Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

OLEH:
NAMA : ANNISA DWI CAHYA
NIM : J1E111052
KELOMPOK : 1 SHIFT 3
ASISTEN : RADEN DWI THRIWANTO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Pustaka

Mikroba merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh secara bebas dan dapat

berpindah dengan cepat. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganismeterbagi dalam bentuk padat, semi-padat dan cair. Medium merupakan

suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan

untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu medium juga

dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan

perhitungan jumlah mikroorganisme (Waluyo, 2008).

Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari

kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan

sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun

praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas.

Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium

mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari

oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).

Golongan bakteri Coli, merupakan jasad di dalam substrat air, bahan makanan,

dan sebagainya yang menjadi indikator untuk kehadiran jasad berbahaya, yang

mempunyai persamaan sifat. Escherichia sebagai salah satu contoh yang terkenal

mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan

hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi dari tinja bayi (Suriawiria,

2008).

Penyelidikan spesies mikrobia selalu didsarkan atas sifat biakan murni spesies

tersebut. Biakan murni (pure culture) adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies
microba atau hanya hasil perbanyakan dari satu sel mikrobia. Oleh sebab itu diperlukan

pemisahan atau pemeliharaan digunakan medium dan alat yang steril (Waluyo, 2008).

Bakteri Coli dalam jumlah tertentu di dalam air, dapat digunakan sebagai

indikator adanya jasad patogen. Jika di dalam 100 mL air minum terdapat 500 bakteri

Coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis yang segera diikuti oleh demam

tifus. Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan

tubuh sehingga dapat tinggal di dalam biader (cystitis), pelvis (ginjal), dan hati, yang

dapat menyebabkan diare, peritonistis, meningitis, dan infeksi-infeksi lainnya (Suriawiria

2008).

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu

biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan

gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan

maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni

dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004). Biakan murni

diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam

mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan

serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membebaskan suatu benda dari semua

mikroorganisme, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Fungsi sterilisasi di

antaranya : pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencemaran organisme luar, pada

bidang bedah untuk mempertahankan keadaan asepsis, pada pembuatan makanan dan

obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme.

Salah satu cara yang digunakan adalah dengan desinfeksi yaitu proses mematikan semua

mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi (Rachmawati & Shofiyatul,

2008).
Di laboratorium mikrobiologi, sterilisasi merupakan bagian yang sangat penting

atau merupakan keharusan, baik pada alat maupun media. Hal ini penting karena jika alat

atau media tidak steril, kita akan sulit menentukan apakah isolat kuman berasal dari

spesimen pasien yang diperiksa atau kontaminan. Bekerja di laboratorium mikrobiologi

mengandung risiko yang tidak kecil. Setiap saat harus selalu berasumsi bahwa setiap

mikroorganisme adalah potensial patogen dan kita harus berhati-hati agar tidak terinfeksi

oleh kuman yang akan diperiksa (Rachmawati & Shofiyatul, 2008).

Sterilisasi alat dan bahan dapat mempengaruhi hasil penelitian karena

terkontaminasinya peralatan atau bahan dengan bakteri yang ada diluar hasil penelitian.

Hal ini dikendalikan dengan melapisi alat dan sampel atau bahan penelitian dengan

aluminium foil serta melakukan sterilisasi basah dan kering pada semua purulen yang

digunakan pada pengambilan dan penyimpanan sampel. Sterilisasi basah dilakukan

dengan menggunakan autoklaf yang diulaskan pada suhu 121 0 C selama 15 menit.

Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan lampu Bunsen atau oven. Pencegahan

kontaminasi selama isolasi, penanaman dan pemeriksaan dilakukan dengan cara bekerja

dimeja Laminary Flow (Budiarti, 2007).

Sebagai pendahuluan dilakukan seleksi kapang dengan metode gores langsung

pada media agar miring dan dilanjutkan dengan metode tuang (plating). Seleksi kapang

dengan metode gores langsung dilakukan sebagai berikut: Media RB dan media G18

disiapkan dan masing-masing dituangkan kira-kira sebanyak 10 ml ke dalam tabung

reaksi bertutup, lalu di sterilisasi dan didinginkan dalam posisi miring sampai media

membeku. Spora kapang dari kultur stok diambil secara aseptis (menggunakan ose) dan

digoreskan secara zig zag pada permukaan media agar miring kemudian Kemapuan

Rhamnosidase dari Isolat Kapang untuk Hidrolisis Naringin Jeruk Siam 43 diinkubasi

pada suhu kamar selama dua hari. Kapang yang mampu tumbuh dalam media ini diduga

merupakan kapang yang memiliki enzim rhamnosidase (Sukasih, 2008).


1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah dapat melakukan teknik dasar mikrobiologi

dengan penggunan ose dan teknik plating, mampu memindahkan biakan dari satu media

ke media yang lain serta melakukan kerja aseptis.


BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan tempat

Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 8 Maret 2013 bertempat

di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

2.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lampu spiritus dan ose bulat.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah nutrient agar miring, sampel

E.coli, dan kultur dalam agar miring.

2.3. Prosedur Kerja

Pemindah biakan dari media padat ke media padat

1. Ose dipanaskan hingga membara.

2. Tabung berisi kultur yang akan dipindahkan di buka, dipanasi mulut tabung pada

nyala api.

3. Ose dimasukkan ke dalam biakkan dekat dinding tabung dan dicelupkan dalam

biakkan.

4. Ose dikeluarkan kemudian dipanasi mulut tabung dan tutup kembali.

5. Tutup petri dish dibuka sebagian, mulut tabung dipanasi dengan nyala api.

6. Ose digoreskan pada media nutrient agar miring.

7. Mulut tabung dipanasi kembali, kemudian ditutup.

8. Di inkubasi 370 C selama semalam.

9. Dilakukan dengan teknik yang sama pada pemindahbiakkan dari satu tabung ke

tabung yang lain.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil dari praktikum kali ini adalah

Tabel 1. Hasil Pengamatan Dari Teknik Plating


No. Bakteri Gambar Keterangan
1 E. coli Cawan petri 1 ● Kondisi umum :
(gradien 3) -warna mikroba krim
-mikroba tumbuh sesuai goresan
-tidak ada kontaminan (mikroba tumbuh
dengan baik)
-merupakan biakan murni
-bentuk goresan sesuai dengan
gradien, walaupun hanya gradien 1

2 E. coli Cawan petri 2 ● Kondisi umum :


(gradien 3) -warna mikroba krim
-mikroba tumbuh tidak sesuai goresan
-tidak ada kontaminan (mikroba tumbuh
dengan baik)
-merupakan biakan murni
-bentuk goresan tidak teratur
(menggumpal)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Dari Teknik Aseptis (Pemindahbiakan)

No. Bakteri Gambar Keterangan


1 E. coli Tabung reaksi 1 ● Kondisi umum :
-warna mikroba krim
-mikroba tumbuh tidak sesuai goresan
-tidak ada kontaminan sehingga
mikroba tumbuh dengan baik
-merupakan biakan murni
-bentuk goresan tidak teratur

2 E. coli Tabung reaksi 2 ●Kondisi umum :


-warna mikroba krim
-mikroba tumbuh tidak sesuai goresan
-tidak ada kontaminan sehingga
mikroba tumbuh dengan baik
-merupakan biakan murni
-bentuk goresan tidak teratur

3.2. Pembahasan

Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari

medium lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi

dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk

pembelajaran mikrobiologi. Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali

memerlukan penanambiakan segar tanpa terjadi pencemaran pemindahan

mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian

biakan selama peminahan berulang kali. Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem

cara bekerja (praktek) yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan

mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang

diinginkan.
Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau

mengganggu hasil dari suatu percobaan. Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup

tersendiri terlepas dari spesies lain. Biakan murni adalah biakan yang terdiri atas satu

spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan.

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu

biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar

atau disebut kontaminasi. Medium untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum

digunakan. Pada praktikum ini misalnya, di lakukan pemindahbiakan dengan laminar

air flow serta ose yang disterilkan.

Saat memindahkan bakteri dari kultur ke media baru harus dilakukan secara

cepat dan efisien. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir potensi kontaminan dimana

sebelum bakteri dipindahkan terlebih dahulu ose dipanaskan sehingga tidak terjadi

kontaminan pada ose yang digunakan untuk mengambil dan mengisolasi bakteri.

Ketika akan mengambil bakteri dari tabung tempat bakteri di kultur, mulut tabung harus

dipanaskan terlebih dahulu dimana hal ini dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme yang berada disekitar mulut tabung sehingga tidak terjadi kontaminan

pada tabung kultur.

Ose di celupkan dalam alkohol, kemudian dipanaskan sampai membara.

Sterilisasi ini dilakukan sebanyak 3 kali untuk mencegah masih adanya kontaminan

yang tertinggal. Ose yang telah membara sebelum digunakan untuk mengambil bakteri,

harus didinginkan terlebih dahulu sehingga ketika akan mengisolasi bakteri, aga bakteri

yang diinginkan tidak mati karena terkena panas. Perlu diketahui ketika tabung kultur

bakteri telah selesai digunakan untuk mengambil bakteri, mulut tabung kembali harus

dipanaskan sebelum ditutup dengan sumbat kapas. Hal ini dimaksudkan agar tidak

terjadi kontaminasi pada mulut tabung kultur.


Sebelum proses pemindahan bakteri dari ose kedalam media baru (cawan petri

dan tabung) akan dilakukan, mulut tabung atau penutup petri harus dipanaskan terlebih

dahulu sebelum dan sesudah proses pemindah biakkan bakteri dengan tujuan untuk

membunuh bakteri yang berpotensi untuk mengkontaminasi. Pemindahbiakkan bakteri

dari ose ke media baru dapat dilakukan dengan menggoreskan ose pada media yang

terdapat dalam tabung atau petri dengan menggunakan beberapa macam teknik goresan

dengan tujuan untuk memudahkan proses pengamatan hasil biakkan bakteri. Pada

proses berikutnya, ose kemudian dipanaskan kembali hingga membara dengan tujuan

untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang tertinggal pada ose.

Pemindahbiakkan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu dari media dalam tabung ke

cawan petri dan media tabung ke media tabung yang lainnya. Pemindahbiakkan dari

tabung ke cawan petri dilakukan dengan menggunakan 3 gradien, dimana dilakukan

penggoresan di 3 sisi berbeda pada cawan petri. Diharapkan didapat koloni yang saling

terpisah dan baik. Pemindahbiakkan kedalam tabung reaksi dilakukan dengan

menggoreskan secara pada permukaan media agar dengan zig-zag.

E. coli yang telah berhasil dipindahkan ke berbagai macam media yang baru

kemudian dimasukkan dalam inkubator yang sudah diatur suhunya pada 370C. Hal ini

ditujukan untuk menjaga suhu optimum untuk bakteri dapat tumbuh dengan baik.

Pengamatan hasil dilakukan sehari sesudah bakteri dibiakkan atau setelah dilakukan

inkubasi 24 jam.

Dari hasil yang didapat, pada cawan petri pertama, warna mikroba adalah

cokelat muda dan terdapat di gradient 1 saja. Hasil mikroba tumbuh sesuai goresan dan

tidak ada kontaminan, sehingga dapat disimpulkan mikroba yang tumbuh merupakan

biakan murni. Kemudian pada cawan petri kedua, hasil serupa dengan cawan petri

pertama, yaitu tidak terdapat kontaminan dan mikroba yang tumbuh merupakan biakan
murni. Yang membedakan adalah goresan pada cawan petri pertama lebih teratur

daripada cawan petri kedua.

Hasil dari pemindahbiakkan dari tabung ke tabung yang lain adalah didapatkan

hasil warna mikroba berwarna cokelat muda. Mikroba yang tumbuh tidak sesuai

dengan goresan. Tidak ada kontaminan sehingga mikroba tumbuh dengan baik dan

didapatkan biakkan murni. Tetapi bentuk goresan yang didapat tidak teratur. Hasil yang

serupa didapatkan juga pada tabung replikasi kedua.

Dari hasil melalui pemindahbiakkan dari tabung ke tabung lain dan dari tabung

ke cawan petri didapatkan biakan murni yang tidak terdapat kontaminasi. Hanya saja

goresan asih belum rapid an tidak teratur. Tanda kontaminasi adalah bila adanya

biakkan lain yang tumbuh didalamnya tetapi tidak serupa dengan koloni yang

diharapkan, misalnya adanya koloni lain yang berbeda warna dari biakkan yang

diinginkan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan dan praktikum ini adalah:

1. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium

lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian dan sterilitas tinggi.

2. Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja yang menjaga sterilitas

ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi

terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.

3. Sterilisasi ose dilakukan dengan celupkan mencelupkan ose dalam alkohol, kemudian

dipanaskan sampai membara.

4. Ose, mulut tabung, dan cawan petri harus dipanaskan untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya kontaminasi.

5. Pemindahbiakkan dengan 2 buah tabung reaksi didapatkan hasil warna mikroba

adalah cokelat muda, mikroba tumbuh tidak sesuai goresan. Tidak ada kontaminan

sehingga mikroba tumbuh dengan baik dan didapatkan biakkan murni. Bentuk

goresan yang didapat tidak teratur.

6. Pemindahbiakkan pada cawan petri pertama, hasil mikroba tumbuh sesuai goresan

dan tidak ada kontaminan, serta mikroba yang tumbuh merupakan biakan murni.

Cawan petri kedua, tidak terdapat kontaminan dan mikroba yang tumbuh merupakan

biakan murni, tetapi goresan pada cawan petri kedua tidak teratur.

4.2. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya agar penjelasan mengenai langkah kerja

dijelaskan lebih spesifik.


DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, L., 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan Cakrawala (Suplemen
pikiran rakyat untuk iptek). Farmasi FMIPA ITB. Bandung.

Budiarti, L.Y., et al. 2007. Jenis Bakteri Dan Jamur Kontaminan Udara Di Ruang Perawatan
Sub Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru. Jurnal
Kedokteran Yarsi 15 (1) : 04 J -048 (2007)

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

Oram, R.F. S., et al. 2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company.
Waterville.

Rachmawati, F. J. & Y. M. Shofiyatul. 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci


Tangan Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal Logika.
Volume 5-Nomor 1-Agustus 2008

Sukasih, E. et al. 2008. Kemampuan Rhamnosidase Dari Isolat Kapang Untuk Hidrolisis
Naringin Jeruk Siam. Jurnal Pascapanen 5(1) 2008: 41-50. Balai Besar Penelitian
Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air. PT. Alumni. Bandung

Waluyo, L .2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. UMM Press. Malang

Anda mungkin juga menyukai