Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN

PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Big Data


Dosen Pengampu : SUSALDI, SST., M Biomed

DISUSUN OLEH:
SUCI RAHAYU 07200200016
ANIS MARISA 07200200021
SANTY RIDWANUDIN 07200200013
FITRI FATIMAH 07200200022
ESTI TIAWATI 07200200023

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2021
1. TOPIK
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi
IUD

2. KATA KUNCI
Pengetahuan, Sikap, Alat Kontrasepsi IUD

3. SUMBER YANG DIGUNAKAN


Penelaahan artikel dilakukan melalui media elektronik yaitu Google
Scholar, Pubmed, ScienceDirect. Artikel yang dipilih berupa hasil
penelitian pada rentang tahun 2013 – 2020. Dari hasil penelusuran dari
database tersebut, dipilih hanya 5 artikel yang sesuai dengan kriteria.

4. ALASAN PEMILIHAN SUMBER


a. Sumbernya jelas.
b. Isi jurnal relevan dengan topik.
c. Merupakan sumber primer.
d. Sumber yang dipakai jelas kredibilitasnya.
e. Sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penulisan literature review.
5. SUMMARY JURNAL
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
1 Hubungan Hatijar, 2020 Penelitian 100 Terdapat hubungan pengetahuan terdapat hubungan antara
Pengetahuan dan Irma Suryani deskriptif responden dengan pemilihan pemakaian alat pengetahuan dan sikap ibu
Sikap Ibu Terhadap Saleh dengan kontrasepsi nilai p=0,000 terhadap pemilihan Metode
Pemilihan Metode pendekatan sedangnkan hubungan sikap alat kontrasepsi dalam
Alat Kontrasepsi cross dengan pemilihan alat kontrasepsi Rahim.
Dalam Rahim sectional. AKDR dengan nilai p=0,001.
2 Hubungan Ika 2014 Penelitian 101 Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang
Pengetahuan Dan Murtiyarini analitik responden bahwa sebagian kecil ibu bermakna antara
Sikap Akseptor Kb dengan menggunakan AKDR (14,9%), pengetahuan dan sikap ibu
Dengan Pemilihan desain cross sebagian besar ibu memiliki dengan pemilihan AKDR.
Akdr Di Puskesmas sectional. pengetahuan kurang baik tentang
Sungai Bahar Iv AKDR (63,4%) dan sebagian ibu
Kecamatan Sungai memiliki sikap negatif tentang
Bahar Tahun 2014 AKDR (44,6%). Hasil uji chi
square untuk pengetahuan
pemilihan AKDR diperoleh p
value 0,000 dan sikap dengan
pemilihan AKDR p value 0,019.
3 Hubungan Ari Antini, 2015 deskriptif 130 Analisis Univariat didapatkan Ada hubungan yang
Pengetahuan, Sikap Irna analitik responden responden yang memilih metode bermakna antara
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
Dan Budaya Trisnawati AKDR sebanyak 30 responden pengetahuan dengan
Akseptor Kb (23,1%) dan yang tidak memilih pemilihan metode AKDR,
Terhadap Pemilihan metode AKDR sebanyak 100 ada hubungan yang
Metode Akdrdi responden (76,9%), Hasil bermakna antara sikap
Wilayah Kerja Analisis Bivariat dari 3 variabel dengan pemilihan metode
Puskesmas Anggadita independent yang diteliti terdapat AKDR, dan tidak ada
Kabupaten Karawang 2 variabel yang mempunyai hubungan antara budaya
hubungan bermakna yaitu dengan pemilihan metode
variabel pengetahuan dengan AKDR
nilai (p value 0,000 < 0,05), sikap
dengan nilai (p value 0,000 <
0,05) dan terdapat 1 variabel
yang tidak memiliki hubungan
bermakna yaitu budaya dengan
nilai (p value 0,633 > 0,05).
4 Hubungan Honglianta 2017 Penelitian 97 Ada hubungan pengetahuan ibu ada hubungan pengetahuan
Pengetahuan Dan R. Saragih deskriptif responden pasangan usia subur dengan dan sikap ibu PUS dengan
Sikap Ibu Pasangan dengan penggunaan Alat Kontrasepsi penggunaan AKDR.
Usia Subur pendekatan Dalam Rahim (AKDR) di
Dengan Penggunaan cross Wilayah Kerja Puskesmas Pancur
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
Alat Kontrasepsi sectional. Batu Kabupaten Deli Serdang
Dalam Rahim Tahun 2017 dengan nilai
(Akdr) Di Wilayah signifikansi yaitu 0,001 < 0,05
Kerja Puskesmas Ada hubungan sikap ibu
Pancur pasangan usia subur dengan
Batu Kabupaten Deli penggunaan Alat Kontrasepsi
Serdang Tahun 2017 Dalam Rahim (AKDR) di
Wilayah Kerja Puskesmas Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2017 dengan nilai
signifikansi yaitu 0,003 < 0,05.
5 Hubungan Vida Wira 2014 Penelitian 43 Hasil analisa univariat didapat Terdapat hubungan
Pengetahuan Dan Utami kuantitatif. responden distribusi frekuensi penggunaan pendidikan akseptor KB
Pendidikan Akseptor alat kontrasepsi yang tidak terhadap penggunaan alat
Kb Terhadap menggunakan IUD sebanyak 33 kontrasepsi IUD
Penggunaan orang (76,7%), Distribusi
Alat Kontrasepsi Iud frekuensi pengetahuan kurang
Di Bps Sulsasmi, S.St baik sebanyak 22 orang (51,2%),
Kecamatan Raja Basa Distribusi frekuensi pendidikan
Bandar Lampung dasar sebanyak 26 orang (60,5%).
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
Tahun 2014 dan Hasil analisa bivariat dengan
menggunakan chi-square
didapatkan hubungan
pengetahuan akseptor KB
terhadap penggunaan alat
kontrasepsi IUD dengan p-value=
0,034,OR=0,16. Dengan
menggunakan chi-square
didapatkan hubungan pendidikan
akseptor KB terhadap
penggunaan alat kontrasepsi IUD
dengan p-value=0,041.
6 Hubungan Henry 2013 Penelitian 140 Ada hubungan pengetahuan Sikap memiliki hubungan
Pengetahuan Dan Sutanti analitik responden dengan pemilihan kontrasepsi lebih dominan dibandingkan
Sikap Dengan korelasional IUD pada wanita usia subur di dengan pengetahuan dalam
Pemilihan Desa Desa Sepanjang Wilayah pemilihan kontrasepsi IUD
Kontrasepsi Iud Pada Kerja Puskesmas Sepanjang pada wanita usia subur di
Wanita Usia Subur Kecamatan Glenmore tahun 2013 Desa Sepanjang Wilayah
Di Desa Sepanjang Ada hubungan sikap dengan Kerja Puskesmas Sepanjang
Wilayah Kerja pemilihan kontrasepsi IUD pada Kecamatan Glenmore tahun
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
Puskesmas Sepanjang wanita usia subur di Desa 2013
Kabupaten Sepanjang Wilayah Kerja
Banyuwangi Tahun Puskesmas Sepanjang Kecamatan
2013 Glenmore tahun 2013
7 Hubungan Dwi Herman 2016 Penelitian 76 Dari hasil Uji Chi Square pada Tidak ada hubungan antara
Pengetahuan Ibu Susilo deskriptif responden tabel 5.7 di atas dijelaskan bahwa pengetahuan dan sikap ibu
Dengan Sikap Dalam analitik dengan tingkat signifikan dalam memilih kontrasepsi
Memilih Alat dengan (α=0,05) di dapat hasil nilai p > α IUD (Intra Uterine
Kontrasepsi Intra rancangan yaitu 0,679 sehingga H1 ditolak Devices)
Uterine Divices cross dan H0 diterima yang artinya
sectional. tidak ada Hubungan antara
Pengetahuan Ibu Dengan Sikap
Dalam Memilih Kontrasepsi IUD
(IntraUterine Devices) di
Puskesmas Banyuputih desa
Sumberwaru Kabupaten
Situbondo
8 Hubungan Lasiah 2020 Penelitian 400 Hasil uji korelasi Spearman Terdapat hubungan yang
Pengetahuan Tentang Susanti, observasional responden diperoleh nilai p-value sebesar signifikan (sig. 0,027)
Metode Kontrasepsi Vanny analitik 0,027 menunjukkan bahwa antara pengetahuan tentang
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
Dengan Sikap Nurdelima dengan terdapat hubungan yang metode kontrasepsi dengan
Terhadap Pemilihan Habsi rancangan signifikan antara pengetahuan sikap tentang pemilihan
Metode Kontrasepsi cross tentang metode kontrasepsi metode kontrasepsi.
Pada Akseptor sectional. dengan sikap terhadap pemilihan Mayoritas akseptor
Kontrasepsi Wanita metode kontrasepsi pada akseptor kontrasepsi wanita pada
kontrasepsi wanita di Puskesmas tingkat pengetahuan dan
wilayah Kota Pekanbaru. sikap dalam kategori kurang
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh
Thapa et al yang menyatakan
bahwa pengetahuan tentang
kontrasepsi dengan sikap
pemilihan metode kontrasepsi
memiliki hubungan yang
signifikan dengan p- value < 0,01
[20]. Penelitian yang dilakukan
oleh Putri et al mendapatkan hasil
bahwa satu-satunya faktor yang
berhubungan dengan pemilihan
alat kontrasepsi adalah tingkat
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
pengetahuan ibu dengan p-value
0,01
9 Hubungan Iis Rahayu, 2018 deskriptif 89 Hasil analisa univariat diketahui Dari hasil penelitian ini
Pengetahuan Ibu Mohamad corelasi responden bahwa 66,3 % responden disimpulkan bahwa ada
Pasangan Usia Subur Reza, dengan memiliki pengetahuan tinggi hubungan sikap ibu dengan
dengan Penggunaan Elly Usman desain cross tentang kontrasepsi IUD, (52,8 penggunaan kontrasepsi
Kontrasepsi IUD di sectional %) dan 86,5 % tidak IUD.
Nagari Andalas menggunakan kontrasepsi IUD.
Baruh Bukit Hasil analisa bivariat ada
Kecamatan hubungan pengetahuan ibu
Sungayang Pasangan Usia Subur dengan
Kabupaten Tanah penggunaan kontrasepsi IUD (p =
Datar. 0,050).
10 Hubungan Sri Mularsih 2018 deskriptif 68 Tingkat pengetahuan baik Terdapat hubungan
Pengetahuan Dan Laelatul analitik responden sebanyak 14 responden (20,6 %), bermakna antara tingkat
Dukungan Suami Munawaroh dengan sedang 36 responden (52,9 %), pengetahuan dengan
Dengan Pemilihan Dewi Elliana pendekatan buruk 18 responden (26,5 %). penggunaan AKDR dan
Alat Kontrasepsi cross Suami yang memberi dukungan tidak terdapat hubungan
Dalam Rahim (Akdr) sectional. sebanyak 49 responden (72,1 %) antara dukungan suami
Pada Pasangan Usia dan yang tidak mendukung 19 dengan penggunaan AKDR
Tahu Populasi &
No Topik Peneliti Metode Hasil Kesimpulan
n Sampel
Subur (Pus) Di responden (27,9 %). Responden
Kelurahan yang memakai AKDR sebanyak
Purwoyoso 62 resonden (91,2 %) dan non
Kecamatan Ngaliyan AKDR 6 respon (8,8 %). Uji
Kota Semarang bivariat menggunakan uji chi
square diperoleh p value = 0,000
(p < 0,05) pada tingkat
pengetahuan dan p = 0,175 (p >
0,05) pada dukungan suami
6. LITERATUR REVIEW
A. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai jenis alat dan obat kontrasepsi, efek
samping, kontraindikasi, kelebihan, dan kekurangan sangat diperlukan
agar para pemakai alat kontrasepsi dapat menggunakan alat
kontrasepsi yang berbasis pada rasional, efektivitas, efisien.
Tinggi rendahnya penggunaan AKDR salah satunya dipengaruhi
kurangnya pengetahuan aseptor tentang kelebihan dari metode
kontrasepsi AKDR dan lebih mengetahui efek samping dari AKDR.
Padahal metode AKDR juga memiliki kelebihan yaitu pengguna tidak
harus datang ke pelayanan kesehatan setiap bulan untuk mengganti alat
kontrasepsi tersebut sehingga lebih efisien terutama bagi ibu yang
sering lupa, pengembalian masa kesuburan bagi pengguna cukup
tinggi, serta praktis, dapat digunakan sampai menopause, tidak
mempengaruhi volume dan kualitas ASI. Metode ini memiliki efek
samping yaitu dapat menyebabkan peningkatan darah mentruasi, pada
saat pemasangan juga menimbulkan rasa takut bagi ibu, dapat
menyebabkan penyakit radang panggul, terdapat komplikasi dapat
merasakan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan (Affandi, 2011)
Selain itu, pengetahuan juga sangat dipengaruhi oleh kesadaran
atau motivasi diri untuk melakukan pemilihan terhadap alat
kontrasepsi IUD. Hal ini sejalan dengan teori dari Notoatmodjo (2010)
bahwa Perubahan perilaku tidak selalu melewati 5 tahap yaitu
awarenest (kesadaran), interest (tertarik pada stimulus), evaluation
(mengevaluasi atau menimbang baik tidaknya stimulus) dan trial
(mencoba) serta adoption (subjek telah berprilaku baru). Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak
didasari oleh pengetahuan, dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama.
B. Sikap
Sikap merupakan respon tertutup terhadap stimulus atau objek
tertentu yang melibatkan faktor pendapatan dan emosi yag
bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik-tidak baik,
dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2010)
Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak
sikap yang dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat
kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi
AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di
masyarakat, misalnya rumor tentang AKDR yang dapat berpindah-
pindah tempatnya dan hilang, dapat menyebabkan kanker.
Sikap adalah salah satu faktor predisposisi yang merupakan
pendorong perilaku seseorang untuk bertindak (Green dalam
Notoatmodjo, 2010). Sikap adalah suatu kecenderungan seseorang
terhadap objek tertentu bisa juga perasaan mendukung atau memihak
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek
tersebut. Tetapi sikap tinggi atau mendukung saja tanpa ditunjang
faktor lain belum tentu memastikan seseorang untuk melakukan
sesuatu. Misalnya seorang ibu mempunyai sikap tinggi terhadap
metode kontrasepsi jangka panjang dengan pengetahuan yang cukup,
namun tidak diikuti pula dengan motivasi yang tinggi, tentu hal ini
akan menyebabkan ibu tersebut tidak akan menggunakan atau memilih
alat kontrasepsi jangka panjang.

C. Alat Kontrasepsi IUD


Program Safe Mother Hood meliputi keluarga berencana,
persalinan yang aman, pelayanan antenatal, dan pelayanan obstetri
esensial. Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu gerakan untuk
membentuk keluarga yang sehat sejahtera dengan membatasi jumlah
kelahiran. Program KB bertujuan untuk menjarangkan kehamilan
dengan menggunakan kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode
kontrasepsi, wanita harus menimbang berbagai faktor termasuk
kesehatan mereka, efek samping suatu metode, konsekuensi terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan,
kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan
mempunyai anak. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi
sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional,
efektif dan efisien (Amran & Damayanti, 2018).
Salah satu alat kontrasepsi yang rasional adalah AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim). AKDR merupakan alat kontrasepsi yang
mempunyai reversibilitas dan efektifitas yang tinggi yaitu 0,6 –
0,8/100 akseptor KB AKDR dalam satu tahun pertama pemakaian
dibandingkan dengan alat kontrasepsi suntikan yang saat ini
merupakan alat kontrasepsi paling diminati oleh para akseptor keluarga
berencana (Saifuddin, 2014).

D. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi


IUD
Paradigma baru program keluarga berencana menekankan
pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya
integral dalam meningkatkan kualitas keluarga, dalam hal ini
dijabarkan sebagai berikut: memberdayakan masyarakat untuk
membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraan dalam
meningkatkan kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga,
meningkatkan dan paya mewujudkan hak-hak reproduksi,
meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender melalui program keluarga berencana
dan mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak
pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan
pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya
metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai
faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek
samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak
diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan,
bahkan norma budaya lingkungan dan orang tua. Untuk itu, konseling
merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pelayanan
keluarga berencana (Saifuddin, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian Ari Antini (2015) didapatkan
responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 24 responden
(36,9%) yang memilih metode AKDR sedangkan responden yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 responden (9,2%) yang
memilih metode AKDR. Hasil analisis uji statistic Chi-Square
didapatkan (p value 0,000 < 0,05), maka didapatkan adanya hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan pemilihan metode AKDR.
Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 24 responden (36,9%) yang memilih metode AKDR
sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6
responden 15 (9,2%) yang memilih metode AKDR. Hasil analisis uji
statistik Chi-Square didapatkan (p velue 0,000 < 0,05), maka
didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
pemilihan metode AKDR.
Hasil penelitian Honglianta (2017) diketahui bahwa
pengetahuan ibu pasangan usia subur mayoritas dengan kategori cukup
yaitu 33 orang (34,0%) dengan penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) kategori tidak menggunakan AKDR yaitu 33 orang
(34,0%) dan menggunakan AKDR yaitu 6 orang (6,2%). Berdasarkan
hasil uji chi square dengan nilai signifikansi yaitu 0,001 < 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan
pengetahuan ibu pasangan usia subur dengan penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017
Jadi pengetahuan tidak ada hubungan dengan sikap dalam
memilih kontrasepsi IUD, hal ini dikarenakan dalam memilih ibu
mempunyai pertimbangan yang lain seperti rasa takut, pengalaman
dari orang lain, ketidaknyamanan dalam bersenggama, efek samping,
dan umur. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap dalam
memilih alat kontrasepsi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu (1)
faktor pasangan (motivasi dan rehabilitasi ), (2) faktor kesehatan
(kontraindikasi absolut atau relative) dan (3) faktor metode kontrasepsi
(penerimaan dan pemakaian berkesinambungan). Hal ini menunjukkan
bahwa pada umumnya pemilihan alat kontarsepsi masih dalam bentuk
cafeteria atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri
metode kontrasepsi yang diinginkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Y., & Damayanti, R. (2018). Hubungan Antara Motivasi Keluarga


Berencana Dan Persepsi Terhadap Alat Kontrasepsi Dengan Pola
Penggantian Metode Kontrasepsi Di Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 9(1), 59–67.
Ari Antini, Irna Trisnawati. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Budaya
Akseptor Kb Terhadap Pemilihan Metode Akdrdi Wilayah Kerja
Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Rencana Strategis
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta:
Renstra BKKBN, 2015.
Honglianta R. Saragih. 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pasangan
Usia Subur Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(Akdr) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2017
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Alat Bantu Pengambilan Keputusan
berKB Edisi Revisi 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2018b.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi Situasi dan
Analisis Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan
RI, 2014.
Notoadmojo, S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2014.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Penerbit EGC
Saifuddin, A. B. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai