Anda di halaman 1dari 6

Rujza mushafirah

2005125858
Praktikum Kimia

DEMONSTRASI PRAKTIKUM KIMIA DASAR I via DARING


Praktikum 8: Termokimia
Prosedur:
1. Silahkan tonton video di link berikut https://www.youtube.com/watch?v=NHOHKH3808c
2. Amati demonstrasi reaksi kimia pada video tersebut.
3. Isilah tabel hasil pengamatan berikut.
No Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan Screenshot
1 Barium Hidroksida + Suhu Awal: 23.9°C atau 24°C
Amonium Klorida Suhu Akhir: -10.3°C
Hasil observasi pada sistem yang diamati: Sistem
mengalami perubahan wujud dari padat menjadi cair
dan mengalami penurunan suhu.
02 Kalsium Karbonat + Asam Suhu Awal: 22.0°C
Sulfat Suhu Akhir: 42.8°C
Hasil observasi pada sistem yang diamati: Sistem
mengalami kenaikan suhu.

Pembahasan (sesuaikan dengan tujuan kegiatan):


Tentukan tujuan praktikum, alat dan bahan, dan rumusan masalah!
Jelaskan tahapan prosedur praktikum yang dilakukan beserta tujuan dilakukan langkah tersebut!
Jelaskan hasil pengamatan dengan dilandasi teori pendukung yang valid!

Jawab :
1. Tujuan Praktikum adalah untuk mendemonstrasikan reaksi endoterm dengan reaksi eksoterm.
Alat dan Bahan :
A. Gelas Beaker
B. Sensor Temperatur/termometer
C. Air
D. 1 balok kayu
E. Barium Hidroksida
F. Ammonium Klorida
G. Kalsium Karbonat
H. Asam Sulfat
I. Sendok
J. Sarung tangan
Rumusan masalah :
1) Bagaimana reaksi kimia yang menunjukkan reaksi endoterm dan reaksi eksoterm?
2) Apa perbedaan antara reaksi endoterm dengan reaksi eksoterm yang ditunjukkan dalam eksperimen tersebut?

2. Tahapan Prosedur Praktikum dan tujuan langkah tersebut


I. Reaksi Barium Hidroksida + Amoniun Klorida
1. Siapkan 2 gelas Beaker, 1 balok kayu, air, Barium Hidroksida, Amonium Klorida dan termometer
2. Ambil 1 gelas beaker, masukkan Barium Hidroksida secukupnya ke dalam gelas.
3. Ambil 1 gelas beaker lainnya, masukkan Amonium Klorida ke dalam gelas.
4. Ambil 1 balok kayu dan letakkan air secukupnya diatas balok kayu tersebut. Hal ini dilakukan untuk membuat kayu
menjadi basah.
5. Letakkan gelas beaker yang berisi Barium Hidroksida diatas balok kayu.
6. Masukkan sensor termometer ke dalam gelas beaker.
7. Lihat dan amati suhu awal yang tertera pada termometer sebelum dicampurkan dengan Amonium Klorida
8. Masukkan Amonium Klorida yang berada di gelas lainnya ke dalam gelas yang berisi Barium Hidroksida.
9. Aduk dengan sensor termometer yang masih ada di dalam gelas beaker. Aduk sampai Barium Hidroksida dan Amonium
Klorida tercampur, hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan wujud dari reaksi tersebut.
10. Amati perubahan suhu yang terjadi saat mulai diaduk.
11. Amati pula perubahan yang terjadi pada reaksi yang ada di dalam gelas beaker tersebut.
12. Setelah diaduk terus – menerus, biarkan sensor termometer berada dalam gelas beaker dan perhatikan suhu akhir yang
tertera pada termometer. Jika tidak ada lagi kenaikan atau penurunan suhu, maka itulah suhu akhirnya.
13. Ambil sensor termometer tadi dan letakkan di meja.
14. Pisahkan gelas beaker dengan balok kayu secara hati hati dengan cara memutar gelas beaker berlawanan arah dengan
balok kayu. Hal ini dilakukan supaya gelas beaker tidak pecah dan gelas beaker dapat dipisahkan dari kayu.
15. Amati air yang berada di anttara gelas beaker dan balok kayu.
16. Tulis suhu awal, suhu akhir dan hasil yang terjadi pada sistem ke dalam tabel hasil pengamatan.
17. Cuci bersih alat yang telah digunakan.

II. Reaksi Kalsium Karbonat + Asam Sulfat


1. Siapkan 1 gelas beaker, sendok, termometer, Kalsium Karbonat dan Asam Sulfat Pekat.
2. Ambil 1 gelas beaker, masukkan Kalsium Karbonat secukupnya ke dalam gelas beaker.
3. Masukkan sensor termometer ke dalam gelas beaker dan amati suhu awal yang tertera pada termometer.
4. Masukkan Asam Sulfat Pekat ke dalam gelas beaker dan amati yang terjadi pada saat pencampuran.
5. Rasakan gelas beaker yang telah terdapat campuran Kalsiun Karbonat Asam Sulfat.
6. Aduk terus – menerus dan amati perubahan suhu yang terjadi.
7. Setelah diaduk, biarkan sensor termometer dalam gelas beaker dan amati suhu akhir yang tertera pada termometer.
8. Tulis suhu awal, suhu akhir dan hasil yang terjadi pada sistem ke dalam tabel hasil pengamatan.
9. Cuci bersih alat yang telah digunakan.

3. Hasil pengamatan berdasarkan teori yang valid


Hasil pengamatan dari percobaan tersebut menunjukkan bahwa Barium Hidroksida + Amonium Klorida termasuk reaksi endoterm dan
reaksi Kalsium Karbonat + Asam Sulfat termasuk reaksi eksoterm. Hal ini ditunjukkan pada reaksi I, saat penambahan amonium klorida
ke dalam gelas beaker yang berisi Barium Hidroksida terjadi perubahan wujud. Awalnya keduanya berbentuk bubuk (padat) namun saat
dicampur berubah menjadi cairan putih. Pada layar termometer juga menunjukkan penurunan suhu, dari suhu awal 23.9°C menjadi
-10.3°C. Air yang berada di antara gelas beaker dengan balok kayu, mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat (membeku).
Jika gelas beaker dipegang, maka akan terasa dingin pada gelas tersebut. Ini terjadi karena energi panas atau kalor yang berada pada
lingkungan diserap oleh sistem sehingga suhu pada lingkungan dan sistem akan menurun. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
energi. Salah satu ciri reaksi endoterm adalah mengalami penurunan suhu. Maka reaksi ini, memiliki Pada reaksi II, saat
Kalsium Karbonat dicampurkan dengan cairan Asam Sulfat Pekat terjadi suara gas yang berisik. Reaksi tersebut membuat gelas beaker
berembun karena panas yang ditimbulkan. Suhu awal yang tertera pada termometer yaitu 22°C namun saat dicampurkan dengan Asam
Sulfat Pekat menjadi 42.8°C. Terlihat bahwa pada reaksi ini mengalami kenaikan suhu. Jika kita menyentuh gelas beaker, maka akan
terasa panas. Ini terjadi karena sistem melepaskan kalor ke lingkungan sehingga suhu pada sistem dan lingkungan mengalami kenaikan.
Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan energi. Salah satu ciri reaksi eksoterm adalah mengalami kenaikan suhu. Maka reaksi ini
memiliki Bisa dilihat pada gambar dibawah :

Anda mungkin juga menyukai