Anda di halaman 1dari 20

BOLD: jawaban RI BISMILLAH a.

Vocal rest (mengistirahatkan pita


suara).
Jawaban yg tidak di BOLD: jawaban tambahan b. Simtomatik (antipiretik, analgesik)
c. Antibiotik jika demam, sekret
Highlight: RI SOAL OSCE (ada score)
purulen, secondary infection
InshaAllah gabungan soal-soal OSCE RI i. Amoxiclav 3x625 mg 10
lainnya (dokumen RI BISMILLAH, RI hari
ALLELUYA, RI SOAL OSCE, BTS, ii. Amoxicillin 3x500mg
BLACKPINK, EXO, 8. Terapi anak :
DMPRODUKCOVID, Latihan OSCE THT a. Vocal rest
I-III) b. Oksigenasi (O2)
c. Humidifier/Nebulizer (Epinefrin
15/08/2020
1:1000 dilarutkan dalam 2-5 ml
DIVISI LARINGOFARING
normal salin, selama 20 menit)
LARINGITIS AKUT d. Suntikan steroid
Kasus 1. Kalo tidak salah, steroid bisa
Seorang anak 4 tahun, Rewel, Sesak nafas, diberikan secara oral atau suntikan
Parau. Batuk, pilek, panas, tidak mau makan IM/SC (Dexamethasone 0,2-
Seorang anak 4 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan 0,6mg/kgBB bisa diulang 2-4x tiap
rewel, sesak napas dan parau sejak tadi pagi. Sehari 6-24 jam)
sebelumnya panas, batuk dan pilek serta tak mau makan. e. Antibiotik jika secondary infection
Saudara sebagai dokter jaga UGD. (Amoxicillin 3x250 mg)
Pertanyaan 1 :
1. Laring (korda vokalis) niilai 25
1. Organ yg terkena : Laring Nilai maks : 25
(Korda vokalis)
2. Anamnesis : Pertanyaan 2 : (3 Jawaban)
a. Suara parau 1. Sianosis 10
2. Adanya stridor 10
b. Stridor inspirasi, bisa sampai sesak 3. Adanya retraksi 10
c. Onset akut 4. Lain-lain yang relevan 5
d. Gejala infeksi (demam,
Nilai maks : 30
malaise, nyeri kepala) -->
setelah ISPA Pertanyaan 3 : (1 Jawaban)
e. Nyeri tenggorok, terutama 1. Laringitis akut 15
saat berbicara 2. Croup 15
f. Tenggorokan kering, memburuk Nilai maks : 15
saat malam
3. Pemfis : Pertanyaan 4 : (3 Jawaban)
1. O2 10
a. Laringoskop Indirect --> 2. Humidifier/nebulizer 10
hiperemi, dan edema pada 3. Suntikan steroid 10
epiglottis. korda vocalis normal. 4. Suntikan antibiotik 5
5. Pasang infus 5
b. Sekret yang kental
4. 3 tanda sesak nafas : Nilai maks : 30
a. Retraksi (dapat di
intercostal, supraclavicular,
suprasternal, epigastric) BENDA ASING ESOFAGUS
b. Stridor Kasus 1.
c. Sianosis Wanita, 65 tahun, tidak dapat makan dan minum 2
d. Pernapasan cuping hidung hari, makan bakso, dokter triage
5. Dx : Laringitis akut 1. Anamnesis :
6. DD : Faringitis akut, benda a. Rasa mengganjal (pasien diminta
asing, papiloma laring, epiglotitis menunjuk)
7. Terapi dewasa:
b. Sulit menelan tiba-tiba setelah Kasus 2.
menelan sesuatu, waktu kejadian, Anak, 6 tahun, tertelan uang logam 1 jam yang
benda yang tertelan lalu
c. Muntah setiap makan/minum 1. Dugaan pada anak? Benda asing esofagus
d. Batuk, hingga sesak 2. 2 tambahan anamnesis :
2. 3 Pemfis : a. Apakah ada rasa mengganjal di
a. Tanda dehidrasi (nadi meningkat, tenggorokan?
tekanan darah menurun, mata b. Apakah ada keluhan sulit menelan
cowong, turgor menurun) dan makan dan minum?
tanda hipoglikemia. c. Apakah ada muntah setiap
b. Pemeriksaan gigi geligi makan/minum?
(geraham) d. Apakah ada gejala jalan napas
c. Tes minum seperti batuk bertubi-tubi,
3. Penunjang: mendadak, dan rasa tercekik?
a. X-Ray Regio 3. 2 pemeriksaan fisik dan penunjang :
Cervicothoracal Posisi AP a. Tanda dehidrasi (nadi meningkat,
Lateral tekanan darah menurun, mata
b. X-Ray Thorax AP cowong, turgor menurun) dan
4. Penatalaksanaan : tanda hipoglikemia.
a. Pemasangan infus untuk b. Tes minum
rehidrasi dan jika didapatkan c. X-Ray regio cervical-thorax-
hipoglikemia, maka dapat abdomen posisi AP Lateral
ditambahkan terapi hipoglikemia 4. 2 penatalaksanaan :
b. Rujuk atau konsul dokter THT- a. Pasang infus untuk rehidrasi dan
KL untuk tindakan ekstraksi terapi hipoglikemia.
terhadap kecurigaan benda asing b. Rujuk atau konsul dokter THT-
esofagus dengan esofagoskopi di KL untuk tindakan ekstraksi
RS setempat atau RS Rujukan. terhadap kecurigaan benda asing
5. KIE penyakit, bahaya, rencana penanganan esofagus dengan esofagoskopi di
: RS setempat atau RS Rujukan.
a. Penyakit: ada benda asing di
jalan makan yang dapat Kasus 3.
menyebabkan ketidaknyaman dan Suatu pagi seorang ibu datang membawa anaknya usia 2
kesulitan/ tidak dapat makan dan tahun ke rumah sakit Kabupaten Pacitan. Ibu menduga
minum. anaknya menelan uang logam satu hari yang lalu.
b. Bahaya: dapat menyebabkan
dehidrasi tubuh dan nekrosis 1. Keluhan apa yang harus ditanyakan oleh dokter pada
pada organ pencernaan. ibu tersebut ! (3 pertanyaan)
c. Penanganan : 2. Pemeriksaan apa yang mungkin dapat dilakukan
i. Stabilisasi dan rehidrasi
oleh dokter umum di rumah sakit ? (2 pemeriksaan)
serta terapi hipoglikemia
(pasang IV Line) 3. Apa yang perlu dijelaskan kepada ibunya tentang
ii. Pasien dirujuk atau konsul bahaya dan komplikasi tertelan uang logam ? (2
ke dokter spesialis THT-KL jawaban)
karena perlu dilakukan
tindakan pengambilan
Jawaban Pertanyaan 1 :
benda asing melalui alat 1. Apakah setelah itu anak masih dapat
esofagoskopi di RS makan - minum ? 10
setempat atau dirujuk RS 2. Muntah ? 10
Rujukan.
3. Makan - minum & muntah ? 10
20 - batuk berturut-turut
4. Lain-lain yang relevan : 5
- tenggorokan ngganjel - sakit menelan 5
Jawaban Pertanyaan 2 :
1. Tanda dehidrasi 15
c. Apakah ada febris (demam)?
2. Tes minum 15 d. Apakah ada ptialismus (keluar
3. X foto : - leher-toraks-abdomen 15 air liur berlebih/ludah
- leher-toraks 10 terkumpul di mulut)?
- leher 5 e. Nafas bau
f. Nyeri menelan
Jawaban Pertanyaan 3 : 4. Penunjang:
Jangka panjang dapat terjadi komplikasi : a. Pungsi pada area bombans. Bila
- dehidrasi 15
hasil pungsi berupa pus: abses,
- perforasi 15
- nekrosis  fatal 15 sedangkan darah: infiltrate.
- mediastinitis 5 b. Kultur + uji sensitivitas
Maksimal 30 5. 2 tindakan :
a. Analgetik, antipiretik (Paracetamol
ABSES PERITONSILER 3 x 500 mg)
Kasus 1. b. Antibiotik
Wanita, 35 tahun, sulit menelan 5 hari, tenggorok i. Metronidazole 500 mg IV /
di foto 6 jam
Wanita 35 tahun mengeluh sakit menelan yang makin
hebat sebelah kiri selama 5 hari. Pada pemeriksaan
ii. Penicillin 600 mg IV / 6
tenggorok terlihat seperti dalam foto. jam
c. Obat kumur; Chlorhexidin
Gluconate 2% 2 dd
d. Bila terbukti abses, maka konsul
atau MRS-kan dan kirim ke Sp.
THT-KL untuk dilakukan insisi
dan drainase.

Jawaban Pertanyaan 1 : (3 jawaban)


Peritonsiler S hiperemi / palatum mole 10
Peritonsiler S udem 10
Uvula udem / terdorong kesisi sehat 10
Tonsil tertutup / tak tampak / terdorong
Ke medial bawah 5
nilai maksimal
30

Jawaban Pertanyaan 2 : (1 jawaban) Abses


peritonsiler S 20
1. 3 Diskripsikan foto : Infiltrat peritonsiler S 15
Nilai maksimal 20
a. Peritonsiler sinistra
hiperemi/palatum mole Jawaban Pertanyaan 3 : (3 jawaban)
b. Peritonsiler sinistra udim Trismus ? 10
Febris ? 5
c. Tonsil sinistra, arcus, dan Ptialismus 10
palatum mole hiperemi. Anamnesis lain yang relevan 5
d. Tonsil sinistra dan arcus udim, Nilai maksimal 25
serta palatum mole bombans.
Jawaban Pertanyaan 4 :
e. Uvula udim dan /terdorong ke Kirim ke THT 15
sisi yang sehat Pungsi 10
2. Diagnosis : Abses Peritonsiler Sinistra Antibiotika 10
Analgesik 5
3. 3 anamnesis : Nilai maksimal 25
a. Apakah terdapat nyeri
tenggorok atau nyeri telan?
b. Apakah ada trismus
(kesulitan untuk membuka
mulut) ?
TONSILITIS AKUT DD TONSILITIS d. Apakah ada sesak, nyeri dada?
KRONIS EKSASERBASI AKUT e. Apakah ada batuk darah?
Kasus 1. 2. 3 Pemeriksaan fisik :
Anak, 8 tahun, sakit menelan, sejak 2 hari yang a. Retraksi
lalu, foto tenggorok b. Stridor
c. Sianosis/biru
d. Pemfis Thorax: palpasi (gerak) dan
auskultasi D/S tidak sama
3. Pemeriksaan penunjang
a. Foto X-Ray regio Cervico-thoracal
(pada benda radiopaque) posisi AP
dan Lateral
1. Anamnesis: b. Endoskopi (Laringoskopi,
a. Nyeri menelan bronkoskopi)
b. Tenggorok kering dan panas, 4. 2 Penatalaksanaan :
halitosis a. Oksigenasi
c. Gejala infeksi (demam, malaise, b. Rujuk atau konsul ke dokter THT-
nyeri kepala) KL untuk tindakan ekstraksi
d. Drooling terhadap kecurigaan benda asing
2. 3 keluhan lain : bronkus dengan pro bronkoskopi
a. Apakah pernah sakit seperti ini di RS setempat atau RS Rujukan.
sebelumnya?
b. Apakah sering demam?
c. Apakah mendengkur
ketika tidur?
3. Foto tenggorok, 3 hal yang dilihat dari foto
:
a. Tonsil: permukaan tidak rata,
hiperemi, ukuran T3-T2
(Hipertrofi)
b. Detritus
c. Kripta melebar
4. Diagnosis : Tonsilitis Akut DD Tonsilitis
Kronis Eksaserbasi Akut
5. 3 Terapi :
a. Istirahat
b. Makan lunak, minum hangat
c. Analgetik/antipiretik
(Paracetamol 3 x500 mg atau 3x10
mg/kgBB/kali
d. Bila terdapat gejala infeksi, dapat
diberikan antibiotic Amoxicillin
3x500 mg atau 30-50
mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
BENDA ASING BRONKUS
Kasus 1.
Anak, 3 tahun, sesak nafas, makan kacang rebus
1. 3 Anamnesis :
a. Apakah ada batuk bertubi-tubi?
b. Apakah ada batuk mendadak?
c. Apakah ada rasa tercekik?
DIVISI ONKOLOGI KARSINOMA NASOFARING
Kasus 1. b. X-Ray Tengkorak AP Lateral,
Laki-laki, 53 tahun, sakit kepala 3 bulan, hidung Posisi Waters
kanan buntu, ingus bercampur darah c. CT Scan kepala
Laki-laki 53 tahun asal Paciran Lamongan, mengeluh sakit 5. Menjelaskan kemungkinan penyakit,
kepala hebat terus menerus selama 3 bulan. penderita juga
mengeluh hidung sebelah kanan buntu serta sering keluar
merujuk?
ingus bercampur darah. Saudara sebagai dokter poli umum Karena usia lanjut, kemungkinan
di BP swasta di Paciran keganasan tinggi, sehingga perlu
1. 2 kemungkinan diagnosis : dirujuk atau konsul ke dokter spesialis
a. Karsinoma nasofaring (KNF) THT-KL di RS setempat atau RS
b. Karsinoma sinonasal Rujukan.
2. 4 anamnesis :
a. Apakah ada gangguan
Jawaban Pertanyaan 1 :
pendengaran sebelah kanan? Kecurigaan pada keganasan
b. Apakah ada gangguan 1. KNF 20
penglihatan 2. Karsinoma sinonasal 10
3. Karsinoma kavum nasi 5
(diplopia)? 4. Karsinoma sinus paranasal 5
c. Apakah ada benjolan di leher?
d. Apakah ada gangguan menelan Jawaban Pertanyaan 2 :
1. Adakah gangguan pendengaran sebelah
e. TRIAS (3 dari 4 wajib ada
kanan? 10
keluhan hidung): 2. Adakah gangguan penglihatan? (Dyplopia)
i. Keluhan hidung (hidung 10
buntu, rinore, bau 3. Apakah ada benjolan leher? 10
4. Apakah ada gangguan menelan 5
busuk, epistaksis) 5. Anamnesis lain yang relevan 5
ii. Keluhan telinga
(penurunan pendengaran, Jawaban Pertanyaan 3 :
Pemeriksaan THT rutin 10
grebek- grebek) Pemeriksaan lain (kelenjar leher/gerak bola mata,
iii. Keluhan intracranial (nyeri refleks muntah) 10
kepala, diplopia) Maksimal 20
iv. Keluhan leher (tumor colli,
Jawaban Pertanyaan 4 :
pembesaran KGB, sulit Karena usia lanjut kemungkinan keganasan tinggi
menelan) (usia risiko tinggi). 10
f. Apakah ada hidung berbau Perlu dirujuk ke RS rujukan (Surabaya)
10
busuk? (keluhan hidung)
g. Apakah ada gangguan
pendengaran, seperti tinnitus Kasus 2.
grebek-grebek, keluar cairan, Bapak, 56 tahun, benjolan di leher kanan & kiri
dan penurunan pendengaran membesar + 6 bulan
sebelah kanan? (keluhan telinga)
h. Apakah ada gangguan
penglihatan ganda atau wajah
terasa tebal? (keluhan
intracranial)
i. Apakah ada benjolan di leher atau
gangguan menelan? (Keluhan
leher)
3. 2 pemeriksaan : 1. 3 Deskripsi untuk pemeriksaan tumor leher
a. Pemeriksaan THT-KL rutin a. Lokasi
b. Pemeriksaan KGB leher b. Jumlah
c. Pemeriksaan syaraf kranialis c. Ukuran
4. Penunjang : d. Batas
a. Biopsi Ca Nasofaring e. Konsistensi padat kenyal
f. Permukaan h. Nodul
g. Mobilitas (mobile/fixed) i. Nyeri tekan
j. Keterbatasan gerak leher iii. Keluhan intracranial (nyeri
2. 3 keluhan untuk pertimbangan diagnosis kepala, diplopia)
a. Telinga : berdengung, iv. Keluhan leher (tumor colli,
grebek- grebek atau pembesaran KGB, sulit
pendengaran menurun menelan)
b. Hidung : ingus bercampur e. Apakah ada hidung berbau busuk?
darah, buntu, berbau. (keluhan hidung)
c. Tenggorok : sulit menelan f. Apakah ada gangguan
3. Dugaan diagnosis : Karsinoma pendengaran, seperti tinnitus
nasofaring (KNF) grebek-grebek, keluar cairan, dan
4. Tindakan untuk menegakkan diagnosis : penurunan pendengaran sebelah
Biopsi Nasofaring kanan? (keluhan telinga)
TUMOR COLLI : g. Apakah ada gangguan penglihatan
ganda atau wajah terasa tebal?
Lokasi : Caudal mastoid, dorsal (keluhan intracranial)
angulus mandibulae, medial SCM h. Apakah ada gangguan menelan?
Kasus 3. (Keluhan leher)
2. 3 pemeriksaan :
Laki-laki, 53 tahun, ingus bercampur darah,
a. Pemeriksaan THT-KL rutin
benjolan di leher kanan (telah di eksisi oleh
b. Pemeriksaan KGB leher
dokter) 2 bulan yang lalu
c. Pemeriksaan nervus kranialis
3. Diagnosis : karsinoma nasofaring (KNF)
4. 2 penatalaksanaan & penjelasan
a. Penatalaksanaan : Perlu dirujuk
atau konsul ke dokter spesialis
THT-KL di RS setempat atau RS
Rujukan.
b. Penjelasan : karena usia lanjut,
maka kemungkinan suatu
keganasan tinggi maka
1. 3 anamnesis : kemungkinan suatu keganasan
a. Keluhan di telinga grebeg- tinggi.
grebeg (tinnitus), otore, 5. Apakah tindakan eksisi tumor dibenarkan :
penurunan pendengaran tidak benar, karena tumor primer
b. Gangguan di syaraf (penglihatan bukan berasal dari KGB, dengan
double, wajah terasa tebal, melakukan eksisi dapat menyebabkan
gangguan menelan) metastase.
c. Apakah ada nyeri kepala? KARSINOMA LARING
d. TRIAS (3 dari 4 wajib ada Kasus 1.
keluhan hidung): Laki-laki, 55 tahun, petani, sesak nafas 1 bulan,
i. Keluhan hidung (hidung suara parau 3 bulan, berat badan menurun
buntu, rinore, bau 1. 3 hal anamnesis :
busuk, epistaksis) a. Apakah ada kebiasaan merokok
ii. Keluhan telinga dan minum alcohol?
(penurunan pendengaran, b. Apakah ada batuk darah?
grebek- grebek) c. Apakah ada gangguan sulit
menelan?
2. 3 Pemeriksaan fisik terkait sesak nafas :
a. Ada RR meningkat dan Sianosis
b. Adanya Stridor dan retraksi
c. Ada Pembesaran kelenjar leher
3. Diagnosis : Karsinoma laring
4. Mengapa timbul keluhan sesak nafas :
karena tumor di korda vokalis semakin
membesar, sehingga rima glottis
semakin menyempit
Kasus 2.
Laki-laki, 57 tahun, sesak nafas, parau 1 tahun ini,
stridor inspirasi, retraksi otot-otot dada. Riwayat
perokok > 20 tahun. Rata-rata 2 bungkus perhari.
Saturasi 90%
1. Kemungkinan diagnosis : Ca tumor laring
2. 3 Tindakan yang dilakukan :
a. Bebaskan jalan nafas
b. Oksigenasi dengan masker 6 lpm
c. Rujuk atau konsul ke Sp. THT-
KL
3. 3 Poin pemberian edukasi :
a. Pasien kemungkinan
menderita suatu keganasan
pada organ laring
b. Karena usia lanjut dan
kebiasaan merokok, maka
kemungkinan kecurigaan suatu
keganasan tinggi
c. Dapat berisiko obstruksi jalan
nafas karena tumor yang
semakin membesar
4. Tindakan spesialistik di RS Rujukan :
Tracheostomi
DIVISI RHINOLOGI
EPISTAXIS Kasus 2.
Kasus 1. Laki-laki, 65 tahun, perdarahan banyak hidung 15
Anak, laki-laki 7 tahun, perdarahan hidung kiri, tidak menghalangi proses
sedikit sudah berhenti vasokonstriksi pembuluh darah
Seorang anak laki-laki 7 th, datang ke IRD dengan keluhan c. Jepit ala nasi untuk digital
pendarahan dari hidung kiri, sedikit dan sudah berhenti pressure
sendiri. d. Memasukkan kasa dan
vasokonstriktor, sebagai memberi
tekanan dan vasokonstriksi
1. Sumber epistaksisnya darimana? (Tampon anterior)
Epistaksis anterior yaitu Plexus 1. Plexus Keisselbach 40
kiesselbach/Little’s area Area Little
2. Tindakan oleh orang tua : 40
a. Bersihkan bekuan darah
Nilai Maksimal 40
b. Menjepit cuping hidung selama +
5 – 10 menit 2. - Bekuan darah disisi kanan 15
c. Kompres dingin pada hidung - Menjepit cuping hidung
± 5 -10 menit 15
3. Tindakan oleh dokter dan alasan :
a. Posisi Trotters: Duduk bersandar, Nilai Maksimal 30
sedikit menunduk, sambil menjepit
ala nasi selama 5 – 10 menit 3. - Bersihkan bekuan darah 10
alasan : supaya tidak meng-
b. Bersihkan bekuan darah supaya
halangi proses menit, TD 180/100
vasokonstriksi
pembuluh darah
1. Posisi? Pada area posterior, di plexus /area
- Jepit ala nasi 10 Woodruff
alasan : digital pressure 2. Penyebab paling mungkin : Tekanan
- Masukkan kapas + vasokonstriktor 10 darah tinggi (Hipertensi)
alasan : memberikan tekanan &
vasokonstriksi 3. Dokter umum, 2 tindakan yg dilakukan
a. Bersihkan bekuan darah
Nilai Maksimal 30 b. Pemasangan tampon posterior
4. Vasokonstriktor yang dihindari :
Efedrin/adrenalin
5. Vasokonstriktor yang dipilih :
Oxymetazoline 0.05%
6. Pemberian edukasi pada
penderita/keluarga :
a. Perdarahan terjadi oleh karena
tekanan darah tinggi, sehingga
menyebabkan pembuluh darah
pada hidung pecah
b. Penatalaksanaan sementara
adalah membersihkan bekuan
darah dan pemasangan tampon
posterior untuk memberikan
penekanan agar perdarahan
berhenti
c. Komplikasi yang dapat terjadi :
perdarahan yang banyak,
anemia, komplikasi lain terkait
tekanan darah tinggi.
Thrombosis, kerusakan mukosa,
infeksi toxic shock syndrome
d. Pencegahan perdarahan dapat
dengan kumur-kumur air dingin,
dan hindari makan dan minum
panas. Regulasi tekanan darah
tinggi diperlukan. Jika
perdarahan merembes di
tampon, dapat segera dibawa ke
UGD/dokter
Kasus 3.
Laki-laki, 65 tahun, perdarahan dari hidung kiri
1. 4 anamnesis
a. Apakah ada riwayat hipertensi?
b. Apakah ada riwayat trauma
maksilofasial?
c. Apakah ada riwayat benjolan
pada wajah?
d. Apakah ada riwayat ingus pe ung seperti ini
bercampur darah? nd sebelumnya?
e. Berapa lama dan seberapa ara
banyak pendarahannya yang saat ha
ini? n
f. Apakah ada riwayat hid
j. Simtomatis (Analgetik, antipiretik
Dekongestan topical
Kasus 2. Oxymetazoline 0,05% 2 dd)
g. Apakah ada riwayat konsumsi Laki-laki, 20 tahun, hidung buntu, pilek, sakit
obat-obatan? kepala 3 hari. Tadi pagi demam, mahasiswa ujian,
2. 3 tindakan yang dilakukan sangat terganggu.
a. Bersihkan bekuan darah 1. Dugaan utama : Rhinitis akut (common
b. Pasang tampon anterior cold)
c. Pasang tampon beloq/posterior 2. 4 pemeriksaan hidung :
a. Cavum nasi sempit
b. Konka dan mukosa udim
c. Konka dan mukosa hiperemi
RHINITIS AKUT
d. Sekret serous
Kasus 1.
3. 2 jawaban Apakah perlu terapi antibiotic?
Pemuda, pilek 1 bulan
a. Tidak perlu karena : infeksi
1. 3 Informasi :
virus
a. Hidung buntu
b. Self limited
b. Karakteristik secret
4. 3 terapi :
c. Anosmia/Hiposmia
a. Analgesik/antipiretik
d. Nyeri tekan atau Kemeng di
b. Dekongestan/tetes hidung
wajah
(Oxymetazoline 0.05% 2dd
e. Demam
selama 3-7 hari) Max 1 minggu
2. 2 Pemeriksaan :
c. Istirahat & makan yg cukup.
a. Rhinoskopi anterior
Minum hangat
b. Transiluminasi
3. Kuman penyebab tersering : Haemophillus
H. Influenza, Streptococcus SINUSITIS MAKSILA DENTOGEN
pneumoniae, Moraxella kataralis Kasus 1.
4. Dx : Postviral acute rhinosinusitis Laki-laki, 40 tahun, ingus berbau busuk 5 hari,
5. 3 Terapi: hidung kanan
a. Antibiotik Saudara bekerja di piliklinik puskesmas sebagai dokter
b. Dekongestan umum. Seorang laki-laki 40 tahun mengeluh ingusnya
berbau busuk selama 5 hari dari hidung kanan. Tidak panas
c. Konsul ke Sp. THT-KL sebelumnya
d. …
e. Kortikosteroid intranasal 1. 3 anamnesis :
(Mometasone furoate a. Apakah ada riwayat sakit gigi
monohydrate 0.05%) 1 dd 2 sebelumnya?
semprot b. Apakah sering pilek
f. Irigasi nasal (Pakai PZ) sebelumnya?
g. Simtomatis (Analgetik, c. Apakah ada sakit kepala/nyeri di
antipiretik Dekongestan topical ) pipi atau nyeri di wajah?
d. Bagaimana karakteristik sekret?
MENURUT EPOS 2012 e. Apakah ada hidung buntu?
h. Kortikosteroid intranasal f. Apakah ada riwayat kemasukan
(Mometasone furoate benda asing?
monohydrate 0.05%) 1 dd 2 g. Apakah ada gangguan penghidu?
semprot
i. Irigasi nasal (Pakai PZ)
2. 3 pemeriksaan THT & apa yang ii. Apakah ada konka udim?
akan diketahui b. Palpasi fosa kanina, apakah ada
a. Rhinoskopi anterior : nyeri tekan?
i. Apakah ada secret c. Pemeriksaan gigi geraham (P1- M3),
di meatus nasi media untuk mencari focus infeksi
3. Dugaan utama diagnosis : sinusitis
maksilla akut dentogenik kanan RHINOSINUSITIS AKUT
4. 2 Rencana terapi : Kasus 1.
a. Memberi antibiotic… Anak laki-laki, 20 tahun, pilek sejak 7 hari, tidak
i. Ampicillin 4x500 mg 7-10 kunjung membaik, rasa kemeng di dahi, pipi
hari kanan, mukosa kavum nasi udim bilateral, secret
ii. Clindamycin 3x300 mg kental keruh pada dasar kavum nasi bilateral dan
b. Konsultasi ke dokter THT meatus medius kanan
c. Konsultasi ke dokter gigi 1. Diagnosis paling mungkin :
Rhinosinusitis akut
Jawaban Pertanyaan 1 : 2. 4 dasar diagnosis :
1. Apakah sakit gigi sebelumnya? a. Pilek sejak 7 hari, tidak kunjung
15 membaik
2. Apakah sering pilek sebelumnya?
15 b. Rasa kemeng di dahi dan pipi
3. Apakah ada sakit kepala / nyeri pipi atau kanan
wajah? 5 c. Rhinoskopi anterior : mukosa
4. Bagaimana Ingusnya?
kavum nasi udim bilateral
5
5. Apakah ada buntu hidung? 10 d. Rhinoskopi anterior : secret
maksimal 40 kental keruh pada dasar kavum
nasi bilateral dan meatus medius
Jawaban Pertanyaan 2 :
1. Rinoskopi anterior : kanan
a. Apakah ada sekret di meatus medius 3. Apakah memerlukan antibiotic ?
10 a. Tidak perlu, karena :
b. Apakah ada udim konka
10
b. Merupakan infeksi virus
2. Palpasi fosa kanina : apakah ada nyeri tekan c. Self limited
10
3. Pemeriksaan gigi geraham atas Kasus 2.
(mencari fokus infeksi) 5 Karyawan, 30 tahun, pilek 10 hari, hidung buntu,
4. Post nasal drip 5 pusing, ingus kental, bawa x foto
5. Membuat x-foto posisi Water
5 1. 2 dugaan diagnosis :
Maksimal 30 a. Rhinosinusitis bacterial akut
b. Sinusitis maksilaris akut
Jawaban Pertanyaan 3 :
Sinusitis maksila akut dentogenik kanan
c. Rhinitis akut (common cold)
10 2. X foto, 2 kelainan yg tampak ?
Sinusitis maksila akut kanan 8 a. Air fluid level di sinus maksilaris
Sinusitis maksila akut 6 kanan
Sinusitis maksila 4
Maksimal 10 b. Perselubungan di sinus
maksilaris kiri
Jawaban Pertanyaan 4 : c. Penebalan dinding sinus maksilaris
1. Memberi antibiotik 10
2. Konsultasi ke dokter gigi 5
3. 3 terapi yang diberikan
3. Konsultasi ke dokter THT 10 a. Amoksisilin 3x500 mg selama 10
maksimal 20 hari
b. Dekongestan oral/topical
c. mukolitik
4. Kapan rujuk RS/THT? Bila pengobatan
tidak memberikan perbaikan gejala
klinis setelah 2 minggu, penderita di
rujuk atau konsul ke RS/ dokter Sp.
THT-KL
gambar orang mata di bulletin

FRAKTUR NASAL
Kasus 1.
Pemuda, hidung bengkok, 4 jam yang lalu,
b. Tidak boleh memencet BENDA ASING HIDUNG
atau melakukan insisi Kasus 1.
furunkel Anak, 5 tahun, ingusnya berbau, 7 hari, hidung
c. Selalu menjaga kebersihan kiri
diri
1. Diagnosis : Benda asing hidung kiri
2. 2 diagnosis banding
a. Rhinosinusitis akut
b. Rinolit
3. Terapi : Ekstraksi benda asing
4. 4 edukasi
a. Kejadian benda asing hidung
dapat berulang
b. Risiko timbul obstruksi jalan
1. 3 keluhan anamnesis : nafas, jika benda asing hidung
a. Apakah ada riwayat trauma? berpindah ke tracheobronchial
b. Apakah ada epistaksis? c. Komplikasi : rinolit & infeksi
c. Apakah ada nyeri? hidung/sinus paranasal
2. 2 pemeriksaan : d. Jauhkan benda kecil, berkilau,
a. Pemeriksaan luar/inspeksi  menarik dari jangkauan anak-
terdapat deformitas dan anak  awasi ketika anak
hematom bermain
b. Palpasi regio nasal 
didapatkan krepitasi dan nyeri Kasus tambahan RI BTS
tekan
c. Pemeriksaan rhinoskopi anterior
3. 2 penatalaksanaan dokter umum :
a. Penanganan epistaksis
b. Konsul dokter THT-KL

FURUNKEL HIDUNG
Kasus 1.
Laki-laki, 25 tahun, nyeri pada lubang hidung
kanan, 3 hari yll, supir angkot
1. Diagnosis : furunkel hidung cavum nasi
dextra
2. 2 anamnesis :
a. Apakah ada riwayat korek-
korek hidung?
b. Apakah ada riwayat cabut bulu
hidung?
3. 2 komplikasi
a. Selulitis bibir atas
b. Abses septum nasi
4. 3 edukasi
a. Menghindari kebiasaan
mengorek-ngorek bagian hidung
DIVISI ALERGI rumah, pekerjaan : penjahit baju
1. 4 keluhan anamnesis :
RHINITIS ALERGI
a. Apakah ada bersin2 >5x /
Kasus 1.
serangan atau ada gatal pada
Wanita, 30 tahun, pilek encer kumat-kumatan
hidung?
3 tahun, pilek bekerja dan membersihkan
b. Apakah ada keluhan hidung
buntu? c. Adakah riwayat alergi pada
c. Apakah ada riwayat alergi? keluarga
d. Apakah ada riwayat alergi pada d. Muncul waktu bekerja atau di
keluarga? rumah juga?
e. Berapa frekuensi serangan e. Adakah riwayat alergi?
dalam seminggu/sebulan 3. Dugaan jenis dan derajat penyakit :
terakhir? Rhinitis alergi persisten sedang berat
f. Apakah 4. Terapi:
mengganggu a. Avoidance
tidur/pekerjaan? b. Medikamentosa: Antihistamin
2. 2 diagnosis : (Loratadine 1x10 mg),
a. Rhinitis alergi Kortikosteroid topikal
b. Rhinitis okupasional (rhinitis (Mometasone furoate monohydrate
akibat kerja) 0.05% 2xsemprot 1 dd)
3. Pemeriksaan usulan : Skin Prick test c. Meningkatkan kondisi tubuh
(Tes kulit Prick) & eosinophil secret (olahraga, makan bergizi, istirahat
hidung, tes provokasi hidung, tes IgE cukup, hindari stres)
spesifik serum d. Nasal irigasi (Pakai PZ)
4. 3 Terapi dasar :
a. Avoidance
b. Antihistamin (Loratadine Kasus 3.
1x10 mg) Pasien sering bersin-bersin setiap kali
c. Meningkatkan kondisi tubuh membersihkan kamar, akhir-akhir ini memberat
(olahraga, makan bergizi, dan bersin setiap hari.
istirahat cukup, hindari 1. 3 anamnesis yang diperlukan?
stres) a. Apakah ada bersin >5x/serangan
d. Nasal irigasi (Pake PZ) dan hidung gatal?
b. Apakah ada riwayat alergi pada
Kasus 2. keluarga?
Wanita, 30 tahun, kerja di pabrik tekstil, sering c. Apakah ada riwayat alergi pada
pilek kumat2an 3 bulan, pilek encer seperti air, organ lain?
bersin-bersin dan buntu hidung hampir tiap 2. Diagnosis : Rhinitis alergi persisten
hari, sulit konsentrasi dan mengantuk waktu sedang-berat
bekerja. Hanya minum obat dipasaran. 3. 3 Terapi :
1. 2 jawaban dugaan penyakit : a. Avoidance atau penghindaran
a. Rhinitis alergi factor pencetus
b. Rhinitis okupasional b. Medikamentosa: Antihistamin
2. 3 hal penting anamnesis : (Loratadine 1x10 mg),
a. Adakah paparan allergen Kortikosteroid topikal
di rumah/tempat kerja? (Mometasone furoate
b. Adakah riwayat alergi pada monohydrate 0.05% 2xsemprot 1
organ lain dd)
c. Meningkatkan kondisi tubuh
(olahraga, makan bergizi,
istirahat cukup, hindari stres)
d. Nasal irigasi (Pakai PZ)
4. 3 Edukasi :
a. Hindari faktor pencetus yang
menyebabkan keluhan muncul
b. Tingkatkan daya tahan tubuh
dengan olahraga dan makanan
bergizi
Kasus 4.
c. Jika ingin membersihkan rumah d. Rhinitis alergi persisten sedang-
langsung di pel atau dengan berat
penyedot debu 3. Terapi ARIA-WHO bila persisten sedang-
berat
Wanita, 29 tahun, sering pilek, encer spt air, a. Avoidance
4 tahun, sering pilek dan bersin, tidak dapat b. Kortikosteroid intranasal
melakukan hobi ((Mometasone furoate
1. 3 informasi anamnesis monohydrate 0.05% 2xsemprot 1
a. Apakah ada pemicu serangan dd)) + oral antihistamin
pilek dan bersin? (Loratadine 1x10 mg),
b. Apakah ada riwayat alergi c. Meningkatkan kebugaran tubuh
dalam keluarga? dengan istirahat cukup, diet
c. Apakah ada riwayat alergi pada seimbang, olah raga pagi teratur,
organ lain? hindari stres
2. Diagnosis menurut ARIA : Rhinitis alergi d. Nasal irigasi (Pakai PZ)
persisten sedang-berat 4. 3 edukasi penting
3. 2 Terapi menurut ARIA-WHO : a. Meminta pasien dan keluarga
a. Avoidance untuk menghindari allergen
b. Medikamentosa: Antihistamin pencetus (kasus ini alergi debu),
(Loratadine 1x10 mg), misal membersihkan lantai
Kortikosteroid topikal langsung dengan pel
(Mometasone furoate basah/vacuum cleaner, tidak
monohydrate 0.05% 2xsemprot memakai karpet, dll,
1 dd) b. Meningkatkan kebugaan tubuh
c. Meningkatkan kondisi tubuh dengan istirahat cukup, diet
(olahraga, makan bergizi, seimbang dan olah raga pagi
istirahat cukup, hindari stres) teratur
d. Nasal irigasi (Pakai PZ) c. Memenuhi penggunaan obat
sesuai anjuran dokter
Kasus 5.
Kasus 6.
Wanita, pegawai bank, 30 tahun, pilek encer,
Wanita, 19 tahun, sering pilek kumat-kumatan,
hidung gatal, bersin paroksismal, buntu hidung
encer spt air, 1 th, sering obat pilek, kambuh lagi,
selama 1 tahun kumat-kumatan. Keluhan muncul
seminggu terakhir pilek dan bersin setiap hari
bila penderita membersihkan kamarnya. Selama Seorang wanita 19 tahun mengeluh sering pilek kumat-
dua bulan ini keluhan semakin berat dan kumatan, pilek encer seperti air, sudah berlangsung
berlangsung setiap hari. setahun lebih. Sering minum obat pilek, sembuh sebentar
1. 3 anamnesis penting tapi kumat lagi. Seminggu terakhir pilek dan bersin tiap
a. Apakah ada pemicu serangan hari.
pilek dan bersin (pajanan
allergen)? 1. 2 dugaan penyakit :
b. Apakah ada riwayat alergi a. Rhinitis alergi
dalam keluarga? b. Rhinitis vasomotor
c. Apakah ada riwayat alergi pada 2. 3 informasi anamnesis
organ lain (seperti biduran dan a. Apakah ada pemicu serangan
asma)? pilek (paparan allergen)?
2. 4 klasifikasi ARIA-WHO b. Apakah ada riwayat alergi di
a. Rhinitis alergi intermiten ringan keluarga?
b. Rhinitis alergi c. Apakah ada riwayat alergi di
intermiten sedang-berat organ lain?
c. Rhinitis alergi persisten ringan 3. Selain rhinoskopi ant, pemeriksaan lain
apa yg diperlukan?
a. Tes kulit prick
b. Eosinophil secret hidung

Pertanyaan 1.
Pola keluhan penderita mengarah ke :
Rinitis alergi Nilai 20
Rinitis nonalergi Nilai 20
Rinitis vasomotor Nilai 20
Nilai Maksimal 40

Pertanyaan 2.
Informasi yang perlu ditanyakan adalah :
1. Kualitas pilek (pilek encer, bersin,
buntu)→Khas untuk RA
Nilai 10
2. Pemicu serangan pilek (paparan
alergen)→Di rumah / tempat kerja

Nilai 15
3. Riwayat alergi dalam keluarga
Nilai 15
4. Riwayat alergi di organ lain
Nilai 15
Nilai Maksimal 45

Pertanyaan 3.
 Tes Kulit prick Nilai 15
 Eosinofil sekret hidung Nilai 5
Nilai Maksimal 15

OMSK DIVISI OTOLOGI 3. Diagnosis : Otitis Media Supuratif


Kasus 1.
Kronik (OMSK) sinistra tipe bahaya
dengan komplikasi parese Nervus VII
Laki-laki, 23 tahun, cephalgia 1 minggu, foto MT (nervus facialis)
4. 2 penatalaksanaan :
a. Berikan Antibiotik
b. Rujuk ke Dokter Sp. THT-KL
untuk dilakukan radikal
mastoidektomi dan dekompresi
Nervus VII (prosedur canal wall
up/down), bedah rekonstruksi
(timpanoplasti, miringoplasti)
c. Simtomatis (Analgetik)
d. Toilet MAE
a. Pada membrana timpani 
perforasi atik
b. Kolesteatoma
3. Diagnosis : Otitis Media Supuratif
Kronik (OMSK) dextra tipe bahaya
4. 2 Komplikasi yang sering terjadi :
a. Abses cerebri
1. 2 keluhan anamnesis :
b. Abses subperiosteal
a. Apakah ada otore / keluar
c. Mastoiditis
cairan dari telinga?
d. Labirinitis
b. Apakah ada gangguan
e. Abses retroaurikular
pendengaran?
c. Apakah ada nyeri pada telinga? Kasus 2.
2. Otoskopi. 2 kelainan yg tampak : Laki-laki, 23 tahun, riwayat otore telinga kiri 10
tahun, muka menceng ke kanan 1 minggu Kasus 3.
1. 2 anamnesis : Gadis 15 tahun, Timbul benjolan dan tumbuh
a. Apakah ada jaringan di belakang telinga kiri kadang bernanah,
penurunan sudah lama otore telinga kiri
pendengaran? Seorang gadis usia 15 tahun sudah satu bulan timbul
b. Apakah ada nyeri kepala? benjolan dan tumbuh jaringan di belakang telinga kiri,
kadang-kadang bernanah. Sudah lama menderita otore
c. Apakah ada nyeri telinga?
telinga kiri sebelumnya. (lihat gambar)
2. 3 pemeriksaan :
a. Otoskopi
b. Pemeriksaan tes pendengaran
c. Pemeriksaan Nervus VII

1. 4 anamnesis :
a. Apakah ada otore? Secret
encer/kental? Berbau?
Frekuensi? Timbul kapan?
b. Apakah ada otalgi?
c. Apakah ada penurunan
pendengaran?
d. Apakah ada nyeri kepala?
2. Diagnosis : otitis media supuratif kronik
(OMSK) sinistra tipe bahaya (maligna)
dengan komplikasi abses retroauriculer
3. 3 edukasi :
a. Radang kronik telinga tengah
yang sudah menimbulkan
komplikasi
b. Bahaya dapat menimbulkan
kematian
c. Perlu dilakukan terapi berupa
pembedahan terutama untuk
mencegah komplikasi yang fatal
dengan rujukan ke dokter THT
Kunci pertanyaan 1 : Nilai maksimal 25
1. Apakah ada otore 15
2. Apakah ada otalgi 15
FURUNKEL LIANG TELINGA
3. Apa pendengaran turun 15
4. Apa nyeri kepala 15 Kasus 1.
5. Lain-lain yang relevan 10 Anak, laki-laki, 16 tahun, telinga sakit 3 hari
Nilai maksimal 60

Kunci pertanyaan 2 :
1. OMSK S tipe bahaya/maligna dengan komplikasi
fistel/abses retroaurikuler 15
2. OMSK S tipe bahaya/Maligna 10
3. Fistel/abses Retroaurikuler 10
Nilai maksimal 15

Kunci pertanyaan 3 :
1. Radang kronik telinga tengah sudah menimbulkan
komplikasi 5
2. Bahaya dapat menimbulkan kematian 10
3. Perlu dilakukan pembedahan terutama untuk mencegah
komplikasi yang fatal. 10 1. 3 Keluhan lain :
4. Lain-lain yang relevan 5
a. Apakah ada telinga gatal? OTITIS EKSTERNA
b. Apakah ada riwayat korek- Kasus 1.
korek telinga? Laki-laki, 35 tahun, nyeri telinga satu hari, tidak
c. Apakah ada dapat tidur
pendengaran menurun? Seorang laki-laki 35 tahun mengeluh nyeri telinga satu hari
2. 3 pemeriksaan fisik : sehingga malam hari tidak dapat tidur.
a. Nyeri tekan tragus
b. Nyeri tarik auricula
1. 3 anamnesis :
c. Meatus sempit, edema, hiperemi
a. Apakah ada riwayat mengorek-
3. Diagnosis : Furunkel liang telinga
ngorek/membersihkan telinga?
4. 3 tindakan :
b. Apakah ada gangguan
a. Antibiotik
pendengaran?
b. Analgetik
c. Apakah ada batuk pilek?
c. Kompres burowi
d. Apakah ada cairan dari telinga?
2. 2 pemeriksaan fisik :
a. Nyeri tekan tragus/nyeri tarik
aurikula
b. Otoskopi : MAE hiperemi,
edema, sekret
3. Dx : Otitis Eksterna D/S
4. DD: OMA, Miringitis bulosa
5. Terapi :
a. Toilet MAE
b. Antibiotik topikal
c. Analgesik

Jawaban Pertanyaan 1 : (3 jawaban)


1. Adakah riwayat mengorek/membersihkan
telinga ? 15
2. Adakah gangguan pendengaran ? 15
3. Adakah batuk pilek ? 15
4. Adakah rasa gatal sebelumnya ? 10
5. Adakah Otorea ? 10
Nilai Maksimal 45

Jawaban Pertanyaan 2 : (2 jawaban)


- Nyeri tekan tragus/nyeri tarik aurikel 20
- Otoskopi :
Membran timpani bombans 20
Adanya serumen 20
Lumen meatus : lesi, udem 10
- Jawaban lain yang relevan 5
Nilai Maksimal 40
Jawaban Pertanyaan 3 : (1 jawaban)
- Analgesik 15
- Antibiotik p.o. 15
- Jawaban lain yang relevan 10

Nilai Maksimal 15
DIVISI AUDIOLOGI Lakukan tes garpu tala
1. Weber
GARPU TALA
2. Rinne kanan saja
Kasus 1.
3. Interpretasi pemeriksaan weber dan rinne
Laki-laki, 20 tahun, telinga kanan pendengaran
4. Kesimpulan telinga kanan
menurun sejak 6 bulan, riwayat keluar cairan
Langkah-langkah
dari telinga kumat2an 1 tahun, otoskopi telinga
a. Memberi salam & mempersilahkan
kanan MT perforasi sentral
duduk
b. Identitas & anamnesis singkat pemeriksa, kalo udh ga denger, pindah
c. Lepas kacamata, gigi palsu ke penderita, trus tanya masih denger
d. Penjelasan weber  contoh suara garpu ga? Kalo ga denger, di tes balik, dr
tala, peletakan di dahi, suara yg lebih penderita dulu, nanti kalo ga denger
keras angkat tangan  pindah ke pemeriksa
e. Menggetarkan garpu tala b. Menggetarkan garpu tala
f. Taruh tegak lurus di dahi c. Meletakkan garpu tala di planum
g. Lebih keras mana?  kanan mastoid kanan pemeriksa sampe ga
h. Penjelasan rinne  contoh suara garpu kedengeran
tala, diletakkan di belakang telinga, d. Pindahkan ke penderita, tanya masih
sampe ga denger, angkat tangan, denger ga?  ga denger
pindah ke liang telinga, apa masi denger e. Lanjut pemeriksaan
i. Menggetarkan garpu tala f. Taruh garpu tala di belakang telinga
j. Taruh di planum mastoid sampe penderita sampe ga denger  penderita
ga denger memberikan isyarat
k. Pindah cepet ke MAE posisi sejajar g. Pindahkan ke pemeriksa  masih
l. Masih denger apa engga  ngga mendengar
m. Interpretasi weber ada 5, rinne negative h. Interpretasi hasil : schwabach
 gangguan pendengaran tipe konduksi memendek  gangguan pendengaran
n. Kesimpulan : gangguan tipe sensorineural telinga kanan
pendengaran tipe konduksi
Kasus 2. AUDIOMETRI
Wanita, 45 tahun, penurunan pendengaran Kasus 1.
telinga kanan, sejak 1 tahun yang lalu, tinnitus +, Laki-laki, 42 tahun, pendengaran telinga kanan
otore -, riw. Kecelakaan 1 th yll, kepala kanan menurun, mendadak, 3 hari yll, vertigo +,
terbentur aspal. Otoskopi MT (D) intak. berdenging +, otoskopi MT kanan kiri intak
Lakukan tes garputala schwabach pada
telinga kanan
Langkah-langkah
a. Memberi salam & mempersilahkan
duduk
b. Identitas & anamnesis singkat
c. Lepas kacamata, gigi palsu
a. Penjelasan schwabach  contoh suara
garpu tala, dipasang di belakang telinga

1. Diagnosis audiogram diatas


a. Kanan tuli sensorineural
b. Kiri normal
2. Rata-rata ambang pendengaran telinga
kanan?
PTA = (60+70+70+80)/4 = 70 dB
3. Bagaimana hasil garpu tala weber?
Weber lateralisasi ke kiri atau ke sisi
sehat
4. Bagaimana hasil garpu tala rinne?
a. Kanan : positif
b. Kiri : positif
5. Rencana terapi?
a. Kortikosteroid
b. Rujuk ke Sp. THT-KL

Kasus 2. RI DMPRODUKCOVID

1. bagaimana hasil audiogram telinga kanan dan


kiri pasien?
a. telinga kanan tuli sensorineural
b. telingan kiri normal
2. bagaimana hasil pemeriksaan garpu tala weber?
Lateralisasi ke kiri
3. bagaimana hasil pemeriksaan garpu tala Rinne
pada telingan kanan dan kiri?
a. telinga kanan positif
b. telinga kiri posisitf
4. bagaimana urutan cara melakukan weber?

Seorang laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan telinga


kanan pendengaran menurun dan otore sejak 9 bulan y.l,
sering kambuh. Pemeriksaan otoskopi telinga kanan
membran timpani perforasi sentral, telinga kiri membran
timpani intak.
Lakukan tes garpu tala Rinne pada kedua telinga
(pilih salah satu cara saja)
No Cara memperagakan Nilai

0 1 2

1 Memberi salam dan meminta penderita duduk 0 3 5

2 Memberi penjelasan tentang apa yang akan dilakukan. 0 9 15

Penderita diberi contoh suara garpu tala, diterangkan bahwa GT akan


diletakkan dibelakang telinga sampai penderita tidak mendengar maka
segera mengangkat tangan memberi isyarat dan segera dipindahkan
didepan liang telinga, ditanya apakah penderita masih mendengar

3 Menggetarkan garpu tala 0 7 10

- Getarkan kedua kaki garpu tala dengan jari dan ibu

jari

- Ketukkan ke lutut atau benda keras yang dilapisi

bantalan lunak (tidak boleh ke meja kayu/besi

tanpa bantalan)

4 Meletakkan garpu tala tegak lurus pada planum mastoid penderita 0 9 15


sampai penderita tidak mendengar

Bila penderita memakai kacamata maka dilepas

5 Memindahkan garpu tala secepatnya didepan MAE penderita 0 9 15


dengan arah kedua kaki garpu tala sejajar dengan arah liang telinga

6 Menanyakan penderita masih mendengar atau tidak 0 7 10

7 Melakukan tes Rinne bergantian pada kedua telinga

8 Menginterpretasikan hasil

Telinga kanan Rinne negatip : tuli konduksi 0 7 10

Telinga kiri Rinne positip : normal atau tuli sensorineural 0 15 20

0 66 100

KASUS 5 Keterangan

0 : Tidak dilakukan

Memperagakan tes garpu tala Rinne cara 1 1 : Dilakukan tetapi tidak benar/kurang
sempurna/kurang lengkap
Lingkari jawaban yang benar
2 : Dilakukan dengan benar/sempurna/lengkap
5 Memindahkan garpu tala 0 9 15
Memperagakan tes garpu tala Rinne cara 2 secepatnya didepan MAE
penderita dengan arah kedua
Lingkari jawaban yang benar kaki garpu tala sejajar dengan
arah liang telinga

No Cara memperagakan Nilai 6 Menanyakan kepada 0 9 15


penderita mana yang lebih
keras di belakang telinga
atau didepan MAE
1 Memberi salam dan meminta 0 1 2
penderita duduk 7 Melakukan tes Rinne
bergantian pada kedua
2 Memberi penjelasan tentang 0 3 5 telinga
apa yang dilakukan
8 Menginterpretasikan hasil 0 7 10
Penderita diberi contoh suara
garpu tala, diterangkan bahwa Telinga kanan Rinne negatip
GT akan diletakkan dibelakang : tuli konduksi
telinga dan segera dipindahkan
didepan liang telinga, ditanya Telinga kiri Rinne positip :
penderita mendengar lebih normal atau tuli
keras yang mana dibelakang sensorineural
telinga atau didepan liang 0 66 100
telinga
Keterangan

3 Menggetarkan garpu tala 0 9 15 0 : Tidak dilakukan

- Getarkan kedua kaki garpu 1 : Dilakukan tetapi tidak benar/kurang


tala dengan jari dan sempurna/kurang lengkap

ibu jari 2 : Dilakukan dengan benar/sempurna/lengkap

- Ketukkan ke lutut atau


benda keras yang dilapisi

bantalan lunak (tidak boleh


ke meja kayu/besi

tanpa bantalan)

4 Meletakkan garpu tala tegak 0 7 10


lurus pada planum mastoid
penderita

Bila penderita memakai


kacamata maka dilepas

Anda mungkin juga menyukai