Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEBIJAKAN DAN PRESTASI SUSILO BAMBANG


YUDHOYONO

Disusun oleh :
1. Aisya Rahma (03)
2. Dhini Aulianissa (13)
3. Hidayat Budiawan (15)
4. Maytara Anrina P (20)

SMA NEGERI 7 PURWOREJO


2018/2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Kebijakan dan Prestasi Susilo Bambang


Yudhoyono” telah diperiksa dan disahkan sebagai pemenuhan tugas Sejarah
Wajib pada:

hari : Rabu

tanggal : 06 November 2019

Purworejo, 6 November 2019

Pembimbing

Ranita Nazzara

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada terhingga selalu kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Pencipta. Hanya atas limpahan rahmat, hidayah, serta karunia-
Nya yang tiada habisnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul:
“Kebijakan dan Prestasi Susilo Bambang Yudhoyono”
Kami telah berusaha menyusun Makalah ini sebaik mungkin. Namun
demikian, kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa
menyambut dengan senang hati tegur sapa dan sumbangsih yang sekiranya dapat
kami gunakan sebagai masukan. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami hingga
selesainya penyusunan Makalah ini.
Sekian yang dapat kami sampaikan, bila ada kesalahan atau kekurangan yang
kami lakukan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata, semoga
Makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Purworejo, 05 November 2019

Penyusun

iii
Daftar Isi
Halaman Judul ........................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................... iii
Daftar isi ....................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan ........................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
BAB II Isi ...................................................................................................... 7
A. Profil SBY ………………………………………………………….. 7
B. Prestasi SBY …………………………………………………………..
10
C. Penghargaan SBY …………………………………………………..
11
D. Kebijakan di Bidang Pemerintahan …………………………………..
11
E. Kebijakan di Bidang Politik Luar Negeri ………………………….. 12
F. Kebijakan di Bidang Ekonomi ………………………………….. 12
G. Kebijakan di Bidang Hukum dan Demokrasi ………………………….. 14
H. Kebijakan di Bidang Sosial dan Budaya ………………………….. 14
BAB III Penutup .......................................................................................... 15
A. Kesimpulan …………………………………….................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama RI yang dipilih
secara langsung oleh rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono atau yang sering
disapa SBY dan Jusuf Kalla dilantik oleh MPR sebagai presiden dan wakil
presiden RI ke-6 pada tanggal 20 Oktober 2004. Terpilihnya pasangan SBY
dan Jusuf Kalla diikuti dengan berbagai aksi protes mahasiswa Universitas
Udayana, Denpasar, Bali, yang meminta agar presiden terpilih segera
merealisasikan janji-janji mereka selama kampanye presiden. Tak lama setelah
terpilih, SBY sendiri segera membentuk susunan cabinet pemerintahannya
yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu..
Sejak awal pemerintahannya Presiden SBY memprioritaskan untuk
menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran serta
pemberantasan KKN ang ia canangkan dala program 100hari pertama
pemerintahannya. Program pengentasan kemiskinan berkaitan langsung
dengan upaya pemerataan dan penguragan kesenjangan serta peningkatan
pembangunan terutama di daerah yang masih tertinggal. Salah satu program
pengentasan kemiskinan yang dilakukan adalah bantuan langsung tunai
(BLT). Tahun 2006, BLT dianggarkan sebesar Rp18,8 triliun untuk 19,1 juta
keluarga. 2007 dilakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu rumah tangga miskin di
7 provinsi, 51 kabupaten, dan 348 kecamatan. Bantuan tersebut meliputi
bantuan tetap, pendidikan, kesehatan dengan rata-rata bantuan perrumah
tangga sebesar Rp 1.390.000 .

v
Selain memfokuskan pada manusia dan rumah tangganya, program
pengentasan kemiskinan juga berupaya untuk memperbaiki fisik lingkungan
dan prasarananya seperti gedung sekolah, fasilitas kesehatan, jalan, air bersih,
dan lain-lain. Program 100hari pertama Presiden SBY juga memberikan
prioritas pada peninjauan kembali RAPBN 2005, menetapkan langkah
penegakan hokum, langkah awal penyelesaian konflik di Aceh dan Papua,
stimulasi ekonomi nasional, dan meletakan fondasi yang efektif untuk
pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah dalam
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa saja kebijakan yang dilakukan SBY selama menjadi presiden?
2. Apa saja prestasi SBY selama menjadi presiden?
3. Apa saja penghargaan SBY selama menjadi presiden?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan SBY selama menjadi
presiden.
2. Untuk mengetahui prestasi SBY selama menjadi presiden.
3. Untuk mengetahui penghargaan SBY selama menjadi presiden.

vi
BAB II
ISI

A. Profil Susilo Bambang Yudhoyono


Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan
presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara
langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September
2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di
Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati,
merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R.
Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang
pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah
seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus
Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus
dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa)
dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara,
Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri
SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan
akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa
Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk
SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola
bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras,
SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara
dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri)

vii
setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar,
SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi
mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah


Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di
PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun
1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian
penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus
Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa
pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti,
belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima
penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort


Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort
Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle
Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan
Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di
Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort
Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster
University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku
jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III
di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma,
Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade
Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam
berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas
Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan
Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan

viii
pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat
Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah
air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud
305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau
pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81


Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-
2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif
Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982).
Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan
sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti
Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus
praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS,
1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan
Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando
Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah
Pelatih Infanteri (1983-1985)
Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-
1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti
pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan
keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen
Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD
(Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal
Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau
ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri)
Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan


Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-
1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat

ix
Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam
IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke
Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat
sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United
Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas
negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia,
Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat
menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam
II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi
ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf
Teritorial (Kaster) ABRI(1998-1999).
Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat
memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat
sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH
Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan
posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat
Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati
mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-
Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari
jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih
leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak
kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung
putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla
meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di
attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi
Presiden RI ke-6.

B. Prestasi Susilo Bambang Yudhoyono


1. Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
2. Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental
Fisik, dan Intelek), 1973
3. Satya Lencana Seroja, 1976

x
4. Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
5. Satya Lencana Dwija Sista, 1985
6. Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
7. Dosen Terbaik Seskoad, 1989
8. Satya Lencana Santi Dharma, 1996
9. Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force
(UNPF), 1996
10. Satya Lencana United Nations Transitional Authority in
Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium
(UNTAES), 1996
11. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
12. Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
13. Wing Penerbang TNI-AU, 1998
14. Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
15. Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
16. Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
17. Bintang Dharma, 1999
18. Bintang Maha Putera Utama, 1999
19. Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
20. Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
21. Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari
Sultan Brunei
22. Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006.

C. Penghargaan Susilo Bambang Yudhoyono


1. Presiden SBY Menerima Gelar Doktor HC dari Malaysia.
2. Presiden SBY Menerima Gelar Doctor of Letters dari Singapura.
3. Presiden SBY Menerima Gelar Ksatria Salib Agung dari Kerajaan
Inggris.
4. Presiden SBY Terima Trophy Global Champion of Disaster Risk
Reduction dari PBB.

xi
5. Presiden SBY Terima Penghargaan di Bidang perekonomian dan
Lingkungan Hidup di AS.

D. Kebijakan di Bidang Pemerintahan


Kebijakan pertama, mengamankan fiscal, yakni postur anggaran dan nota
keuangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan 2012.
Kebijakan kedua, peningkatan dan optimalisasi penerimaan negara. SBY
menegaskan bahwa, masih ada peluang untuk meningkatkan sumber
penerimaan negara.
Kebijakan ketiga, penghematan energy secara total.
Kebijakan keempat, penggunaan gas domestic. Penggunaan gas
dosmetikdiharapkan bisa mendorong industry, sector riil, sehingga
pertumbuhan ekonomi bisa terjaga.
Kebijakan kelima, untuk meningkatkan investasi. Kepala negara
mengatakan bahwa, investasi berkembang jika iklim dan aturan kondusif bagi
pengembangan investasi.

E. Kebijakan di Bidang Politik Luar Negeri


SBY berusaha memantapkan politik luar negeri Indonesia dengan cara
meningkatkan kerjasama internasional. Ciri-ciri politik luar negeri Indonesia pada
masa presiden SBY adalah
1. Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara lain.
2. Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-
perubahan domestic dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri.
3. Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba
menjalin hubungan dengan siapa saja yang bersedia membantu Indonesia
dan menguntungkan pihak Indonesia.
4. Konsep TRUST , yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia
Internasional. Prinsip TRUST adalah unity, harmony, security, leadership,
prosperity. Prinsip tersebut menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia
tahun 2008 dan selanjutnya

xii
F. Kebijakan di Bidang Ekonomi
1. Hingga Maret 2005 utang luar negeri US Dollar 136,6 miliar dan masa
penundaan utang Paris Club 3 sudah habis. Jumlah utang pokok dan bunga
utang luar negeri yang harus dibayar Rp 71,97 triliun. Bapenas
memperkirakan kemampuan membayar utang 2004-2007 maksimum US
Dollar 9 miliar. Untuk APBN 2005, SBY menambah utang ke CGI sebesar
US Dollar 3,4 miliar untuk menutup separuh defisit anggaran.
2. Saat dilantik sebagai presiden, ekspor sampai Oktober 2004 mencapai US
Dollar 58,5 miliar atau naik 15,08% jika dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun 2003. Impor hingga Oktober 2004 mencapai US
Dollar 27,8 miliar atu naik tajam 40,7% bila dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun 2003, yaitu US Dollar 26,87 miliar. Seratus hari
pertama lebih banyak bicara ekonomi makro daripada secara spesifik
program peningkatan ekspor.
3. Pada tanggal 19 Desember 2004 menaikkan harga “BBM Mewah”
Pertamax dari harga Rp 2.450/liter menjadi Rp 4.000/liter. Pertamax plus
dari harga Rp 2.750/liter menjadi Rp 4.200/liter. SBY juga menaikkan
harga elpiji dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 4.250/kg.
4. SBY dalam 100 hari pertama menyebut resep perbaikan iklim investasi,
pembangunan infrastruktur massal untuk menciptakan lapangan kerja
baru. BPS memprediksi lapangan kerja baru 1,75 juta dan tenaga kerja
baru 2,07 juta. Jadi, pengangguran 11,9 juta.
5. Melanjutkan pertumbuhan ekonomi pada masa Megawati. Tahun 2004
diperkirakan pertumbuhan ekonomi 4,5-4,9%, inflasi diperkirakan
meningkat yakni 5,5%. Saat dilantik pada Oktober, inflasi 0,56%, bulan
November meningkat ke 0,89%. Dalam 100 hari pertama SBY
memperkenalkan pembangunan jalan tol 1.593 km serta sejuta rumah
dalam lima tahun.
6. Sejak unggul di Pilpres (pilihan presiden), Indeks harga saham gabungan
membumbung ke rekor 861.318. Saat SBY dilantik, indeks harga saham
gabungan turun ke 844.144. Ketika kabinet diumumkan, indeks harga

xiii
saham gabungan juga turun ke 834.169. Karena kinerja pemerintah
disambut positif, indeks harga saham gabungan naik hingga 1000,221.
Kurs antara Rp 8.900 sampai Rp 9.150 per US Dollar.
7. Mengawali pemerintah, basis pendapatan per kapita sekitar US Dollar
1.000. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan per
kapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur masal untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing
dengan janji memperbaiki iklim investasi.
8. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan
yang ada di Negara Indonesia.
9. Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas dikarenakan
persediaan bahan bakar minyak semakin menipis dan harga di pasaran
tinggi.
10. Kebijakan impor beras, tetapi kebijakan ini membuat para petani menjerit
karena harga gabah menjadi anjlok atau turun drastic.
11. Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah social,

G. Kebiijakan di Bidang Hukum dan Demokrasi


1. Ketika pemerintah Orde Baru tumbang, keinginan untuk mendapatkan
ruang politik dan pemerintahan untuk mengatur wilayah sendiri menjadi
keinginan masyarakat di daerah-daerah yang pada akhirnya melahirkan
Undang-Undang Otonomi Daerah. Penerapan otonomi daerah tersebut
diiringi dengan perubahan sistem pemilu dan diselenggarakannya pemilu
langsung untuk mengangkat kepala daerah mulai dari gubernur hingga
bupati dan walikota.
2. Di bidang pers, euforia demokrasi juga melahirkan sejumlah media massa
baru yang lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasi masyarakat.
3. Dengan berpasangan dengan ahli ekonomi, Boediono, pada tahun 2009
SBY berhasil mendapatkan kembali mandat dari rakyat untuk memimpin
Indonesia untuk periode ke-2.
4. Instrumen hukum Penanggulangan bencana alam melalui Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2007. 

xiv
5. Pemebentukan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

H. Kebijakan di Bidang Sosial dan Budaya


Presiden SBY berhasil meredam berbagai konfik di Indonesia seperti
konflik di Ambon, Sampit dan juga di Aceh. Di pemrintahan SBY juga
telah dibuat undang-undang mengenai pornografi dan pornoaksi. Namun
usaha ini tidak disertai dengan penegakan hokum yang baik sehingga tidak
terealisasikan. Meski konflik di beberapa daerah telah direndam, tetapi
muncul kembali berbagai konflik. Dalam hal pelestarian budaya, di masa
pemerintahan SBY mengalami kemundurannya. Terutama dengan
banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang di klaim oleh pemerintah
negara lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi
banyak kemajuan di berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi
dan kebebasan berpendapat. Namun, terdapat beberapa kemunduran juga. Kita
tidak dapat melihat kesuksesan suatu pemerintahan hanya dengan satu
pandangan. Kita harus memandang dari berbagai sisi. Jika dibandingkan
dengan pemerintahan pada masa Orde Baru, memang dalam beberapa bidang
terlihat kemunduran. Tetapi bisa saja hal ini dikarenakan pada masa Orde
Baru kebebasan pers dikekang sehingga bagian buruk pada Orde Baru tidak
terlihat. Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah
mufakat diutamakan. Sehingga pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski

xv
begitu, musyawarah mufakat ini dilakukan untuk kepentingan bersama.
Sehingga dapat dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono telah cukup berkembang dibandingkan masa-masa sebelumnya
dalam hal demokrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Mustopo,Habib.dkk.2007. Sejarah 3 SMA Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan


Sosial.Jakarta:Yudhistira.

Abdurakhman.dkk.2018 Sejarah Indonesia.Jakarta:Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.

https://www.biografiku.com/biografi-susilo-bambang-yudhoyono/

xvi

Anda mungkin juga menyukai