Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh :

Nama : Siti Nur Azizah


NIM : 211810101026
Kelas/Kelompok : A/8
Asisten : Nadila Anggraini Subagiyo

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya


(Chang, 2003). Sedangkan Brady (1999) mendefinisikan ilmu kimia sebagai salah
satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang komposisi
materi,
perubahan komposisi materi dan energi yang menyertai setiap perubahan
komposisi materi. Dalam mempelajari ilmu kimia tidak terlepas dari konsep, yaitu
abstraksi atau gagasan yang menggambarkan ciri-ciri umum suatu objek atau
peristiwa yang dapat mempermudah komunikasi antarmanusia dan
memungkinkan manusia untuk berpikir (Effendy, 2002:3). Pemahaman mahasiswa
terhadap konsep-konsep kimia merupakan bagian dari hasil proses pembelajaran
kimia. Selain itu, sebagai central of science, konsep-konsep dalam ilmu kimia
merupakan dasar bagi perkembangan sains, teknologi, dan industri (Mahdi,
2014:351; Chang, 2011:2). Oleh karena itu, pemahaman yang tepat terhadap konsep
kimia berperan penting dalam pendidikan sains.
Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa perbandingan tertentu.
Campuran ada yang berupa campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran heterogen merupakan campuran yang masih memiliki batas yang dapat
terlihat antara komponen-komponen penyusunnya. Campuran homogen
merupakan campuran yang batas antara komponennya tidak terlihat. Campuran
homogen dinamakan juga larutan, sedangkan campuran heterogan disebut juga
suspense. (Achmad,1988:68)

II METEDEOLOGI PENELITIAN

2.1 Bahan kimia, peralatan dan instrumentasi


Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Naftalene (Kapur
barus), Pb(NO3)2 0,5 M, Garam Dapur (NaCl), Vaselin, Pasir, dan Serbuk Kapur.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Timbangan, Kaki tiga,
Beaker, Batang pengaduk, Corong, Set alat distilasi, Cawan, Porselen, Jaring
kawat, Spatula, Pembakar spiritus, Clamps dan Thermometer.

2.2 Prosedur Percobaan


2.2.1 Pemisah Campuran
- Timbang sebuah beaker 100 mL yang kosong, bersih, dan kering. Kedalam
beaker masukkan sebanyak masing-masing 0,5 gram pasir, garam dapur, dan
naphtalene serta duk sampai tercampur sempurna. Timbang berat total sampel dan
beaker.
- Siapkan satu cawan porselen yang telah diketahui beratnya untuk menutup
beaker yang berisi campuran. Tempatkan beaker dan dish diatas jaring kawat dan
kaki tiga. Tambahkan beberapa pecahan es diatas cawan porselen. Hati-hati jangan
sampai ada tetesan air dibawah dish atau didalam beaker.
- Panaskan beaker dengan pembakar spritus atau Bunsen sampai terbentuk uap
didalam beaker dan padatan mulai menempel dibawah cawan porselen. Setelah 10
menit, pindahkan pembakar spiritus dan kumpulkan padatan dibawah cawan
porselen kedalam wadah menggunakan spatula. Aduklah campuran dalam beaker
dengan batang pengaduk. Tutup beaker dengan cawan porselen, kemudian
panaskan beaker kembali sampai tidak terbentuk padatan dibawah evaporating
dish. Timbang padatan (padatan hasil sublimasi) yang menempel dibawah cawan
porselen.
- Dinginkan beaker pada temperatur ruang. Timbanglah beaker yang berisi
padatan tersisa. Hitunglah berat hasil sublimasi ditambah dengan berat padatan
tersisa. Bandingkan hasil perhitungannya dengan berat awal total campuran dalam
beaker.
- Tambahkan 25 mL aquades kedalam sisa padatan dalam beaker. Lakukan
pengadukan selama 5 menit.
- Siapkan kertas saring yang sudah diketahui beratnya untuk proses penyaringan.
- Saringlah campuran dan tampung filtratnya dengan beaker lain. Bilas padatan
pada
kertas saring dengan 10 mL aquades.
- Kertas saring yang berisi padatan dikeringkan dalam oven suhu 105 oC selama
10 menit, lalu ditentukan berapa berat padatan hasil penyaringan.
- Cairan (filtrat) yang tersisa digunakan sebagai sampel percobaan distilasi.

2.2.2 Distilasi
- Pasang set alat distilasi sesuai dengan instruksi dari instruktur. Ingat setiap
sambungan alat gelas diolesi vaselin.
- Gunakan labu alas bulat 100 mL untuk labu distilasi dan labu penampung. Isi
labu distilasi dengan sisa filtrat percobaan sebelumnya (pemisahan kimia).
Masukkan 2 butir batu didih. Pasangkan kedua labu tersebut pada set alat distilasi,
dan mulailah memanaskan menggunakan pembakar spiritus.
- Catat temperatur saat distilat yang tertampung volumenya sekitar 1 mL. Distilasi
dilanjutkan hingga setengah volume air pada labu distilasi pindah ke labu
penampung distilat. Matikan pembakar spiritus dan dinginkan labu distilat.
- Masukan masing-masing sebanyak 2 mL cairan sisa pada labu distilasi dan
cairan pada labu penampung distilat, pada dua tabung reaksi terpisah. Teteskan
sebanyak 3 tetes larutan Pb(NO3)2 0,01 M pada masing-masing tabung reaksi.
Amati dan catat perubahan yang terjadi.
2.2.3 Sentrifugasi Versus Dekantasi
- Masukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur kedalam gelas kimia 50 ml.
Tambahkan 30 ml air, aduk sampai rata.
- Ambil 10 ml larutan kedalam tabung sentrifugal. Pisahkan sentrat dan endapan
dengan diputar dengan pemusingan selama 2 menit dan ambil filtrat dengan pipet
tetes.
- Ambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur (aduk kembali jika kapur telah
mengendap), saring menggunakan kertas saring ambil filtratnya.
- Bandingkan sentrat dari proses sentrifugasi dan filtrat dari proses penyaringan

2.2.4 Rekristalisasi
- Ambil 1 garam dapur kotor, larutkan dalam gelas kimia 50 ml dengan air
secukupnya.
- Saring dan tampung filtratnya, kemudian uapkan dalam cawan porselin diatas
nyala pembakar spiritus sampai air habis menguap.
- Bandingkan keadaan fisik garam dapur sebelum dan sesudah proses

III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 HASIL
3.1.1Pemisah Campuran

NO PERLAKUAN HASIL
1. Sublimasi dari pemisah -es batu berada diatas kaca arloji
campuran -kristal nafthela berada dibagian bawah
kaca arloji
-campuran kapur barus dan pasir
dibagian bawah gelas ukur

3.1.2 Distilasi
NO PERLAKUAN HASIL
1 Penambahan Pb(NO3)2 -tabung reaksi hasil distilat didapat hasil
yang jernih sedangkan pada tabung
reaksi sisa distilat didapat hasil keruh.
3.1.3 Filtrasi dan Dekantasi
NO PERLAKUAN HASIL
1 Penyaringan Pengendapat dalam metode filtrasi
mendapatkan hasil yang lebih jernih dari
pada proses pengendapat pada metode
dekantasi yang keruh

3.1.4 Rekristalisasi
NO PERLAKUAN HASIL
1 Proses rekristalisasi yaitu Sebelum rekristalisasi garam mempentuk
pemurnian padatan lebih besar, terdapat kotoran
(keruh) dan sesudah proses rekristalisasi
padatannya halus dan butiran garam
dapur menjadi jernih

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pemisah Campuran
Hasilnya es batu berada diatas kaca arloji atau penutup gelas ukur, didalam
gelas ujur bagian atas terdapat endapat kapus barus hasil penguapan dari
campuran kapur barus dan pasir. Dibagian bawah gelas ukur yang tersisa yaitu
campuran antara kapur barus dan pasir. Proses sublimasi yaitu proses pemisahan
zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni pemisahan
komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat menyublim
dalam hal ini dilakukan penyubliman naftalena (kapur barus). Yang dihasilkan
pasa proses penyubliman tersebut adalah kristas kapur barus murni tak berwarna.
Hal ini terjadi karna proses sublimasi kapur barus menguap akibat pengaruh dari
air yang menempel pada bagian bawah kaca arloji dan pemanasan. Pada saat
kapur barus diuapkan dan ditutup dengan kaca arloji, bagian cekung kaca arloji
menutup gelas kimia sehingga kristal-kristal nafthela terbentuk dibagian tersebut.

Gambar 3.1 Hasil Pemisah Campuran


3.2.2 Distilasi
Destilasi adalah suatu metode pemurnian atau pemisahan dua atau lebih
senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didihnya dan juga pada tekanan uapnya.
Destilasi meliputi proses pendidihan suatu zat cair senyawa tersebut dan
pengembunan uapnya. Berbeda dengan ekstraksi (pemisahan cair-cair) dan
kristalisasi (cair-padat), destilasi adalah pemisahan cair-gas. Berdasarkan
perbedaan titik didih itulah, maka dapat ditentukan salah satu komponen dari
campuran tersebut (Arsyad, 2001). Prinsip distilasi yaitu pemisahan berdasarkan
titik didihnya. Senyawa yang memiliki titik didih rendah maka akan menguap
terlebih dahulu ketika larutan atau campuran dipanaskan. Uap nya akan kembali
menjadi cairan melalui proses kondensasi pada kondensor.
Tentukan pemisahan zat berdasarkan titik didih dan tunjukkan perubahan wujud
zat yang terjadi
Reaksi yang terjadi pada penambahan Pb(NO3)2 yaitu pada tabung reaksi hasil
distilat didapat hasil yang jernih sedangkan pada tabung reaksi sisa distilat didapat
hasil keruh.

Gambar 3.2 Reaksi perbedaan saat penambahan Pb(NO3)2

3.2.3 Filtrasi dan Dekantasi

Pengendapat dalam metode filtrasi mendapatkan hasil yang lebih jernih dari
pada proses pengendapat pada metode dekantasi yang keruh. Pada proses filtrasi
zat yang lulus dari kertas saring disebut filtrat dan yang tertinggal dikertas saring
disebut residu.

Gambar 3.3 Hasil Filtrasi dan Dekantasi

3.2.4 Rekristalisasi
Garam dapur sebelum proses rekristalisasi yaitu mempentuk padatan besar,
terdapat kotoran (keruh) dan sesudah proses rekristalisasi padatannya halus dan
butiran garam dapur menjadi jernih.
Gambar 3.4 Hasil Rekristalisasi

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum perubahan bahan dapat dibedakan menjadi dua


yaitu:
1.Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan zat baru (perubahan
sementara) yaitu perubahan wujud.

2.Perubahan kimia adalah perubahan yang disertai adanya zat baru (melibatkan re
aksi kimia).

Dalam percobaan pemisahan campuran hampir semua campuran dapat dipisahkan.


Metode pemisahan campuran yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran
bergantung pada sifat fisika dari partikel-partikel penyusun campuran tersebut.
Sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran adalah ukuran
partikel, titik didih partikel, dan kelarutan. Dalam pemisahan campuran, terdapat
beberapa jenis proses, yaitu melalui Filtrasi, Kristalisasi, Destilasi.
Filtrasi (penyaringan) adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
ukuran dari partikel-partikel komponen campuran dengan menggunakan
penyaring, kristalisasi (penguapan) yaitu cara memisahkan zat terlarut dari
pelarutnya menggunakan pemanasan atau penyerapan
kalor, Destilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat cair terlarut
dari pelarutnya, dll. Contoh pemanfaatan metode pemisahan campuran ini dapat
kita lihat pada proses pemurnian garam dapur, pemurnian air minum
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta:Erlangga.

Petrucci, Ralph L.1 996. Kimia Dasar. Jakarta:Erlangga.

Syukri.1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB.

Raleh.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta:Erlangga. Keenan, Charles


W.1980. Kimia untuk Universitas Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai