Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerajaan – Kerajaan Islam Pertama di Sumatera


1. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang
merupakan kerjaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir pantai timur laut Aceh.
Munculannya sebagai kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau pertengahan
abad ke 13 M, sebagai hasil dari proses islamisasi daerah-daerah pantai yang
pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke- 7, ke- 8 M, dan
seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke- 13 M
didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudera Pasai. Pada
nisan tersebut dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan ini meninggal pada
bulan Ramadhan tahun 696 H, yang diperkirakan tahun 1297 Masehi.
Malik al Saleh, raja pertama merupakan pendiri kerajaan tersebut memiliki
tradisi Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Melayu, dan hasil penelitian atas
beberapa sumber yang dilakukan sarjana-sarjana Barat khususnya para sarjana
Belanda, sperti Snouck Hurgronye, J.P Molquette, J.L. Moens, J. Hushoff Poll,
GP Rouffaer, H.K.J Cowan, dan lain-lain.
Dari segi peta politik, munculnya kerajaan Samudera Pasai abad ke-13M itu
sejalan dengan suramnya peranan penting kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya
memegang peranan penting di kawasan Sumatera dan sekelilingnya.
Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan gelar Malik Al-Saleh sebelum
menjadi raja adalah Merah Sile atau Merah Selu. Ia masuk Islam berkat
pertemuannya dengan Syeh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah, yang kemudian
memberinya gelar Sultan Malik Al-Saleh. Nisan kubur itu didapatkan di
Gampong Samudera bekas kerajaan Samudera Pasai tersebut.
Merah Slu adalah putera Merah Gajah. Nama Merah merupakan gear gelar
bangsawan yang lazim di Sumatera Utara. Selu berasal dari kata sungkala yang
asli berasal dari Sanskrit Chula. Kepimpinannya yang menonjol menempatkan
dirinya menjadi raja.
Dari hikayat itu terdapat petunjuk bahwa tempat pertama sebagai pusat
kerajaan Samudera Pasai adalah Muara Sungai Peusangan, sebuah sungai yang
cukup panjang dan lebar disepanjang jalur pantai yang memudahkan perahu-
perahu dan kapal-kapal mengayuhkan dayungnya kepedalaman dan sebaliknya.
Ada dua kota yang terletak berseberangan di muara sungai Peusangan itu, Pasai
dan Samudera. Kota Samudera terletakagak lebih ke pedalaman, sedangkan kota
Pasai terletak lebih ke muara. Di tempat terkahir ini terletak beberapa makam raja-
raja.
Islam sudah berkembang disana sejak awal abad ke 13 M, didukung oleh
berita Cina dan pendapat Ibnu Batutah, seorang pengembara terkenal asal
Marokko, yang pada pertengehan abad ke – 14 M (Tahun 746 H/ 1345 Masehi)
mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalannnya dari Delhi ke Cina. Ketika itu
Samudera Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al-Zahir, putera Sultan Malik Al-
Saleh. Menurut sumber-sumber Cina, pada awal tahun 1282 M kerajaan kecil Sa-
mu-ta-la (Samudera) mengirim kepada Cina duta-duta yang disebut dengan nama-
nama muslim yakni Husein dan Sulaiman. Ibnu Batutah menyatakan bahwa Islam
sudah hampir seabad lamanya disiarkan disana. Ia meriwayatkan kesalehan,
kerendahan hati, dan semangat keagamaan rajanya seperti rakyatnya, mengikuti
mahzab Syafi’i. Kerajaan Samudera Pasai ketika itu merupakan pusat studi agama
Islam dan tempat berkumpul ulama-ulama dari berbagai negeri Islam untuk
berdiskusi berbagai masalah keagamaan dan keduniaan.
Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan maritim ini, tidak mempunyai
basis agraris. Basis perekonomiannnya adalah perdagangan dan pelayaran.
Pengawasan terhadap perdagangan dan pelayaran ini merupakan sendi-sendi
kekuasaan yang memungkinkan kerajaan memproleh penghasilan dan pajak yang
besar. Tome Pies menceritakan, di Pasai ada mata uang dirham. Beliau berkata
bahwa setiap kapal yang membawa barang-barang dari Barat dikenakan pajak 6%.
Samudera Pasai pada waktu itu ditinjau dari segi geografis dan sosial ekonomi,
memang merupakan suatu daerah yang penting sebagai penghubung antara pusat-
pusat perdagangan yang terdapat di kepulauan Indonesia, Cinam dan Arab. Ia
merupakan pusat perdagangan yang sangat penting. Ada mata uang itu
membuktikan bahwa kerjaaan in pada saat itu merupakan kerjaan makmur.
Mata uang dirham dari Samudera Pasai tersebut pernah diteliti oleh K.H.J
Cowan untuk menunjukkan bukti-bukti sejarah raja-raja Pasai. Mata uang tersebut
menggunakan nama-nama Sultan Alauddin, Sultan Manshur Malik AL-Zahir,
Sultan Abu Zaid dan Abdullah. Pada tahun 1973 M, ditemukan lagi 11 mata uang
dirham diantaranya bertuliskan nama Sultan Muhammad Malik al-Zahir, Sultan
Abdulah, semuanya adalah raja-raja Samudera Pasai pada abad ke-14 M dan 15
M.
Atas dasar mata uang emas yang ditemukan itu dapat diketahui nama-nama
raja dan urut-urutannya, sebagai berikut : Sultan Malik Al Saleh yang memerintah
sampai tahun 1207 M, Muhammad Malik Al-Zahir (1297-1326 M), Mahmud
Malik Al-Zahir (1326-1345M), Manshur Malik al-Zahir (1345-1326 M), Ahmad
Malik al-Zahir (1346-1383 M), Zain al-Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M),
Nahrasiyah (1402 M), Abu Zaid Malik-al-Zahir (1455 M), Zain al-Abidin (1477-
1500 M), Abdullah Malik al-Zahir (1501-1513 M), dan Sultan yang terakhir
adalah Zain al-Abidin (1513-1524 M).
Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. Pada tahun
1521 M kerajaan ini ditaklukan oleh Portugis yang mendudukinya selama tiga
tahun, kemudian tahun 1524 M dianeksasi oleh Raja Aceh, Ali Mighayatsah.
Selanjutnya, kerajaan amudera Pasai berada dibawah pengaruh kesultan Aceh
yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam.

2. Kerajaan Aceh Darussalam


Kerajaan Aceh terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama
Kabupaten Aceh Besar. Disini pula terletak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui
kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas Machmud berpendapat kerajaan Aceh
berdiri pada abad ke-15M, di atas puing-puing kerajaan Lamuru, oleh Muzaffar
Syah (1465-1497 M). Dialah yang membangun kota Aceh Darussalam.
Menurutnya, pada masa pemerintahannya Aceh Darussalam mulai mengalami
kemajuan dalam bidang perdangan, karena saudagar-saudagar muslim yang
sebelumnya berdagang dengan Malaka. Memindahkan kegiatan mereka ke Aceh,
setelah Malaka dikuasai Portugis itu, jalan dagang yang sebelumnya dari laut
Jawa ke utara melalui Selat Karimata terus ke Malaka, pindah melaui Selat Sunda
dan menyusur pantai Barat Sumatra, terus ke Aceh. Dengan demikian Aceh
menjadi ramai dikunjungi oleh para saudagadari berbagai negeri.
Menurut H.J de Geraf, Aceh menerima Islam dari Pasai yang kini menjadi
bagian wilayah Aceh, dan pergantian agama diperkirakan terjadi mendekati
pertengahan abad ke-14. Menurutnya, kerajaan Aceh Da al-Kamal. Ia juga
berpendapat bahwa raja-rajanya yang pertama adalah Ali Mughayat Syah.
Ali Mughayat Syah meluaskan wilayah kekuasaanya ke daerah Pidie yang
bekerjasama dengan Portugis, kemudian ke Pasai pada tahun 1524 M. Dengan
kemenangannya terhadap dua kerajaan tersebut, Aceh dengan mudah melebarkan
sayap kekuasaanya ke Sumatera Timur, raja Aceh mengirim panglima-
panglimanya, salah seorang diantaranya adalah Gocah pahlawan yang
menurunkan sultan-sultan Deli dan Serdang.
Peletak dasar kebesaran kerajaan Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah
yang beergear al-Qahar. Dalam menghadapi bala tentara Portugis, ia menjalin
hubungan persahabatan dengan kerajaan Usmani di Turki dan negara-negara
Islam yang lain di Indonesia. Dengan bnatuan turki Usmani tersebut, Aceh dapat
membangun angkatan perangnya dengan baik. Aceh ketika itu nampaknya
mengakui kerajaan Turki Usmani sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dan
kekhalifahan dalam Islam.
Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan. Sultan
Iskandar Muda (1608-1637). Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di
pesisir timur dan Barat Sumatera. Dari Aceh, Tanah Gayo yang berbatasan
dislamkan, juga Minangkabau. Hanya orang-orang kafir Batak yang berusaha
menangkis kekuatan-kekuatan Islam yang datang, bahkan mereka melangkah
begitu jauh sampai minta bantuan Portugis. Sultan Iskandar tidak terlalu
bergantung kepada bantuan Turki Usmani yang jaraknya jauh. Untuk
mengalahkan Portugis, Sultan kemudian bekerjasama dengan musuh Portugis,
yaitu Belanda dan Inggris.
Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besi,
penggantinya, Iskandar Tsani bersikap liberal, lembut dan adil. Pada masanya
Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju
lebih pesat, namun kematiannya diikuti di masa-masa bencana. Tatkala bebrapa
sultan perempuan menduduki singgasana pada tahun 1641-1699 beberpa wilayah
taklukannya lepas, kesultanan menjadi terpecah belah. Setelah itu, pemulihan
kembali kesultanan tidak banyak bermanfaat, sehingga menjelang abad ke-18 M
kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam dirinya, tanpa
kepemimpinan dan kacau balau.
B. Kerajaan - kerajaan Islam di Pulau Jawa
1. Kerajaan Demak
Perkembangan Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya
posisi Raja Majapahit. Hal itu memberi peluang kepada penguasaha-penguasa
Raja Majapahit. Hal itu memberi peluang kepada peguasa-penguasa Islam di
pesisisr untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Dibawah
pimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo bersepakat mengangkat Raden Patah
menjadi Raja pertama kerajaan Demak, kerjaan Islam pertama di Jawa, dengan
gelar Senpati Jimbun Ngabdurahman Panembahan Palembang. Sayidin
Panatagama. Raden Patah dalam menjalankan pemerintahannya terutama dalam
persoalan-persoalan agama, dibantu oleh para ulama, Wali Songo. Sebelumnya,
Demak yang masih bernama Bintoro merupakan daerah asal Majapahit yang
diberikan Raja Majapahit kepada Raden Patah. Daerah ini lambat laun menjadi
pusat perkembangan agama Islam yang diselenggarakan oleh para wali.
Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-15 hingga
awal abad ke-16. Dikatakan, ia adalah seorang anak Raja Majapahit dari seorang
ibu muslim keturunan Campa. Ia digantikan oleh anaknya, Sambrang Lor, dikenal
juga dengan nam Pati Unus. Menurut Tome Pires, Pati Unus baru berumur 17
tahun ketika menggantikan ayahnya sekitar tahun 1507. Menurutnya tidak lama
setelah naik tahta, ia merencanakan suatu serangan terhadap Malaka. Semangat
perangnya semakin memuncak ketika Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada
tahun 1511. Akan tetapi sekitar pergantian tahun 1512-1513, tentaranya
mengalami kekalahan besar.
Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang dilantik sebagai sultan oleh
Sunan Gunung Jati dengan gelarSultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah ada
tahun 1524-1546. Pada masa Sultan Demak yang ketiga inilah Islam
dikembangkan ke seluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan.
Penaklukan Sunda Kelaa berakhir tahun 1527 yang dilakukan oelh pasukan
gabungan Demak dan Cirebon dibawah pimpinan Fadhilah Khan. Majapahit dan
Tuban jatuh dibawah kekuasaan kerajaan Demak diperkirakan pada tahun 1527.
Selanjutnya pada tahun 1529, Demak berhasil menundukkan Madiun, Blora
(1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1535), dan antara 1541-1542 Lamongan,
Blitar, Wirasaba, dan Kediri (1544). Palembang dan Banjarmasin engakui
kekuasaan Demak. Sementara daerah Jawa Tengah bagian selatan sekitar Gunung
Merapi, Pengging, dan Pajang berhasil dikuasai berkat pemuka Islam, Syeh Siti
Jenar dan Sunan Tembayat. Pada tahun 1546, dalam penyerbuan ke Blambangan,
Sultan Trenggono terbunuh. Ia digantikan adiknya Prawoto. Masa
pemerintahannya tidak berlangsung lama karena terjadi pemberontakan oleh
adipati-adipati sekitar kerajaan Demak. Sunan Prawoto sendiri kemudian dibunuh
oleh Aria Penangsang dari Jipang pada tahun 1549. Dengan demikian kerajaan
Demak berkahir dan dilanjutkan oleh kerajaan Pajang dibawah Jaka Tingkir yang
berhasil membunuh Aria Penangsang.

2. Kerajaan Pajang
Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan
Islam Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura sekarang di
merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa.
Usia kesultanan ini tidak panjang. Kekuasaan dan kebesarannya kemudian
diambil oleh kerajaan Mataram.
Sultan atau Raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal
dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Oleh raja Demak ketiga, Sultan
Trenggono, Jaka Tingkir diangkat menjadi penguasa di Pajang, setelah
sebelumnya dikawinkan dengan anak perempuannya. Kediaman penguasa Pajang
itu, menurut Babad, dibangun dengan mencontoh kraton Demak.
Pada tahun 1546 Sultan demak meninggal dunia. Setelah itu muncul
kekacauan di ib u kota. Konon Jaka Tingkir yang telah menjadi penguasa Pajang
itu dengan segera mengambil alih kekuasaan karena anak Sulung Sultan
Trenggono yang menjadi pewaris tahta kesultanan, susuhunan Prawoto, dibunuh
oleh kemenakannya, Aria Penangsang yang waktu itu menjadi penguasa di Jipang
(Bojonegoro).
Setelah itu ia memerintahkan agar semua benda pusaka Demak dipindahkan
ke Pajang. Setelah menjadi raja yang paling berpengaruh di pulau Jawa ia bergelar
Sultan Adiwijaya. Pada masanya sejarah Islam di Jawa mulai dalam bentuk baru,
titik politik pindah dari pesisir (Demak) ke pedalaman. Peralihan pusat politik itu
membawa akibat yang sangat besar dalam perkembangan peradaban Islam di
Jawa.
Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaanya di tanah pedalaman ke arah
timur sampai daerah Madiun, di aliran anak sungai Bengawan Solo yang terbesar.
Setelah itu secara berturut-turut ia dapat menundukkan Blora (1554) dan Kediri
(1577). Pada tahun 1581, ia berhasil mendapatkan pengakuan sebagai sultan Islam
dari raja-raja terpenting di Jawa Timur. Pada umumnya hubungan antara keraton
Pajang dan raja-raja Jawa Timur memang bersahabat.
Selama pemerintahan Sultan Adiwijaya, kesusasteraan dan kesenian keraton
yang sudag maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal di pedalaman Jawa.
Pengaruh agama Islam yang kuat di pesisir menjalar dan tersebar ke daerah
pedalaman.
Sultan Pajang meninggal dunia tahun 1587 dan dimakamkan di Butuh, suatu
daerah disebelah Barat Taman Kerajaan Pajang. Dia digantikan oleh menantunya,
Aria Pangiri, anak sesuhunan Prawoto tersebut di atas. Waktu itu Aria Pangiri
menjadi penguasa di Demak. Setelah menetap di Kraton Pajang, Aria Pangiri
dikelilingi oleh pejabat-pejabat yang dibawahnya dari Demak. Sementara itu, anak
Sultan Adiwijaya, Pangeran Benawa, dijadikanpenguasa di Jipang.
Pangeran muda ini, karena tidak puas dengan nasibnya ditengah-tengah
lingkungan yang masih asing baginya, meminta bantuan kepada Senopati,
penguasa Mataram, untuk mengusir raja Pajang yang baru itu. Pada tahun 1588,
usahanya itu berhasil. Sebagai rasa terima kasih, Pangeran Benawa menyerahkan
hak atas warisan ayahnya kepada Senopati. Akan tetapi Senopati menyatakan
keinginannya untuk tetap tinggal di Mataram, ia hanya meminta pusaka kerajaan
Pajang. Mataram ketika itu memang sedang dalam proses menjadi sebuah
kerajaan yang besar. Pangeran Benawa kemudian dikukuhkan sebagai raja Pajang,
akan tetapi berada dibawah perlindungan kerajaan Mataram. Sejak itu Pajang
sepenuhnya menjadi berada dibawah kekuasaan Mataram.
3. Kerajaan Mataram
Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang
meminta bantuan kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman
untuk menghadapi dan menumpas pemberontakan Aria Penangsang. Sebagai
hadiah atasnya, Sultan kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki
Pamanahan yang menurunkan raja-raja Mataram Islam kemudian.
Pada tahun 1577 M, Ki Gede Pamanahan menempati istana barunya di
Mataram. Dia digantikan oleh puteranya Senapati, tahun 1584 dan dikukuhka oleh
Sultan Pajang. Senopatilah yang dipandang sebagai Sultan Mataram pertama,
setalah Pangeran Benawa, Anak Sultan Adiwijaya, menawarkan kekuasaan atas
pajang kepada Senapati. Meskipun Senapati meolak dan hanya meminta pusaka
kerajaaan, diantaranya Gong Kiai Skar Dlima, Kendali Kiai Macan Guguh, dan
Pelana Kiai Jatayu. Namun dalam tradisi Jawa, penyerahan benda-benda pusaka
itu sama artinya dengan penyerahan kekuasaan.
Senapati kemudian berkeinginan menguasai juga semua raja bawahan
Pajang, tetapi ia tidak mendapat pengakuan dari para penguasa Jawa Timur
sebagai pengganti Raja Demak dan kemudian Pajang. Melalui perjuangan berat,
peperangan demi peperangan, barulah ia berhasil menguasai sebagian
daripadanya.
Senapati mninggal dunia tahun 1601 M, dan digantikan oleh puteranya Seda
Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 M. Seda Ing Krapyak
digantikan puteranya Sultan Agug yang melanjutkan usaha ayahnya. Pada tahun
1619, seluruh Jawa Timur praktis sudahdibawah kekuasaannya. Di masa
Pemerintahan Sultan Agung inilah kontak-kontak bersenjata antara kerajaan
Mataram dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1630 M, sulan Agung
menetapkan Amngkurat I sebagai putera mahkota. Sultan Agung wafat tahun
1646 M dan dimakamkan di Imogiri. Ia digantikan putera mahkota.
Masa pemerintahan Amangkurat I hampir tidak pernah reda konflik. Dalam
setiap konflik, yang tampil sebagai lawan adalah mereka yang didukung oelh para
ulama yang bertolak dari keprihatinan agama. Tindakan pertama pemerintahannya
adalah menumpas pendukug Pangeran Alit dengan membunuh bnayak ulama
yang dicurigai. Ia yakin ulama dan santri adalah bahaya bagi tahtanya. Sekitar
5000-6000 ulama ,erasa tidak memerlukan titel Sultan. Pada tajun 1677 M dan
1678 pemberontkan para ulama muncul kembali dengan tokoh spiritual Raden
Kajoran. Pemberontkan-pemberontakan seperti itulah yang mengakibatkan
runtuhnya Kraton Mataram.
4. Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaanIslam pertama di Jawa Barat. Kerajaan
ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati.
Diawal abad ke-16 masih merupakan sebuah daerah kecil idbawah
kekuasaan Pakuan Pajajaran. Raja Pajajaran hanya menempatkan seorang juru
labuhan disana, bernama Pangeran Walangsungsang, seorang tokoh yang
meempunyai hubungan darah dengan raja Pajajaran. Ketika berhasil memajukan
Cirebon, ia sudah menganut agama Islam. Disebutkan oleh Tome Pires, Islam
sudah ada di Cirebon sekitar 1470-1475 M. Akan tetapi, orang yang berhasi
meningkatkan status Cirebon menjadi sebuah kerajaan adalah Syarif Hidayat yang
terkenal dengan gelar Sunan Gunung Jati, pengganti dan keponakan dari Pangeran
Walangsungsang. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga
Banten.
Sebagai keponakan dari Pangerang Walangsungsanng, Sunan Gunung jati
juga mempunyai hubungan darah dengan raja Pajajaran. Raja dimaksud adalah
Prabu Siliwangi, raja Sunda yang berdudukan di Pakuan Pajajaran, yang menikah
dengan Nyai Subang Larang tahun 1422. Dari perkawinannya itu lahirlah tiga
orang putera, masing-masing Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santangm dan
Raja Sengara. Sunan Gunung Jati adalah putera Nyai Lara Santang dari
perkawinannya dengan Maulana Sultan Mahmud alias Syarif Abdullah dari Bani
Hasyim, ketika Nyai itu naik haji.
Disebutkan Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448 M, dan wafat pada 1568 M
dalam usia 120 tahun. Karena kedudukannya sebagai Wali Osngo, ia mendapat
penghormatan dari raja-raja lain di Jawa, seperti Demak dan Pajang. Setelah
Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan
Pajajaran, Sunung Gunung Jati berusaha meruntuhkan kerajaaan Pajajaran yang
belum meganut agama Islam.
Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah
lain di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (galuh), Sunda Kelapa
dan Banten. Dasar bagi pengembangan Islam dan perdangangan kaum Muslimin
di Banten diletakkan oleh Sunan Gunung Jati tahun 1524 atau 1525 M. Ketika
kembali ke Cirebon, Banten diserahkan kepada anaknya, Sultan Hasanuddin.
Sultan inilah yang menurunkan raja-raja Banten. Ditangan raja-raja Banten
tersebut, akhirnya kerajaan pajajaran dikalahkan. Atas prakarsa Sunung Gunung
Jati melakukan penyerangan ke Sunda Kelapa dilakukan (1527 M) Penyerangan
ini dipimpin oleh Falatehan dengan bantuan tentara Demak.
Setelah Sunan Gunung Jati wafat, ia digantikan oelh cicitnya yang terkenal
dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan ratu wafat tahun
1650, dan digantikan oleh puteranya yang bergelar Panembahan Girilaya.
Keutuhan Cirebon sebagai Stu kerajaan hanya sampai Girilaya.
Sepeninggalanya, sesuai dengan kehedaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh dua
puteranya, Martawijaya atau Panembahan Sepuh dan Kartawijaya atau
Panembahan Anom, Panembahan Sepuh mempimpin Kesultanan Kasepuhan
sebagai rajanya yang pertama dengan gelar Samsuddin, sementara Panembahan
Anom memmimpin kesultanan Kanoman dengan gelar Badruddin.
5. Kerajaan Banten

Anda mungkin juga menyukai