Anda di halaman 1dari 1

Pada masa kiris pandemic saat ini dan semakin banyaknya jumlah angkatan kerja dengan

pertumbuhan usaha itu sendiri yang tidak seimbang menyebabkan banyaknya pencari kerja,
Bagaimana pendapat anda terkait dengan PKWT yang tidak dengan adanya jangka waktu terhadap
PKWT tersebut.

Menurut pendapat saya, dalam hubungan kerja PKWT maka diharuskan adanya perjanjian
tertulis antara karyawan/buruh dengan perusahaan, guna mengetahui hak, kewajiban hingga masa
waktu kerja. Dalam PKWT, perjanjian kerja dapat berakhir apabila jangka waktunya berakhir dan
jika salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja secara sepihak sebelum jangka waktu berakhir,
dengan pihak pengakhir wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. PKWT didasarkan pada
kesepakatan jangka waktu kerja, namun jangka waktu keseluruhan beserta keseluruhannya tidak
lebih dari 3 tahun dan PKWT dibuat untuk pekerjaan tertentu. (Pasal 59 UU Ketenagakerjaan dan
prinsip dasar PKWT). Terkait PKWT yang tidak dengan adanya jangka waktu terhadap PKWT
tersebut, bertententangan dengan prinsip dasar pkwt yang seharusnya PKWT diadakan untuk
jangka waktu maksimal 2 tahun dengan masa perpanjangan 1x dan masa pembaharuan satu kali.
Dalam masa krisis pandemic, tidak sedikit perusahaan yang mengakhiri hubungan kerja
secara sepihak yang disebabkan karena kondisi darurat pandemic yang berimbas pada tidak
stabilnya kondisi perusahaan, terutama dalam keuangan. Oleh karena itu, perusahaan memilih
untuk melakukan pengurangan atau phk terhadap buruh/karyawannya. Dalam aturan pkwt,
keputusan perusahaan tersebut sah dilakukan selama perusahaan wajib memberikan uang
kompensasi sesuai dengan masa pekerja pada perusahaan yang bersangkutan(Pasal 61A UU
Ciptaker). Kondisi berakhirnya kontrak secara sepihak oleh perusahaan meningkatkan jumlah
pencari kerja, sebab dalam pkwt sendiri jika masa kerjanya sudah selesai, maka tidak mendapatkan
pesangon.

Anda mungkin juga menyukai