Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN

PERUBAHAN MATERI DAN


2 PEMISAHAN CAMPURAN

1. PENDAHULUAN

Sangat sedikit materi yang ditemukan dalam keadaan murni. Beberapa material
merupakan campuran lebih dari dua zat yang tidak tercampur secara kimia. Isolasi zat murni
dari suatu campuran memerlukan proses pemisahan satu komponen dengan yang lainnya.
Ahli kimia telah mengembangkan beberapa teknik/metode pemisahan. Metode pemisahan
tersebut biasanya berdasarkan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Berikut ini
beberapa metode pemisahan yang lazim digunakan adalah:

a. Sublimasi
Metode ini melibatkan panas, dimana suatu padatan dipanaskan sampai melewatkan
berubah secara langsung dari padat menjadi gas. Kebalikan dari proses ini disebut
kondensasi atau deposisi. Beberapa padatan yang dapat menyblim diantaranya iodin, cafein,
dan para-diklorobenzena.(mothballs).
b. Ekstraksi

Metode ini menggunakan suatu pelarut yang dapat melarutkan suatu komponen dari
campuran secara selektif. Melaui metode ini, suatu padatan dilarutkan kemudian
dipisahkan dari padatn yang tidak larut.

c. Dekantasi

Merupakan proses pemisahan suatu cairan dari padatan yang mengendap dengan cara
menuangkan cairannya secara hati-hati tanpa mengganggu padatannya.

d. Filtrasi

Suatu padatan dipisahkan dari cairannya dengan menggunakan suatu material berpori
sebagai filter. Kertas saring, arang (charcoal), atau pasir dapat digunakan sebagai filter.
Material ini akan melewatkan fase cairnya, tetapi tidak padatannya.

9
e. Evaporasi

Suatu campuran dipisahkan dengan cara pemanasan. Cairannya akan menguap sementara
padatannya akan tersisa dalam wadah.

f. Distilasi

Distilasi adalah salah satu metode pemurnian cairan yang paling umum. Metode
ini sangat sederhana, zat cair dipanaskan hingga mendidih, uapnya dialirkan ke
penampung, kemudian dikondensasi sehingga cairan terbentuk kembali. Setiap orang
memiliki pengalaman dalam memanaskan air. Panas yang diberikan akan meningkatkan
energi kinetic molekul air sehingga energi yang dimilikinya cukup mengubah molekul air
dari fase cair menjadi fase gas. Tekanan uap diatas cairan yang ditimbulkan disebut tekanan
uap. Tekanan ini akan semakin besar bila jumlah molekul air yang berubah menjadi fase
gas bertambah. Ada kalanya tekanan uap cairan sebanding dengan tekanan uap eksternal
dari cairan yang biasa disebut tekanan atmosfir. Bila kondisi ini terjadi, maka cairan akan
mendidih, dan temperatur saat cairan mulai mendidih disebut dengan titik didih.

Pada distilasi yang berlangsung dalam system tertutup seperti pada Gambar 2.1.
Zat cair dipanaskan sampai mendidih, uapnya dialirkan melewati pipa pendingin sehingga
akan mengembun kembali. Jika campuran yang didistiasi mengandung beberapa komponen
yang memiliki titik didih berbeda, maka komponen yang titik didihnya rendah akan
terdistilasi pertama kali, dan yang titik didihnya lebih tinggi akan terdisilasi berikutnya.
Molekul (zat) yang tidak menguap (nonvolatile) tidak akan terdistilasi.

10
Gambar 2.1. Sistem Distilasi

2. TUJUAN PERCOBAAN

- Mendemontrasikan pemisahan suatu campuran.


- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-masing komponen.
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi

3. BAHAN DAN ALAT

Bahan: Alat:
Naftalene (Kapur barus) Timbangan Cawan Porselen
Pb(NO3)2 0,5 M Kaki tiga Jaring kawat
Garam Dapur (NaCl) Beaker Spatula
Vaselin Batang pengaduk Pembakar spiritus
Pasir Corong Clamps
Serbuk Kapur Set alat distilasi Thermometer

11
4. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Pemisahan Campuran

- Timbang sebuah beaker 100 mL yang kosong, bersih, dan kering. Kedalam beaker
masukkan sebanyak masing-masing 0,5 gram pasir, garam dapur, dan naphtalene
serta duk sampai tercampur sempurna. Timbang berat total sampel dan beaker.
- Siapkan satu cawan porselen yang telah diketahui beratnya untuk menutup beaker
yang berisi campuran. Tempatkan beaker dan dish diatas jaring kawat dan kaki tiga.
Tambahkan beberapa pecahan es diatas cawan porselen. Hati-hati jangan sampai ada
tetesan air dibawah dish atau didalam beaker.

Gambar 3.1 Pemisahan Campuran

- Panaskan beaker dengan pembakar spritus atau Bunsen sampai terbentuk uap
didalam beaker dan padatan mulai menempel dibawah cawan porselen. Setelah 10
menit, pindahkan pembakar spiritus dan kumpulkan padatan dibawah cawan
porselen kedalam wadah menggunakan spatula. Aduklah campuran dalam beaker
dengan batang pengaduk. Tutup beaker dengan cawan porselen, kemudian
panaskan beaker kembali sampai tidak terbentuk padatan dibawah evaporating
dish. Timbang padatan (padatan hasil sublimasi) yang menempel dibawah cawan
porselen.
- Dinginkan beaker pada temperatur ruang. Timbanglah beaker yang berisi padatan
tersisa. Hitunglah berat hasil sublimasi ditambah dengan berat padatan tersisa.
Bandingkan hasil perhitungannya dengan berat awal total campuran dalam beaker.
- Tambahkan 25 mL aquades kedalam sisa padatan dalam beaker. Lakukan
pengadukan selama 5 menit.
- Siapkan kertas saring yang sudah diketahui beratnya untuk proses penyaringan.
- Saringlah campuran dan tampung filtratnya dengan beaker lain. Bilas padatan pada
kertas saring dengan 10 mL aquades.
12
- Kertas saring yang berisi padatan dikeringkan dalam oven suhu 105 oC selama 10
menit, lalu ditentukan berapa berat padatan hasil penyaringan.
- Cairan (filtrat) yang tersisa digunakan sebagai sampel percobaan distilasi.
b. Distilasi

- Pasang set alat distilasi sesuai dengan instruksi dari instruktur. Ingat setiap
sambungan alat gelas diolesi vaselin.
- Gunakan labu alas bulat 100 mL untuk labu distilasi dan labu penampung. Isi labu
distilasi dengan sisa filtrat percobaan sebelumnya (pemisahan kimia). Masukkan 2
butir batu didih. Pasangkan kedua labu tersebut pada set alat distilasi, dan mulailah
memanaskan menggunakan pembakar spiritus.
- Catat temperatur saat distilat yang tertampung volumenya sekitar 1 mL. Distilasi
dilanjutkan hingga setengah volume air pada labu distilasi pindah ke labu
penampung distilat. Matikan pembakar spiritus dan dinginkan labu distilat.
- Masukan masing-masing sebanyak 2 mL cairan sisa pada labu distilasi dan cairan
pada labu penampung distilat, pada dua tabung reaksi terpisah. Teteskan sebanyak
3 tetes larutan Pb(NO3)2 0,01 M pada masing-masing tabung reaksi. Amati dan
catat perubahan yang terjadi.
c. Sentrifugasi Versus Dekantasi

- Masukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur kedalam gelas kimia 50 ml. Tambahkan
30 ml air, aduk sampai rata.
- Ambil 10 ml larutan kedalam tabung sentrifugal. Pisahkan sentrat dan endapan
dengan diputar dengan pemusingan selama 2 menit dan ambil filtrat dengan pipet
tetes.
- Ambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur (aduk kembali jika kapur telah
mengendap), saring menggunakan kertas saring ambil filtratnya.
- Bandingkan sentrat dari proses sentrifugasi dan filtrat dari proses penyaringan
d. Rekristalisasi

- Ambil 1 garam dapur kotor, larutkan dalam gelas kimia 50 ml dengan air
secukupnya.
- Saring dan tampung filtratnya, kemudian uapkan dalam cawan porselin diatas
nyala pembakar spiritus sampai air habis menguap.
- Bandingkan keadaan fisik garam dapur sebelum dan sesudah proses

13
5. Pembahasan dan Diskusi

a. Pemisahan Campuran

Pemisahan campuran berdasarkan titik uap (boiling point). Tunjukkan titik uap masing-
masing sampel dalam campuran, tentukan sampel yang terpisah dan perubahan wujud
zatnya

Pemisahan campuran berdasarkan kelarutan (solubility) dalam air. Tentukan sampel


yang terpisah dan tunjukkan perubahan wujud zatnya

Tentukan sampel yang tidak terpisah berdasarkan titik uap dan kelarutannya dalam air

b. distilasi

Tentukan pemisahan zat berdasarkan titik didih dan tunjukkan perubahan wujud zat
yang terjadi

Tuliskan reaksi yang terjadi pada penambahan Pb(NO 3)2 pada sampel dan distilat.
Analisis perbedaan reaksi yang terjadi

c. Filtrasi dan Dekantasi

Analisis pemisahan campuran dengan metode pengendapan berdasar gaya yang


diberikan

14
d. Rekristalisasi

Analisis perbedaan garam dapur sebelum dan sesudah pemurnian

15
Nama: NIM: Kelas:

Tanggal: Percobaan Ke-: Asisten:

LEMBAR PENGAMATAN

a. Pemisahan Campuran

Massa beker awal : gram


Massa beker + Sampel : gram
Massa dish awal : gram
Massa dish setelah pemanasan ke-1 : gram
Massa dish setelah dikerok : gram
Massa dish setelah pemanasan ke-2 : gram
Massa kertas saring awal : gram
Massa kertas saring + sampel : gram

b. Distilasi
o
Suhu larutan sampel awal : C
o
Suhu larutan sampel saat menetes : C
warna hasil distilat + Pb(NO3)2 : .
warna hasil sampel awal + Pb(NO3)2 : .

c. Filtrasi vs Dekantasi

Warna sampel air + batu kapur : .


Warna sentrat dekantasi : .
warna sentrat hasil sentrifugasi : .

d. Rekristalisasi

Massa cawan porselen : gram


Masa cawan porselen setelah : gram
pemanasan
warna kristal NaCl sampel : .
warna kristal NaCl setelah rekristalisi : .

16

Anda mungkin juga menyukai