Anda di halaman 1dari 38

1

MAKALAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL


CHILDBIRTH (KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS)
STANDAR ICM

OLEH KELOMPOK 4

 Sugiarti S. Dulati
 Nada Nova Wanda (Al A221 073)
 Nur Amalia Nasrul
 Sri Hardiyanti
 Nurfika Putri
 Hasnani
 Khaerun Niza

UNIVERSITAS MEGA REZKY FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI
KEBIDANAN TAHUN 2020 / 2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb

Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan

dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan

tugas makalah seminar ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para

sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir

zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah

kesehatan tentang “KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL

CHILDBIRTH (KEHAMILAN, PERSALIANAN DAN NIFAS) STANDAR ICM”

Kami berterima kasih kepada Dosen kami yang bernama ANI T

PRIANTIS.ST.,M.KES yang telah membimbing kami dala penyusunan

makalah ini sampai lebih baik.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena

keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki

kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga makalah ini
3

dapat bermanfaat bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah

wawasan dalam bidang kesehatan.

Kami mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat

kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 05 Februari 2021

Kelompok 4
4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i    

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A.    Latar Belakang....................................................................................1

B.     Rumusan Masalah............................................................................. 2

C.     Tujuan Masalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................3

A.  Ilmu Kebidanan

1. Pengertian........................................................3 

B. Pengertian Normal Childbirth...................................………

1. Pengertian ................. ……4

2. Prinsip Dasar Natural Childbirth

3. Hypnobirthing…………………5

C. Standar Praktik Kebidanan

1. Pengertian

2. Ruang Lingkup Praktik Kebidanan Menurut ICM dan


IBI........................................................................
……………………………..6
BAB III PENUTUP.................................................................................10  

A. KESIMPULAN

B. SARAN................................................................................. .....10  
5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................     

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang

khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi.

Dengan demikian, yang menjadi objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu

yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta

kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan

adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta

pemberian ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-

kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal (manuaba,2012).

Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan

diukur dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan

kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana

(manuaba,2012).

Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting

karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan

sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan


6

pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan

ibu post partum. Di samping itu, upaya untuk meningkatkan sumber daya

manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui keluarga berencana

(manuaba,2012).

Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara

reguler dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui

yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan

kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan dan

mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.

a) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepres no.23 tahun 1994 Pasal 1

butir 1 Kepres no.23 tahun 1994 tentang pengangkatan bidan

sebagai pegawai tidak tetap berbunyi: bidan adalah seseorang

yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian

sesuai dengan persyaratan berlaku.

b) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepmenkes

No.822/Menkes/SK/IX/1993 Pasal 1 butir 1 Kepmenkes

No.822/Menkes/SK/IX/1993 tentang penyelenggaraan program

pendidikan Bidan, berbunyi : Bidan adalah seseorang yang

telah mengikuti dan lulus program pendidikan Bidan sesuai

dengan persyaratan yang berlaku.

c) Definisi Bidan pada Lampiran Kepmenkes No

871/Menkes/SK/VIII/1994 Dalam Lampiran Kepmenkes No


7

871/Menkes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk teknis pelaksanaan

pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap. Bidan adalah

seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan

lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

d) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Permenkes No.

572/Menkes/Per/VI/1996 Pasal 1 butir 1 Permenkes No.

572/Menkes/Per/VI/1996 berbunyi Bidan adalah seseorang

wanita yang telah megikuti dan menyelesaikan pendidikan

bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai

dengan persyaratan yang berlaku.

e) Definisi Bidan pada Permenkes Nomor

1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1 ayat 1. Bidan adalah

seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang

telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

f) Definisi Kebidanan Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu

yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin Ilmu (multi disiplin)

yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu

kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu

budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen

untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dari masa pra

konsepsi, masa hamil, ibu bersalin / post partum, bayi baru


8

lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan

abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan

pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan

masyarakat.
9

BAB II

PEMBAHASAN

A. ILMU KEBIDANAN

1. Pengertian

Ilmu Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa yang berbagai

disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan

kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi

baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan

abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan

kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Kebidanan adalah

seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan

pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam

pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal,

termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang

yang berarti lainnya.

Menurut para ilmu Ilmu kebidanan ialah bagian ilmu kedokteran yang

khusus mempelajari segala soal yang berkaitan dengan lahirnya bayi.Dengan

demikian , yang menjadi objek ilmu ini ialah kehamilan , persalianan, nifas,

dan bayi baru lahir. Dapat dikatakan bahwa ilmu dan pengetahuan kebidanan
10

adalah segala atau semua disiplin ilmu dan pengehuan yang mendasari

segala proses dalam pelayanan maupun pendidikan kebidanan yakni melipui

ilmu dasar,ilmu ilmu social, ilmu terapan, dan ilmu kebidanan

B. Normal and Natural Childbirth

1. Pengertian

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang

didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu

melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Normal and Natural

Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat bahwa

perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi

eksternal. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap

individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada

filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kelahiran mer upakan proses

fisik dan psikis yang normal atau fisiologis.

Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah

dimana persalinan dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat

termasuk per salinan tanpa bantuan obat-obatan termasuk pengurang rasa

nyeri seperti epidural, menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis

buatan seperti pemantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan

ibu untuk menjadi pemimpin dalam proses persalinannya dalam arti dengan
11

caranya sendiri yang membuatnya nyaman. Dilihat dari segi demografi,

geografi, sosial ekonomi, dantingkat pengetahuan tentang kesehatan masih

banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah kesehatan ibu dan

anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan

ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan

praktik pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang

dari filosofi persalinan adalah proses alamiah.

2. Prinsip Dasar Natural Childbirth

a) Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan

fisiologis

b) Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi,

tidak ada indikasi sebelum ke tehnologi.

c) Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan

jiwa ibu.

d) Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan /

Lembaga.

e) Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.

f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung

emosionalnya.

g) Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan

konseling yang cukup.


12

h) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam

membuat keputusan.

i) Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.

j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau

keluar ga selama kelahiran anak.

k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit.

Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan

Filosofi Bahwa Persalinan adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And

Natural Child Birth)

Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan

merupakan proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan

bukan penyakit. Proses childbirth merupakan kejadian fisik, psikososial dan

kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan

bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta

mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah. Setiap bidan dalam

memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut

adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang

bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan

asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan

kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga.
13

Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan

dengan filosofi Normal andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan

minum bagi wanita yang akan melahirkan. Alasan yang digunakan lebih

kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi

kebijakan ini adalah bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus

menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius, kemungkinan dia

akan muntah dan menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya

ketika dia dalam keadaan tidak sadar karena efek obat bius tersebut.

Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum selama

proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa

dimuntahkan.

Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk

rumah sakit tidak menjamin kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem

pencernaan bekerja lebih lambat dari biasanya sehingga makanan yang telah

dimakan beberapa jamsebelum tiba di rumah sakit, kemungkinan besar

masih ada dalam perut. Selain itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama

beberapa jam, masih akan mengeluarkan asam lambung/”getah perut” dan

cairan ini bisa dimuntahkan dan kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-

paru, terutama pada klien yang tidak sadar.

Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan

yang dikonsumsi tetap dapat memberikan kekuatan bagi wanita yang akan

melahirkan untuk mendorong keluar bayinya tanpa harus menjalani operasi.


14

Dan dalam hal ini, wanita-wanita tersebut dapat langsung merasakan

manfaat dari makanan yang dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi

bertambah kuat dan dia mendapatkan kekuatan baru untuk mendorong

keluar bayinya padahal sebelumnya dia merasa seolah-olah tidak akan

mampu melakukannya. Terkadang setelah makan, wanita yang akan

melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat normal/fisiologis.

Muntah dengan normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai

dengan Hukum Sphincter.

Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap

untuk terbuka, ada kemungkinan sphincter tersebut akan tertutup kembali jika

orang tersebut merasa lelah/kekurangan tenaga, bingung dan takut. Hal ini

disebabkan karena tingkat adrenalin yang tinggi dalam darah tidak

mendukung (bahkan terkadang merintangi) terbukanya sphincter.Keadaan

yang rileks dari mulut dan rahang secara langsung berhubungan dengan

kemampuan rahim,vagina dan anus untuk terbuka.

Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan

tenggorokan melakukan pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara

sphincterpada mulut/tenggorokan dengan sphincter-sphincteryang ada pada

rahim. Lemasnya otot pada mulut berarti semakin elastisnya rahim. Wanita

yang mulut dan tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama proses

melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-obatan medis. Selama mereka

tidak terlalu terburu-buru mendorong bayi keluar, mereka cenderung akan


15

melahirkan tanpa rasa sakit. Dengan kata lain, wanita-wanita yang

mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi keluar lebih cenderung

merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih kaku.

Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama

proses melahirkan. Cara ini juga akan merangsang wanita melahirkan untuk

buang air kecil sehingga wanita tersebut akan lebih sering ke kamar kecil. Hal

ini sangat baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas toilet,

kemungkinan besar otot pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan

menambah tekanan pada rahim pada waktu menunggu terbukanya mulut

rahim dan membantu lahirnya bayi jika proses melahirkan sudah sampai

pada “fase mendorong”.

Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi.

Sebagian besar wanita dapat menghilangkan rasa sakit yang dialaminya

setelah menjalani hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat menenangkan

dan membuat rileks. Air dapat membantu seorang wanita menuju keadaan

yang tenang sehingga proses melahirkan akan berjalan dengan lancar.Hal ini

menunjukkan bahwa, pemberian makan dan minum dalam proses persalinan

mendukung terjadinya proses alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut

(Normal danNatural Childbirth).

3. Hypnobirthing

adalah penggunaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami,

lancar alami. Ibu hamil masuk dalam relaksasiyang dalam dan dilakukan
16

dalam keadaan sadar. Selain berguna untuk mengurangi rasa sakit dan

memperlancar proses persalinan. Hypno-Birthing atau penggunaan

hypnosis selama masa kehamilan bisamencegah gangguan emosional,

baik saat sebelum persalinan dan setelah persalinan.

Hypno-Birthing merupakan suatu metode baru yang dikhususkanuntuk

wanita hamil dengan melakukan relaksasi mendalam, betujuanuntuk

mempersiapkan proses kelahiran normal yang lancar, nyaman dengan rasa

sakit yang minimum, Karena mampu memicu hormoneendorphin yang

merupakan hormon penghilang rasa sakit alami tubuh.

a. Pengertian Hypnotherapy

Menurut Aprillia (2010), hipnosis telah dipelajari secara ilmiahlebih

dari 200 tahun, sehingga terdapat definisi hipnosis yang berbeda –

beda, seperti berikut ini :

1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang

lainuntuk masuk ke dalam kondisi trance hypnosis

2) Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, yang

dapatsecara sengaja dilakukan kepada seseorang. Seseorang yang

dihipnotis bidan menjawab pertanyaan yang diajukan, serta

menerimasugesti tanpa perlawanan.

3) Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar

diikutidengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti.


17

4) Keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaranmental

tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitassebagai efek

sikap kooperatif dengan orang lain.

5) Hipnosis merupakan suatu keadaan seseorang berada dalam

keadaanrileks dengan menggunakan energi sendiri.

b. Keuntungan dan Manfaat Hypnobirthing

Dengan melakukan Hypno-Birthing,maka kita dapat merasakan

manfaat yang cukup berarti buat kehidupan kita. Adapun manfaat yang

didapatkan adalah sebagai berikut :

1) Untuk Ibu

Ibu hamil bisa memanage atau mengurangi kadar rasa sakitsaat

melahirkan, meminimalisir stress, depresi saat masamelahirkan,

karena ibu jauh lebih mudah mengontrol emosinya.Ibu mendapatkan

rasa nyaman, ketenangan dan kebahagiaan karena persalinan yang

lebih lancar. Mencegah kelelahan yang berlebihansaat proses

persalainan, malah beberapa kasus meski habis mengejan namun

wajah menjadi jauh lebih segar serta dapat mengurangi komplikasi

medis dalam melahirkan.

2) Untuk Janin

Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin lebih

kuat,karena saat melakukan Hypno-Birthing ibu dan janin menjalin

komunikasi bawah sadar, bayi yang dilahirkan relatif tidak kekurangan


18

oksigen. Janin juga merasa damai dan mendapatkan getaran tenang

serta pertumbuhan hormone melalui plasenta lebih seimbang.

C.Standar Praktik Kebidanan

1. Pengertian

Standar praktik kebidanan adalah rumusan tentang penampilan

atau nilai yang di inginkan mampu di capai, berkaitan dengan

parameter yang telah di tetapkan yaitu standar pelayanankebidanan

yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam system

pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan

anak dalam rangka mewujudkan kesehatankeluarga dan

masyarakat (Depkes RI,2001 :53)

Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan

oleh bidan yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan

komunitasnya di dasari etika dank ode etik bidan.Standar praktik

kebidanan di kelompokkan menjadi 9 meliputi :

1. Standar pertama,Metode asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen

kebidanan dengan langkah pengumpulan data dan analisis data,

penentuan diagnose perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

dokumentasi.Defenisi operasional ada format manajemen

kebidanan terdiri dari :

1) Format pengumpulan data


19

2) Rencana format pengawasan resume

3) Tindak lanjut catatan kegiatan

4) Evaluasi

2. Standar Kedua, Pengkajian

Pengumpulan data tentang status klien dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, data yang di peroleh di catat

dan di analisis.

3. Standar Ketiga : Diagnosis kebidanan

Diagnosis Kebidanan Diagnosa kebidanan dirumuskan

berdasarkan analisis data yang telah dikumpulan. Definisi

Operasional :

a) Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang

dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang ada

pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan

kebutuhan klien.

b) Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis

mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.

4. Standar Keempat: Rencana asuhan

Rencana Asuhan Rencana asuhan kebidanan dibuat

berdasarkan diagnosa kebidanan. Definisi Operasional :

a) Ada format rencana asuhan kebidanan


20

b) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa,

rencana tindakan dan evaluasi.

5. Standar kelima : Tindakan

Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan

perkembangan keadaan klien tindakan kebidanan dilanjutkan dengan

evaluasi keadaan klien. Definisi Operasional :

a) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.

b) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi.

c) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana

dan perkembangan klien.

d) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

tetap dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi.

e) Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode

etik kebidanan dan etika kebidanan serta memberikan hak

klien aman dan nyaman.

f) Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah

tersedia

6. Standar keenam: Partisipasi klien

Partisipasi Klien Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-

sama partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan

pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Definisi Operasional :


21

a. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:

1. Status kesehatan saat ini

2. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan

3. Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan

4. Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan

5. Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan

b. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas

melaksanakan tindak kegiatan.

7. Standar ketujuh : Pengawasan

Pengawasan Monitor atau pengawasan terhadap klien

dilaksanakan secara terus menerus dan tujuan untuk

mengetahui perkembangan klien. Difinisi Operasional : a.

Adanya format pengawasan klien

Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis

untuk mengetahui keadaan perkembangan klien. c) Pengawasan

yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah

disediakan

8. Standar kedelapan : Evaluasi

Evaluasi Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus

menerus seiring dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan

dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan. Difinisi

Operasional :
22

a) Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakannya tindakan

kebidanan, menyesuaikan dengan standar ukuran yang

telah ditetapkan.

b) Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang

telah dirumuskan.

c) Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.

9. Standar Ke Sembilan : Dokumentasi

Dokumentasi Asuhan kebidanan didokumentasikan

sesuai dengan standar dokumentasi asuh kebidanan yang

diberikan. Difinisi Operasional:

a) Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah

manajemen kebidanan.

b) Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas

dan ada yang bertanggung jawab.

c) Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan

asuhan kebidanan.

2. Ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan IBI

Ruang Lingkup Praktik Kebinanan meliputi asuhan:

A. Asuhan Mandiri (Otonomi) Pada anak perempuan, remaja putri

dan wanita sebelum dewasa, selama kehamilan dan selanjutnnya.

B. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan

merawat BBL.
23

C. Pengawasan pada kesmas di posyandu (Tindak

Pencegahan),Penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada ibu,

keluarga dan masyarakat: (Persiapan menjadi orang tua,

menentukan KB, Medeteksi kondisi abnormal pada ibu dan Bayi)

D. Konsultasi dan Rujukan

E. Perlaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder

pada saat tidak ada pertolongan medis.

Adapun lingkup pelayanan kebidanan sebagai berikut :

1. Lingkup Pelayanan Kebidanan kepada anak meliputi:

a) Pemerikasaan bayi baru lahir

b) Perawatan tali pusat

c) Perawatan bayi

d) Resusitasi pada bayi baru lahir

e) Pemantuan tumbuh kembang anak

f) Pemberian Imunisasi

g) Pemberian penyuluhan ( KEPMENKES RI NO 900

PASAL 18)

2. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi :

a) Penyuluhan dan Konseling

b) Pemeriksaan Fisik

c) Pelayanan Antenatal pada kehamilan normal


24

d) Pertolongan ada kehamilan abnormal yang mencakup ibu

hamil dengan Abortus Imminens, hepertensi, gravidarum

tingkat 1, preklamsi ringan dan anemi ringan

e) Pertolongan persalinan normal

f) Pertolongan persalinan normal yang mencakup, letak

sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban

pecah dini tanpa infeksi, pendaran post partum, laserasi

jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, postterm dan

preterm.

g) Pelayanan ibu nifas normal

h) Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio

plasenta, renjatan an infeksi ringan memberikan pelayanan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang untuk:

1. Memberikan Imunisasi

2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan

dan nifas

3. Mengeluarkan plasenta secara normal

4. Bimbingan senam hamil

5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi

6. Episiotomi

7. Penjahitan luka episiotomidan luka jalan lahir sampai

tingkat 2
25

8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm

9. Pemberian infus

10. Pemberian suntikkan intamuskules uterotonika, antibioka

dan sendative

11. Kompresi bimanual

12. Versi ekstraksi gemeli pada kelahiran bayi ke 2 dan

seterusnya

13. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul

14. Pengendalian anemia

15. Meningkatan pemeliharaan dan pengeluaran ASI

16. Resusitasi pada bayi baru alahir dangan asfiksia

17. Penanganan hipotermi

18. Pemberian minum dengan sonde atau pipet

19. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran

permintaan obat sesuai dengan formulir VI terlampir

20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian

Ruang lingkup berubah bila: Dalama keadaan darurat

bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain

dalam wewenang yang bertujuan untuk penyelamatan

jiwa
26

3. Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan keluarga berencana

bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui pengaturan

jumlah keluarga secara terencana.Pelayanan keluarga berencana

diarahkan kepada upaya mewujudkan keluarga kecil. Bidan merupakan

salah satu tenaga kesehatan mempunyai tugas dalam pelayanan

keluarga berencana.Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga

berencana berwenang untuk:

a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat

kontrasepsi dalam Rahim, bawah kulit dan kondom.

b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.

c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit

d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim

e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga

berencana dan kesehatan masyarakat.

4. Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bidan dalam

memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk: a.

Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak

b. Memantau tumbuh kembang anak c. Melaksanakan pelayanan

bidan komunitas d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan

pertolongan pertama, merujuk dn memberikan penyuluhan infeksi

menular seksual, penyalahgunaan NAPZA, serta penyakit lainnya.


27

Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan Ruang lingkup standar

kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagi berikut:

10. Standar Pelayanan umur (2 Standar)

11. Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)

12. Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)

13. Standar pelayanan Nifas (3 Standar)

14. Standar penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar)

1. Standar Pelayanan Umum

a) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Tujuan : Memberikan penyuluhan kesehatan yang

tepat untuk mempersiapkan kahamilan yang sehat dan

terencana serta menjadi orang tua yang bertangung

jawab.

b). Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan

Tujuan : Mengumpulkan, mempelajari dan

menggunakan data untuk pelaksaan penyuluhan,

kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.

2. Standar Pelayanan Antenatal

a.) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuan : Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk

memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami, dan


28

anggota keluarganya, agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilan sejak dini dan secara

teratur.

b.) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan

Antenatal

Tujuan : Memberikan pelayanan antenatal

berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan

c.) Standar 5 : Palpasi Abdominal

Tujuan : Meperkirakan usia kehamilan,

pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak,

posisi dan bagian bawah janin.

d.) Standar 6 : Pengelolaan Anamia pada kehamilan

Tujuan : Menemukan anemia pada kehamilan

secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang

memadai untuk mengatasi anemia sebelum

persalinan berlangsung.

e.) Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada

kehamilan

Tujuan : Mengenali dan menemukan secara dini

hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindak

yang diperlukan
29

f.) Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan

Standar

Bidan memberikan saran yang tepat pda ibu

hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke-

3, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan

yang bersih dan aman serta suasana yang

menyenangkan akan di rencanakan dengan baik.

3. Standar Pertolongan Persalinan

a.) Standar 9 : Asuhan Persalinan kala 1

Tujuan : Untuk memberikan pelayanan kebidanan

yang memadai dalam mendukung pertolongan

persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan

bayi.

b.) Standar 10 : Persalinan kala 2 yang aman

Tujuan : Memastikan persalinan yang bersih dan

aman untuk ibu dan bayi.

c.) Standar 11 : Penatalaksanaan aktif Persalinan

Kala 3

Tujuan : Membantu secara aktif mengeluaran

plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk

mengurangi kejadian pendarahan paska persalinan,


30

memperpendek kala 3, mencengah Atoni Uteri dan

Retensio Plasenta

d.) Standar 12 : Penanganan Kala 2 dengan Gawat

Janin Melalui Episiotomy

Tujuan : Mempercepat persalinan dengan melakukan

Episiotomy jika ada tanda- tanda gawat janin pada

saat kepala janin meregangkan perineum.

4. Standar Pelayanan Masa Nifas

a.) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Tujuan : Menilai kondisi bayi baru lahir dan

membantu di mulainya pernafasan serta mencegah

hipotermi, hipoglikemia dan infeksi

b.) Standar 14 : Penanganan pada 2 jam Pertama

Setelah Persalinan

Tujuan : Mempromosikan perawatan ibu dan bayi

yang bersih dan aman selama kala 4 untuk

memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan asuhan

sayang ibu dan sayang bayi memulai pemberian

IMD.

c.) Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada

masa nifas
31

Tujuan : Memberikan pelayanan pada ibu dan bayi

sampai 42 hari setelah persalinan dan penyuluhan

ASI Ekslusif

d.) Standar Penanganan Kegawatan obstetric dan

Neonatal

e.) Standar 16 : Penanganan Pendarahan dalam

kehamilan pada trimester 3 Tujuan : Mengenali dan

melakukan tindakan cepat dan tepat pendarahan

dalam trimester 3 kehamilan.

f.) Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan

Eklampsia

Tujuan : mengenali secara dini tanda –tanda dan

gejala preeklamasi berat dan memberikan

perawatan yang tepat dan segera dalam

penanganan kegawatdarutan bila ekslampsia

terjadi.

g.) Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus

Lama

Tujuan : Mengetahui dengan segera dan

penanganan yang tepat keadaan kegawatdarutan

pada partus lama / macet. Tujuan : Mempercepat


32

persalinan pada keadaan tertentu dengan

menggunakan vakum Ekstraktor

1) Standar 19 : Persalinan dengan menggunaka vakum

Ekstraktor

2) Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta

Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan yang

tepat ketika terjadi Retensio Plasenta Total / Persial

3) Standar 21 : Penanganan Pendarahan Pospartum

Primer

Tujuan : Mengenali dan mengambil tindakan

pertolongan kegawatdaruratan yang tepatt pada ubu

yang mengalami pendarahn Porspartum Primer / atoni

uteri.

4) Standar 22 : Penanganan Pendarahan Pospartum

Sekunder

Tujuan : Mengenali gejala dan tanda- tanda

pendarahan Pospartum Sekunder Serta melakukan

Penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu

5) Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Tujuan : Mengenali tanda-tanda Sepsis puerperalis

dan mengambil tindakan yang tepat

6) Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum


33

Tujuan : Mengenal dengan tepat bayi baru lahir

dengan Asfiksia Neonaturum, mengambil tindakan

yang tepat dan melakukan pertolongan yang tepat

kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami

Asfiksia Neonaturum.
34
35

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang

khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya

bayi.

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang

didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu

melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal.

Standar praktik kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau

nilai yang di inginkan mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang

telah di tetapkan yaitu standar pelayanankebidanan yang menjadi

tanggung jawab profesi bidan dalam system pelayanan yang bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan

kesehatankeluarga dan masyarakat (Depkes RI,2001 :53)

B. Saran

Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca serta dapat memberikan pengetahuan tentang asuhan

dan peran profesionalisme kesehatan . Oleh karena itu, saran dari para
36

pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.


37

DAFTAR PUSTAKA

JNPKKR. 2017. Asuhan PersalinanNormal. JNPKKR: Jakarta.

4.Depkes RI. 2001. Catatan PerkembanganDalam Praktik Kebidanan.

Jakarta.

5.Ludka & Robert (Davies, L. & Deery), R. 2014. Nutrition in Pregnancy and

Childbirth: Food for Thought, Routledge, London and New York.

6.Scheepers, H.C. & Essed, G.G.M. Aspects of Food and Fluid Intake During

Labour. European J.Obgyn. 1998; 78(1):37-40

7.Speak, S. Food Intake in Labour: The Benefits And Drawbacks.J.Perinat

Educ. 2002; 21:42

8.Arifia, M.I. 2010. Makan dan Minum MenjelangMelahirkan. Melalui

http://babyorchestra.wordpress.com/2010/10/22/makan-dan-minum-

menjelang-melahirkan/.Diakses pada tanggal 2 Maret 2018.

9.Beggs, J.A. Eat, Drink, and Be Laboring?.J.Perinat Educ. 2002 winter;

11(1):1-13

Elisabeth Siwi Walyani,Amd.Keb dan Th. Endang Purwoastuti,Spd, APP.

2014. Konsep kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS Depdikbud,

2010. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.Jakarta: BALAI PUSTAKA

Hj.Saminem,SKM. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC


38

Anda mungkin juga menyukai