Contoh Makalah Manajemen Kepemimpinan Pengertian
Contoh Makalah Manajemen Kepemimpinan Pengertian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh
dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang
membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis
dan merdeka. Saya menyaksikan sendiri dalam sebuah acara talk show TV yang
dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson Mandela
menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah
Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan
karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi
manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya
menderita selama bertahun-tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin
sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati,
tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan
tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi
pemimpin sejati.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa
diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan
penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya.
Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang
pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan
pada kerendahan hati.
B. TUJUAN
Membahas tentang
Kepemimpinan
Pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong
perubahan dalam organisasinya
C. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam
organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu
memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan
secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang
dipimpinnya menuju suatu tujuan (goal) yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan
tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi
untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan
survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan
kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang
dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan
maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat. Seorang pemimpin sejati
selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi.
Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.
Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi
bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi
tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya
dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari
mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari
solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi
orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki
kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya
dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran,
rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari
(monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah)
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan-kawan, ada sejumlah ciri-ciri dan
nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,
yaitu: Tujuan paling utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan
mereka yang dipimpinnya.
Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing
the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari
kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan
sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam
organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak
anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan
berkembang dan menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang
dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,
kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
ANALISA KEPEMIMPINAN
A. Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat
orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri
orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal
semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya
dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi
semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya
memperbaiki mutu kerjanya.
B. Pandangan Kepemimpinan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan
prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain.
Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang
pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan
kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, seperti ;
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti
kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan
adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari
dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan.
Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja
kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier
Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana
memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang
pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
Memonitoring hasil;
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-
menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif
baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
a. Organisasi :
Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap
pertanyaan yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang
yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai
jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan mampu mengarahkan
orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.
b. V i s i :
c. M i s i :
Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di
atas. Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang
harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan organisasi tadi
dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga seharusnya dapat
dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan
agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.
d. Nilai-nilai
e. Kebijakan
Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka
pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan
mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara
kongkrit dan jelas.
g. Metodologi :
Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak
menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini
terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik
kerja.
Ketujuh hal yang sangat mendasar itu perlu dikuasai dan dalam implementasi
MMT hal itu akan dituangkan dalam merumuskan rencana strategis untuk mutu.
Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal itu secara spesifik dan
mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi, sulit bagi orang-
orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan.
D. Manajemen Kepemimpinan
Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan barang
atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara
kerja. Jadi kalu diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi
perubahan, se-bab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja.
Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal
dari pimpinan, sebab kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh karena itu
pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang
yang dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan
menghasilkan kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya
memaksakan ide-ide lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu
kinerja seperti yang diharap-kan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut
baik. Orang-orang dalam organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi, dan
orang yang terbukti menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan
penghargaan.
Bila berbicara tentang mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan
mutu yang rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu
karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih
rendah. Artinya mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut.
Setidaknya begitulah pengertian mutu menurut Manajemen. Pimpinan dalam
Manajemen dianjurkan melakukan pem-bandingan dengan organisasi lain,
membandingkan mutu organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis.
Kegiatan ini disebut benchmarking. Pimpinan Manajemen selalu berusaha menya-
mai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu
organisasi lain. Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan
kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan
itu berbicara tentang persaingan. Setiap organisasi berusaha mendapatkan
pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan
berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari
organisasi lain. Ini persaingan. Manajemen dikembangkan untuk memenangkan
persaingan. Oleh karena itu pimpinan Manajemen selalu harus menyadari adanya
persaingan dan berbicara tentang itu dengan orang-orang dalam organisasinya.
Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya.
Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas
pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula
budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan
mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam
lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-
nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya.
Cara berfikir semacam itu berbeda dengan cara berfikir konvensional yang biasa
mengatakan bahwa perbaikan mutu selalu memerlukan uang dan waktu. MMT
diterapkan untuk jangka panjang, dan perbaikan mutu tidak untuk sesaat tetapi
untuk seterusnya dan selamanya. Perbaikan mutu pada awalnya mungkin
memerlukan dana, tetapi tidak selalu harus demikian, sebab untuk mencapai mutu
yang lebih baik mungkin diperlukan pelatihan bagi orang-orang tertentu, atau
memerlukan perbaikan peralatan dan fasilitas kerja, meski inipin tidak selalu
harus demikian. Sesudah investasi awal itu kemudian tidak diperlukan lagi penge-
luaran ekstra, bahkan dalam jangka yang agak panjang perbaikan mutu itu malah
akan menghasilkan penghematan uang dan waktu. Tujuan utama diterapkannya
MMT selain memuaskan pelanggan adalah efisiensi. Ini berarti penghematan dari
cara-cara sebelumnya, atau bekerja dengan biaya lebih rendah tetapi dengan hasil
yang lebih baik.
2. Pekerjaan adalah sistem terpadu dari beberapa proses.
Persepsi semacam ini jelas sangat berbeda dengan cara berfikir kovensional yang
melihat pekerjaan tidak sebagai suatu sistem yang terpadu tetapi sebagai
rangkaian peristiwa. Jika orang melihat pekerjaan sebagai suatu sistem yang
terpadu berarti masih tetap mengakui adanya bagian-bagian dari pekerjaan yang
terpisah, namun bagian-bagian itu tetap berkaitan satu dengan lainnya dan
memiliki hubungan saling mempengaruhi dan saling bergantung (interdependent).
Perguruan tinggi memiliki bagian-bagian atau unit-unit, memiliki banyak jenis
pekerjaan dan kegiatan, serta memiliki banyak orang yang bekerja di dalam-nya.
Jelas mereka tidak cukup hanya dengan bekerja sendiri-sendiri secara terpisah,
tetapi mereka harus bekerjasama, berinteraksi satu sama lain, tolong menolong,
saling melayani, sebab hasil akhir dari perguruan tinggi itu adalah totalitas dari
pekerjaan semua bagian dan semua orang itu.
Bahkan mutu pekerjaan satu bagian sering sangat tergantung pada mutu pekerjaan
bagian lain yang merupakan masukan bagi bagian yang pertama. Jadi agar suatu
perguruan tinggi bermutu, semua bagian, semua fungsi dan semua pekerjaan perlu
diupayakan agar bermutu sebagai satu sistem. Tidak cukup bila hanya salah satu
atau beberapa bagian saja yang bermutu. Namun dalam implementasinya bila
tidak mungkin meningkatkan semua jenis pekerjaan secara simultan, maka bisa
ditempuh cara bertahap, yang dengan cermat dipilih jenis-jenis pekerjaan mana
yang secara strategis perlu ditingkatkan mutunya lebih dahulu.
3. Pekerjaan betapapun besar dan banyaknya bila tanpa kualitas tidak ada artinya.
Ini berarti bahwa kualitas atau mutu pekerjaan lebih penting dari kuantitas atau
jumlah. Dalam dunia pendidikan hal itu jelas sekali. Suatu perguruan tinggi
memiliki banyak dosen dan mahasiswa tetapi yang pada umumnya tidak bermutu
sebenarnya tidak banyak artinya bagi perguruan yang mendambakan perguruan
yang bermutu. Pendidikan yang tidak bermutu betapapun banyaknya lulusan yang
dikeluarkan kiranya tidak ada artinya bagi kemajuan suatu bangsa dan negara.
Mutu hasil kinerja yang berupa barang atau jasa adalah hasil dari cara kerja yang
diterapkan dalam pekerjaan. Oleh karena itu cara kerja yang berupa prosedur dan
proses kerja menjadi sangat penting untuk menghasilkan kinerja yang bermutu.
Prosedur dan proses kerja sejak awal hingga akhir perlu dirancang dan ditentukan
sedemikian rupa hingga menjamin tercapainya mutu kinerja yang baik seperti
yang diinginkan untuk dapat memu-askan semau pelanggannya. Mutu barang atau
jasa bukan sekedar hasil dari pemeriksaan pada akhir proses kerja, melainkan
menyatu dengan cara kerja dari awal hingga akhir.
5. Mutu dapat dicapai melalui pelatihan yang lebih baik bagi karyawan yang telah
ada plus kepemimpinan yang bermutu.
6. Mutu yang cukup hanyalah bila semua pekerjaan menghasilkan yang terbaik.
Mutu se-macam itu memang tidak mungkin dicapai dengan sekali usaha tetapi
melalui usaha yang terus menerus yang setiap kali diusahakan bisa mencapai
perbaikan sedikit demi sedikit, yang dalam jangka yang agak panjang akan bisa
mencapai mutu yang sempurna. Inipun pada waktunya dapat disempurnakan lagi
sehingga sebenarnya usaha perbaikan mutu tidak pernah ada akhirnya. Mutu
memang tidak berbatas, selalu dapat ditingkatkan. Pimpinan konvensionalberfikir
kalau 90% peker-jaan sudah baik adalah sudah cukup. Di bidang pendidikan dan
akademis standar mutu itu jelas selalu bergerak ke atas dan harus selalu dikejar.
Jadi jangan pernah berhenti berusaha meningkatkan mutu kinerja.
Ini adalah cara berfikir sebagai kelanjutan dan konsekuensi pemikiran tersebut
pada butir ke-6 di atas. Ini berbeda dengan konsep management by objective yang
mengartikan mutu sebagai pencapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya. Kedua
cara berfikir itu tidak perlu dianggap berbeda bila pekerjaan dibagi-bagi menjadi
beberapa tahapan dan untuk setiap tahap ditentukan tujuannya yang selalu
meningkat dari awal sampai akhir.
Cara berfikir seperti digambarkan pada sembilan butir di atas sangat perlu untuk
diadopsi oleh para pimpinan yang organisasinya menerapkan Manajemen untuk
selalu bisa menggerakkan orang-orang dan organisasinya meningkatkan mutu
kerjanya secara berkelanjutan. Cara berfikir tentang mutu semacam itu akan
menjadi bagian dari kepribadian pemimpin yang mendambakan mutu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html
Seperti diagram diatas, yang pertama dan utama adalah fungsi planning. Mengapa
ini menjadi sangat penting? Karena fungsi planning adalah aktivitas untuk
menyusun, merencanakan apa yang menjadi tujuan perusahaan serta bagaimana
cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan atau planning dilakukan pada awal pembentukan perusahaan, seperti
definisi diatas. Planning penting dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan.
Mengapa menetapkan tujuan itu menjadi penting? Karena tanpa adanya tujuan
yang jelas, maka aktivitas perusahaan juga tidak akan meningkat.
Ibarat, jika tidak ada yang dikejar maka orang-orang yang ada dalam perusahaan
tersebut hanya melakukan kewajiban saja, yang penting dibayar. Tidak ada upaya
untuk meningkatkan performa perusahaan. Dan alhasil, pencapaian perusahaan
akan stagnan, bahkan menurun.
Nah, dalam proses planning inilah ditentukan tujuan perusahaan/organisasi secara
menyeluruh, serta upaya-upaya terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Disinilah
peran pemimpin/manager diperlukan. Manager harus bisa mengevaluasi langkah-
langkah strategis yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca : 44 Ide Peluang Bisnis Online yang Menjanjikan
Hal ini sangat penting, karena jika perusahaan memilih langkah yang salah maka
akan sangat sulit bahkan bisa gagal dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi
intinya perencanaan manajemen itu sangat penting dilakukan diawal pembentukan
organisasi atau perusahaan, karena fungsi yang lain tidak akan berfungsi tanpa ada
perencanaan yang matang.
AKTIFITAS FUNGSI PERENCANAAN (PLANNING)
Dalam tahap ini, planning bisa dibagi menjadi tiga dari beberapa sudut pandang
tingkatan manajemen. Yaitu :
1. Top Level Planning (Perencanaan Tingkat Atas). Dalam tahap teratas ini,
perencanaan yang dilakukan bersifat strategis, seperti memberikan arahan/petunjuk
umum, merumuskan tujuan, pengambilan keputusan dan memberikan arahan untuk
melakukan kerja yang efisien. Pada tahap ini bersifat menyeluruh, serta dilakukan untuk
menentukan target jangka panjang.
2. Middle Level Planning (Perencanaan Tingkat Menengah), pada tahap ini
perencanaan lebih bersifat administratif. Atau lebih detail, seperti menentukan cara untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Low Level Planning (Perencanaan Tingkat Bawah), dalam tahap ini lebih
bersifat ke operasional (pelaksanaan). Yang meliputi tanggaung jawab oleh manajer
lapangan.
SYARAT-SYARAT PERENCANAAN YANG BAIK
Untuk menghasilkan perencanaan yang baik dan efisien tentunya harus ada
beberapa syarat yang wajib dipenuhi, antara lain :
1. Tujuannya harus spesifik dan jelas, tidak bertele-tele.
2. Singkat, padat, jelas dan sederhana. Hal ini diperlukan supaya tidak terlalu sulit
dalam menjalankannya. (Berkaitan dengan syarat awal, yaitu spesifik dan jelas)
3. Berisi analisa terhadap pekerjaan yang harus dilaksanakan
4. Tanggung jawab dengan tujuan harus seimbang dan selaras pada setiap
bagiannya
5. Mempunyai kesan bahwa sumber daya yang diperlukan itu ada dan siap untuk
digunakan. Jika belum, maka persiapkan terlebih dahulu.
MANFAAT MEMBUAT PERENCANAAN
Manfaat dari planning tentu banyak sekali. Manfaat yang paling terasa adalah
keteraturan saat mengeksekusinya, jadi lebih jelas dan terarah. Lebih jelasnya
berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh setelah membuat perencanaan untuk
kemajuan perusahaan atau organisasi :
1. Mensingkronkan antar unit devisi pada saat pelaksanaan, serta
mengorganisasikan ke arah tujuan yang sama.
2. Dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin akan dilakukan.
3. Pengawasan lebih mudah dilakukan.
4. Mempunya dasar penilaiaian, apakah yang dilakukan itu sudah mencapai target
apa belum.
Baca : 28 Peluang Bisnis Rumahan dengan Modal Kecil
Nah, saya rasa sudah cukup ya untuk pembahasan fungsi manajemen yang
pertama yaitu perencanaan. Kita lanjut ke perencanaan kedua yaitu organizing.
2. FUNGSI ORGANIZING (FUNGSI
PENGORGANISASIAN MANAJEMEN)
Dalam proses pengorganisasian tentunya ada beberapa hal yang harus dilakukan,
antara lain :
1. Mengalokasikan sumber daya yang ada serta menyusunnya menurut tugasnya
masing-masing. Serta menetapkan prosedur yang harus dilakukan serta dibutuhkan.
2. Menetapkan dengan jelas garis struktur organisasi / perusahaan, serta
mendefinisikan hak dan kewajibannya dengan jelas.
3. Merekrut karyawan baru, dengan standard yang telah ditetapkan.
4. Penempatan tenaga kerja dalam posisi yang tepat dan pas, untuk memaksimalkan
potensi yang telah ada.
Nah intinya adalah menempatkan orang di posisi dan tempat yang tepat. Ini
penting, mengapa? Karena jika menempatkan orang di posisi yang salah maka
roda perusahaan tidak akan bisa berputar dengan lancar.
UNSUR-UNSUR DI DALAM ORGANIZING PERUSAHAAN
Staffing ini sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan organizing. Karena pada
intinya adalah menampatkan orang di tempat yang tepat.
Tetapi, staffing ini tidak melulu soal tenaga kerja saja. Tetapi lebih ke semua
sumber daya yang ada, seperti peralatan, inventaris, dll. Nah, mengapa hal ini
menjadi penting? Karena, terkadang 1 divisi tidak terlalu membutuhkan barang A
misal, tetapi divisi lain sangat membutuhkannya.
Baca : Peluang Kerja Sampingan untuk Mahasiswa dan Pelajar
Jadi, sangat penting bisa mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi di
setiap unit. Adapun fungsi staffing mencakup hal berikut :
1. Perencanaan SDM yang ada
2. Jika kurang adakan rekruitmen tenaga kerja
3. Melakukan seleksi bagi mereka yang mendaftar
4. Pengenalan tentang perusahaan dan melakukan orientasi
5. Pelaksanaan kerja
6. Evaluasi terhadap kinerja
7. Pemberian reward and punishment berdasarkan hasil evaluasi
8. Pemberian pengembangan karir
Nah, itu tadi adalah fungsi staffing. Sekarang kita akan membahas fungsi
manajemen berikutnya yaitu coordinating.
4. FUNGSI COORDINATING (PENGARAHAN /
MENGKOORDINASI)
Fungsi Coordinating juga biasa disebut dengan fungsi Directing, yang artinya
sama yaitu mengarahkan. Jadi, Coordinating atau directing adalah fungsi yang
bertujuan untuk meningkatakan keefektivitasan serta efisiensi kerja yang optimal
Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana
lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas
yang dilakukan pada fungsi pengarahan:
1. Menerapkan dan mengimplementasikan proses kempimimpinan, pembimbingan
serta motivasi kepada para pekerja supaya dapat bekerja dengan nyaman, baik dan
tentunya maksimal. Sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Memberikan tugas beserta penjelasannya secara rutin yang berhubungan dengan
pekerjaan
3. Menjelaskan tentang semua kebijakan yang telah berlaku dan ditetapkan.
Diluar itu, fungsi directing juga memerlukan seorang pemimpin/manager yang
mumpuni. Karena, pasti ditengah jalan ada aja masalah yang dihadapi oleh
pegawai. Karena itulah, diperlukan sosok pemimpin yang mampu mengayomi dan
memberikan solusi jikalau problem-problem terjadi saat dijalan.
5. FUNGSI CONTROLLING (FUNGSI
PENGENDALIAN / PENGAWASAN)
Terakhir adalah fungsi controlling, fungsi ini adalah fungsi yang bertugas menilai
apakah pekerjaan yang dilakukan oleh SDM yang ada sudah mencapai target atau
belum. Controlling ini sangat penting dilakukan, karena akan menentukan apakah
kualitas dari layanan atau produk tersebut terjaga atau tidak.
Karena itulah, tadi saya sudah jelaskan diawal, bahwa saat perencanaan harus ada
standard khusus bagaimana suatu pekerjaan itu diselesaikan dengan baik apa
tidak. Dengan controlling kita tahu, hal-hal apa saja yang perlu dibenahi, sehingga
akan meningkatkan mutu pelayanan kita.
AKTIVITAS DALAM FUNGSI PENGENDALIAN
Tentu saja ada aspek-aspek atau hal-hal yang harus dilakukan supaya fungsi
pengawasan dapat berjalan dengan baik dan efektif, antara lain :
1. Routing (Jalur), dalam hal ini pimpinan harus bisa menetapkan jalur atau cara
yang aman dan efektif sehingga meminimalisir kesalahan
2. Schedulling (Penjadwalan), pimpinan harus isa menetapkan deadline waktu yang
masuk akal. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, sehingga waktu yang diperlukan
untuk mengerjakan suatu pekerjaan itu bisa seefektif mungkin. Dan pegawai juga tidak
merasa terbebani karena deadline yang tidak masuk akal.
3. Dispatching (Perintah untuk Pelaksanaan), adalah pengawasan berupa perintah
dari atasan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan dengan tujuan agar bisa diselesaikan tepat
waktu. Dengan adanya perintah ini, maka bisa terhindar dari pekerjaan yang
“menggantung” sehingga dapat diketahui pihak mana yang bertanggung jawab.
4. Follow Up (Tindak Lanjut), terkahir apabila pemimpin menemukan kesalahan
yang terjadi harusnya dia mencari solusi atas masalah tersebut. Jadi, pemimpin tidak
hanya menyalahkan saja, tetapi harus bisa memberikan solusi kongkrit kepada bawahan.
Selain itu pemimpin harus bisa memberikan petunjuk dan tindak lanjut atas problem yang
ditemui.
Nah itu tadi sekilas tentang 5 fungsi manajemen, 5 hal tadi sangat penting
diterapkan baik dalam organisasi apalagi di korporasi. Karena, jika manajemen
suatu perusahaan itu buruk maka sudah dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak
akan berumur panjang.
Daftar Pustaka :
http://nichonotes.blogspot.co.id/
PENGERTIAN MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
øŒÎ)ur tA$s% š•/u‘ Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû
ÇÚö‘F{$#Zpxÿ‹Î=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ß
‰Å¡øÿム$pkŽÏùà7Ïÿó¡o„ur uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8Ï
‰ôJpt¿2 â¨Ïd‰s)çRury7s9 ( tA$s% þ’ÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw
tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang Khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."[1]
B. Rumusan Masalah
4. Macam-macam gaya kepemimpinan?
5. Tipe-tipe kepemimpinan
C. Tujuan Pembahasan
4. Memahami macam-macam gaya kepemimpinan,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kepemimpinan..................................................................... 4
3. Teori Kepemimpinan............................................................
2. Menurut A. M Mangunhardjana.......................................... 12
3. Menurut G. R. Terry,............................................................ 14
5. Menurut Tohardi.................................................................. 16
1. Pemimpin karismatik............................................................ 17
Daftar rujukan................................................................................ 23
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kepemimpinan
Owens mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu interaksi antara satu pihak sebagai
yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Sedangkan James Lipham, seperti yang
diikuti oleh M. Ngalim Purwanto, mendefinisikan kepemimpinan adalah permulaan dari
suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi
atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi.[12]
Menurut Hendiyat Soetopo dan Waty Soemanto, kepemimpinan sebagai suatu kegiatan
dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai dari kelompok
itu, yaitu tujuan bersama. Sedangkan pengertian kepemimpinan secara umum adalah
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat memengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain
agar dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.[13]
Sedangkan menurut Inu Kencana Syafiie, yang diambil dari sudut pandang atau
secara etimologi, kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut.
a. Berasal dari kata pimpin (dalam bahasa Inggris lead) berarti bimbing atau tuntun.
Dengan demikian, di dalamnya ada dua pihak, yaitu yang dipimpin (umat) dan yang
memimpin (imam).
b. Setelah ditambah awalan pe- menjadi pemimpin (dalam bahasa Inggris leader) berarti
orang yang memengaruhi orang lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga
orang lain tersebut bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Apabila ditambah akhiran –an menjadi pimpinan artinya orang yang mengepalai. Antara
pemimpin dengan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan (kepala) cenderung lebih
sentralistis, sedangkan pemimpin lebih demokratis.
Freeman & E. K. Taylor dalam Sutarto (1989) Leadership is the ability to create
group action toward an organizational objective with maximum effectiveness and
cooperation from each individual. (kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menciptakan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektivitas
maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu).
Harold Koontz & Cyrill O’Donnell dalam Sutarto (1989) Leadership is the art of
inducing subordinates to accomplish their assignment with zeal and confidence.
(kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan mereka dengan semangat keyakinan).
John D. Pfiffner & Robert Presthus dalam Sutarto (1989) Leadership is the art of
coordinating and motivating individuals and groups to achieve desired ends.
(kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu-individu serta
kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan).
Setelah kita mengetahui belbagi arti dari kepemimpinan menurut para ahli tak
lupa disamping itu ada peran kepemimpinan yang harus ada pada pemimpin
yaitupertama peran sebagai pelayan, pemimpin adalah pelayan bagi para pengikutnya
atau bawahannya, maka ia wajib memberikan kesejahtraan bagi
pengikutnya, kedua sebagai pemandu, pemimpin adalah pemandu yang memberikan
arahan kepada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik bagi pengikutnya
agar selamat sampai tujuan.[20]
Titik tekan yang harus diperhatikan dari definisi kepemimpinan diatas dapat
disimpulkan menjadi tiga impliasi penting diantaranya pertama, kepemimpinan
menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Kedua kepemimpinan menyangkut
suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara pemimpin dan anggota
kelompoknya. Ketiga kepemimpinan menyangkut seni mempengaruhi orang lain,
dengan kata lain para pemimpin tidak hanya memerintahkan bawahan tetapi juga
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya, sebagai contoh
seorang kepala sekolah dapat mengarahkan para guru melaksanakan tugas tertentu,
tetapi dia juaga dapat mempengaruhi dan menagarahkan bagaimana menyelesaikan
tugas dengan tepat dan benar.
a. Teori Genetis
Teori ini menyatakan bahwa “leader are born and nor made” (pemimpin itu
dilahirkan bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan
pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah
dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang
ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak akan muncul
sebagai pemimpin.
b. Teori Sosial
Teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu
dibuat atau dididik bukannya kodrati). Teori ini lahir sebagai hasil dari ketidakpuasan
terhadap teori genetis. Teori ini memandang bahwa keberhsilan kepemimpinan lebih
banyak tergantung kepada perilaku (behavior), keterampilan (skills) dan tindakan
(actions) pemimpin dan kurang tergantung pada sifat-sifat peribadi.[23] Jadi, teori ini
merupakan kebalikan inti Teori Genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan
pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila
diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
c. Teori Ekologis
Teori ekologis ini pada intinya menekan bahwa seseorang hanya akan berhasil
menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat
tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman
yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-
segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang
paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam
masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang
menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
øŒÎ)ur tA$s% š•u‘ Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû
ÇÚö‘F{$#Zpxÿ‹Î=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ß
‰Å¡øÿム$pkŽÏùà7Ïÿó¡o„ur uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8Ï
‰ôJpt¿2 â¨Ïd‰s)çRury7s9 ( tA$s% þ’ÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw
tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."[24]
Dari ayat diatas bahwa Allah SWT memakai kata khalifah ada kaitannya dengan
pengertian khilafah yang berarti pemimpin. Manusia mengemban amanat kekhalifahaan
karena kemampuannya dalam berfikir dan mempergunakansimbol-simbol komunikasi
(al-asma’a kullaha).
Senada dengan definisi yang diungkapkan oleh Abul ‘Ala Al- Maududi asal
pakistan tokoh yang mendirikan organisasi Jema’ati Islam Pakistan, beliau mengatakan
dalam bukunya Al-Khilafah Wa Al-Mulk, bahwa khalifah berasal dari kata yang sama
dengan khilafah yang berarti kekuasaan atau kepemimpinan.[26] Pernyatan ini sekaligus
menjadi teori islam tentang Negara dan pemerintahan yang berfungsi sebagai pengatur
umat dalam menegakkan amanah dan keadilan.
Khalifah secara bahasa juga berarti pemimpin, penerus, pengganti, pelanjut Nabi
Muhammad SAW.[27] Sedangkan menurut istilah khalifah adalah pengganti orang lain,
baik karena absennya orang yang digantikan, karena meninggalnya orang yang
digantikan, maupun alasan-alasan yang lain.
ߊ¼ãr#y‰»tƒ $¯RÎ) y7»oYù=yèy_ Zpxÿ‹Î=yz ’Îû ÇÚö‘F{$# Läl÷n$
$sùtû÷üt Ĩ$¨Z9$# Èd,ptø:$$Î Ÿwur ÆìÎ7®Ks? 3“uqygø9$#
y7¯=ÅÒãŠsù `tãÈ@‹Î6y™ «!$# 4 ¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbq=ÅÒtƒ `tã
È@‹Î6y™ «!$# öNßgs9Ò>#x‹tã 7‰ƒÏ‰x© $yJÎ (#qÝ¡nS tPöqtƒ É>$|
¡Ïtø:$# ÇËÏÈ
Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,
Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.[30]
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
uqèdur “Ï%©!$# öNà6n=yèy_ y#Í´¯»n=yz ÇÚö‘F{$# yìsùu‘ur
öNä3ŸÒ÷èts-öqsù <Ù÷èt ;M»y_u‘yŠ öNä.uqè=ö7uŠÏj9 ’Îû !$tB ö
ä38s?#uä 3 ¨bÎ) y7u‘ßìƒÎŽ| É>$s)Ïèø9$# ¼çm¯RÎ)ur Ö‘qàÿtós9
7LìÏm§‘ ÇÊÏÎÈ
Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat
siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[31]
Diantara potensi yang diberkan Allah SWT kepada manusia adalah kemampuan
memimpin untuk menjaga kelestarian alam yang diberikan Allah dan bertanggung jawab
atas apa yang dilakukannya.[32]
Dalam islam kepemimpinan (khilafah) memiliki ciri pembeda dari pemimpin non
islam (otoriter, liberal), ciri-ciri itu sebagaimana yang telah dijelakan oleh Veithzal Rivai
& Arviyan Arifin (2009) sebagai berikut:
4) Setia, pemimpin dan yang dipimpin terikat dengan kesetiaan kepada Allah SWT
Sejalan dengan uraian diatas, menurut Permadi (2006) pada dasarnya sifat
kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin anata lain sebagi berikut: beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, sehat jasmani dan rohani, berilmu, berani, terampil,
bijaksana, adil, jujur, penyantun, demokratis, paham keadaan ummat, berkurban,
qanaah, istiqamah dan ikhlas.[36]
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B ’Îû ÇÚö‘F{$# (#qãB$s%r& no4qn=
¢Á9$#(#âqs?#uäur no4qŸ2¨“9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î
(#öqygtRur Ç`tãÌs3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã Í‘qãBW{$# ÇÍÊÈ
(Yaitu) Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
[37]
Dalam konsep islam semua orang adalah pemimpin dan setiap orang harus
mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Tuhan kelak di akherat. Adanya
pertanggungjawaban ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin pada level dan posisi
apapun niscaya mengemban amanah yang harus di laksanakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
1. Gaya Instruktif
Penerapannya pada bawahan masih baru atau bertugas. Adapun cirri-ciri gaya
kepemimpinan instruktif adalah sebagai berikut:
a. Memberi pengarahan secara spesifik tentang apa, bagaimana, dan kapan kegiatan
dilakukan
2. Gaya Konsultatif
Penerapannya pada bawahan yang memiliki kemampuan tinggi namun kemauan
rendah. Cirri-cirinya adalah sebagai berikut:
b. Semangat tinggi
3. Gaya Partisipatif
4. Gaya Delegatif
Dalam gaya ini pemimpin bersikap sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai
yang dikuasai. Termasuk gaya ini kita menjumpai pemimpin-pemimpin yang melakukan
hal-hal berikut.Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri
pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang
datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya
peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.Pemimpin
secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai
tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian
perintah.Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki
kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah
serta menjatuhkan hukuman.Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan
oleh pimpinan.
a. Mengatakan segala sesuatu harus dikerjakan oleh mereka yang dipimpin. Inilah gaya
kepemimpinan dictator. Yang dilakukan oleh pemimpin yang mengambil gaya ini
hanyalah member perintah, aturan, dan larangan.
b. Menjual gagasan dan cara kerja kepada kelompok orang yang dipimpinnya. Inilah gaya
kepemimpinan seorang presiden direktur dalam suatu perusahaan besar. Menurut gaya
ini, pemimpin merumuskan masalahnya serta menyodorkan cara pemecahannya
sekaligus. Kemudian, perumusan masalah dan pemecahannya itu dijual kepada
bawahannya.
Dalam gaya ini pemimpin berusaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke
tujuan dan cita-cita dengan memperlakukan mereka sebagai sejajar. Terrmasuk kedalam
gaya ini, kita jumpai pemimpin yang dalam usaha membawa mereka yang dipimpin
menuju ke tujuan dengan hal-hal berikut.
1. Pemimpin Karismatik
Kata Kharisma adalah berasal dari bahasa Yunani, yang memiliki arti” Berkat
yang terinspirasi secara agung, seperti kemampuan untuk melakukan keajaiban atau
memprediksikan peristiwa masa depan.”[48] Max Weber, sebagaimana dikutip olehGary
Yukl, mengatakan bahwa Istilah charisma sesungguhnya hanya untuk menjelaskan
sebuah bentuk pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi atau otoritas formal, akan
tetapi lebih atas persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan luar biasa.
Kharisma sesungguhnya terjadi ketika terdapat sebuah krisis social, pada saat itu pula
seorang pemimpin muncul dengan sebuah visi radikal yang menawarkan sebuah solusi
untuk krisis itu, pemimpin tersebut menarik simpati pengikutnya sekaligus menawarkan
visi dan solusi, dan pada saat itu pula mereka mengalami perubahan dan keberhasilan
yang luar biasa, maka pada saat itu pemimpin tersebut dianggap oleh pengikutnya
sebagai orang yang luar biasa.
Konsep tentang pemimpin yang efektif lebih banyak berasal dari dunia usaha
dan industri dibanding bidang-bidang lainnya termasuk pendidikan. Dalam hal ini penulis
berusaha meramu berbagai konsep tersebut agar dapat diterapkan pada dunia
pendidikan. Penulis juga melihat bagaimana konsep kepemimpinan yang efektif.
5) Memiliki gagasan yang jelas mengenai apa yang orang lain nilai dan apa yang bisa
mereka lakukan.
11) Pemimpin menunjukkan anggota mereka tidak hanya sebagai boneka atau pengambil
keputusan. Anggota lebih menghormati pemimpin ketika mereka menunjukkan
keinginan untuk bekerja bersama mereka.
Diahir makalah ini, kami menyimpulkan bahwa sosok pemimpin yang diharapkan
diabad dua puluh satu ini adalah pemimpin yang berperinsip menurut reinhartz dan
beach (2004) sebagai berikut:
d) Kepemimpinan harus mendengarkan seluruh suara guru, siswa, staf, orang tua, dan lain-
lain
h) Kepemimpinan harus memberdayakan dirinya sendiri dan orang lain, serta melibatkan
orang lain dalam informasi dan pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan
untuk memperoleh konsensus anggota organissasi untuk melakukan tugas manajemen
agar tujuan organisasi tercapai.Pemimpin adalah orang yang dianut oleh orang-orang
lain dalammencapai tujuan bersama.
2) Pada suatu proses kepemimpinan berlangsung, seorang pemimpin mengaplikasikan
suatu gaya kepemimpinan tertentu, antara lain gaya task orientation (kepemimpinan
yang beroreantasi tugas), relationship orientation(kepemimpinan berorentasi hubungan
kerja) dan effectives orientation(kepemimpinan yang berorientasi hasil yang efektif).
3) Sosok seorang pemimpin yang ideal yang diharpkan adalah sosok yang memiliki sifat dan
karakter karismatik, transformatif dan efektif.
Kami menyimpulkan bahwa sosok pemimpin yang diharapkan diabad dua puluh
satu ini adalah pemimpin yang berperinsip menurut Reinhartz dan beach (2004) sebagai
berikut:
d) Kepemimpinan harus mendengarkan seluruh suara guru, siswa, staf, orang tua, dan lain-
lain
h) Kepemimpinan harus memberdayakan dirinya sendiri dan orang lain, serta melibatkan
orang lain dalam informasi dan pengambilan keputusan.
DAFTAR RUJUKAN
Amrullah & Haris Budianto, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Dubrin, Andrew J, The Complate Ideal’s Guides: Leadership, Edisi Kedua, Jakarta: Prenda, 2006.
Edi Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.
Hidayat, Kamaruddin & Ahmad Gaus A.F, ISLAM, NEGARA & CIVIL SOCIETY, Gerakandan
Pemikiran Islam Kontemporer, Jakarta: Pramadina, 2005.
Moh. Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012.
Mizan, 2011.
Raziq, Ali Abdul, Khaifah dan Pemerintahan dalam Islam, Bandung: Pustaka, 1985.
Rivi, Veithzal & Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi 3, Jakarta: PT Raja
Wali Press, 2010.
Tim, Ensiklopedi Indonesia, Edisi Khusus, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeven, 1990.
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan Edisi 4, Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Tentu saja pemimpin bukan hanya dikenali dari segi teknis, atau apa
fungsi keberadaannya bagi sebuah tim.
Lalu, apa saja yang perlu dilakukan seorang pemimpin? Ada hal-hal yang
mesti diperhatikan oleh pemimpin, sementara ada hal-hal lain yang perlu
dihindari oleh pemimpin. Hal-hal tersebut dirinci ke dalam beberapa poin,
antara lain:
2) Task Management
Pemimpin juga perlu menghindari fokus kepada tugas, sementara
mengabaikan moral dan spirit anggota tim.
3) Team Management
Pemimpin yang berkarakter adalah ia yang mampu memberikan perhatian
optimal, baik untuk aspek penyelesaian tugas dan juga aspek lain yakni
pengelolaan komunikasi dengan banyak orang dalam satu tim. Dengan
kata lain, ada harmoni yang perlu diciptakan, antara penyelesaian tugas
dan juga memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota.
4) Impoverished management
Ini adalah hal yang paling buruh. Seorang pemimpin tidak mampu
menyelesaikan tugas sekaligus gagal membangun semangat tim yang
bagus.
JIka keempat poin tersebut diletakkan dalam skala, maka skala ketiga
adalah titik di mana harmoni manajemen kepemimpinan tercipta.
Sementara poin 1 dan 2 adalah ketidakseimbangan. Dan poin 4 adalah
mutlak sebuah kegagalan.