Anda di halaman 1dari 4

PENDAPAT HUKUM PENYELESAIAN GANTI RUGI TANAH DAN TANAM TUMBUH

AN.SUHARDIN PADA KONSESI PT.MARUNDA GRAHAMINERAL

Dengan Hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini,
Nama : SUHARDIN
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Muara Maruei,23-04-1970
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani/Pekebun
Alamat : Panda Siron Desa Panda Siron RT/RW.00
Kec.Laung Tuhup Kab.Murung Raya
Propinsi Kalimantan Tengah
Berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 19 April 2021 (terlampir) dalam hal ini
diwakili oleh kuasanya, M.Junaedi L.Gaol,S.H, Devi Dwi Subantri,S.H,M.H, Reni
Adhani Efratasari,SH,MPd, Judiansah,S.Sy, Nordiansyah,SH Masing-masing
advokat/pengacara dari Kantor Hukum M.Junaedi L.Gaol,S.H Advokat /Pengacara
dan Konsultan Hukum alamat kantor Jalan Patih Rumbih Gg.IV No.129 Kelurahan
Selat Barat Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.

Mengawali pertemuan ini, terlebih dahulu kami menyampaikan analisa yuridis yang
kami susun dalam pendapat hukum terhadap penyelesaian Ganti Rugi tanah dan
lahan batubara seluas 263.732 M2 (26,37 Ha) Milik Suhardin pada areal PKP2B milik
PT.Marunda Grahamineral (MGM) berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal No.16/1/IPPKH/PMA/2017 tanggal 18 Juli 2017 tentang Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk kegiatan Operasi Produksi Batubara dan sarana
penunjangnya pada kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonfersi atas nama
PT.Marunda Grahamineral di Kabupaten Murung Raya Propinsi Kalimantan Tengah
seluas + 885,56 Ha.
1. Bahwa jauh sebelum Pemerintah menerbitkan Izin pinjam pakai kawasan
hutan Kepada PT.MGM tanggal 18 Juli 2017, ternyata pada luasan konsesi
PT.MGM + 885,56 Ha, terdapat seluas 263.732 M2 (26,372 Ha) Milik Suhardin
yang sudah dikuasai dan tidak pernah terlantar sejak tahun 2008, hal ini
dapat dibuktikan dengan Surat Pernyataan (SP) tanggal 12 Juli 2008 seluas 2
Hektar, dan SP tanggal 16 Desember 2014 seluas 23,75 Hektar, ukuran kasar
kedua bidang tanah tersebut seluas 25,75 Hektar, dan setelah diukur dengan
koordinat terdapat seluas 263.732 M2 atau 26,3732 Hektar.
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU No.5 Tahun 1960 tentang UUPA
telah mengakomodir hak ulayat dari masyarakat hukum adat sepanjang
masih hidup,sbb:

Pasal 3 UU No.5 Tahun 1960

Halaman 1 | P a p a r a n p a d a M e d i a s i M u r u n g R a y a
Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan
hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum
adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan
atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.

3. Bahwa berdasarkan ketentuan poin (1) dan poin (2) tersebut diatas, maka
haruslah dinyatakan bahwa kepemilikan tanah seluas 26,37 Ha atas nama
Suhardin memiliki dasar hukum kepemilikan sejak tahun 2008 dan diakui
oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Dengan begitu, pemilik
izin konsesi PT.MGM yang mendapat izin pinjam pakai tahun 2017 adalah
pendatang yang seharusnya melakukan sosialisasi dan pengukuran dilokasi
konsesi untuk memastikan luasan lahan yang dapat dikonsesi dan
pemerintah tidak salah dalam menerbitkan perizinan.
4. Bahwa kemudian, pada bagian KE ENAM Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor:SK.416/Menhut-II/2009 tentang izin pinjam pakai kawasan hutan
untuk kegiatan Eksploitasi Bahan Galian Batubara dan Sarana Penunjangnya
Kepada PT.Marunda Graha Mineral telah menegaskan, Apabila didalam
kawasan hutan yang dipinjam pakai terdapat hak-hak pihak ketiga,
penyelesaiannya menjadi tanggung jawab PT.Marunda Graha Mineral yang
dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah Setempat.
5. Bahwa berdasarkan poin (4) diatas, seharusnya PT.MGM dalam proses
penyelesaian ganti rugi lahan masyarakat koordinasinya adalah satu pintu
dengan pemerintah daerah setempat, karena itu alasan pemohon
mengajukan permohonan mediasi Kepada Bupati Murung Raya sudah tepat,
menurut hemat pemohon tidak beralasan PT.MGM melibatkan institusi TNI
POLRI hanya untuk alasan mediasi dengan masyarakat, keberadaan anggota
TNI POLRI berpakaian dinas pada saat mediasi bagi perasaan masyarakat
awam sudah merupakan bentuk intimidasi penekanan. Karena itu seluruh
berita acara mediasi ganti rugi tanah di PT.MGM yang didalamnya terdapat
anggota TNI POLRI haruslah dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum.
6. Bahwa Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dalam wilayah Republik Indonesia, sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang
angkasa bangsa Indonesia adalah merupakan kekayaan nasional, dan
berdasarkan ketentuan UUD 1945 dalam Pasal 33 ayat (3) menyatakan
Seluruh bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, Dari ketentuan dasar
ini, dapat diketahui bahwa kemakmuran rakyatlah yang menjadi tujuan
utama dalam pemanfaatan fungsi bumi, air dan ruang angkasa serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
7. Bahwa sumber dari segala sumber hukum di republic ini adalah Pancasila,
semua orientasi hukum harus mengedepankan prinsip keadilan social dan
keadilan yang beradap, kita sangat bangga apabila perusahaan melakukan
pendekatan yang humanis kepada masyarakat, jangan melakukan ganti rugi
secara pukul rata, tim yang dibentuk pemerintah daerah harus betul-betul
melakukan inventarisasi seberapa banyak tanam tumbuh milik masyarakat
Halaman 2 | P a p a r a n p a d a M e d i a s i M u r u n g R a y a
dan menetapkan berapa nilai ganti ruginya yang menjadi dasar bagi investor
untuk melakukan pembayaran.
8. Berdasarkan poin KE ENAM Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor:SK.416/Menhut-II/2009 tentang izin pinjam pakai kawasan hutan
untuk kegiatan Eksploitasi Bahan Galian Batubara dan Sarana Penunjangnya
Kepada PT.Marunda Graha Mineral, dan amanah UUD 1945 Pasal 33 ayat
(3) tersebut diatas, maka Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Murung
Raya sudah beralasan hukum menetapkan harga ganti rugi lahan berdasarkan
Peraturan daerah dan Ketentuan Buku Tentang Harga Tanam Tumbuh yang
hidup tumbuh dalam tanah menurut adat dalam wilayah kedemangan
Murung Kabupaten Murung raya tahun 2013-2014.
9. Bahwa berdasarkan ketentuan Buku Tentang Harga Tanam Tumbuh yang
hidup tumbuh dalam tanah menurut adat dalam wilayah kedemangan
Murung Kabupaten Murung raya tahun 2013-2014 (terlampir), maka perincian
ganti rugi terhadap tanah seluas 263.732 M2 (26,372 Ha) Milik Suhardin
adalah sebagai berikut :

- Harga tanah Rp.10.000,- x 263.732 M2 Rp.2.637.320.000,-


- Biaya tebas tebang Rp.1.000 x 263.732 M2 Rp 263.732.000,-
- Karet local 11,664 btg x Rp.250.000,- Rp.2.916.000.000,-
- Tanaman lain (RAF) 340 x Rp.250.000,- Rp. 85.000.000,-
Total Rp.5.902.052.000,-
Terbilang : Lima Miliar Sembilan ratus dua juta lima puluh dua ribu
Rupiah
10.Bahwa nilai tersebut diatas bukan harga mati, kami tetap mempercayakan
kepada Tim yang dibentuk pemerintah daerah untuk melakukan inventarisasi
dan menetapkan nilai ganti rugi milik masyarakat.
11.Bahwa setelah investor membayar sejumlah ganti rugi berdasarkan
inventarisasi tanam tumbuh oleh tim yang dibentuk pemerintah daerah,
kemudian pemerintah daerah harus membuat kebijakan yang pro rakyat,
biarlah rakyat menikmati sebagian kecil hasil kekayaan alamnya yang
dieksploitasi dengan mewajibkan investor membayar pembagian hasil
kepada masyarakat sebesar Rp.10.000/ (sepuluh ribu rupiah ) / 1 metrikton
batubara yang dikeluarkan kepada pemilik lahan asal, hal ini sangat
beralasan hukum berdasarkan ketentuan UUD 1945 dalam Pasal 33 ayat
(3) yang menyatakan Seluruh bumi, air dan ruang angkasa serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, Dari
ketentuan dasar ini, dapat diketahui bahwa kemakmuran rakyatlah yang
menjadi tujuan utama dalam pemanfaatan fungsi bumi, air dan ruang
angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

12.Bahwa, selanjutnya kami juga memprotes aksi nekad kepala desa yang tidak
menerbitkan surat legalitas kepemilikan tanah masyarakat, ini adalah
kebijakan pemerintah yang berpihak kepada kapitalis, kami meminta kepada
Bupati Murung raya agar menyelesaikan ini, jangan sampai kebijakan
pemerintah terkesan kapitalis, kami yakin pemerintah daerah murung raya

Halaman 3 | P a p a r a n p a d a M e d i a s i M u r u n g R a y a
selalu didepan untuk memperjuangkan hak dan kepentingan rakyat sesuai
fakta-fakta kebenaran, bila tanah tersebut memang rill dimiliki dan dikuasai
secara fisik oleh rakyat, tidak ada alasan bagi pemerintah desa untuk
menolak menerbitkan surat kepemilikan tanah dimaksud.
13.Mengakhiri pemaparan ini, kami tim hukum masyarakat pemilik lahan
berpesan agar kiranya pemerintah daerah betul-betul objektif dalam
menyelesaikan permasalahan, kemakmuran rakyat selalu yang terdepan dan
kepastian hukum serta kelangsungan dunia usaha perlindungan investor
selaku penggerak ekonomi juga harus ada jaminan, terlebih-lebih
melindungi sekecil apapun kepentingan rakyat haruslah menjadi prioritas
pemerintah hal ini adalah perwujudan dari hakekat adanya pemerintahan
direpublik ini untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dalam prinsip perdamaian abadi dan keadilan
social bagi seluruh rakyat.

Demikian pemaparan ini kami sampaikan, kami berharap mendapatkan perlakuan


yang adil dari pemerintah, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Kuasanya

M.JUNAEDI L.GAOL,SH

Devi Dwi Subantri,S.H,M.H Reni Adhani Efratasari,SH,MPd

Judiansah,S.Sy Nordiansyah,SH

Halaman 4 | P a p a r a n p a d a M e d i a s i M u r u n g R a y a

Anda mungkin juga menyukai