Dr Desin
Jika lapor berupa bangkitan berupa blabla, bukan dengan bahasa kejang kelojotan.
Seizure adalah kejadian tanda maupun symptom yang sesaat. Bila melewati T1 bisa menjadi status
epileptikus.
Jika terjadi bangkitan hingga 5 atau lebih per hari bisa jadi frequence seizure.
Semiology adalah semantik dan logis sehingga tanda apa saja yang keluar ketika terjadi kejang atau
epilepsi. Semiology untuk merangkum dari mana gejala itu berasal.
Sehingga bicara soal focal onset juga harus dilengkapi contoh frontal lobe epilepsi, dll.
Epileptic zone: minimal area yang harus terambil ketika operasi
Contoh 1: gustatory aura --> lesi di insula atau secondary sensory aura
Contoh 2 : abdominal aura --> insula atau superior basal fisura sylvia (MTLE)
Contoh 3: halusinasi --> temporal lobe epilepsi
Contoh 4: absence subtype --> hypocampus
MOTOR SEIZURE
Myoclonic = ritmis dengan durasi 0.5-1 detik harus dengan kriteria ritmis, lokasi di primary motor
cortex atau RAS
Tonic = kaku dengan durasi beberapa detik, kontralateral hemispher SSMA, RAS
Spasm = durasi paling singkat < 0,2 detik
Clonic = likely as a tremor, mirip
Versive seizure = mata, leher dan otot penyangga kepala menekuk perlahan, mata melirik ke kanan
dan atas lokasi kontralateral hemisphere
Gelastic seizure = kejang dengan bentuk tertawa yang terus menerus -->lesi di hypothalamus
Atonic Seizure = tiba tiba terjatuh --> lesi di ARAS
Semiology:
Tools for epilepsy --> slide
Tujuan untuk menentukan apakah itu bangkitan atau bukan.
Medikamentosa pada seizure target adalah jangan sampe pasien kambuh general seizure.
Pilihan lain pada kasus yang tidak operasi yaitu palliative surgery yaitu calostotomy, yaitu
pengambilan corpus callosum sehingga tidak ada hubungan antara hemisphere kanan dan kiri
sehingga pasien gejala tidak akan mencul kanan dan kiri (hanya salah satu)
Kesimpulan:
Semiologi subjektif namun bisa di objektifkan dengan gambar, laporan, video atau keterangan dari
kelurga untuk mendiagnosis epilepsi dengan sebaik-baiknya.