Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

HELMI AMINUDDIN 200210102100

NUR KASANAH 200210102098

ERIKA YOLANDA FRISELYA 200210102039


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………… .i

KATA PENGANTAR…………………………………………………..... ii

BA B 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………….…………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………………….…………………... 1

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………….……. 1

BAB 2. Pembahasan

2.1 Pengertian hakikat manusia…………………………………. 2

2.2 Pengertian Dimensi Hakikat Manusia………………………. 7

2.3 Pengembangan Dimensi Hakikat Manu……………………... 8

BAB 3. Penutup

3.1 Simpulan……………………………………………..………... 9

3.2 Saran………………………………………………………….... 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas berkat dan rahmatnya
kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema “ Hakikat Manusia dan
Pengembangannya”.

Makalah ini disusun agar para pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis
sajikan dari hasil pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang “
Hakikat Manusia dan Pengembangannya”.

Dalam menyusun makalah tentu kami tidak luput dari kesalahan. Maka kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan pembuatan makalah yang akan
datang. Atas dukungannya kami ucapkan terimakasih.

Jember , 24 September 2020

Kelompok 1
BAB I

1.1 Latar Belakang


Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk membantu
peserta didik menumbuh kembangkan potensi potensi kemanusiaannya. Tugas
mendidik hanya bisa dilakukan dengan baik apabila memahami tentang apa manusia
itu sendiri. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pemahaman yang meliputi, arti
hakikat manusia, arti dimensi hakikat manusia, dan jenis pengembangan dimensi
hakikat manusia. Disebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan akan membentuk karakter manusia. Hal ini akan menjadi
landasan serta sebagai acuan bagi manusia dalam bersikap, mementukan metode, dan
berkomunikasi transaksi di dalam interaksi edikatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari hakikat manusia ?
2. Apakah pengertian dari dimensi-dimensi hakikat manusia ?
3. Bagaimana pengembangan dimensi hakikat manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuiah pengantar ilmu pendidikan
2. Untuk memahami hakikat manusia
3. Untuk memahami dimensi-dimensi hakikat manusia
4. Untuk memahami pengembangan dimensi hakikat manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Manusia

Banyak pendapat tentang definisi manusia. Pendapat-pendapat itu datang dari


para ilmuwan, ahli filsafat, maupun dari agama. Dari ilmuwan yaitu teori Evolusi
Darwin. Dalam teori ini Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari hewan
yaitu kera. Kera akan mengalami evolusi menjadi manusia modern seperti saat
ini. Darwin beranggapan bahwa semua nenek moyang manusia sama, yaitu kera.
Hal itu diperkuat dengan penemuan tulang manusia purba (kera) yang mempunyai
struktur sama seperti tulang manusia. Selain itu, DNA kera sangat mirip dengan
DNA manusia. Teori ini sangat dipercaya pada zamannya.

Dari beberapa ahli filsafat menyebutkan bahwa manusia adalah hewan yang
bermasyarakat, yang mempunyai rasa sakit, yang selalu bermasalah dan gelisah.
Selain itu, definisi manusia yaitu, manusia sebagai animal rationale (hewan
rasional atau berpikir), animal symbolicum (hewan menggunakan simbol), animal
educandum (hewan yang berpendidikan). Sedangkan dalam agama khususnya
agama Islam, manusia tidak sama seperti hewan. Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang istimewa dari ciptaan lainnya. Manusia mempunyai akal dan pikiran
yang telah diberikan Allah. Akal dan pikiran harus dikembangkan agar menjadi
manusia seutuhnya. Apabila tidak dikembangkan manusia akan sama seperti
hewan atau lebih rendah dari hewan.
Banyak pandangan tentang hakikat manusia, diantaranya pandangan
psikoanalitik dan humanistik, pandangan Martin Buber dan Behavoristik ,
pandangan mekanistik, organismik dan konstektual.

1. Pandangan Psikoanalitik dan Humanistik


 Pandangan Psikoanalitik, yaitu pandangan yang datang dari dalam
dirinya sendiri. Pandangan ini melibatkan insting yang akan
mendorong atau menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu
yang akan dikontrol oleh psikologisnya. Dalam hal ini manusia
tidak dapat memegang kendali atau menentukan nasib orang lain.
 Pandangan Humanistik, yaitu pandangan dari dalam dirinya yang
mendorong untuk mencapai tujuan positif. Manusia beranggapan
bahwa dirinya bersifat rasional, yang artinya manusia dapat
menentukan nasibnya sendiri. Hal ini dapat membuat manusia
terus berkembang dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Selain itu, manusia juga dapat menjadi kelompok masyarakat
bertingkah laku baik.
2. Pandangan Martin Buber dan Behavoristik
 Pandangan Martin Buber, mengatakan bahwa hakikat manusia
tidak dapat dikatakan “ini” dan “itu”. Menurut Martin manusia
adalah sebuah keberadaan memiliki potensi yang dibatasi
kemestaan alam. Semua yang dilakukan manusia tidak dapat
diprediksi. Dalam hal ini manusia bisa menjadi jahat atau baik,
tergantung dari apa yang ada dalam potensi dirinya masing-
masing. Terkadang manusia baik dapat melakukan kesalahan.
 Pandangan Behavoristik, kelompok ini beranggapan bahwa
manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya
dikendalikan oleh faktor luar, yaitu lingkungan. Mereka meyakini
baik buruk terjadi karena pengaruh lingkungan. Jika
lingkungannya baik maka manusia akan tumbuh menjadi baik,
begitupun sebaliknya.
3. Pandangan Mekanistik, Organismik, dan Konstektual
 Pandangan Mekanistik, dalam pandangan ini menganggap semua
benda yang ada di bumi termasuk makhluk hidup sebagai mesin.
Manusia sebagai robot yang dikendalikan daya dari luar dirinya,
yang menafikan keberadaan potensi.
 Pandangan Organismik, dalam pandangan ini menganggap
manusia sebagai suatu keseluruhan, yang dianggap hidup seperti
halnya tumbuhan dan hewan. Pada hakikatnya manusia bersifat
aktif, terorganisasi dan selalu berubah. Manusia mampu menjadi
sesuatu karena dari hasil yang dikerjakannya sendiri, yaitu hasil
mempelajari. Pandangan ini mengakui adanya kemampuan diri
manusia yang melalui pengembangan-pengembangan dirinya.
 Pandangan Konstektual, dalam pandangan ini manusia hanya dapat
dipahami dalam konteksnya. Manusia merupakan bagian dari
lingkungannya, yang mempunyai sifat aktif dan merupakan
organisme sosial. Agar dapat memahami manusia, pandangan ini
mengharuskan mengenal perkembangan manusia secara utuh.
Dari beberapa pandangan diatas dapat diketahui hakikat-hakikat manusia, yaitu :

1. Hakikat manusia dikontrol oleh psikologinya yang melibatkan


insting, untuk mendorong manusia melakukan sesuatu.
2. Manusia tidak dapat memegang kendali atau menentukan nasib
orang lain.
3. Manusia bersifat rasional yang dapat menentukan nasibnya
sendiri.
4. Manusia adalah makhluk yang memiliki potensi yang dibatasi
oleh alam.
5. Manusia bisa menjadi baik atau buruk, tergantung dari potensi
yang lebih besar dari dirinya.
6. Tingkah laku manusia berasal dari lingkungannya.
7. Manusia dikendalikan daya dari luar dirinya.
8. Manusia mampu menjadi sesuatu karena hasil mempelajari
9. Manusia bagian dari lingkungan yang bersifat aktif dan
organisme sosial.

Secara umum, hakikat manusia adalah ciri atau karakteristik yang dapat
membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang
paling sempurna karena mempunyai akal, pikiran, dan budi pekerti agar dapat
membedakan mana yang baik dan yang buruk. Hal itu dapat terwujud dengan adanya
kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi, pemilikan kata hati, moral
dan aturan, kemampuan bertanggung jawab, rasa kebebasan, kesediaan melaksanakan
hak dan kewajiban, kemampuan menghayati kebahagiaan.
a. Kemampuan Menyadari Diri, dalam hal ini manusia dapat menyadari apa
yang dimiliki dalam dirinya, dan kemampuan untuk mengetahui ciri atau
karakteristik dirinya sendiri. Hal ini membuat manusia beradaptasi dengan
lingkungan. Serta dapat menunjukkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya
melalui pendidikan.
b. Kemampuan Bereksistensi, dalam kemampuan ini manusia dapat menyadari
bahwa dirinya memang ada. Dapat mengetahui dan bebas akan
keberadaannya. Berbeda dengan hewan yang berada didalam kandang dan
tidak menyadari keberadaannya. Kemampuan ini dapat dibina melalui
pendidikan, agar mampu menjalani masa depan.
c. Pemilikan Kata Hati, dalam hal ini berhubungan dengan hati nurani. Hanya
manusia yang memiliki hati nurani. Setiap manusia berbeda hati nuraninya.
Ada yang memiliki hati nurani tajam ada yang tumpul. Hati nurani tajam
dapat membuat kecerdasan akal dan budi yang dapat membuat keputusan
mana yang benar dan salah. Kecerdasan hati nurani dapat dilatih melalui
pendidikan.
d. Moral dan Aturan, moral merupakan wujud dari kata hati. Setiap manusia
harus memiliki moral agar tidak sama seperti hewan. Kata hati dapat
diwujudkan dengan perbuatan yang didasari dengan kemauan. Manusia dapat
disebut memiliki moral apabila mampu menunjukkan dalam bentuk
perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut. Dalam pendidikan
manusia akan dididik menjadi manusia yang bermoral dan taat pada aturan.
e. Kemampuan Bertanggung Jawab, manusia mempunyai rasa tanggung jawab.
Tanggung jawab kepada Tuhan, kepada sesama manusia, serta tanggung
jawab kepada dirinya sendiri. Bertanggung jawab kepada Tuhan artinya
manusia harus menaati semua norma-norma agama dan apabila melanggar
manusia harus siap terhadap konsekuensinya. Tanggung jawab kepada sesama
manusia berkaitan dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
tanggung jawab kepada diri sendiri artinya kita harus mau dan sedia
menanggung akibat dari apa yang dilakukan.
f. Rasa Kebebasan, setiap manusia memiliki kebebasan yang sesuai dengan
kodrat seorang manusia. Ada aturan-aturan yang mengikat, sehingga tidak
mengusik kebebasan manusia lainnya. Manusia berbuat bebas sesuai dengan
kata hatinya, jika ada yang melanggar maka akan dikenakan sanksi.
g. Kesediaan Melaksanakan Hak dan Kewajiban, dalam kehidupan selalu ada
hak dan kewajiban. Hak akan diperoleh setelah melaksanakan kewajiban.
Hak-hak manusia di Indonesia telah diatur dalam undang-undang nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

2.2Pengertian Dimensi Hakikat Manusia

Hakikat manusia juga dapat dilihat dari dimensi, yaitu :

1. Dimensi Keindividualan, yang artinya manusia berdiri sendiri yang


merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Setiap manusia
memiliki keunikan tersendiri dari lahir yang dapat berkembang dengan
adanya pengaruh dari lingkungan. Sehingga setiap manusia bisa
menemukan kepribadiannya masing-masing. Dengan adanya
keindividualan, manusia mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita yang
berbeda-beda
2. Dimensi Kesosialan, yang artinya manusia dapat berinteraksi dengan
manusia lainnya, yang saling berkomunikasi, saling memberi dan
menerima. Saling ketergantungan antar manusia. Dengan adanya dimensi
kesosialan, manusia dapat bergaul dengan manusia lainnya.
3. Dimensi Kesusilaan, yang artinya manusia dapat mengetahui adanya
norma/nilai. Kesusilaan ini mencakup etika dan etiket. Etika adalah
masalah kebijakan, sedangkan etiket adalah masalah kepantasan dan
kesopanan. Jika etika dilanggar ada orang lain yang dirugikan, sedangkan
jika etiket yang dilanggar maka hanya menimbulkan orang lain tidak
senang. Manusia dapat menentukan mana yang baik untuk dirinya sendiri.
4. Dimensi Keberagaman, yang artinya manusia adalah makhluk religius
yang mempercayai adanya Tuhan. Agama merupakan hal terpenting
dalam kehidupan manusia. Dengan belajar agama manusia akan tahu siapa
yang telah menciptakan dirinya.

2.3 Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

Pengembangan dimensi hakikat manusia dapat dibedakan menjadi


dua, yaitu :

1. Pengembangan Utuh
Pengembangan utuh, meliputi :
 Aspek : jasmani, rohani, spiritual
 Dimensi : individualan, kesosialan, kesusilaan, keagamaaan
 Domain/Ranah : kognitif, psikomotorik, afektif
Pengembangan utuh ditentukan oleh dua faktor, yaitu dari kualitas aspek,
dimensi, domain dan kualitas pendidikan yang di sediakan untuk
memberikan pelayanan atas perkembangannya. Di katakan utuh apabila
semua mendapatkan pelayanan yang seimbang. Dari pengembangan utuh
akan mendapatkan manusia dengan kepribadian yang baik. Selanjutnya
pengembangan utuh dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :
 Wujud dimensinya, keutuhan terjadi apabila antara aspek (jasmani,
rohani, spiritual), dimensi (keindividualan, kesosialan, kesusilaan,
keberagaman), domain (kognitif, psikomotorik, afektif)
mendapatkan pelayanan secara seimbang.
 Arah pengembangan, dapat diarahkan kepada pengembangan
dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman
secara terpadu. Pengembangan berwujud horizontal dan vertikal.
Pengembangan horizontal yaitu pengembangan yang menciptakan
keseimbangan. Sedangkan pengembangan vertikal adalah
pengembangan yang menciptakan ketinggian martabat manusia.
Dengan adanya pengembangan tersebut, mampu membentuk
manusia secara utuh.

2. Pengembangan Tidak Utuh

Pengembangan tidak utuh akan terjadi apabila ada unsur (aspek, dimensi,
domain) yang terabaikan untuk ditangani. Misalnya, dimensi keberagaman
didominasi oleh oleh pengembangan dimensi kesosialan. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap
karena tidak berimbang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia mempunyai akal dan pikiran. Melalui pendidikan, manusia bisa
mengasah akal dan pikirannya yang dapat meningkatkan derajatnya. Pada
hakikatnya manusia adalah makhluk individu yang mempunyai keunikan
tersendiri, makhluk sosial yang bergantung dengan manusia lainnya, makhluk
yang tau akan etika dan etiket yang bisa membedakan mana yang benar dan
yang buruk, dan makhluk yang meyakini satu agama. Untuk mendapatkan
manusia yang utuh diperlukan adanya pelayanan yang seimbang terhadap
dimensi-dimensi hakikat manusia.
3.2 Saran
Dari makalah ini penulis menyarankan agar kita sebagai manusia sebagai
individu yang berguna satu dengan lainnya. Yang toleran adanya beragam
agama. Yang saling membantu dengan sesama manusia, menaati semua
norma-norma yang berlaku, agar dapat menjadi manusia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://murasaki88.blogspot.com/2013/10/hakikat-manusia-dan-
pengembangannya.html?m=1

http://kumpulanmakalahdasarpendidikan.blogspot.com/2016/06/makalah-hakikat-
manusia-dan.html?m=1

http://blogmakalahmakalahbermanfaat.blogspot.com/2018/12/makalah-pengantar-
pendidikan-hakikat.html?m=1

http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/01/pengertian-pendidikan-secara-umum-
adalah.html?m=1

https://silabus.org/pengertian-pendidikan

https://oddy32.wordpress.com/2009/12/16/pengembangan-dimensi-hakekat-manusia/

https://artikelpe.blogspot.com/2016/03/pengembangan-dimensi-hakikat-
manusia.html?m=1
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=3&q=hakikat+manusia+pendidikan&qst=ib#d=gs_qabs&u=%23p
%3DfEmrwW1qlp0J

https://www.kompasiana.com/menggelinjang/54f82fb5a33311ce5d8b46ca/teori-darwin-
kera-berawal-dari-manusia

Anda mungkin juga menyukai