Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

“UJI GOLONGAN DARAH”

Dosen pengasuh:Dra.Florentina Y.Sepe,M.Pd

Nama Kelompok : Bunga Mawar


1. Florentina Urbania Koten (14118024)
2. Marianus Yakobus Nusa Wuwur (14118029)
3. Margaretha Maria Perada (14118032)
4. Gregorius Cinor (14118034)
5. Benediktus Raga Werang (14118039)
6. Yohana Dorotea Uge Meo Seko (14118047)
7. Yohanes Ivaldus Zoulon (14118054)
8. Ana Gradiana Nubatonis (14118065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2021
A. Judul Eksperimen : Uji golongan darah
B. Tujuan Experimen : Untuk mengetahui golongan darah dengan sistem ABO
C. Waktu dan tempat : 18 Mei 2021 di laboratorium biologi UNWIRA Kupang
D. Dasar Teori :
Menurut Kustinah (2009), golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam.
Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan agglutinin (antibodi) yang
terkandung dalam darah seseorang.penggolongan darah ini pertama kali ditemukan
oleh Dr.Lendsteiner dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen
(antigen) pada eritrosit dan agglutinin (antibodi) yang terdapat didalam plasma darah.
Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit
seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan
(aglutinasi). Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan
darah. Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat
bereaksi dengan zat aglutinin(antibodi) yang terdapat pada serum darah. Aglutinogen
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil
glokosamin pada rangka glikoproteinnya.
b. Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya.

Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin α dan β. Darah seseorang memungkinkan


dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan
juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga tidak mengandung
aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar
penggolongan darah manusia berdasarkan system ABO. Menurut system ABO,
golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu:

No Golongan darah Keterangan


Apabila didalam sel darah seseorang
1. A mengandung aglutinogen A dan serumnya
mengandung aglutinin β sehingga dapat
dirumuskan (A, β).
Apabila didalam sel darah seseorang
2. B mengandung aglutinogen B dan serumnya
mengandung aglutinin α sehingga dapat
dirumuskan (B, α).
Apabila didalam sel darah seseorang
3. AB mengandung aglutinogen A dan B,sedangkan
didalam serumnya tidak mengandung
aglutinin,sehingga dapat dirumuskan (AB,-).
Apabila didalam sel darah seseorang tidak
4. O mengandung aglutinogen sedangkan dalam
serumnya mengandung aglutinin α dan β
sehingga dapat dirumuskan (-,αβ).

Dalam transfusi darah, perlu diperhatikan jenis aglutinogen dari darah donor dalam
eritrositnya, sedangkan pada resipien perlu diperhatikan macam aglutinin di dalam
plasma darahnya. Hukum Landsteiner menyatakan bahwa bila aglutinogen bertemu
dengan zat antinya (aglutinin), maka akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan
darah. Golongan darah A hanya bisa mendonorkan darah kepada golongan darah A
dan AB dan menerima darah dari golongan darah A dan O. Golongan darah B hanya
bisa mendonorkan darah kepada golongan darah B dan AB dan menerima darah dari
golongan darah B dan O.golongan darah AB hanya bisa mendonorkan darah kepada
golongan drah AB saja dan menerima darah dari semua golongan darah (A,B,AB,dan
O). Maka dari itu golongan darah AB disebut sebagai resipien universal. Golongan
darah O bisa mendonorkan darah kepada semua golongan darah (A,B,AB dan O) dan
menerima darah dari golongan darah O saja, maka dari itu golongan darah O disebut
sebagai donor universal. Transfuse darah dapat dilakukan dalam keadaan :
kekurangan darah yang akut, kecelakaan dan tubuh luka parah, waktu tubuh
kehiangan banyak darah (misalnya waktu operasi), tubuh terbakar, penyakit kronis,
dan sebagainya (Suwarno,2009).
E. Alat dan bahan
1. Alat:
a. Kaca objek
b. Pen blood lancet
2. Bahan:
a. Serum anti A
b. Serum anti B
c. Serum anti AB
d. Tusuk gigi
e. Kapas
f. Alkohol 70%
g. Tisu
h. Blood lancet
F. Prosedur Eksperimen:
1. Siapkan kaca objek yang telah diberi nomor 1-3.
2. Ujung jari tengah kiri dan ujung pen blood lancet disterilkan menggunakan
kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%.
3. Tusuklah pen blood lancet yang telah diatur kedalaman (biasanya skala 3)
dengan hati hati keujung jari tengah kiri yang telah disterilkan,lalu ujung jari
ditekan hingga darah keluar.
4. Teteskan darah pada kaca objek sebanyak 3 kali pada tempat yang berbeda
sesuai nomor.
5. Bersihkan ujung jari bekas tusukan dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70% agar tidak terkena infeksi.
6. Tetesi masing –masing sampel darah dengan 1 tetes serum anti A, 1 tetes serum
anti B,dan 1 tetes serum anti AB.
7. Aduk dengan tusuk gigi dengan cara memutar.
8. Amatilah reaksi aglutinasi/penggumpalan yang terjadi.
9. Pastikan jangan sampai salah memasukan tutup(pipet)serum anti A ke botol
serum anti B dan sebaliknya.

G. Data Eksperimen

No. Nama Mahasiswa Anti A Anti B Anti AB Gol. Darah


1. Florentina Urbania Koten - + + B
2. Marianus Y. N. Wuwur - - - O
3. Margaretha M. Perada - + + B
4. Gregorius Cinor - - - O
5. Benediktus Raga Werang - - - O
6. Yohana D.U.M. Seko - + + B
7. Yohanes Ivaldus Zoulon - + + B
8. Ana Gradiana Nubatonis - + + B
Keterangan:
+ : Darah menggumpal
- : Darah tidak menggumpal

H. Analisis data dan pembahasan


1. Analisis data
Dari data eksperimen di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sampel darah dari Florentina Urbania Koten ketika ditetesi serum anti-A tidak
terjadi penggumpalan, sedangkan ketika ditetesi serum anti-B dan anti-AB
terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari mahasiswa ini adalah
bergolongan darah B.
b. Sampel darah dari Marianus Y.N Wuwur ketika ditetesi serum anti-A, anti-B,
dan anti-AB tidak terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari
mahasiswa ini adalah bergolongan darah O.
c. Sampel darah dari Margaretha M. Perada ketika ditetesi serum anti-A tidak
terjadi penggumpalan, sedangkan ketika ditetesi serum anti-B dan anti-AB
terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari mahasiswa ini adalah
bergolongan darah B.
d. Sampel darah dari Gregorius Cinor ketika ditetesi serum anti-A, anti-B, dan
anti-AB tidak terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari mahasiswa
ini adalah bergolongan darah O.
e. Sampel darah dari Benediktus Raga Werang ketika ditetesi serum anti-A, anti-
B, dan anti-AB tidak terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari
mahasiswa ini adalah bergolongan darah O.
f. Sampel darah dari Yohana D.U.M Seko ketika ditetesi serum anti-A tidak
terjadi penggumpalan, sedangkan ketika ditetesi serum anti-B dan anti-AB
terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari mahasiswa ini adalah
bergolongan darah B.
g. Sampel darah dari Yohanes Ivaldus Zoulon ketika ditetesi serum anti-A tidak
terjadi penggumpalan, sedangkan ketika ditetesi serum anti-B dan anti-AB
terjadi penggumpalan. Sehingga golongan darah dari mahasiswa ini adalah
bergolongan darah B.
h. Sampel darah dari Ana G. Nubatonis ketika ditetesi serum anti-A tidak terjadi
penggumpalan, sedangkan ketika ditetesi serum anti-B dan anti-AB terjadi
penggumpalan. Sehingga golongan darah dari mahasiswa ini adalah
bergolongan darah B.

2. Pembahasan
Berdasarkan data diatas sampel darah dari mahasiswa atas nama Florentina
Urbania Koten, Margaretha Maria Perada, Yohana Dorotea Uge Meo Seko,
Yohanes Ivaldus Zoulon dan Ana Gradiana Nubatonis terjadi penggumpalan
ketika ditetesi serum anti-B dan serum anti-AB sedangkan tidak terjadi
penggumpalan ketika ditetesi serum anti-A. Hal ini menunjukan bahwa eritrosit
ke 5 mahasiswa ini mengandung antigen B dan antibodi α pada bagian plasma
darahnya, sehingga golongan darah ke-5 mahasiswa ini adalah bergolongan darah
B.
Sedangkan sampel darah dari mahasiswa atas nama Marianus Yakobus Nusa
Wuwur, Benediktus Raga Werang dan Gregorius Cinor tidak mengalami
aglutinasi/penggumpalan ketika ditetesi serum anti-A, serum anti-B, dan serum
anti-AB. Hal ini menunjukan bahwa eritrosit ke-3 mahasiswa ini tidak
mempunyai antigen A dan B. Namun, pada plasma darahnya ditemukan aglutinin
α dan β. Sehingga golongan darah ke 3 mahasiswa ini adalah bergolongan darah
O.

I. Menjawab Pertanyaan
1. Sebutkan faktor yang perlu diperhatikan dalam transfusi darah selain jenis
golongan darah!
Jawab:
a. Ada tidaknya penyakit dalam darah
b. Komponen darah yang ditransfusikan
c. Volume darah yang dibutuhkan
d. Kebersihan alat transfuse
2. Kapan transfusi darah diperlukan?
Jawab:
Transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan : kekurangan darah yang akut,
kecelakaan dan tubuh luka parah, waktu tubuh kehiangan banyak darah (misalnya
waktu operasi), tubuh terbakar, penyakit kronis, dan sebagainya (Suwarno,2009).
3. Sebutkan macam aglutinogen yang terdapat dalam darah manusia!
Jawab:
Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil
glokosamin pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya.
4. Berdasarkan data eksperimen diatas tentukan nama siswa yang dapat bertindak
sebagai donor resipien universal dan donor universal!
Jawab:
Dari eksperimen yang telah dilakukan siswa yang bertindak sebagai pendonor
universal yaitu:
a. Marianus Yakobus Nusa Wuwur,
b. Gregorius Cinor,
c. Benediktus Raga Werang,
Sedangkan untuk siswa yang bertindak sebagai resipien universal untuk
dikelompok kami tidak ada.
5. Berapakah persentase siswa yang mempunyai golongan darah A,B,AB,dan O?
Jawab:

a. Persentase golongan darah B

Ʃ Siswa golongan darah B


X 100%
Ʃ Anggota kelompok

5
¿ x 100%
8

= 62,5%

b. Persentase golongan darah O

Ʃ Siswa golongan darah B


X 100%
Ʃ Anggota kelompok

3
= 8 x 100%
= 37,5%

J. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan :
1. Individu yang bergolongan darah A, di dalam sel darah merahnya memiliki
antigen A dan antibodi β pada plasma darahnya.
2. Individu yang bergolongan darah B, di dalam sel darahnya memiliki antigen B
dan plasma darahnya mengandung antibodi α.
3. Individu yang bergolongan darah AB, sel darah merahnya mengandung antigen A
dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki antibodi α dan β.
4. Individu bergolongan darah O, sel darah merahnya tidak mengandung antigen A
dan B, tetapi dalam plasma darahnya memiliki antibodi α dan β.

LAMPIRAN
Gambar 1. Golongan Darah O

Gambar 2. Golongan Darah B


Gambar 3. Proses pengadukan sampel darah dan anti serum.
Soal:

1. Di dalam jantung, terdapat empat ruangan yang terbagi menjadi dua bilik
(ventrikel) dan dua serambi (atrium). Bagian ruangan mana yang mengandung
darah bersih?
Jawaban:
Ruangan yang mengandung darah bersih adalah serambi dan bilik kiri jantung
yang berisi darah bersih yang kaya akan oksigen.
2. Jelaskan perbedaan sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah
kecil!
Jawaban:
Sistem peredaran darah besar terjadi saat darah diedarkan dari jantung keseluruh
tubuh kemudian kembali ke jantung sedangkan sistem peredaran darah kecil
terjadi ketika darah diedarkan dari jantung menuju paru-paru dan kemudian
kembali ke jantung.
3. Apa itu peredaran darah ganda?
Jawaban:
Peredaran darah ganda berarti darah dalam tubuh mengalir dengan melewati
jantung sebanyak 2 kali.proses memompa darah yang pertama,jantung akan
mengirimkan darah untuk dialirkan melalui paru-paru sedangkan untuk
pemompaan darah yang kedua mengalirkan darah menuju ke seluruh tubuh.
4. Mengapa peredaran darah pada manusia disebut sebagai peredaran darah tertutup?
Jawaban:
Karena darah mengalir melalui pembuluh darah.
5. Tabel transfusi darah :

Resipien O AB B A
Donor
A + - + -
B + - - +
AB + - + +
O - - - -
Keterangan:
-: bisa transfusi
+ : tidak bisa transfuse

Dari table transfuse darah diatas dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Pendonor golongan darah A
1. Pendonor golongan darah A tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah O karena golongan darah A hanya bisa
didonorkan kepada golongan darah A dan AB.
2. Pendonor golongan darah A dapat mendonorkan darah kepada golongan
darahnya sendiri yaitu golongan darah A dan juga kepada resipien
golongan darah AB.
3. Pendonor golongan darah A tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah B.
4. Pendonor golongan darah A dapat mendonorkan darah kepada golongan
darahnya sendiri yaitu golongan darah A dan juga kepada resipien
golongan darah AB.
b. Pendonor golongan darah B
1. Pendonor golongan darah B tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah O karena golongan darah B hanya dapat
didonorkan kepada golongan darah B dan AB.
2. Pendonor golongan darah B dapat mendonorkan darah kepada resipien
bergolongan darah B dan AB.
3. Pendonor golongan darah B dapat mendonorkan darah kepada resipien
bergolongan darah B.
4. Pendonor golongan darah B tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah A.
c. Pendonor golongan darah AB
1. Pendonor golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah O karena golongan darah AB hanya dapat
didonorkan untuk golongan darahnya sendiri(AB).
2. Pendonor golongan darah AB dapat mendonorkan darah kepada resipien
bergolongan darah AB karena golongan darah AB merupakan resipien
universal.
3. Pendonor golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah B.
4. Pendonor golongan darah B tidak dapat mendonorkan darah kepada
resipien bergolongan darah A.
d. Pendonor golongan darah O
Pendonor golongan darah O dapat mendonorkan darah kepada semua
golongan darah (A,B,AB,dan O) karena golongan darah O merupakan
pendonor universal.

Anda mungkin juga menyukai