Anda di halaman 1dari 3

1.

DEFINISI

Hipoalbuminemia adalah kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal. Kondisi ini
biasanya terjadi pada seseorang dengan penyakit yang berat atau sudah berlangsung lama (kronis).
Salah satu penyakit yang paling sering menyebabkan hipoalbuminemia adalah penyakit peradangan.

Kadar albumin normal tergantung pada usia seseorang. Meskipun demikian, kadar albumin normal
berkisar antara 3,5 hingga 5,9 gram per desiliter (g/dL). Seseorang baru dikatakan mengalami
hipoalbuminemia bila kadar albumin di bawah 3,5 g/dL.

Albumin adalah protein dalam darah yang dihasilkan oleh hati. Sebanyak 60% komposisi protein dalam
darah merupakan albumin. Albumin juga memiliki banyak fungsi, seperti regenerasi jaringan tubuh dan
menjaga cairan tubuh agar tidak bocor keluar dari pembuluh darah. Selain itu, albumin juga berfungsi
untuk menyalurkan beberapa zat ke seluruh tubuh, di antaranya hormon, vitamin, mineral, bilirubin,
lemak, serta obat-obatan

PENYEBAB

Hipoalbuminemia umumnya disebabkan oleh peradangan dalam tubuh. Peradangan dapat terjadi pasca
tindakan operasi, atau akibat sepsis serta luka bakar. Peradangan juga dapat terjadi akibat tindakan
medis selain operasi, misalnya pemasangan ventilator atau alat bantu napas. Selain karena peradangan,
kurangnya asupan protein, kalori, dan vitamin, atau gangguan penyerapan nutrisi, dapat mengakibatkan
hipoalbuminemia. Rendahnya kadar albumin juga bisa terjadi akibat sejumlah kondisi berikut:

Hipertiroidisme, yaitu kondisi kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon secara berlebih.

Sindrom nefrotik, yaitu gangguan pada ginjal yang menyebabkan protein bocor melalui urine.

Diabetes, yaitu tingginya kadar gula akibat kurangnya produksi hormon insulin.

Sirosis, yaitu kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan jangka panjang.

Lupus, yaitu suatu kondisi di mana sistem imun berbalik menyerang tubuh.

Gagal jantung.

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi hipoalbuminemia meliputi gangguan proses sintesis albumin di hepar dan peningkatan
proses katabolisme albumin. Sintesis albumin terjadi di dalam hepatosit dan segera dikeluarkan ke
intravaskular tanpa penyimpanan di hepar. Albumin intravaskular akan di distribusi ke seluruh jaringan,
di mana 30−40% albumin dapat ditemukan di vaskular, otot, kulit, hepar, dan usus.

Albumin dapat masuk ke intravaskular melalui dua jalur, yaitu sistem kelenjar limfatik di hepar ke dalam
duktus torasikus dan sistem sinusoid. Albumin akan mengalami penguraian di otot dan kulit sebesar
40−60%, di hepar sebesar 15%, di ginjal sebesar 10%, dan 10% sisanya di dalam saluran cerna. Hasil
akhir dari degradasi albumin adalah asam amino bebas.

Gambar 1. Faktor penyebab penurunan konsentrasi albumin (Sumber: dr.Eva Naomi, 2021)

Penurunan Sintesis dan Peningkatan Katabolisme Albumin

Penurunan sintesis albumin disebabkan adanya gangguan pada hepatosit, seperti inflamasi yang bersifat
akut maupun kronis (sirosis hepatis). Penurunan produksi albumin juga dapat ditemui pada kondisi diet
rendah protein dan kalori normal. Penurunan laju sintesis albumin dapat disertai dengan peningkatan
laju katabolisme.[8]

Mekanisme peningkatan katabolisme albumin belum dapat dijelaskan sepenuhnya, tetapi beberapa
studi menyatakan sekitar 60% proses katabolisme terjadi di kulit, otot, dan fibroblas. Katabolisme
merupakan proses penguraian molekul yang berukuran besar dan kompleks menjadi bentuk yang lebih
sederhana dan dapat digunakan menjadi energi. Ketidakseimbangan antara sintesis albumin dengan
klirens albumin di ginjal dan traktus gastrointestinal serta proses katabolisme dapat menyebabkan
hipoalbuminemia.[8]

Inflamasi dan Peningkatan Permeabilitas Vaskular

Hipoalbuminemia sering dihubungkan dengan kondisi inflamasi. Respon inflamasi akan menghasilkan
sitokin berupa mediator peradangan. Mekanisme respon inflamasi juga akan menstimulasi percepatan
proliferasi sel dan deposisi matriks sel melalui growth factor yang diinduksi oleh vascular endothelial
growth factor (VEGF). VEGF dapat meningkatkan permeabilitas vaskular dan kapiler sehingga terjadi
peningkatan pengeluaran serum albumin ke ruang interstisial serta menyebabkan peningkatan volume
distribusi albumin.[6,8]

Penurunan kadar serum albumin dalam keadaan inflamasi akut juga disebabkan karena albumin
merupakan protein reaktan fase akut.[9]

Efek Hiperkoagulabilitas terhadap Hipoalbuminemia

Efek hiperkoagulabilitas terhadap hipoalbuminemia dapat dijelaskan melalui peran albumin sebagai
antikoagulan dengan menghambat proliferasi fibrin dan agregasi platelet. Beberapa studi telah
membuktikan pemberian infus albumin dapat menghambat trombosit. Albumin juga berperan seperti
heparin melalui mekanisme peningkatan efek antitrombinantitrombin.

Tabel 1.Patofisiologi Hipoalbuminemia Berdasarkan Penyakit Penyebab

https://www.alomedika.com/penyakit/endokrin/hipoalbuminemia/patofisiologi

https://www.alodokter.com/hypoalbuminemia#:~:text=Hipoalbuminemia%20adalah%20kondisi
%20ketika%20kadar,sudah%20berlangsung%20lama%20(kronis).

Anda mungkin juga menyukai