LG-ESS adalah tumor-tumor dengan potensi keganasan yang rendah, sering kali
bermanifestasi dengan perjalanan klinis yang pasif, dengan beberapa kasus mengalami
rekurensi jangka panjang setelah histerektomi. HG-ESS adalah tumor dengan potensi
keganasan yang tinggi dan memiliki luaran klinis yang lebih buruk. UUS menunjukkan
gambaran-gambaran morfologis sel-sel ganas dengan perjalanan klinis yang bersifat lebih
agresif. Dengan berkembangnya teknik-teknik diagnostik molekuler, klasifikasi morfologis
EST dapat digabungkan dengan temuan-temuan molekuler untuk menyempurnakan
klasifikasi dari tumor-tumor ini. Di masa depan, gambaran morfologis dan imunohistokimia
yang berhubungan dengan kategorisasi molekuler EST akan menjadi lebih dikenal untuk
merencanakan rejimen terapeutik, khususnya pada penyakit-penyakit metastatik dan
rekurensi. (Akaev, 2021)
Diagnosis definitif dari berbagai sarkoma uterus dengan modalitas sonografi saja
tidak memungkinkan karena tumor-tumor jenis ini hanya menunjukkan gambaran yang tidak
spesifik. Temuan yang biasa ditemukan adalah masa endometrium polipoid, penebalan
pada bagian endometrium, dan masa adnexa. Sarkoma uteri juga tidak memiliki gambaran
spesifik pada CT scan yang dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan
diagnosis banding, CT biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya metastasis pada
organ jauh dan staging penyakit. Masa berdensitas rendah dengan nekrosis adalah temuan
yang paling umum ditemukan pada kasus sarkoma uteri. (Toprak et al., 2004)
Lesi tumoral pada endometrial stromal sarcoma bersifat isointense relatif terhadap
myometrium pada pencitraan T1-weighted MRI dan hiperintens pada T2-weighted MRI.
Lebih lagi, MRI menunjukkan gambaran heterogen tetapi prominen dengan bantuan kontras
karena tumor memiliki vaskularitas yang tinggi. Selain itu, lesi-lesi dalam bentuk masa masif
dengan batas tidak tegas, bentukan masa nodular multipel dan penyebaran nodular worm-
like intramyometrium juga sering ditemukan. Lesi nodular marginal adalah temuan yang
umum ditemukan dan representatif akan sifat tumor yang invasif. (Toprak et al., 2004)
Leiomyoma dapat memiliki gambaran yang bervariasi pada MRI bergantung pada
selularitas dan adanya degenerasi cystic, nekrosis, perdarahan, dan klasifikasi, dan pada
umumnya gambaran yang ditemukan berbatas tegas. Sehingga, terkadang pemeriksaan
radiologis dapat membedakan beberapa karakteristik sebelum dilakukan operasi.
Membedakan endometrial stromal sarkoma dengan leiomyosarcoma dengan MRI tetaplah
hal yang sulit. Pada kasus kanker endometrium, gambaran yang ditemukan berupa masa
endometrium yang memiliki intensitas sinyal menengah hingga rendah pada pencitraan T1-
weighted dan intensitas sinyal rendah pada pencitraan T2-weighted, sedangkan intensitas
sinyal pada endometrial stromal sarcoma adalah lebih tinggi pada pencitraan T2-weighted.
Berbeda dengan endometrial stromal sarcoma, karsinoma endometrium tidak mengalami
peningkatan intensitas pada pemberian kontras. (Toprak et al., 2004)
Gambar 2. Gambaran mikroskopis LG-ESS. A. Gambaran lesi infiltratif dengan margin yang
menyerupai lidah pada LG-ESS. B. Sex-cord like structures pada LG-ESS (Akaev, 2021)
4.5.2 Immunohistokimia
Sarkoma uterus merupakan keganasan yang sangat jarang ditemui dan berasah dari
otot polos dan elemen-elemen jaringan ikat di sekitarnya yang merupakan 1% dari seluruh
keganasan / tumor ginekologis dan merupakan 3-7% dari seluruh keganasan uterus. Tiga
tipe sarkoma yang paling umum ditemukan adalah leiomyosarcoma, karsinosarkoma, dan
endometrial stromal sarcoma. Mekanisme utama dari sarkoma uterus masih belum diketahui
dengan jelas, namun, hal ini diperkirakan terjadi akibat translokasi kromosomal yang
mempengaruhi berbagai variasi hasil histopatologis dari suatu sarkoma. Hal ini
menyebabkan setiap tumor memiliki tingkat keganasannya masing-masing dan memiliki
respons yang bervariasi terhadap kemoterapi. Berdasarkan literatur yang ada, risiko
sarkoma lebih tinggi pada pasien-pasien wanita yang berusia 50 tahun atau lebih tua,
penelitian lain juga membuktikan bahwa kasus ini lebih sering ditemukan pada wanita-
wanita denga ras kulit hitam. (Sivakumari, 2015) Diagnosis sarkoma uterus masih
merupakan suatu tantangan bagi para dokter karena gejala yang ditimbulkan sangat tidak
spesifik dan mungkin sering keliru dengan diagnosis lain seperti myoma uteri. Tidak ada
modalitas pencitraan yang dapat mendiagnosis sarkoma uteri secara akurat tanpa dilakukan
tindakan operasi. Risiko seorang wanita pada usia reproduktif terdiagnosis dengan myoma
uteri satu kali sepanjang hidupnya berkisar dari 20-40%, sehingga dokter menghadapi
tantangan besar untuk mendiagnosis kasus-kasus myoma uteri yang bukan merupakan
sarkoma uteri tanpa harus melakukan tindakan histerektomi atau laparotomi terlebih dahulu
(Bužinskienė, 2018).
Karsinoma Korpus Uteri atau yang dikenal juga sebagai Endometrial stromal tumors
merupakan keganasan mesenkimal pada uterus yang telah menjadi perhatian bagi banyak
patologis beberapa tahun belakangan ini. Hal ini bukan hanya disebabkan karena
diagnosisnya yang sulit, tetapi juga klasifikasi dan patogenesis dari tumor-tumor ini masih
menjadi perdebatan. Saat ini, World Health Organization mengenali adanya 4 kategori pada
endometrial stromal tumor, yaitu endometrial stromal nodule (ESN), low-grade endometrial
stromal sarcoma (LG-ESS), high-grade endometrial stromal sarcoma (HG-ESS), dan
undifferentiated uterine sarcoma (UUS). Kategori-kategori ini ditentukan berdasarkan
adanya perbedaan translokasi genetik dan juga morfologi tumor serta prognosis dari
masing-masing kondisi. Secara spesifik, fusi JAFZ1-SUZ12 (yang sebelumnya dikenal
sebagai JAZF1-JJAZ1) pada umumnya ditemukan pada kasus ESN dan LG-ESS,
sedangkan translokasi YMHGAEFAM22 pada umumnya ditemukan pada HG-ESS. Kondisi
HG-ESS memiliki prognosis yang lebih buruk dari LG-ESS tetapi lebih baik dari UUS, yang
mana tidak menunjukkan pola translokasi tertentu. (Christoper et al., 2014)
Tabel 1. Klasifikasi WHO mengenai EST (Endometrial Stromal Tumors). (Christoper et al.,
2014)
ESN
LG-ESS
HG-ESS
UUS
ESN : Endometrial Stromal Nodule; LG-ESS : Low Grade- Endometrial Stromal
Sarcoma; HG-ESS : High Grade- Endometrial Stromal Sarcoma; UUS:
Undifferentiated Uterine Sarcoma
ESN adalah tipe tumor jinak, jarang ditemukan yang biasanya didapati pada
kelompok usia pre menopause tetapi memiliki rentan usia yang luas (23 – 86 tahun), dimana
rata-rata usia saat ESN terdiagnosis adalah 53 tahun. Tidak ada predisposisi ras untuk
kasus ESN. Pasien biasanya datang dengan keluhan non spesifik seperti perdarahan
abnormal atau nyeri pada bagian abdomen atau pelvis. Uterus mungkin mengalami
pembesaran. Kira-kira 10% pasien tidak akan menunjukkan gejala sama sekali, dan tumor
biasanya ditemukan pada saat melakukan histerektomi atas indikasi penyakit yang lain.
(Christoper et al., 2014)
LG-ESS lebih sering ditemukan daripada ESN, memiliki riwayat dan presentasi klinis
yang serupa dan mayoritas ditemukan pada wanita usia pre menopause. Beberapa kasus
dilaporkan pada wanita-wanita usia dewasa muda atau remaja.. Mayoritas kasus ditemukan
intrauterine. Namun, pada kasus yang langka, LG-ESS mungkin dapat ditemukan pada
lokasi di luar endometrium seperti di ovarium atau paru-paru. Metastasis pada limfonodus
dapat ditemukan pada hingga 30% pasien, dan penyebaran pada limfonodus para-aorta
juga telah dilaporkan. Beberapa kasus dihubungkan dengan terapi tamoxifen, stimulasi
estrogenic yang berkepanjangan, atau iradiasi pada pelvis. (Christoper et al., 2014)
UUS pada awalnya dikenal dengan istilah high-grade ESS atau poorly differentiated
ESS namun saat ini disebut dengan istilah UUS karena terdapat suatu sifat klinis dan
morfologi yang serupa. UUS merupakan sarcoma derajat tinggi yang menunjukkan
gambaran atipikal secara sitologis dan proses mitosis yang aktif dan pada umumnya berasal
dari endometrium serta adanya LG-ESS pada waktu yang bersamaan. Penting untuk
menyingkirkan diagnosis lain yang umumnya ditemukan seperti leiomyosarcoma,
adenosarcoma, atau karsinosarkoma. Hanya sekitar 25% dari sarkoma berbasis
endometrium yang masuk dalam kategori UUS. UUS merupakan suatu tumor agresif yang
biasanya muncul pada wanita-wanita post menopause. Presentasi klinis yang paling sering
ditemukan adalah masa pelvis dan perdarahan abnormal pada vaginal. Sejumlah besar
pasien (>60%) terdiagnosis pada saat penyakit ini sudah di tahap yang lebih lanjut, dimana
ditandai dengan penyebaran tumor ekstra-uterus ke bagian abdomen, limfonodus pelvis,
dan organ-organ jauh lainnya seperti paru-paru. (Christoper et al., 2014)