Anda di halaman 1dari 8

53 1

KESEHATAN WISATA
Ketut Suastika

PENDAHULUAN wisatawan), wilderness medicine (kedokteran ketinggian,


kedokteran kapal, kedokteran ekspedisi, dan lain-Iain), dan
Jumlah orang yang melakukan wisata mancanegara akses layanan kesehatan yang diberikan oleh asuransi?
meningkat setiap tahun. Menurut statistik dari World
Tourism Organization, wisatawan mancanegara pada
tahun 2008 mencapai 922 juta. Wisata mancanegara RISIKO KESEHATAN SECARA UMUM
diperkirakan mencapai 1 miliar pada tahun 2010 dan
1,6 miliar pada tahun 2020. Lebih dari setengah (52%) Berbagaijenis risiko kesehatan yang terkait dengan wisata
wisatawan berpergian menggunakan pesawat udara, dan telah dirangkum oleh Wl-_l_O tahun 2010, seperti dijabarkan
sisanya menggunakan jalan (39%), kereta api (3%) dan di bawah ini.’
jalur air (6%). Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Bali
tahun 2005-2009, wisatawan yang datang secara langsung Risiko Terkait Wisata
ke Indonesia dan Bali berjumlah 6,323juta dan 2,229juta Faktor kunci yang menentukan risiko wisatawan adalah:
pada tahun 2009.‘ model transport. tujuan, lama dan musim wisata, tujuan
Wisata ke mancanegara dapat menyebabkan berbagai wisata, standard akomodasi dan kebersihan makanan,
risiko kesehatan, tergantung dari ciri wisatawan maupun perilaku wisatawan, dan kesehatan dasar wisatawan.
tipe perjalanannya.Wisatawan mungkin terpapar secara Daerah tujuan dengan akomodasi, kebersihan
tiba-tiba dengan perubahan ketinggian, kelembaban, dan sanitasi, layanan kesehatan, dan kualitas air yang
suhu. dan mikroba yang dapat menyebabkan masalah memenuhi standard tinggi relatif kecil memberikan
kesehatan.Risiko kesehatan serius juga bisa terjadi di risiko terhadap kesehatan wisatawan, kecuali wisatawan
daerah dimana mutu akomodasinya buruk dalam hal mempunyai penyakit yang telah ada sebelumnya.
kualitas kebersihan dan sanitasi, layanan medis yang Epidemiologi penyakit infeksi di negara tujuan penting
kurang memadai, dan kurangnya penyediaan air bersih. diketahui oleh wisatawan. Adanya wabah di negara tujuan
Kecelakaan lalu-lintas juga cukup sering menimpa juga hendaknya diketahui oleh wisatawan dan dokter
wisatawan, di samping masalah terkena infeksi. Semua kedokteran wisata. Adanya bencana aiam, wabah penyakit
calon wisatawan yang akan melaksanakan perjalanan baru sering tidak dapat diprediksi sebelumnya.
hendaknya mendapat informasi tentang potensi bahaya di Model transportasi, lama kunjungan, dan perilaku
tempat tujuan dan memahami apa yang harus dilakukan wisatawan menentukan kemungkinan terpapar infeksi;
untuk melindungi kesehatannya dan meminimalkan risiko dan ini mempengaruhi keputusan tentang kebutuhan
terjadi penyakit.‘ pencegahan, misalnya vaksinasi tertentu atau pengobatan
Secara tradisional, kesehatan wisata bertujuan untuk anti-malaria. Lama kunjunganjuga memungkinkan terpapar
membantu wisatawan terhindar dari penyakit terkait wisata dengan perubahan suhu dan kelembaban atau polusi
yang bisa diperoleh di daerah tujuan wisata (luar negeri). atmosfer yang berkepanjangan.
Pada dasamya kesehatan wisata dapat dibagi menjadi 4 Tujuan kunjungan juga merupakan hal penting
topik: pencegahan (vaksinasi dan anjuran wisata), bantuan terkait risiko kesehatan. Perjalanan bisnis ke kota, dimana
(pemilihan untuk pemulangan dan pengobatan medis wisatawan menghabiskan waktunya di dalam hotel atau

395l— —
3952 KESEHATAN POPULASI KHUSUS

pusat pertemuan dengan standard akomodasi tinggi, pembalut (bandages), tetes mata, pembasmi serangga,
atau perjalanan wisata yang diorganisasi dengan baik obat sengatan serangga, krim dan obat antihistamin,
memiliki risiko lebih kecil dari pada berwisata ke daerah dekongestan hidung, garam rehidrasi oral, gunting
terpencil, baik untuk tujun bekerja maupun kesenangan. dan jarum kesehatan. analgesik sederhana (misalnya
Perilakujuga berperan besar, misalnya pergi keluar pada parasetamol), perlengkapan untuk luka (dressing) steril,
malam hari di daerah endemik malaria tanpa persiapan termometer klinis, pelindung sinar matahari (sunscreens),
pencegahan akan menyebabkan terkena infeksi malaria. dan pelindung telinga (earplugs).
Gigitan serangga, hewan pengerat atau hewan Iainnya, Perlengkapan lainnya yang disesuaikan dengan daerah
agen infeksius makanan dan air terkontarninasi, kurangnya tujuan dan kebutuhan individu: obat antidiare (antibiotik,
fasilitas pelayanan kesehatan, dan wisata ke daerah antimotilitas, rehidrasi oral), antibiotik spektrum luas
terpencil akan membahayakan wisatawan. Di manapun (misalnya flukloksasilin, amoksisilin), bubuk antijamur,
tujuannya dan apapun model transportasinya, wisatawan obat antimalaria, kelambu, persedian yang memadai untuk
harus berhati-hati terhadap kemungkinan kecelakaan kondom dan kontrasepsi oral, obat untuk segala kondisi
terutama dijalan atau saat melakukan olahraga. medis yang ada sebelumnya, sedatif, semprit danjarum
steril, desinfektan cair, pelindung sinar matahari, keperluan
Konsultasi Medis Sebelum Wisata lainnya yang diperkirakan dibutuhkan berdasarkan tempat
Setiap wisatawan yang akan bepergian ke negara sedang tujuan dan lamanya kunjungan.
berkembang harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
perjalanan. Sebaiknya konsultasi dilakukan 4 minggu Wisatawan dengan Keadaan Medis Sebelumnya
sebelum bepergian atau lebih awal jika tujuannya dan Kebutuhan Khusus
adalah untuk bekerja di luar negeri. Tujuan konsultasi Risiko kesehatan terkait wisata adalah lebih besar
adalah untuk menentukan akan keperluan vaksinasi atau pada kelompok wisatawan tertentu, misalnya bayi dan
pemberian obat malaria untuk pencegahan. anak-anak, perempuan hamil, lanjut usia, cacat, clan
Pemeriksan gigi dan ginekologi untuk perempuan yang mempunyai penyakit. Risiko kesehatan bervariasi
mungkin diperlukan terutama bagi mereka yang bepergian tergantung dari tujuan wisata, seperti bertujuan untuk
jangka panjang atau tujuannya ke daerah terpencil. mengunjungi teman atau keluarga atau tujuan keagamaan,
untuk bekerja atau bisnis. Semua wisatawan memerlukan
Penilaian Risiko Kesehatan Terkait Wisata saran medis umum dannkesehatan wisata khusus, termasuk
Tenaga medis akan memberikan rekomendasi meliputi pencegahan (precaution) khusus.
vaksinasi dan pengobatan lainnya berdasarkan penilaian Perjalanan udara mungkin menyebabkan ketidak-
risiko dari wisatawan, tergantung dari penyakit dasar yang nyamanan bagi bayi dan kontraindikasi untuk bayi yang
dipunyai atau kemungkinan penyakit yang diperoleh di berusia dibawah 48 jam. Bayi dan anak-anak sensitif
daerah tujuan. Pengumpulan informasi dan penilaian terhadap perubahan ketinggian dan radiasi ultraviolet.
risiko secara rinci hendaknya ditanyakan kepada Selain itu, bayi dan ank-anak mempunyai kebutuhan khusus
wisatawan. Pertanyaan dalam bentuk checklist yang diisi untukvaksinasi dan pencegahan malaria. Kelompok inijuga
oleh wisatawan merupakan salah satu cara mudah untuk lebih mudah mengalami dehidrasi dan terjangkit infeksi
mendapatkan informasi. dibandingkan orang dewasa. Para lanjut usia memerlukan
saran medis sebelum bepergianjarakjauh.
Perlengkapan Kesehatan Secara umum, perempuan hamil tidak dilarang
Perlengkapan kesehatan (medical kit) perlu disediakan untuk bepergian, kecuali perkiraan waktu persalinan
selama perjalanan, terutama bagi mereka yang bepergian sudah dekat. Waktu bepergian yang paling aman untuk
ke negara sedang berkembang atau ke daerah dimana perempuan hamil adalah pada trimester kedua. Beberapa
penyediaan layanan kesehatan tidak jelas. Perlengkapan perusahan penerbangan melakukan larangah terbang
ini meliputi obat-obatan dasar untuk mengobati penyakit kepada perempuan dengan kehamilan lanjut dan periode
umum, bantuan pertama, dan berbagai alat medis lainnya neonatal. Perempuan hamil akan mendapatkan komplikasi
seperti semprit danjarum, yang mungkin diperlukan oleh serius jika terserang malaria dan hepatitis E, sehingga
wisatawan selama perjalanan. sebaiknya menghindari kunjungan ke daerah endemis
Beberapa alat-alat perawatan juga perlu disiapkan, penyakit tersebut. Perjalanan ke ketinggian dan daerah
kecuali yakin bahwa di tempat tujuan tersedia, misalnya terpencil tidak dianjurkan selama kehamilan.
untuk perawatan gigi, perawatan mata (misalnya lensa Kecacatan fisik umumnya bukan halangan untuk
kontak), perawatan kulit, dan kebersihan pribadi. bepergian sepanjang keadaan kesehatan baik. Jasa
Perlengkapan kesehatan dasar untuk bantuan penerbangan umumnya menyediakan bantuan untuk
pertama antara lain: plester, pembersih luka antiseptik, orang cacat.
KESEHATAN WISATA
3953

Orang yang menderita penyakit kronik hendaknya selama perjalanan. Bagaimanapun, wisatawan harus
meminta saran medis sebelum merencanakan perjalanan.
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan dirinya
Keadaan yang bisa meningkatkan risiko wisata adalah: dan pencegahan penularan penyakit menular. Hal
penyakit kardiovaskular, hepatitis kronik, penyakit radang
yang menjadi tanggung jawab wisatawan antara lain:
usus kronik, penyakit ginjal kronik yang memerlukan memutuskan perjalanan, mengenai dan menerima risiko
dialisis, penyakit paru kronik, diabetes mellitus, epilepsi, yang terjadi, mencari saran medis sebaiknya 4-8 minggu
penggunaan imunosupresan untuk pengobatan atau sebelum bepergian, bersedia mendapatkan vaksinasi dan
untuk infeksi HIV, penyakit tromboemboli sebelumnya, kebutuhan medis Iainnya, membuat perencanaan yang
anemia berat, kelainan jiwa berat, dan semua penyakit baik sebelum berangkat, membawa perlengkapan medis
kronik yang memerlukan intervensi medis secara teratur. dan mampu meng-gunakannya, mempunyai asuransi
Wisatawan dengan penyakit kronik harus membawa kesehatan yang memadai, memperhatikan pencegahan
seluruh obat-obatannya selama wisata, dan membawa sebelum, selama dan setelah perjalanan, membawa segala
nama dokter yang mengetahui keadaan penyakitnya. keperluan obat-obatan dan perlengkapan kesehatan
Dokter yang merawat sebaiknya menulis jenis obat dan lainnya yang dianjurkan dokter, menjaga kesehatan anak-
aturan pemakaiannya dengan jelas yang akan dibawa anak yang diajak; memperhatikan pencegahan untuk
oleh wisatawan. menghindari penularan penyakit infeksi kepada orang lain
selama dan setelah perjalanan, melaporkan sepenuhnya
Asuransi untuk Wisatawan setiap penyakit saat kembali, termasuk informasi tentang
Semua wisatawan dianjurkan mempunyai asuransi selama semua perjalanan, menghargai negara tuan rumah dan
wisata.Biaya pengobatan mungkin lebih mahal di negara penduduknya, hindari kontak seksual tanpa pelindung
tujuan. Pada kasus kematian di luar negeri mungkin amat dan menjaga perilaku seksual.
mahal dan sulit dalam pengurusan jenasah. Asuransi
hendaknya meliputi perubahan tujuan perjalanan, Pemeriksaan Medis Setelah Wisata
pemulangan balik mendadak karena alasan kesehatan, Wisatawan dianjurkan untuk melaksanakan pemeriksaan
rawat inap cli rumah sakit, perawatan medis jika sakit medis, jika: menderita penyakit kronik (seperti penyakit
atau kecelakaan dan pemulangan balik jenazahnya jika kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit paru kronik),
terjadi kematian. . menderita sakit dalam seminggu setelah pulang (terutama
demam, diare menetap, muntah, ikterus, kelainan saluran
Peran Profesional industri Wisata kemih, penyakit kulit atau infeks genital), menerima
Operator perjalanan, agen wisata, perusahaan penerbangan pengobatan malaria selama wisata, terpapar dengan
dan angkutan laut masing-masing bertanggung jawab penyakit serius selama perjalanan, menghabiskan waktu
terhadap keselamatan wisatawan. industri wisata lebih dari 3 bulan di negara sedang berkembang.
hendaknya memberi perhatian bagaimana agar wisatawan
aman selama perjalanan ke negara lain.
Agen atau operator wisata hendaknya memberikan POTENSI MASALAH KESEHATAN
wisatawan panduan terkait kesehatan seperti: menganjurkan
memeriksakan kesehatan begitu ada rencana berwisata Falvo (2011) telah menulis secara rinci tentang anjuran
terutama ke daerah yang mempunyai risiko kesehatan, kepada wisatawan tentang kemungkinan atau potensi
sebaiknya dilakukan 4-8 minggu sebelum bepergian; masalah kesehatan yang dihadapi wisatawan selama
saran dokter wisata sebelum berangkat, informasi bepergian, seperti dijabarkan dibawah ini.’
tentang bahaya dan keamanan pribadi; mengingatkan
menggunakan asuransi kesehatan yang menyeluruh; Kecelakaan
informasi tentang prosedur pengembalian dana, terutama Kecelakaan merupakan salah satu penyebab terbanyak
bila_asuransi diberikan oleh agen atau perusahan wisata; masalah kesehatan wisatawan. Semua jenis kendaraan
memberikan informasi tentang vaksinasi wajib untuk bermotor berpotensi menjadi sumber kecelakaan.
demam kuning, pencegahan malaria, bahaya kesehatan Kebiasaan mengemudi mungkin berbeda dengan di
penting lainnya di daerah tujuan, dan ada-tidaknya fasilitas negara asalnya. Jika wisatawan tidak nyaman atau familiar
layanan medis yang baik di tujuan wisata. denganjenis kendaraan (transmisi standard, sepeda motor,
sepeda, dan sebagainya) dia mempunyai risiko dalam
Tanggung Jawab Wisatawan mengendarai kendaraan.
Wisatawan wajib mencari informasi dan saran dari
tenaga medis dan profesional industri wisata untuk Ketinggian
membantu menghindari adanya masalah kesehatan Ketinggian di atas 10.000 kaki mungkin menyebabkan
3954 KESEHATAN POPULASI KHUSUS

acute mountain sickness (AMS) yang ditandai dengan yang akan disinggahi selama penerbangan. Hukum
pusing, nyeri kepala, lelah, menggigil, dan/atau muntah. kesehatan internasional mengizinkan tidak melakukan
Kelainan yang lebih berat ditandai oleh sesak nafas (edema vaksinasi jika ada surat dokter yang menyatakan
paru akibat ketinggian) atau letargi berat (edema otak kontraindikasi untuk vaksin. Sterilitas, keampuhan, atau
akibat ketinggian). Penyesuaian (aklimatisasi) ketinggian kandungan vaksin tidak dapat digaransi di beberapa
perlu dilakukan sebelum melakukan aktivitas berat. negara dan proteksi mungkin tidak sepenuhnya untuk
Merokok dan penggunaan alkohol hendaknya dikurangi. paling sedikit 10 hari setelah inokulasi.
Asetazolamid dapat digunakan untuk mencegah AMS.
lstirahat dan aklimatisasi lebih lanjut diperlukan untuk Pasca Wisata
gejala yang ringan. Jika timbul gejala berat, seperti Wisatawan perlu berkonsultasi dengan petugas kesehatan
perubahan status mental, maka wisatawan harus jika ditemukan kelainan setelah kembali dari berwisata.
diturunkan segera. Jika keluhan terjadi dalam 1 tahun setelah wisata, maka
mungkin disebabkan oleh penyakit infeksi dengan masa
Terpapar Hewan inkubasi yang panjang. Pertimbangan untuk melakukan
Wisatawan yang terpapar binatang dapat berisiko untuk pemeriksaan setelah kembali bagi wisatawan dipikirkan
terserang rabies atau penyakit zoonosis yang lain. jika mereka datang dari daerah dimana air tidak bersih,
Rabies merupakan penyakit endemik di negara sedang infeksi menular seksual tinggi, dan frekuensi tuberkulosis
berkembang. tinggi.

Pengobatan
Perhatikan interaksi semua obat-obatan yang dibawa dan PENYAKIT INFEKSI TERKAIT WISATA
sering digunakan wisatawan. Antasid dan obat antidiare
sering menggangu penyerapan obat. Berbagai macam risiko bisa dialami oleh wisatawan selama
perjalannya (secara lebih detail dapat dibaca pada WHO.
lnfeksi Menular Seksual 2010). Penyakit infeksi merupakan penyakit yang dapat
infeksi menular seksual lebih sering dan tampaknya lebih dikatakan paling sering diderita oleh wisatawan, khususnya
resisten terhadap antibiotik di banyak negara dari pada yang berwisata di daerah tropik. Pada tulisan di bawah
di Amerika Serikat. Dianjurkan menggunakan kondom ini akan dibahas beberapa penyakit infeksi yang bisa
jika melakukan hubungan seksual dengan pasangan baru meningkatkan kesakitan bahkan kematian wisatawan.
selama wisata.
Arthropod-Borne Diseases
Terpapar Sinar Matahari Artropod atau serangga tidak saja menyebabkan rasa
Di negara tropis, di ketinggian, dan di atas salju dan tidak menyenangkan dan nyeri pada tempat gigitannya,
air, paparan sinar matahari mungkin lebih banyak dari tapijuga mungkin menyebabkan bahaya yang lebih berat
yang diperkirakan.Wisatawan hendaknya menggunakan seperti reaksi terhadap produksi racun (venom) atau alergi
pelindung sinar matahari berspektrum luas (SPF paling terhadap bahan yang diinjeksikan di tempat gigitan.
kecil 30 dengan proteksi UVA dan UVB) dan menggunakan Artropod juga dapat menularkan penyakit yang lebih
topi lebar dan kacamata. Tetrasiklin dan siprofloksasin, berat dan mengancam nyawa seperti malaria, demam
yang sering dianjurkan untuk diare pada wisatawan atau kuning, demam berdarah dengue, filariasis (nyamuk);
pencegahan malaria, dapat menyebabkan ruam terinduksi ensefalitis viral (nyamuk, kutu); onkosersiasis (lalat hitam);
sinar matahari. leismaniasis (lalat pasir); tripanosomiasis Afrika (lalat
tsetse); tripanosomiasis Amerika atau penyakit Chagas
Berenang (serangga pengisap darah atau kutu busuk); plague
Tempat berenang (kecuali kolam terklorinasi) mungkin dan tungiasis [kutu pengisap darah (fleas)]; tifus (kutu
terkontaminasi mikroba dari selokan atau limpahan tanah. pengisap darah, tuma, kutu); dan demam berulang (tuma
Wistawan perlu menanyakan tentang schistosomiasis di dan kutu)?
tempat tersebut, danjika meragukan sumber airnya maka Masing-masing vektor artropod dan organisme yang
sebaiknya cepat mengeringkan badan. Gunakan alas kaki menyebabkan penyakit ditemukan di daerah-daerah
jika tidak yakin keadaan permukaan tanah. tertentu. Saat ini sudah tersedia vaksin untuk pencegahan
[demam kuning, plague, tick-borne encephalitis, ensefalitis
Vaksinasi Jepang (Japanese encephalitis)] dan profilaksis antimikroba
Wisatawan harus mengetahui kebutuhan akan vaksinasi (malaria, tifus). Sebaiknya hindari paparan arthropod
demam kuning di negara yang akan dikunjungi, termasuk sebagai usaha pencegahan primer.
__

KESEHATAN WISATA
3955

Rekomendasi untuk membantu memperkecil tergantung dari pola plasmodia dan resistensi
kemungkinan terpapar dengan arthropod,’ yaitu: (Tabel1).Z
- Kurangi berjalan di pedesaan (countryside).
- Gunakan baju lengan panjang dan celana panjang Flu Burung
dengan warna terang, terutama di malam hari. Flu burung (avian influenza) disebabkan oleh virus flu
- Gunakan alas kaki sepanjang waktu dan selalu di- burung patogenik tinggi (highlypathogenic avian influenza
goyangkan dahulu sebelum ditaruh (kalajengking A/HNSN1) atau subtipe flu bukan manusia (misalnya H7,
senang tempat gelap dan hangat). H9). Penularan flu burung terjadi dari burung ke manusia,
- Gunakan bahan anti serangga pada daerah badan mungkin dari lingkungan ke manusia, dan amatjarang dari
dan pakaian yang terpapar. Pilih insektisida yang manusia ke manusia. Gejala awalnya adalah demam dan
mengandung 25%-30% DEET (N,N-dietil-m-toluamid gejala seperti flu (lesu, myalgia, batuk, nyeri tenggorok).
atau N,N-dietil-3-metilbenzamid) untuk kulit yang Mungkin selain itu ditemukan gejala diare dan keluhan
terpapar dan produk permetrin untuk pakaian, gastrointestinal. Penyakit ini berkembang dengan cepat
kelambu, dan peralatan kemah. Keampuhan dan dalam beberapa hari menjadi pneumonia?
lama repellant benrariasi tergantung produk dan Penghambat neuramidase (oseltamivir, zanamivir)
spesies nyamuk, dan dipengaruhi oleh perubahan bermanfaat untuk profilaksis dan pengobatan infeksi
suhu,jumlah perspirasi, terpapar air, dan faktor-faktor HSN1. Jika berwisata di daerah dengan kasus flu burung,
lainnya. wisatawan dianjurkan untuk menghlndari kontak
- Tidur di ruangan yang berpengatur suhu atau di dengan lingkungan risiko tinggi, seperti pasar burung,
bawah kelambu di daerah yang ditemukan arthropod- peternakan unggas, unggas yang bebas tanpa sangkar,
borne diseases. atau permukaan yang terkontaminasi oleh bulu unggas.
- Sebelum tidur, semprot ruangan atau kelambu Juga menghlndari mengkonsumsi unggas atau produk
dengan semprotan yang mengandung permetrin atau unggas dan telur yang kurang matang?
piretrum untuk membunuh nyamuk atau kutu.
- Gunakan kelambu yang utuh tanpa robekan. Dengue
- Hindari parfum atau krim, sabun wangi, dan pewangi
Penyebab dengue adalah virus dengue, suatu flavivirus
setelah bercukur terutama pada malam hari. dengan 4 subtipe. Umumnya dengue ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ada tiga bentuk klinis
Malaria dengue: demam dengue, demam berdarah dengue dan
Malaria merupakan penyakit infeksi yang paling serius bagi sindrom syok dengue. Risiko terkena dengue tinggi di
wisatawan. Hamplr semua kasus malaria sebenamya dapat daerah endemik. Pencegahan dengue adalah dengan
dicegah. Cara pencegahan dan pengelolaan terbaik adalah menghlndari gigitan nyamuk terutama di siang hari?
kewaspadaan terhadap risiko, hindari gigitan nyamuk,
patuh memakai profilal<sis, dan segera didiagnosis jika
Diare Wisatawan
ada demam selama atau setelah kembali dari berwisata. Diare wisatawan (travelers‘ diarrhea) adalah sindrom
Wisatawan yang bepergian ke daerah endemik malaria yang terkait dengan makanan atau air terkontaminasi
wajib menggunakan obat profilaksis.‘-“Rejimennya yang terjadi selama dan sesaat setelah wisata. Penyakit

. .. ~‘ !.~'»'1"I1f-’ S" ¢151':'


i U:-_ -
*3 V-1?»)*'-_--i.1i~:1F'1"l:K\k‘rE.{1€£l+v\ji;,¢¢5
' '~;' " »‘- 5,
1;‘ "" ‘
.',;._,
1'P‘ ‘iP ' " 1'7’;
as
Risiko malaria Tipe prevensi
Tipe I Risiko penularan malaria sangat terbatas Hanya pencegahan gigitan nyamuk
Tipe ll Risiko penularan hanya malaria P. vivax atau P. falciparum Pencegahan gigitan nyamuk plus kemo-
yang masih sentitif-klorokin profilaksis klorokuin
Tipe Ill‘ Risiko penularan P. vivax dan P. falsiparum, kombinasi dengan Pencegahan gigitan nyamuk plus kemo-
y resistensi klorokuin baru profilaksis klorokuin + proguanil
Tipe IV Risiko tinggi penularan malaria P. falsi p arum , kombina Sl' Pencegahan gigitan nyamuk plus kemo-
dengan laporan resistensi obat antimalaria; atau profilaksis atovaquon-proguanil, doksisiklin
Risiko sedang/rendah penularan malaria P. falsiparum, kom- atau meflokuin (pilih berdasarkan pola
binasi dengan laporan resistensi obat tingkat tinggi“ laporan resistensi)
'Daerah dimana pencegahan Tipe Ill masih menjadi pilihan terbatas pada Nepal, Sri lanka dan Tajikistan, dan sebagian daerah Kolombia
dan
b India.. Jika diperlukan,
.. . pencegahan Tipe IV bisa digunakan
Altematifnya, jika wisatawan ke daerah pedesaan dengan malaria resisten banyak obat dan risiko infeksi malaria sangat rendah, pen-
cegahan gigitan nyamuk dapat dikombinasi dengan stand-by emergency treatment (SBET). WHO, 2010.2
z0l.0Z '33 °'\l9:l
unue; 9; LlEMEqlP >|eue->1eue uep insn/(uaw uep (uises
|i|.ueu UEl"ldLU3.l8d eped !se>|ipugenuo)| 'lJEL| 5-g ewe|as ueqas g|e>1 enp 1a|qe1 meg ->|o|,io.idis 'uises>|o|;1ou) u0|ouin>|om|5
aase !5U9l5ll9P new leluifi
zpieliued 'e!|.uaue 'e;|ns ifilage ‘efinaai J81S9l1ll.lI|, ue|ituet|a>i eped lS€)ilpUlE.l1UO)l 'ueq
5-5 eu.:e|as ueu dEl13S|E55Ul11UE1B|'1>19)| a|qe1enp new epue6 ue1en>|e>11a|qe1 meg |ozes>|o1a\.ue;|ns uep U.ll.ldJOIl8U.llJj_
ll'\5l'\AUl.U UEP llLLlEl.l HQ! UEP 'Ul'\qE1 ()1,
L|EMEqlp >ieue->|eue eped !se>|gpugeJ1uo)| ‘peg 5-5 tue|as U.l8_lZ[_ den;-as zaiqei meg 19l>l!Ll l-lll>l!5!5>l°(]
uengsepuamoqargp Buefl uawglag aregp ainsun amogqgruv

. . J‘ , - :a19!G'l59P*_"m°’l°U "9P"|!1°!q!1'-‘V 'Z laqe-L

lug 1!>|eKuad suapisu| '|_i,i1e.|ed neie gn, adholas o>;_ua1ua 1i>|e/(uad ue>|qeqa/iuaui 6ue/i '(/\||-|) snrm /iauapyapounwwg
aigauounog uaio ue>|qeqasip Bue/i )|lU.l81SlS 1i>|e/{uad "PW"! !$>l9lUl LIPIEPP SCIIV//\lH ¢l9¢l9ll'-lad '086l Um-|\'=‘l
ue>|edmaw (>|lJ81U8) plO}l1EJECl neie plO}l1 tueuiaq eped gqiv/NH efluepe >|el'uawas ei.ue;n1a1 '1e>|e1eKseu.|
">igeq uefiuap >|eseu.np smeu elluuie| ueue>|ew ue1euasa>i ue|eseui ipeluaui de1a1 uisew iupi uep eqmd
uep ‘nsns '6ui6ep ‘se66un 'Jl'll91 ‘ue1e|nuad uepugqfiuatu uewez >|e_las inue1a>|ip qe|a1 |ens>|as JB|l')U8l.U 1i>|e/iuad
>|n1un ->|p,o!qp,ue eduea qnqmas ue>;e Jesaq ueifieqas SCIIV/AIH
uep 'l.lEl.{ L-1; ue|e[Jaq lug 1i>|eAu:.-ad ‘lSEl.lll.Ll€1UO)|J9l fiue/(
ueue>|e|.u iswnsumifiuaw qe|a1as i.ue_lz_/_-3|_ lE|l’1U.llp 5ue/( ,'ueMe1es!~i >|n1un LlEpUB.l
3.!Elp uep ‘lmad U.lEJ)| 'u.ieu.|ap iuadas e|el'a6 ue>p(n[unuatu eAuue.ie|nuad o>iisu uep ‘lug 1i>|e/iuad ue1e|nuad eiiuepe
eiiauotu|e5 ua1>|eq gs>|a,1uua1 Eiueli 5ue1Q -35 gs>|a;ui UE>l.l0dE|lp i6e| epe >|epg iui lees ";gsua1ui L.lE1EMEJBCl
Bugluacliat ueie|nued JBQLLIFIS U9)|EdFlJ9l.Ll 1n|a1_ 'eiunp ue>|n|1atuaui uep >|po1endsa.1 sansip neie ue1eMe6a>g
unmias ip ue>|1ode|1p fiuuas 6ui|ed 6ueA e||auou.||esua1>ieq ipeliaz, esiq 19.l9C| snse>| eped '1i>|efluad e/(u|nqu.|i1
8d)l1ClJ8S ue>(edma|.u (35) sipuuaiug 8dl10J3S e||auouu|eg enpa>| nete etueuad n66ui\.u eped UE>ll"lLUEI1lp aiegp uep
prog; tuetuaq uep e||auotu|e5 'sedeu >|eses ‘>|n1eg'|g6il56uaui uep 'B.lElp 'e|eda>( ualiu
'El5|ElU.l 'nsa| ’u.ieu1ap niieli 'n|; l1J8d9S 53';/5 e|el'a9
rgsagqel .lEClEClJ8}. e>|i_l uefieqofiuad z'ue1eqasa>| ueue/(e| ip ipeliai JESQQ ueifieqas
uep l§EUlS)|El\ qeiepe ue>|n>|e|ip iedep fiue/i u!e| |e|-| 5ueK '6ue.lo a>|-fiuelo uep El.UE1l'lJ319llUUB.lEqEMU6d "E903
'(e1e5au edeiaqaq eped fiupmi uep '.lEME‘|8|8)| '1aAuoui unuei eped snse>| @099 uep uiqai ueqqeqafluaw uep
'6ui1'ue etueimet) UEM8Ll ue1i6i6 uepuiqfiuaw uefiuap elefiau 93 Bueia/luaul ggvg guiapidg Z003 unuei eped
ueiepe Eiunuadlas, ueqefieauad '|e66uiuau| uep ei.uo>i eui3'6uop6uen9!sui1\o1d ip lpéllél ElSl"lUEU.l is>|a;ui6uau1
lEdu.lE5 f6ue[a>| uep u.|nin|apf(gqo,ioJpiu)ne1sdas1ad nele U!-?>|JOdE|lp 6ue/K euieuad snsey '(6ui:>n>|) uie| uemau a>|
'!£unq ueugs ua|o fiuesfiuenp iedep 6ueK ueiauaui 1010 Jeqafluatu U9lpl’1LU9)|'.lEME|8|8>| e/luiaqtuns ui>|6uni.u Suell
auiseds tsisiieied ne1e SlSB.lEd lEdl.l.lES >|g!sads >|F-‘Pil 6ue/K uemau uep snnn niens ‘(A03-ggvg) ggvg Sl"l.lll\El.l0JO>|
|Et.UO.lpO.lCl ase; uep ie|nu1 6uequ.ia>paq e/lue|e_ia9 ‘ueqnq ua|o ue>|qeqasgp (ggvg) awmpu/is /(.ro;n.1_idsaJ aman aranag
5-1 B.l21UE‘ iseue/uaq efluiseqmiug ESELU 'is>ga;ui ue|a1a5 awoJpu/is A’.ro;o.ndsa.r asma aranag
‘UEM€lESlM ifieq ue1i6g6 .l9qUJl'1S
ipeluaui 6ue.& fiuuas fiuiied ue/viaq ue>|edmau.i ueue|el' {(3 iaqel) ueq 3 uep qgqa| deiauaw uep 1l2.l8C|
fiugfuvue/ue|a|a>i uep EJO/\lUJE)| e/iueseiq uemau ueiifiifi were Puq uP>l5u@qW!l-l9d!P wdee >l!1°!q!lUV ‘!5E1PEll9P
{l'l|El3LLl ue>|.ie|n1gp saiqeg 'snx1/lass/f7 snuafi 'aop_umopqoqy L|258DU8l1.l >|n1un ue>|eunfiip redep LUEJQ5 UQ1l"lJEi
.»(|!u.|e; uep >|ido11omau srugn uaio ue>|qeqasip 6ue/K new nv 'lSE.lplLl8p uefiaauaui ueiepe ’>|eue->|eue eped
|e1e; uep ';isaJ6o1d '>,n>|e snneiasua ue|epe saiqeg e/iusnsmpi 'ue>|neu1adip Buguad 6ue/i |e|-| '!JEL[ edeiaqaq
salqetl uue|ep lJlpU9S unqwas lug aieip JESSQ ueifieqag
._,-,-,"ueio:,sa1 neie |a1ou uep eliuiesiw
41"-"°Pu°>l 'ueu1e fiuerl ne uep ueue>|ew iSLUl'lSUO>l e»{u>|ieqas ‘lug
ueeunfifiuad gpadas 'gui1i>|e/iuad L|E53fJU9UJ >|n1un fiuguad is>|a,iui 0>|lsgJ l5UEJl’l6U3l1.l >|m,un 'ua1>|eq i.|a|o ue>|qeqasip
12UJE uewe 6ue/l |ens>ias uefiunqnu 6ue1ua1 gseu.uo;u| JQSBQ ueifieqas gdei 'UEM9J,ESlM Blelp ue>|qeqa/(uatu
-5q|v//\|H esuapuad ewesiaq dnpgq 6ue/K e>|a1au.1 eyes ledep 1lS9.lEd uep 'ST\Jll\ ’ua1>1eq !E5EqJ8Q‘LUELU8p uep
’iens>ias e_l1a>iad uep is>|a[ui ieqo eun66uad ueiepe lug imad tueni 'ue;unuu '|enu.i ieuasip iedep eueiq 'L|EpU3J
1g>|eliuad 1e|n:ua; g66up, oaigsp )|Odl.UO|3)l '(|e.io undneie qgqai fiuell p.ll?pU91S uefiuap uenfm Ll2JBEp a>|i66ui1 Euerl
|eui6er\ '|eue1eMa| '|ens>;asou.iou unclnew |El’lS>|8SO.l319q gsetgues uep UEL|lSJ3C|9)] p.lEpUE1S uefiuap iese L|EJ8Ep uep
>|ieq) is>ia:,o1d edueq |ens>|as uefiunqnu in|e|au1 JE|flU9U.l U9/ll\E1ESlM qa|o eiuapip e/luesegq uep uemeiesim eped
lug !s>1a;u| '(§q|v) awoxpu/is Kauapyapounww) pannbsn ue>|ntuz-nip fiuuas 6ug|ed 6ue/I 1g>|e/{uad ue>|edmau.| iug

$flSflH)| ISV1fldOd NVLVI-BS3)! 9969


KESEHATAN WISATA
3957

pada wisatawan diperkirakan 3-30 kasus per 100.000 pemberian dan dosis vaksin untuk masing-masing
wisatawan yang datang ke negara sedang berkembang. penyakit secara detail dapat dibaca pada WHO (2010).
Penularan demam tifoid melalui makanan atau minuman Secara umum, pemberian vaksin untuk wisatawan dibagi
yang terkontaminasi feses. Sumber bakteri adalah karier menjadi 3, yaitu: (1) digunakan secara rutin; (2) dianjurkan
asimptomatik atau individu yang baru sembuh dari sebelum wisata ke negara yang mempunyai penyakit
demam tifoid dan ini merupakan sumber utama terjadinya endemik; (3) pada beberapa keadaan adalah wajib?
epidemi. Gejalanya tidak selalu spesifik, adanya febris
merupakan tanda yang paling penting. Vaksinasi tifoid
dianjurkan untuk wisatawan yang pergi ke negara dengan PERAWATAN MEDIS PASCAWISATA
risiko sedang sampai tinggi.l’~‘°
Dokter kesehatan wisata akan mengevaluasi jika ada
Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin wisatawan yang sakit setelah kembali ke negaranya. Hal
Vaksinasi bertujuan untuk merangsang imunitas agar dapat yang harus dilakukan oleh dokter ini adalah mengenai
mencegah penyakit khususnya dari patogen infeksius. semua penyakit terkait wisata, mendiagnosis penyakitnya,
Vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah dan bila diperlukan melakukan rujukan.
penyakit infeksi tertentu.Walaupun demikian, vaksin Sindrom yang paling sering ditemukan pada
jarang dapat melindungi 100% dari ancaman penyakit. wisatawan yang kembali adalah diare, penyakit saluran
Berdasarkan risiko wisatawan, dapat ditentukan kebutuhan napas, kelainan kulit, dan demam. Hal berikut perlu
vaksinasi dan atau profilaksis yang harus diberikan. Karena diperhatikan untuk diagnosis banding: tempat geografis
daya perlindungan vaksinasi memerlukan waktu, maka yang dikunjungi, aktivitas wisatawan, frekuensi penyakit
sebaiknya wisatawan berkonsultasi dengan tenaga medis khusus di suatu daerah, masa inkubasi dari patogen yang
4-B minggu sebelum keberangkatan agar cukup waktu potensial, dan vaksin dan profilaksis lain yang digunakan.
mendapat vaksinasi yang lengkap. Contoh kaitan antara penyakit dan asal negara adalah: P.
Kategori dan vaksin yang akan diberikan kepada falsiparum dari Afrika Sub-Sahara (terutama Afrika Barat),
wisatawan dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan cara rlketsia dari Afrika Selatan, dengue dari Karibia dan Asia

Tabel 3. Vaksinasi untuk Wisatawanz


Kategqri Vaksin
Vaksinasi rutin Difteria, tetanus, dan pertussis
Hepatitis b
Hemofilus influenza tipe B
Papiloma virus manusia‘
influenza”
Morbili, parotitis, dan rubella
Penyakit pneumokokus
Poliomielitis
Rotavirus‘
Tuberkulosis (BCG)“
Varisela
Selektif untuk wisatawan Kolera
Hepatitis A‘
Ensefalitis Jepang“
Penyakit meningokokus‘
Rabies
Ensefaalitis yang ditularkan kutu
Demam tifoid
Demam kuning
Vaksinasi wajib Demam kuning
Penyakit meningokokus dan polio (diperlukan oleh Saudi Arabia untuk haji)
‘Saat ini, vaksin ini saat ini sedang diperkenalkan di beberapa negara
“Rutin unml: kelompok usia tertentu dan ada faktor risiko. selektif untuk wisatawan umum
‘Tidak lagi rutin di sebagian besar negara industri
"Vaksin inijuga temiasuk dalam program imunisasi rutin di beberapa negara
WHO, 20102
3958 KESEHATAN POPULASI KHUSUS

Tenggara, leishmaniasis kulit dari Amerika Tengan dan


Selatan, dan demam tifoid dari Asia Selatanf

KESIMPULAN

Belakangan inijumlah wisatawan yang melakukan wisata


antarnegara sangat banyak dan meningkat dari tahun ke
tahun. Disamping memberikan kegembiraan, berwisata
juga dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan. Risiko
ini dapat dikurangi atau ditiadakan jika dipersiapkan
dengan baik dari negaranya. Persiapan ini tergantung dari
negara tujuan yang akan dituju. Berwisata ke negara tropis
sering kali dihubungkan dengan berbagai penyakit tropik
dan infeksi, yang jenisnya sesuai dengan geografisnya.
Wisatawan mancanegara juga dapat berperan sebagai
pembawa atau penular berbagai penyakit dari suatu negara
ke negara lainnya atau negara asalnya. Jika ditemukan
sesuatu kecurigaan menderita penyakit setelah pulang
ke negara asalnya, sebaiknya wisatawan memeriksakan
diri ke tenaga medis yang khusus menangani masalah
kesehatan wisata.

REFERENSI

1, Statistik Pariwisata Bali 2009. Dlnas Pariwaisata Bali. Z009.


2. World Health Organization. International travel and health.
WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. WHO press,
Switzerland. 2010.
3. Falvo CE. Travel and health. CME/CE released: 05/06/20ll.
Mcdscape Education Public Health & Prevention. Perspective in
prevention from the American College of Preventive Medicine.
Available at: http://www.mcdscapoorglviewarliclel 742128.
Accessed Sfl 8/201 I.
4. Hill RD, Erricson CD, Pearson RD, Keystone IS, Freedman
DO, Kozarsky PE, et al. The practice of travel medicine.
Guideline by the Infectious diseases Society of America. Clin
Infect Dis 2006; 4-3: 1499-1539.
5. Suh KN, Kain KC, Keystone IS. Malaria. Can Med Assoc I
2004; 170: 1693-1702.
6. Diernert DI. Prevention and self-treatment of traveller's
diarrhea. Clin Microbial Rev 2006; 19: 583-594.
7. Kalichman SC, Pellowski I, Turner C. Prevalence of sexually
transmitted co-infection in peoplenlivingb with HIV/ AIDS:
systematic review with implications for using HIV treatments
for prevention. Sex Transm Infect 2011; 87: 183-190.
8. Rupprecht CE and Shlirn DR. Rabies. Centre for Disease
Control and Prevention. Available at: http//zwwwnc.
cdc.gov/ travel/ yellowbook/ 2010/ chapter-2/rabieshtm.
Accessed 5/26/2011.
9. Basnyat B, Maskey AP, Zimmerman MD, Murdoch DR.
Enteric (Typhoid) Fever in Travelers. Clinical Infectious
Diseases. 2005; 41: 1467-1472.
10. Centres for Disease Control and Prevention. Samonella
serotype Enteridis. Available at: http//www.cdc.gov/
nczved/ divisions/ dfbmd/ disease/ salmonella enteritidis.

Anda mungkin juga menyukai