Laporan Kasus
3. Elektrolit
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Natrium 135 mmol/dL 136 – 145 mmol/dL
Kalium 3,7 mmol/dL 3,5 – 5,0 mmol/dL
Klorida 98 mmol/dL 98 – 107 mmol/dL
4. Serologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Anti SarsCov 2 ig G Reaktif Non reaktif
Anti SarsCov 2 igM Non reaktif Non reaktif
5. Foto X-Ray Thorax AP (7/6/2021)
Kesan :
- Kesimpulan :
paru tak tampak
kelainan
Cor tak tampak
kelainan
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 DEFINISI
Kata hernia berarti penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau lemak
praperitoneum melalui cacat kongenital atau didapat (acquired). Hernia terdiri atas cincin,
kantong, dan isi hernia. Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi (penonjolan) organ
intestinal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari
cincin inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi bisa juga
merupakan suatu jaringan lemak atau omentum.
Menurut sifatnya, hernia diklasifikasikan menjadi reponibel, ireponibel. Hernia
reponibel apabila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengejan,
dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk ke dalam perut. Selama hernia
masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus. Hernia ireponibel apabila isi
hernia tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut. Biasanya disebabkan oleh
pelekatan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia. Hernia inkaserata apabila isi
hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.
Hernia inkaserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang di sertai gangguan
pasase. Hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia ireponibel yang disertai
gangguan vaskularisasi. Kedua jenis hernia ini merupakan komplikasi bila hernia
inguinalis tidak ditangani.
Gambar 1:
2.2 ANATOMI
Semua hernia inguinal menonjol melalui myopectineal orifice of Fruchaud,
kelemahan atau defek pada transversalis fascia yang merupakan aponeurosis yang
berlokasi di luar peritoneum. Pada bagian eksternal dari transversalis fascia dapat
ditemukan muskulus transversus abdominis, internal oblique, dan external oblique yang
pada bagian lateralnya adalah otot dan bagian medialnya adalah aponeurosis.
Gambar 2: Tampak posterior dari myopectineal orifice of Fruchaud
Pada daerah inguinal, indirect inguinal hernia terjadi ketika processus vaginalis
gagal menutup. Hal ini menyebabkan kantung hernia dapat melewati internal inguinal
ring, sebuah defek pada transversalis fascia yang terletak di antara SIAS dan pubic
tubercle. Kantung hernia dapat memanjang hingga external inguinal ring, sebuah defek
pada m.external oblique yang terletak di atas pubic tubercle. Kedua ring ini merupakan
ujung proksimal dan distal dari inguinal canal yang merupakan rongga tempat spermatic
cord lewat menuju skrotum. Spermatic cord terdiri dari 3 arteri, 3 vena, 2 nervus,
pampiniform venous plexus, dan vas deferens. Inguinal canal memiliki batasan:
Anterior : external oblique aponeurosis
Posterior : transversalis fascia dan m. transversus abdominis
Superior : m. internal oblique
Inferior : inguinal (Poupart’s) ligament
Lateral : m. internal oblique
Medial : external inguinal ring
Struktur lain yang mendukung dalam terjadinya hernia dan tipe repair hernia
adalah conjoined tendon, perpaduan dari aponeurosis dari transversus abdominis dan m.
internal oblique yang melewati ujung inferolateral m.rectus abdominis dan melekat pada
pubic tubercle. Di antara pubic tubercle dan SIAS terdapat inguinal ligament, yang
dibentuk dari batas paling bawah dari aponeurosis external oblique yang menggulung
sendiri dan menebal. Di bagian dalam dan paralel dari inguinal ligament terdapat
iliopubic tract, balutan jaringan ikat yang meluas dari iliopsoas fascia menyilang di
bawah deep/internal inguinal ring, membentuk batas superior lapisan femoral dan masuk
ke superior pubic ramus dan membentuk lacunar (Gimbernat) ligament. Cooper
ligament adalah balutan fibrous kuat yang meluas ke arah lateral yang dimulai dari
bagian lateral dari lacunar ligament. The Hesselbach triangle dibatasi oleh inguinal
ligament, vasa-vasa inferior epigastric, dan batas lateral dari m.rectus. Kelemahan atau
defek pada transversalis fascia (yang membentuk dasar dari segitiga ini, akan
menyebabkan terjadinya direct inguinal hernia
Gambar 5: Lokasi Hesselbach’s triangle
2.3 ETIOLOGI
a. Kongenital : kelainan kongenital processus vaginalis yang tidak menutup
b. Akuisita : hernia yang didapatkan saat dewasa
Kelemahan transversalis fascia di Hesselbach’s triangle
Peningkatan tekanan intra abdomen yang berlangsung lama dan terus-
menerus, seperti pada:
1. Aktivitas fisik berat
2. Batuk kronis
3. Konstipasi
4. BPH
5. Asites
6. Kehamilan
2.4 EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian hernia inguinalis (medialis/direct dan lateralis/indirect) 10 kali
lebih banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai persentase sekitar 75-
80% dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia
umbilikalis 3%, dan hernia lainnya sekitar 3%. Secara umum, kejadian hernia inguinalis
lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan. Angka perbandingan kejadian
hernia inguinalis 13,9% pada laki-laki dan 2,1% pada perempuan.
Secara umum, hernia inguinal dapat terjadi pada semua umur namun insiden
meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita dapat terjadi hernia pada usia lebih
tua pada nilai median 60-79 tahun. Hernia inguinal bilateral terjadi pada 20% orang
dewasa yang terdiagnosis hernia. Hernia umumnya lebih sering terjadi pada sisi kanan
dibandingkan sisi kiri dengan rasio 2:1 yang mungkin disebabkan oleh terakhirnya
penurunan testis kanan dan berhubungan dengan kekuatan processus vaginalis. Luka
bekas appendectomy juga diduga menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya hernia
sisi kanan
2.5 KLASIFIKASI
a. Menurut sifat:
Reponibilis
Apabila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar ketika berdiri
atau mengejan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk
ke dalam perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri
atau obstruksi usus.
Irreponibilis
Apabila isi hernia tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga
perut. Biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada peritoneum
kantong hernia.
b. Menurut tempat:
Direct/Hernia inguinalis medialis (HIM)
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis.
Hernia ini melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika
inferior di daerah yang dibatasi segitiga Hasselbach. Hernia inguinalis
direk jarang pada perempuan, dan sebagian bersifat bilateral. Hernia ini
merupakan penyakit pada laki-laki lanjut usia dengan kelemahan otot
dinding abdomen.
Indirect/Hernia inguinalis lateralis (HIL)
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis,
diduga mempunyai penyebab kongenital. Kantong hernia merupakan sisa
processus vaginalis. Oleh karena itu kantong hernia masuk kedalam
kanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus yang terletak di
sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis nguinalis dan
keluar ke rongga perut melalui anulis inguinalis eksternus. lateral dari
arteria dan vena epigastrika inferior.
Hernia ini lebih sering dijumpai pada sisi kanan. Hernia inguinalis
indirek dapat disimpulkan sebagai berikut:
o Merupakan sisa prosessus vaginalis dan oleh karena itu
bersifat kongenital
o Angka kejadian hernia indirek lebih banyak dibandingkan
hernia inguinalis direk
o Hernia indirek lebih sering pada pria daripada wanita
o Hernia indirek lebih sering pada sisi kanan
o Sering di temukan pada anak-anak dan dewasa muda
o Kantong hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui
anulus inguinalis profundus dan lateral terhadap arteria dan
vena epigastrika inferior
o Kantong hernia dapat meluas melalui anulus inguinalis
superficialis, terletak di atas dan medial terhadap
tuberkulum pubikum
o Kantong hernia dapat meluas ke arah bawah ke dalam
kantong skrotum atau labium majus
Hernia Inguinalis indirekta Hernia Inguinalis direk
Usia Semua umur Orang tua
Kelamin Terutama pria Pria dan wanita
Lokasi Diatas ligamentum ingunale Diatas ligamentum
ingunale
Thumb test Tidak keluar benjolan Keluar benjolan
Finger test Tonjolan pada ujung jari Tonjolan pada sisi jari
Zieman test Dorongan pada jari II Dorongan pada jari III
Strangulasi Sering Jarang
Tabel 1: Perberbedaan HIL dan HIM
2.6 PATOFISIOLOGI
Henia inguinal dapat terjadi karena sebab kongenital atau acquired dan untuk
kasus pada orang dewasa, kebanyakan kasus acquired yang disebabkan oleh kelemahan
dinding abdomen. Pada orang sehat, terdapat 3 mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu:
1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring
2. Struktur otot obliqus internus abdominis yang menutup anulus internus
inguinalis internus ketika berkontraksi
3. Fascia transversum kuat yang menutup trigonum Hasselbach yang
umumnya hampir tidak memiliki otot
Gangguan dari ketiga mekanisme ini akan menyebabkan terjadinya hernia. Faktor
yang dipandang berperan adalah adanya processus vaginalis yang terbuka, peninggian
tekanan intraabdomen, dan kelemahan dinding otot karena usia.
o Thumb test
1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita
disuruh mengejan
2. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
Gambar 8: Jenis pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam diagnosis
hernia
2.10 TATALAKSANA
a. Non operatif
Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan
tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi.
Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi
Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia,
kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari
berikutnya.
b. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya mengobatan hernia inguinalis
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplasti.
Herniotomy
Herniotomi adalah tindakan membuka kantong hernia, memasukkan
kembali isi kantong hernia ke rongga abdomen, serta mengikat dan
memotong kantong hernia. Herniotomi dilakukan pada anak-anak
dikarenakan penyebabnya adalah proses kongenital dimana prossesus
vaginalis tidak menutup
Hernioplasty
Hernioplasti adalah tindakan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
Macam-macam hernioplasty adalah:
1. Menggunakan protesa
o Lichtenstein Tension-Free Mesh Repair
Teknik ini digunakan mesh prostesis untuk memperkuat
transversalis fascia tanpa melakukan peregangan pada otot
dinding abdomen. Mesh ini akan memperkuat dasar
inguinal canal.
2.11 KOMPLIKASI
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantung hernia ireponibel. Hal ini dapat terjadi kalau isi
hernia terlalu besar. Isi hernia dapat tercekik oleh cincin hernia dan terjadi inkarserata
dan strangulasi.
a. Hernia inkarserata
Hernia inkaserata apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya
terjadi gangguan pasase maka akan timbul gejala obstruksi pada usus.
b. Hernia strangulata
Jepitan cincin akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi edema organ atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya edema
menyebabkan jepitan pada cincin hernia semakin bertambah sehingga akhirnya
peredaran darah jaringan terganggu, menyebabkan nekrosis.
2.12 PROGNOSIS
Angka kekambuhan setelah perbaikan hernia inguinalis indirek pada dewasa
dilaporkan berkisar 0,6-3%. Pada hernia inguinalis lateralis, penyebab residif yang paling
sering ialan penutupan anulus inguinalis internus (deep inguinal ring) yang tidak
memadai, diantaranya karena diseksi kantung yang kurang memadai dan tidak
teridentifikasinya hernia femoralis atau hernia inguinal direk.
Sementara itu kekambuhan dari perbaikan hernia direk adalah 1-28%. Pada hernia
tipe ini, penyebab residif umumnya karena regangan berlebihan pada jahitan plastik.
Penggunaan mesh pada perbaikan hernia menurunkan risiko kekambuhan hingga 50-70%
BAB III
PEMBAHASAN
Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi (penonjolan) organ intestinal masuk ke rongga
melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin inguinalis. Materi yang
masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi bisa juga merupakan suatu jaringan lemak atau
omentu
Manajemen yang utama dilakukan pada kasus hernia yaitu reposisi hernia melalui
tindakan operasi di ruang operasi, dan mengurangi tekanan di dalam intraabdomen seperti
pemasangan kateter urin.
Prognosis pada hernia tergantung dari klasifikasi hernia, tingkat kekambuhan dipengaruhi
oleh perilaku pasien pasca operasi dan tipe operasi hernia yang dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R., Prasetyono TO., Budiman R.,editor. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah:
Sistem Organ dan Tindak Bedahnya(1) Edisi 4 Vol.2. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
2. Deveney KE. 2015. Hernia & Other Lesions of the Abdominal Wall in Current Diagnosis
& Treatment Surgery 14th Edition. USA: McGraw-Hill Education.
3. Fitzgibbons RJ, Forse RA. Groin Hernias in Adults. N Engl J Med (2015);372:756-63.
DOI: 10.1056/NEJMcp1404068.
4. Amrizal. Hernia Inguinalis: Tinjauan Pustaka. Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.1), September
2015.
5. Brunicardi, F. Charles. 2015. Schwartz’s Principles of Surgery Tenth Edition. USA:
McGraw-Hill Education
6. WIB, O. and GE, N. (2016). Inguinal Hernia. A Review. Journal of Surgery and
Operative Care, 1(2).
7. Roberts, Kurt E., 2018. Open Inguinal Hernia Repair Technique. Available at
https://emedicine.medscape.com/article/1534281-technique#c3 (June 27, 2019)