain meopang
dibawah areola, usahakan sebagian areola masuk ke mulut bayi sehingga putting susu
berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan yang lunak
(palatum molle), setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang lagi,
ibu menatap bayi, pasca menyusui sendawakan bayi dengan bayi digendong tegak
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk-tepuk perlahan.
11) Menjelaskan kepada ibu bahwa menyusui bayi tidak perlu dijadwal, sehingga
tindakan menyusui bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan, ASI dalam lambung
bayi akan kosong dalam 2 jam, bayi yang sehat akan menyusu selama 5-10 menit.
12) Menjelaskan kepada ibu dan suami mengenai hubungan seksual dapat dilakukan
setelah 6 minggu atau darah nifas tidak keluar kembali dan setelah menggunakan alat
kontrasepsi.
61
13) Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi pasca salin sebelum 4 minggu
atau 42 pasca salin untuk mengatur jarak kehamilan.
14) Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk tetap memakai masker serta tetap
mematuhi aturan protocol pencegahan penularan COVID-19.
15) Melakukan dokumentasi atau mencatat kegiatan pemeriksaan pada rekam medis
pasien.

VII. EVALUASI
Tanggal 24 Juli Pukul 09.00 WITA
1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan mengetahui tentang keadaan dirinya.
2) Ibu dan keluarga bersedia dan setuju dengan prosedur tindakan yang akan diberikan.
3) Ibu telah mengerti tentang ketidaknyamanan yang dialaminya adalah merupakan hal
yang normal karena proses pengembalian rahim kebentuk semula.
4) Ibu memahami dengan penjelasan yang diberikan mengenai tanda bahaya masa nifas
dan dapat menyebutkannya kembali.
5) Ibu bersedia menjalankan anjuran yang diberikan dengan mengkonsumsi gizi
seimbang.
6) Ibu berseda untuk menjalankan anjuran bidan untuk tetap menjaga kebersihan diri.
7) Ibu bersedia untuk menjalankan anjuran bidan dengan istirahat yang cukup.
8) Ibu memahami penjelasan yang diberikan mengenai pemberian asi ekslusif dan cara
melakukan perawatan payudara.
9) Ibu dapat mendemonstrasikan cara menyusui yang baik.
10) Ibu dan suami bersedia untuk menunda hubungan seksual sebelum 6 minggu.
11) Ibu bersedia untuk kembali melakukan pemasangan Alat kontrasepsi jangka panjang
yaitu IUD.
12) Ibu dan keluarga bersedia menjalankan anjuran yang diberikan dengan tetap
mematuhi protocol pencegahan Covid-19.
13) Pendokumentasian asuhan nifas telah dilakukan.

62
BAB IV

PEMBAHASAN

Anamnesa pada asuhan masa nifas Ny “W” P3A0H3 dengan Post partum normal hari
ke 18 di Puskesmas Karang Taliwang sudah dilakukan sesuai dengan pedoman anamnesa dan
telah mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan data dasar dalam asuhan kebidanan serta
pemberian asuhan kebidanan persalinan telah dilakukan sesuai dengan pedoman.
Dari hasil pengkajian data subjektif yang diperoleh pada Ny “W” tidak ditemukan
masalah yang serius, yang membutuhkan penanganan segera, pengkajian yang diperoleh
sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan lahan
praktik.

63
Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen kebidanan yang ditujukan
untuk mengumpulkan informasi baik fisik, psikososial dan spiritual. Pengumpulan data
dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi serta pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium dan pemeriksaan diagnostik.
Pada tahap ini disebabkan karena respon ibu dalam memberikan informasi begitu pula
dengan keluarga, bidan dan dokter yang merawat sehingga penulis dengan mudah
memperoleh data yang diinginkan. Data diperoleh secara terfokus pada masalah klien
sehingga intervensinya juga lebih terfokus sesuai keadaan klien.
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta lepas dari rahim, sampai enam minggu
berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang
berkaitan saat melahirkan (Perawatan masa nifas, 2010).
Berdasarkan studi kasus pada bayi Ny ”W” melahirkan bayi ketiganya secara
spontan tanggal 6 Juli 2021 pukul 13.30 wita di RS Harapan Keluarga dan langsung
menangis dalam dalam keadaan baik, setelah lahir bayi langsung melakukan kontak dini
dengan ibu yaitu IMD. Dari hasil pengkajian data subjektif yang diperoleh pada Ny “W”.
Ny”W” mengeluh perut terasa mulas dan tidak nyaman, selain itu, tidak ditemukan
masalah yang serius, yang membutuhkan penanganan segera, pengkajian yang diperoleh
sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan lahan
praktik.

Pada pengkajian data objektif adapun hasil pemeriksaan pada Ny”W” bahwa
keadaan ibu, TD 117/76 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,5oC, R : 20 x/mnt. TFU Tidak teraba,
kandung kemih kosong, pengeluaran lochea serosa pervaginam, tidak oedema pada vulva
dan perineum, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan Ny”W” ataupun tanda bahaya
masa nifas. ASI lacar dan pola nutrisi ibu baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemenkes
(2015) yang menyatakan bahwa pada hari >10 yaitu ada pengeluaran lochea alba.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny”W”
didapatkan diagnosa P3A0H3 dengan post partum normal hari ke 18. Sehingga pada
manajemen asuhan kebidanan yang merupakan suatu rencana tindakan yang komprehensif
dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien, rencana
tindakan harus disetujui klien atau keluarga dan semua tindakan yang diambil harus
berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya.
64
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan, untuk deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu
Pada kasus Ny. “W” , adapun asuhan masa nifas yang dapat diberikan pada ibu
agar mencapai keberhasilan laktasi yaitu menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi
seimbang, Apabila ibu makan secara teratur, cukup mengandung gizi yang dibutuhkan akan
membantu terbentuknya ASI. Makanan ibu harus memenuhi jamlah kalori, protein, lemak,
vitamin, serta mineral, selain itu minum lebih banyak dari biasanya 8-12 gelas sehari. Bahan
makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui adalah yang merangsang seperti cabe, merica,
kopi, alkohol. Bahan makanan yang membuat kembung seperti ubi, kol, sawi, dan bawang
serta bahan makanan yang banyak mengandung gula. Selain itu pentingnya ketenangan jiwa
dan pikiran. faktor kejiwaan akan mempengaruhi produksi ASI misalnya perasaan yang
tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai ketegangan jiwa. Volume ASI akan
menurun bahkan tidak ada sama sekali serta pentingnya perawatan payudara.
Pemberian KIE mengenai pentingnya penggunaan alat kontrasepsi bagi ibu untuk
mengatur jarak kehamilan telah diberikan pada asuhan nifas Ny”W”. Sesuai dengan teori
yang diungkapkan oleh Saifuddin (2010) Ibu nifas dianjurkan untuk menunda kehamilannya
minimal 2 tahun agar bayi memperoleh ASI selama 2 tahun. Penjarangan kehamilan juga
bermanfaat untuk kesehatan ibu. Perencanaan KB dapat ditentukan oleh pasangan suami
istri seperti pemilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Bidan sebaiknya
memberikan informasi lengkap tentang jenis-jenis kontrasepsi. Apabila masa subur telah
kembali maka sebaiknya ibu menggunakan kontrasepsi meskipun metode kontrasepsi
memiliki resiko.
Dalam era adaptasi kebiasaan baru pelayanan persalinan atau postnatal care (PNC)
dapat tetap diberikan difasilitas kesehatan dengan menerapkan protocol kesehatan sesuai
dengan zona wilayah. Ibu dilakukan skrining terlebih dahulu berupa cek suhu tubuh untuk
mencari faktor resiko penularan dan gejala Covid-19. Apabila tidak ditemukan tanda dan
gejala, pemeriksaan dapat tetap dilakukan di FKTP. Asuhan nifas di FKTP menggunakan
APD yang sesuai. Adapun pelaksanan pelayanan persalinan di Puskesmas Karang Taliwang
dengan melakukan tindakan pencegahan rutin dengan tersedianya tempat cuci tangan dan
sabun cuci tangan, menggunakan APD sesuai dengan standar dan pasien menggunakan
masker telah dilakukan.

65
Berdasarkan kasus di atas, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.
Pada pengkajian data saat di Puskesmas Karang Taliwang dilakukan pengkajian sesuai
dengan pengkajian data di teori, begitu juga dengan asuhan yang diberikan, sesuai dengan
diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny”W” P3A0H3 dengan
postpartum hari ke 18 di Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram, dapat disimpulkan:
1. Mahasiswa telah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny”W”
dengan postpartum hari ke 18.
2. Mahasiswa telah menginterpretasikan data subjektif dan data objektif yang telah
diperoleh, serta dapat mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan diagnosa berdasarkan
interpretasi data yang telah dikumpulkan dari pengkajian pada Ny”W” dengan
postpartum hari ke 18.
66
3. Mahasiswa telah mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial sesuai dengan data
yang diperoleh dari pengkajian pada Ny”W” dengan postpartum hari ke 18.
4. Mahasiswa telah mengidentifikasi kebutuhan segera, kolaborasi dan rujukan pada
Ny”W” dengan postpartum hari ke 18.
5. Mahasiswa telah memberikan intervensi pada Ny”W” dengan postpartum hari ke 18.
6. Mahasiswa telah mengimplementasikan sesuai dengan rencana asuhan yang dilakukan
pada Ny”W” dengan postpartum hari ke 18.
7. Mahasiswa telah melakukan evaluasi sesuai dengan tindakan yang telah diberikan
pada Ny”W” dengan postpartum hari ke 18 yang dapat berupa respon verbal, respon
non verbal dan hasil pemeriksaan. Semua masalah dapat teratasi, karena adanya
keterbatasan waktu bagi penulis untuk melakukan Asuhan Kebidanan dan keadaan
klien yang masih belum membaik seutuhnya.
B. Saran
1. Bagi Stikes Hamzar Lombok Timur
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi Mahasiswa Stikes
Hamzar Lombok Timur dalam menerapkan ilmu dan asuhan kebidanan pada klien
dengan kasus asuhan masa nifas.
2. Bagi Puskesmas Karang Taliwang
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menerapkan asuhan kebidanan pada klien
sesuai dengan kebutuhan dan keluhan yang dirasakan oleh pasien serta meningkatkan
pemberian konseling, informasi serta edukasi kepada klien agar meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi koreksi dan pedoman bagi penulis tentang asuhan pada
nifas selanjutnya.

67

Anda mungkin juga menyukai