Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan Penunjang

Onset perdarahan postpartum sangat singkat, namun dapat diatasi dengan diagnosis dan
penanganan yang tepat dengan dilakukannya pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang paling penting adalah laboratorium untuk menilai Hb darah,
terutama bila Hb kurang dari 8gr/dL. Selain itu, juga diperlukan pemeriksaan golongan darah
untuk keperluan transfusi bila dibutuhkan.

Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan USG dan radiologi untuk melihat ada tidaknya
gumpalan darah dan retensi sisa plasenta. Untuk pemeriksaan USG, perlu diperhatikan pada
saat periode antenatal yang dapt melihat adanya resiko tinggi atau factor predisposisi
terjadinya perdarahan postpartum, seperti plasenta previa.

Pada kegawatdaruratan post partum terdapat beberapa pemeriksaan penunjang khusus untuk
menilaian kegawatdaruratan yaitu MDCT (multi-detector computed tomography) yang lebih
sensitive untuk mendeteksi perdarahan aktif. Selain itu CT memiliki keunggulan pada
kecepatan imaging dan jangkauan pada seluruh abdomen. Kemudian untuk mennilai
kegawatdaruratan yang kedua dengan Protrombin Time (PT) dan Activated Partial
Thromboplastin Time (APTT) sebagai pemeriksaan untuk melihat pembekuan darah dalam
satuan detik. PT merupakan pemeriksaan untuk melihat factor pembekuan darah ekstrinsik,
sedangkan APTT adalah pemeriksaan untuk melihat factor pembekuan darah intrinsic.

Sumber :

Komite Medik RSUP dr. Sardjito. Perdarahan Post Partum dalam Standar Pelayanan Medis
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta: Penerbit Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada; 2000.

Wiknjosastro H, editor. Ilmu Bedah Kebidanan. 1st ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2010.

Lalonde A. Prevention and treatment of postpartum hemorrhage in low -resource settings.


Int J Gynaecol Obstet. 2012.

Saifuddin AB, editor. Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.

Anda mungkin juga menyukai