Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN HAEMOROID

PADA Tn.B DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ADAM MALIK


MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen Pengampu : Suriani Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep

Oleh:

Nama : Yuwanda Citra Barus

NIM : P07520120123

Tingkat : 2C D-III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
A. PENGERTIAN
Haemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus
yang berasal dari plexus hemorhoidalis (Sudoyo,2006).
Haemoroid adalah pelebaran vena dalam plexus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Haemoroid adalah pembengkakan atau pembesaran dari pembuluh darah di usus besar
bagian akhir (rektum), serta dubur atau anus. Haemoroid merupakan penyakit yang dapat
menyerang segala usia, namun umumnya lebih sering menimbulkan keluhan pada usia 50
tahun atau lebih.

B. ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya dari haemoroid masih belum jelas. Namun, diduga ada kaitan kuat
dengan meningkatnya tekanan dalam aliran darah di dalam atau di sekitar anus. Tekanan
inilah yang menyebabkan pembuluh darah pada anus membengkak dan mengalami
peradangan. Ada beberapa faktor resiko terjadinya haemoroid, yaitu:
1. Konstipasi
2. Diare yang berkepanjangan
3. Obesitas
4. Terlalu sering duduk dalam waktu lama
5. Riwayat haemoroid dalam keluarga
6. Sering mengangkat beban
7. Hamil
8. Bertambahnya usia

C. PATOFISIOLOGI
Haemoroid merupakan salah satu gangguan sirkulasi darah. Gangguan tersebut dapat
berupa pelebaran vena yang disebut venectasia anus dan perianus akibat bendungan darah
pembulh vena. Haemoroid disebabkan oleh obstipasi yang menahun dan uterus gravidus.
Bendungan ini susuan portal pada sirosis hati juga menyebabkan haemoroid. Haemoroid
juga dapat terjadi karena faktor herediter, juga pembesaran prostat pada pria tua dan
tumor pada rectum. Lansia akan mengalami degenerasi sehingga memperlemah jaringan
penyokong. Selain degenerasi jaringan penyokong usaha pengeluaran feses yang keras
secara berulang serta menegdan yang kuat akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan
sehingga mengakibatkan proplas. Perdarahan yang terjadi timbul akibat pembesaran
haemoroid oleh trauma mukosa lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh darah.

D. CARA PENANGANAN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit haemoroid, yaitu:
1. Perubahan pola makan dan buang air besar
2. Obat oles yang dibeli secara bebas
3. Pemakaian krim kortikosteroid
4. Obat pereda nyeri
5. Obat pencahar
6. Pengikatan atau ligasi haemoroid
7. Suntikan skleroterapi
8. Koagulasi intramerah

Kasus Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 11 Agustus 2021
Jam : 12.00 WIB
Ruang Rawat : Ambun Suri No.3-2
I. Identitas Klien
Nama : Tn.B
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA
Alamat : Perumahan Asri, Marendal, Deli Serdang
Diagnosa Medis : Haemoroid
Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Umur : 29 Tahun
Hub. Keluarga : Anak
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Perumahan Asri, Marendal, Deli Serdang
II. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Penyakit Utama
Klien mengatakan sudah satu minggu menderita nyeri pada anus dan
pasien mengatakan mengalami peradangan pada ambeien dan di pagi hari
klien merasakan nyeri pada anus.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan nyeri pada anus penyebabnya karena adanya benjolan
pada anus, nyeri yang dirasakan seperti diiris-iris, klien mengatakan nyeri
pada anus dan abdomennya, klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan
sampai 6 (1-10), klien mengatakan nyeri yang dirasakan abdomen skala 4
(1-10), namun kesadaran klien tetap composmentis GCS 15, dan klien
mengatakan nyeri yang dirasakan setiap malam hinga mengganggu tidur
saat malam hari. Klien mengatakan cemas, klien mengatakan tidak nafsu
makan, dan sulit tidur.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah dirawat di RS dengan riwayat hernia 7 tahun
yang lalu, klien mengatakan memiliki riwayat jantung 8 tahun yang lalu,
klien mengatakan memiliki riwayat paru 4 tahun yang lalu, dan klien
mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan riwayat maag.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit seperti klien.
III. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15
BB/TB : 53 kg/160 cm
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 89x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,80C
1. Kepala
- Rambut : Kepala simetris, tidak ada lesi, warna hitam, kulit kepala bersih dan rambut rapi
tidak berminyak, tidak ada bengkak, tekstur rambut mudah rontok.
- Mata : mata simetris kiri kanan, simetris bola mata, warna konjungtiva merah muda, sklera
normal, tidak ada bengkak disekitar mata, pandangan klien bisa menyebutkan apa yang
diperagakan dengan dilihat sama.
- Telinga : Bentuk simetris, integritas kulit bagus, warna sama dengan kulit lain, tidak ada
tanda-tanda infeksi, keadaan bersih, pendengaran tidak terganggu, tidak ada bengkak, tidak
ada nyeri tekan.
- Hidung : Simetris kiri kanan, warna sama dengan kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada
sumbatan, tidak ada secret, tidak ada polip, penciuman tidak terganggu, terpasang O2 nasal
kanul 3l/menit, tidak ada nyeri dan benjolan.
- Mulut dan gigi : warna mukosa gigi dan mulut pucat, kering, tidak ada lesi, memakai gigi
palsu, tidak ada radang gusi, lidah simetris, langit-langit utuh, tidak ada infeksi.
2. Leher
Warna sama dengan kulit lainnya, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak
ada tyroid, arteri karotis terdengar, tidak teraba pembesaran tyroid, tidak ada
nyeri, tidak ada kelenjar limfa dan tidak ada nyeri.
3. Thorak
- Paru-paru : simetris kiri kanan, dinding dada tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, taktil
fremitus sama kiri kanan, bunyi sonor, dan bunyi vesikuler.
- Jantung : simetris kiri kanan, pergerakan jantung normal, tidak ada nyeri tekan, terdengar S1
Lup, S2 Dup.
- Abdomen : simetris kiri kanan, warna sama dengan kulit lain, tidak ada tonjolan, bising usus
32x/detik, tidak ada pembengkakan, ada nyeri dengan skala 4, tidak ada massa dan
penumpukan cairan, bunyi tympani.
- Punggung : simetris kanan kiri, tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada luka dekubitus.
- Ektremitas :
● Ekstremitas atas simetris kanan kiri, terdapat lesi di bagian tangan
kanan bekas pemsangan infus, tidak ada bengkak, tidak ada nyeri
tekan.
● Ektstremitas bawah simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak ada
bengkak, tidak ada varises, terpasang infus dibagian kaki kiri NaCl
3% 21 tetes/menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bengkak, tidak
ada kaku sendi.
- Genetalia : bersih, terpasang keteter, warna urine kuning, jumlah urine dalam urine bag 100
cc saat pengkajian, dan pada anus ada benjolan saat pengkajian.
- Integumen : keadaan bersih, turgor kulit kering
IV. Eliminasi
- BAB: Klien mengatakan sudah BAB 6-7x/hari dengan feses berwarna kuning, bau yang
khas, cair, dan adanya benjolan di anus serta nyeri.
- BAK: Klien mengatakan sudah BAK 9-10x/hari, berwarna kuning, cair, dan tidak sulit untuk
dikeluarkan.
V. Riwayat Alergi
Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan
maupun makanan dan minuman.

B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


.
1. DS: Iritasi pada mukosa abdomen Diare yang terus menerus

● Klien mengatakan nyeri pada


abdomen

● Klien mengatakan ada BAB


sebanyak 6-7x/hari

● Klien mengatakan BAB cair

● Klien mengatakan tidak


nyaman

DO:

● Klien tampak gelisah

● Klien tampak letih

● Klien tampak memakai


pempres

● Skala nyeri 4

● Bising usus 32x/menit

● BAB 6-7x/hari

● Nadi : 89x/menit

● CRT : +/-4 detik

2. DS: Agen cidera fisiologi Nyeri akut

● Klien mengatakan nyeri pada


anus

● Klien mengatakan nyeri


akibat adanya benjolan pada
anus

● Klien mengatakan nyeri


seperti dirid-iris

● Klien mengatakan skala nyeri


pada anus sampai 6 (1-10)

● Klien mengatakan nyeri di


anus dirasakan setiap malam
dan mengganggu tidur

● Klien mengatakan tidak


nyaman

● Klien mengatakan letih

DO:

● Klien tampak ada benjolan di


anus

● Klien tampak meringis

● Klien tampak gelisah

● Klien tampak letih

● Skala nyeri 6

● TD : 110/70 mmHg

● N : 89x/menit

● P : 20x/menit

● Suhu : 36,8oC
3. DS: Kurangnya asupan makanan Defisit nutrisi

● Klien mengatakan nafsu


makan menurun

● Klien mengatakan lemah


● Klien mengatakan nyeri pada
abdomen

● Klien mengatakan nyeri


akibat nyeri pada anus
merambat ke abdomen

● Klien mengatakan nyeri


abdomen seperti diris-iris

● Klien mengatakan skala nyeri


abdomen sampai 4 (1-10)

● Klien mengatakan nyeri


abdomen setiap malam dan
mengganggu tidur

DO:

● Klien tampak lemah

● Klien tampak menghabiska ½


porsi makanan

● Bising usus 32x/menit

● BB : 60 kg menjadi 53 kg
4. DS: Rasa nyeri pada anus dan Gangguan pola tidur
abdomen
● Klien mengatakan nyeri di
anus dan abdomen setiap
malam dan mengganggu tidur

● Klien mengatakan tidak


nyaman

DO:

● Klien tampak sulit tidur


● Disekitar mata klien tampak
hitam

● Klien tampak gelisah

● Klien tampak letih disiang


harinya

● Klien tampak sering menguap


dan mengeluh

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare yang terus menerus b/d Iritasi pada mukosa abdomen
2. Nyeri akut b/d Agen cidera fisiologis
3. Defisit nutrisi b/d Kurangnya asupan makanan
4. Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri pada anus dan abdomen

D. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Diare yang terus menerus Tujuan: Manajemen Diare
b/d Iritasi pada mukosa
Setelah dilakukan tindakan Observasi:
abdomen
keperawatan selama 30 menit
1. Identifikasi penyebab diare
klien dapat mengontrol diare
dengan asupan makanan. 2. Identifikasi riwayat
pemeberian makanan
Kriteria Hasil:
3. Monitor warna, volume,
1. Kontrol pengeluaran feses
frekuensi, dan konsistensi
2. Keluhan defekasi lama dan tinja
sulit menurun
4. Monitor tanda dan gejala
3. Mengejan saat defekasi hipovolemia
menurun
5. Monitor jumlah pengeluaran
4. Distensi abdomen menurun diare

5. Teraba massa pada rectal 6. Monitor keamanan penyiapan


menurun makanan

6. Urgency menurun Edukasi:

7. Nyeri abdomen menurun 1. Anjurkan makanan porsi kecil


dan sering secara bertahap
8. Kram abdomen menurun
2. Anjurkan menghindari
9. Konsistensi feses membaik
makanan pembentuk gas,
10. Frekuensi BAB membaik pedas, dan mengandung

11. Peristaltik membaik laktosa.

2. Nyeri akut b/d Agen cidera Tujuan: Manajemen Nyeri


fisiologis
Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 30 menit,
1. Identifikasi lokasi,
pasien dapat mengontrol nyeri.
karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil: frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
1. Keluhan nyeri menurun
2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun
3. Identifikasi respon nyeri non
3. Sikap protektif menurun
verbal
4. Gelisah menurun
Terapeutik:
5. Kesulitan tidur menurun
1. Kontrol lingkunagan yang
6. Menarik diri menurun memperberat rasa nyeri

7. Berfokus pada diri sendiri 2. Fasilitasi istirahat dan tidur


mnurun
Edukasi:
8. Diaforesis menurun
1. Jelaskan penyebab, periode,
9. Perasaan depresi menurun
10. Perasaan takut mengalami dan pemicu nyeri
cidera menurun
2. Jelaskan strategi meredakan
11. Anoreksia menurun nyeri

12. Perinium terasa tertekan 3. Mengajarkan tehnik


menurun nonfarmakologis/mengajarkan
tehnik relaksasi nafas dalam
13. Uterus terasa membulat
untuk mengurangi rasa nyeri.
14. Ketegangan otot menurun

15. Pupil dilatasi menurun

16. Muntah menurun

17. Mual menurun

18. Frekuensi nadi membaik

19. Pola napas membaik

20. Tekanan darah membaik

21. Proses berfikir membaik

22. Fokus membaik

23. Fungsi berkemih membaik

24. Perilaku membaik

25. Nafsu makan membaik

26. Pola tidur membaik


3. Defisit nutrisi b/d Tujuan: Manajemen Nutrisi
Kurangnya asupan makanan
Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 30 menit
1. Identifikasi status nutrisi
klien dapat keinginan untuk
menambah nutrisi. 2. Identifikasi alergi dan
Kriteria Hasil: intoleransi

1. Keinginan makan membaik 3. Identifikasi makanan yang


disuka
2. Asupan makanan membaik
4. Identifikasi kebutuhan kalori
3. Asupan cairan membaik
dan nutrien
4. Energi untuk makan
5. Monitor asupan makanan
membaik
6. Monitor berat badan
5. Kemampuan merasakan
makanan membaik 7. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
6. Kemampuan menikmati
makanan membaik

7. Asupan nutrisi membaik

8. Stimulus untuk makan


membaik

9. Rasa lapar membaik

4. Gangguan pola tidur b/d Tujuan: Dukungan Tidur


rasa nyeri pada anus dan
Setelah dilakukan tindakan Observasi:
abdomen
keperawatan selama 30 menit
1. Identifikasi pola aktivitas
klien dapat keadekuatan
kualitas dan kuantitas pola 2. Identifikasi faktor

tidur. pengganggu tidur

Kriteria Hasil: 3. Identifikasi makanan dan


minuman yang mengganggu
1. Kemampuan beraktivitas
tidur
meningkat
4. Identifikasi obat tidur yang
2. Keluhan sulit tidur
dikonsumsi
menurun
3. Keluhan sering terjaga Terapeutik:
menurun
1. Modifikasi lingkungan
4. Keluhan tidak puas tidur
2. Batasi waktu tidur siang
menurun
3. Fasilitasi menghilangkan stres
5. Keluhan pola tidur berubah
sebelum tidur
menurun
Edukasi:
6. Keluhan istirahat tidak
cukup menurun 1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit

2. Anjurkan menempati
kebiasaan waktu tidur

Jelaskan

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. 11 Agustus 12.30 Manajemen Diare Evaluasi jam 13.00
2021 WIB
Observasi: S:

1. Mengidentifikasi penyebab diare - Klien mengatakan masih nyeri


pad abdomen
2. Mengidentifikasi riwayat
pemberian makanan - Klien mengatakan ada BAB
sebanyak 6-7x/hari
3. Memonitor warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja - Klien mengatakan BAB cair

4. Memonitor tanda dan gejala - Klien mengatakan tidak nyaman


hipovolemia
O:
5. Memonitor jumlah pengeluaran
- Klien tampak gelisah
diare
- Klien tampak letih
6. Memonitor keamanan penyiapan
makanan - Klien tampak memakai pempres

Edukasi: - Skala nyeri 4 (1-10)

1. Menganjurkan makanan porsi - Bising usus 32x/menit

kecil dan sering secara bertahap - BAB klien tampak cair

2. Menganjurkan menghindari - BAB 6-7x/hari


makanan pembentuk gas, pedas,
- Nadi : 89x/menit
dan mengandung laktosa
- CRT : +/-4 detik

A : Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan
2. 11 Agusus 2021 12.30 Manajemen Nyeri Evaluasi jam 13.00
WIB
Observasi: S:

1. Mengidentifikasi lokasi, - Klien mengatakan masih nyeri


karakteristik, durasi, frekuensi, pada anus
kualitas, intensitas nyeri
- Klien mengatakan nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri disebabkan adanya benjolan
pada anus
3. Mengidentifikasi respon nyeri
non verbal - Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan di anus terasa diiri-
Terapeutik:
iris
1. Mengontrol lingkunagan yang
memperberat rasa nyeri - Klien mengatakan nyeri di anus
dirasakan setiap malam hingga
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur
mengganggu tidur
Edukasi:
- Klien mengatakan tidak nyaman
1. Menjelaskan penyebab, periode,
- Klien mengatakan letih
dan pemicu nyeri
O:
2. Menjelaskan strategi meredakan
nyeri - Klien tampak ada benjolan di
anus
3. Mengajarkan tehnik
nonfarmakologis/mengajarkan - Klien tampak melakukan tehnik
tehnik relaksasi nafas dalam relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri.
- Klien tampak meringis

- Klien tampak gelisah

- Klien tampak letih

- Skala nyeri di anus 6

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 89x/menit

- Pernafasan : 20x/menit

- Suhu : 36,8oC

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
3. 11Agustus 2021 12.30 Manajemen Nutrisi Evaluasi jam 13.00
WIB
Observasi: S:

1. Mengidentifikasi status nutrisi - Klien mengatakan tidak nafsu


makan
2. Mengidentifikasi alergi dan
intoleransi - Klien mangatakan lemah

3. Mengidentifikasi makanan yang - Klien mangatakan nyeri pada


disuka abdomen

4. Mengidentifikasi kebutuhan - Klien mengatakan nyeri akibat


kalori dan nutrien nyeri pada anus merambat ke
abdomen
5. Monitor asupan makanan
- Klien mengatakan nyeri yang
6. Monitor berat badan
dirasakan di abdomen seperti
7. Monitor hasil pemeriksaan terasa diiris-iris
laboratorium
- Klien mengatakan skala nyeri di
abdomen sampai 4

- Klien mengatakan nyeri di


abdomen diarasakan setiap
malam hari dan mengganggu
tidur

O:

- Klien tampak lemah

- Klien yampak menghabiskan ½


porsi makanan

- Bising usus 32x/menit

- BB dari 60 kg menjadi 53 kg

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
4. 11Agustus 2021 12.30 Dukungan Tidur Evaluasi jam 13.00
WIB
Observasi: S:

- Klien mengatakan nyeri di anus


5. Identifikasi pola aktivitas dan abdomen dirasakan setiap
malam hingga mengganggu
6. Identifikasi faktor pengganggu
tidur
tidur
- Klien mengatakan tidak nyaman
7. Identifikasi makanan dan
minuman yang mengganggu tidur O:

8. Identifikasi obat tidur yang - Klien tampak sulit tidur


dikonsumsi
- Tampak hitam disekitar mata
Terapeutik:
- Klien tampak gelisah
4. Modifikasi lingkungan
- Klien tampak letih di siang hari
5. Batasi waktu tidur siang
- Klien tampak sering menguap
6. Fasilitasi menghilangkan stres
- Klien tampak sering mengeluh
sebelum tidur
A : Masalah belum teratasi
Edukasi:
P : Intervensi dilanjutkan
3. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit

4. Anjurkan menempati kebiasaan


waktu tidur

Jelaskan
I. Soal-soal Asuhan Keperawatan Haemoroid
1. Tn.s berumur 60 tahun datang kerumah sakit dengan mengeluh nyeri dibagian dekat lubang
anus dan sangat tampak jelas. Diagnosa yang tepat untuk Tn.S adalah...
A. Haemoroid
B. Haemoroid internal
C. Haemoroid eksternal
D. Haemoroid derajat 1
E. Haemoroid derajat 2
2. Tn.S mengeluh nyeri dibagian lubang anus dan setelah dilakukan pengkajian, terdapat
pembengkakan pada lubang anus Tn.S. dapat dilihat faktor resiko dari kasus Tn.S, kecuali...
A. Mengedan pada defekasi besar sulit
B. Pola defekasi yang salah
C. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor
D. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
E. Usia tua
3. Tn.S datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri. Tn.S mengatakan terjadi pendarahan merah
segar saat ia melakukan defekasi. Dari cerita Tn.S dapat diklasifikasi kemungkinan itu adalah
gejala...
A. Haemoroid internal
B. Haemoroid eksternal
C. Haemoroid derajat 1
D. Haemoroid derajat 2
E. Haemoroid derajat 3
4. Tn.S mengatakan bahwa saat melakukan defekasi, terdapat bantalan seperti daging yang
keluar adri anus dan ia mengatakan bantalan itu masuk kembali kedalam anus secara tiba-
tiba. Dari cerita Tn.S dapat ditemukan klasifikasi hemoroid...
A. Haemoroid interna
B. Haemoroid ekterna
C. Haemoroid derajat 1
D. Haemoroid derajat 2
E. Haemoroid derajat 3
5. Tn.S mengeluh saat BAB terjadi perdarahan tetapi tidak merasakan sakit dan darah yang
keluar berwarna merah segar serta tidak tercampur dengan feses. Diagnosa yang tepat untuk
Tn.S adalah...
A. Haemoroid
B. Haemoroid internal
C. Haemoroid eksternal
D. Haemoroid derajat 1
E. Haemoroid derajat 2
6. Tn.S datang kerumah sakit dengan keluhan saat defekasi terjadinya prolpas yang tidak bisa
masuk kembali. Ditemukan klasifikasi haemoroid...
A. Haemoroid internal
B. Haemoroid eksternal
C. Haemoroid derajat 2
D. Haemoroid derajat 3
E. Haemoroid derajat 4
7. Tn.S datang kerumah sakit dengan keluhan fese keras dan sulit untuk keluar, sehingga hal
tersebut terjadi infeksi pada anus Tn.S. Golongan obat untuk melunakkan feses...
A. Laksansia
B. Suposituria
C. NSAID
D. Ibuprofen
E. Kortikosteroid
8. Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit pada daerah anus, maka digunakan obat
dengan golongan...
A. Laksansia
B. Suposituria
C. NSAID
D. Ibuprofen
E. Kortikosteroid
9. Tn.S datang kerumah sakit dan mengeluh merasa gatal dan nyeri pada anus, mengalami
perdarahan dan terjadi pembengkakan di area anus. Dimana dalam kasus tersebut terdapat
diagnosa adanya kemungkinan karsinoma rektum. Pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
kasus tersebut adalah...
A. Anoskopy
B. Inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
C. Proktosigmoidoskopi
D. Sklerotrapi
E. Ligasi
10. Tindakan penyuntikan larutan kimia yang merangsang dengan tujuan menimbulkan
peradangan steril yang kemudian manjadi fibrotic dan meninggalkan jaringan perut disebut...
A. Anoskopy
B. Inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
C. Proktosigmoidoskopi
D. Sklerotrapi
E. Ligasi

Anda mungkin juga menyukai