Anda di halaman 1dari 17

ASKEP

COLLABORATIVE CARE DERMATOLOGIC PROBLEMS

“ELECTRODEICCATION AND ELECTROCOAGULATION, CURETTAGE, PUNCH BIOPSI, CRYOSURGERY”

DI SUSUN OLEH:

Andeni Madai (2019081024054)

Marti Heluka (2019081024026)

Selvi Rante Damai (2019081024054)

Lasmi Ruth A. Bubui (2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAUKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyambut nama Tuhan yang MahaEsa, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kami,

Sehingga kami dpat menyelesaikan makalah ini tentang “Askep Collaborative care Dermatologic
problems Electrodesiccation and Electrocoagulation,Curettage, Punch Biopsy, Cryosurgery”.

Makalah ini telah kami susun denngan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini.Untuk kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu membuat makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapaat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
para pembacaa.

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….
C. TUJUAN
BAB II

A . DEFINISI KANKER KULIT …………………………………………………………..

B. EPIDEMOLOGI………………………………………………………………………..

C. ETIOLOGI ……………………………………………………………………………………

D.PATIFISIOLOGI ………………………………………………………………………….

BAB III

A. PENGKAJIAN ………………………………………………………………………..
B. EVALUASI …………………………………………………………………….

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………………..

SARAN………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Elektrodesikasi adalah penghancuran jaringan kanker menggunakan energi listrik berfrekuensi tinggi


yang diaplikasikan dengan menggunakan jarum. 
Elektrodesikasi yang biasanya sering dikombinasikan dengan kuretase adalah prosedur yang
digunakan untuk mengobati tumor berisiko rendah dan lesi prakanker.skin tag adalah merupakan
tumor yang kecil, lunak, pedunkulasi dan hiperpigmentasi, Sering terjadi pada kelopak mata,leher
dan ketiak. Ada beberapa pengobatan untuk skin tag yaitu elektrodesikasi, shaving, laser ablasi,
dermabrasi dan fluorouracil. Kompleks tuberous sclerosis atau tuberous sclerosis complex (TSC)
merupakan kelainan multisistem autosomal dominan, yang menyebabkan timbulnya lesi jinak,
noninvasif dan sirkumskripta pada berbagai organ. Manifestasinya dapat berupa tumor hamartoma
yang sering menyerang otak, ginjal, hati, paru, mata dan kulit.1 Insiden TSC dilaporkan sebesar 1 dari
6000 kelahiran hidup, dengan rasio kejadian yang sebanding antara pria dan wanita serta pada
berbagai ras dan grup etnis. Keterlibatan organ kulit menjadi tanda utama dari kasus TSC. Triad
klasik berupa kejang, retardasi mental, dan angiofibroma hanya ditemukan pada 29% dari
keseluruhan kasus.3,4 Sekitar 65% kasus TSC disebabkan oleh mutasi spontan dari gen penekan
tumor (tumor suppressor genes), yaitu TSC1 yang berlokasi pada kromosom 9 (9q34), disebut
hamartin, serta TSC2 pada kromosom 16 (16p13.3), disebut tuberin.5 Hampir 100% individu dengan
TSC memiliki kelainan yang dapat dideteksi dari pemeriksaan fisik pada kulit maupun gigi.
Penegakan diagnosis dilakukan menurut kriteria konferensi internasional konsensus TSC
internasional tahun 1998 dan direvisi pada tahun 2012, di mana diagnosis pasti dapat ditegakkan
jika ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor bersama dengan 2 kriteria minor.6 Tumor
Koenen adalah suatu fibroma ungual dan merupakan salah satu kriteria mayor untuk mendiagnosis
TSC. Kondisi ini pertama kali dideskripsikan oleh Koenen, seorang dermatologis dari Belanda pada
tahun 1932, pada sebuah keluarga dengan TSC. Umumnya tumor Koenen muncul di usia pubertas
atau sesudahnya dan membesar seiring waktu. Dari seluruh kejadian tumor Koenen, 68% ditemukan
pada rentang usia 15-29 tahun. Tumor Koenen sangat jarang terjadi pada anak di bawah usia 2
tahun. Tumor Koenen memiliki prevalensi sebesar 88% pada individu dewasa dengan TSC.
Penatalaksanaan tumor Koenen dilakukan dengan tindakan reseksi, walaupun angka kejadian
kekambuhannya tinggi.3,7 Tujuan laporan kasus ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai cara penegakkan diagnosis TSC serta penatalaksanaan tumor Koenen dengan
elektrodesikasi dan kuretase

Elektrokoagulasi adalah proses destabilisasi suspensi, emulsi, atau kontaminan terlarut dalam media
air dengan bantuan arus listrik. Dalam bentuk yang paling sederhana, sebuah reaktor
elektrokoagulasi dapat terdiri dari sel elektrolit dengan satu anoda dan satu katoda (Mollah, et.al.,
2001). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas proses elektrokoagulasi adalah pH,
waktu, tegangan, jarak antar elektroda, bahan elektroda yang digunakan, konsentrasi polutan,
konsentrasi anion, dan suhu.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode elektrokoagulasi sangat efisien dalam pengolahan
limbah industri kertas. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh pH, tegangan, jarak antar elektroda dan waktu elektrolisis pada set alat
elektrokoagulasi hasil rakitan dengan menggunakan tiga plat elektroda besi dan aluminium pada
larutan model lignin. Kemudian, sel elektrokoagulasi diaplikasikan pada limbah cair industri kertas.
Biopsi punch adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya kecurigaan dari sebuah diagnosa atau untuk
mengetahui tingkat keganasan jaringan abnormal tersebut. Pengambilan jaringan dari proses Biopsi
juga memiliki resiko seperti infeksi atau perdarahan. Jaringan yang akan diambil untuk di biopsi bisa
diambil dari bagian tubuh manapun. Kulit, usus, rahim, dan lain-lain.
Bila dokter mencurigai adanya kondisi tertentu, seperti kanker atau untuk melihat ganas atau
jinaknya sebuah tumor, dan melihat tingkat keganasan maka biopsi dilakukan. Namun banyak juga
yang enggan melakukan biopsi, karena khawatir kankernya akan bertambah ganas.
Kenapa sampai ada anggapan seperti itu ? karena ketika tumor-tumor tumbuh, tubuh akan terus
melawan hingga terbentuknya medan pertempuran antara sel abnormal dan sel baik. Nah tindakan
biopsi akan melukai area tersebut, jika setelah melakukan biopsi dilakukan tindakan pengobatan
lanjutan seperti operasi atau khemotheraphy maka biopsi akan menjadi salah satu cara yang tepat.
Tapi jika setelah di biopsi tidak melakukan tindakan lanjutan, bisa jadi jaringan tumor tersebut
menjadi lebih aktif dan ganas.
Tujuan utama dari biopsi untuk mengenal sifat dan jenis/ keganasan kanker atau tumor tersebut.
Dengan mengenali siapa musuh kita, kesempatan menang akan lebih besar. Dengan mengetahui
jenis kanker, dokter bisa mengantisipasi kemungkinan sifat kanker tersebut karena setiap jenis
kanker memiliki laju pertumbuhan maupun kecenderungan penyebarannya sendiri. Dengan
demikian pengobatan bisa lebih tepat sasaran

B. RUMUSAN MASALAH
Agar penulis masalah ini tidak menyimpang dari tujuan maka penulis membatasi masalah
1. Apa yang di maksud dengan kanker kulit
2. Apa etiologi dari kanker kulitb
3. Bagaimna manefestasi kanker kulit

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makala ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam
memahami penyakit kulit khususnya kanker kulit serta prenatal laksanaannya tujuan khusus dari
makala ini untuk memahami definisi etiologi manifestasi klinik

Bab II
PEMBAHASAN
KANKER KULIT
A. DEFINISI KANKER KULIT
Kanker kulit adalah penyakit di mana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal sel sel kulit yang normal secara normal dapat membela diri secara
teratur untuk menggantikan sel sel kulit mati dan tumbuh kembali
Kanker kulit dapat menyerang
Kanker kulit dapat meenyerang siapa saja baik pria maupun wanita daerah yang sering terjadi
serangannya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari seperti wajah
tangan dan tungkai bawah
B. EPIDEMIOLOGI
Kanker kulit dapat memiliki 3 tipe utama yaitu karsinoma sel basal,karsinoma sel skuomosal dan
melanoma ,mal ururta ,karsinosal sel basal menempati urutan pertama di ikuti karisnoma sel
skuamosa ,dan melanoma maligma lebih kecil di bandingkan karisnoma sel basal dan karisnomal
sel skuamosa akibat kanker kulit di austraulia merupakan salah satu Negara dengan insiden
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum di temukan secara pasti,namun ada beberapa factor
resiko yang menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu
1. Paparan sinar ultraviolet (uv)
Penyebab yagn paling sering adalah paparan sinar uv baik di matahari maupun dari sumber
lain
2. Kulit putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentang terkena kanker kulit daripada orang yang
memiliki kulit lebih gelap
3. Paparan karisnogen
Bahan kimia tersebut seperti arsenic,nikotin tar, dan minyak di yakini dapat meningkatkan
resiko terkena kanker kulit namun dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah
yang biasanya menyebabkan kanker kulit gen pembawa kanker atau tumor sudah memiliki
hamper seluruh orang sejak lahir
4. Genetik/factor keturunan
Susunan genetic dalam keluarga bias berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit
maka resiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat
Pejanansinarmataharimerupakanpenyebabutamakankerkulit.Perubahandala
mlapisanozonakibatplusisepertipolusiklorofluorokarbon, bagi orang yang
mendapatterapienganmenggunakansinar x juga
menyebabkanterjadinyakankerkulit. Peningkatankankerkulitdisebabkan oleh
perubahangayahidup, kebiasaan orang
untukberjemursertamelakukanaktivitas di bawahsinarmatahari

Penyebab lain yang di temukandarikankerkulitantata lain:


• Disebabkanadanya factor genetic.
• Kekuranganproduksi pigmen melanin di dalamkulit
• Terjadinyakontakdenganzat-zatkimiatertentu, sepertisenyawaarsen, nitrat,
batubara, aspal dan paraffin.

• Pemajanansinar X industri dan medical.

D. FAKTOR PREDISPOSISI
 Sering terpapar sinar ultraviolet
 Kulit sering terkena sinar matahari
 Daya tahan tubuh rendah
 Memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat yang abnormal

E. PATOFISIOLOGI
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik yang melanoma
maupun yang non melanoma berdasarkan percobaan pada saat terjadi DNA
Aspek terpenting dari basalioma
.
Kulit merupakan bagian organ yang paling besar pada tubuh manusia dan terletak paling luar
sehingga mudah mengalami trauma atau terkontaminasi oleh mikroorganisme serta mudah
diliahat individu maupun orang lain.
PATHWAY
F. KLASIFIKASI KANKER KULIT
Kanker kulit di bagi menjadi golongan besar yaitu malenoma maligma,dan non malenoma
maligma

Kulit merupakan jalinan pembuuh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semua
memiliki potensi untuk terserang penyakit.Luas kulit orang dewasa 1,5m dengan berat kira-kira
15% dari berat badan.Secara mikroskopis struktur kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis dan lapisan subkutis.
a. Lapisa epidermis
Lapisan paling atas kulit sertaa tidak mengandung pembuluh darah dan saraf.
Bagian-bagian dari epidermis:
 Struktur korneum adalah lapisan tanduk yang berada paling luar, terdiri atas
beberapa lapis sel gepeng yang mati dan yang tidak berinti dengan
mengandung zat keratin.
 Stratum lucidum adalah lpisan yang terdapat langsung dibawak korneum,
merupakan merupakan lapisan sel gepeng tanpa ini dengan proroplasma
yang berubah menjadi protein yang disebut eleiden.
 Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis yang mempunyai fungsi
penting dalam pembentukan protein dan ikatan kimia stratum korneum.
 Stratum spinosum merupakan lapisan yang mengalami proses mitosis.
 Stratum basale merupakan lapisan epidermis yang palin bawah.
b. Lapisan Dermis
 Pars papilaris (stratum papilar) yaitu baian menonjol ke epidermis. Bagian
ini berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah yang menyokong dan
memberi nutrisi pada epidermis. Lapisan papilar hampir tidak mengandung
jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang tipis. Lapisan ini dikenal dengan
lapisan subepitel karena dibawah lapisan epitel epidermis.
 Pars Retikularis lapisan retikularis terdiri dari jaringan ikat, memiliki serabut
kolagen yang kasar dan berkas serbut yang saling bersilangan membentuk
sepert i jaring. garis-garis serabut tersebut membentuk cleavageyang
penting dalam proses pembedahan dalam lapisan dermis juga terdapat akar
rambut dan kelenjar keringat yaitu:
1. Kelenjar ekrin yang berukran kecil terletak dibagian dangkal
dermisdengan secret yang encer. Kelenjar ini langsung brmuara
dipermukaan kullit.
2. Kelenjar apokrin, yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental.
c. Lapisan subkutis
Lapisan hypodermis atau apisan subkutan terdiri dari jaringan adipose, nayak mengalami
pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan
dasar dari foikel rambut.Tidak seperti lapisan epidermis dan lapisan dermis batas dermis
dengan lapisan ini tidak jelas.

a. Etiologi
Sinar UV dari mata hari tanning beds merupakan penyebab utama dari karsinoma sel basal.
Sinar UV merusak DNA dari kulit yang kemudian menyebabkan sel kulit bertumbuh
terkendali.

sinoma sel basal merupakan salah satu jenis kanker kulit yang ditandai dengan kemunculan
benjolan yang mudah berdarah dan dapat bertambah besar seiring berjalannya waktu.
Benjolan tersebut timbul pada area tubuh yang sering terpapar sinar matahari dan
umumnya tidak terasa nyeri.

 
Faktor Risiko Karsinoma Sel Basal
Beberapa faktor risiko karsinoma sel basal, antara lain:
 Terkena paparan sinar matahari yang sering dan lama.
 Sering beraktivitas di luar ruangan dan terpapar sinar matahari.
 Pernah menjalani terapi radiasi (radioterapi).
 Berusia di atas 50 tahun.
 Riwayat anggota keluarga pernah mengidap karsinoma sel basal.
 Menggunakan obat imunosupresif.
 Terpapar racun arsenik.
 Memiliki penyakit keturunan yang bisa memicu kanker kulit, seperti nevoid basal  penyebab
utama dari karsinoma sel basal adalah paparan sinar UV dari matahari atau tanning beds.
Sinar UV merusak DNA dari kulit yang kemudian menyebabkan sel kulit bertumbuh tidak
terkendali. Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan pembentukan sel kanker

G. MANEFESTASI KLINIK
Ada beberapa kelainan kulit yang harus di curigai sebagai kanker kulit yaitu

1. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah benjolan ini membasah
dan tertutup kerpeng ,teraba terasa keras kenyal dan mudah berdarah bila di sentuh
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah benjolan ini membasah
dan tertutup keropeng traba keras dan kenyal dan mudah berdarah dan mudah di
sentuh
3. Tai lalat menjadi lebih hitam gatal sekitarnya
4. Koreng dan borok dan luka yang tidak mau sembuh walaupun sudah di obati pinggirnya
meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah adanya koreng karena terjadi
benturan ,bekas luka sudah lama atau terinfeksi
5. Bercak kecoklatan pada orang tua banyak di temukan pada muka dan lengan,bercak ini
makin lama permukaannya makin kasar,bergerigih tetapi tidak rapuh tidak gatal dan
tidak sakit
6. Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki

Salah satu manifestasi yang sangat signifikan mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pada pasien TSC
adalah manifestasi neurologis.Pada 90-96% kasus didapatkan adanya riwayat kejang dan pada sebagian
besar pasien disertai juga dengan retardasi mental, autisme serta peningkatan tekanan
intrakranial.Kelainan ginjal dan paru juga berhubungan erat dengan TSC.Delapan puluh persen pasien
TSC memiliki angiolipoma sebagai lesi renal.Keterlibatan paru relatif jarang, sedangkan lesi
kardiovaskular sering menjadi diagnosis awal. Hamartoma retina terjadi pada 40-50% pasien TSC.3,4
Berdasarkan hasil pemeriksaan EKG, rontgen toraks, USG abdomen, dan funduskopi, pasien pada
laporan kasus ini tidak memiliki manifestasi ekstrakutan.

Tumor Koenen memiliki gambaran klinis sebagai papul dan nodul kemerahan. Tumor ini
dapat berbentuk lancip, perabaan keras dan hiperkeratotik, atau bentuk bulat dengan
perabaan lembut.3 Tumor lebih sering terlihat di kuku jari kaki dibandingkan jari
tangan.3,7,8 Lesi tumor dapat timbul dari bawah proksimal nail fold (periungual fibroma)
atau dari bawah nail plate (subungual fibroma). Umumnya tumor Koenen bersifat
asimtomatik, namun terkadang menyebabkan nyeri dan kelainan pada kuku.Diagnosis sudah
dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Apabila dijumpai kesulitan maka dibutuhkan
pemeriksaan penunjang histopatologi yang akan menunjukkan adanya akantosis epidermal,
hiperkeratosis, serta peningkatan jumlah dermal kapiler dan fibroblas.10 Walaupun tingkat
kekambuhannya tinggi, tindakan eksisi dibutuhkan jika tumor Koenen telah dirasa
mengganggu baik secara estetik maupun fungsional.

b. Patofisiologi
Elektrodesikasi dan kuretase, serta prosedur MOHS, adalah teknik memangkas jaringan
tumor dengan menggunakan kuret hingga lapisan kulit normal, kemudian melakukan
denaturasi pada daerah tersebut menggunakan elektrodesikasi. Proses ini diulang berkali-
kali untuk memaksimalkan probabilitas ekstirpasi tumor secara komplit. Rekurensi tumor
bisa terjadi karena prosedur ini tidak dapat mengeradikasi sel atipikal yang berada di folikel
rambut atau dermis.
Prosedur ini cepat dan bersifat kurang invasif.Namun, terdapat beberapa kekurangan, salah
satunya, jaringan parut yang terbentuk setelah prosedur ini dapat menunda diagnosis dari
rekurensi tumor sehingga harus digunakan secara berhati-hati pada KSS kulit yang bersifat
invasif.Prosedur ini tidak dapat digunakan pada kelopak mata, genitalia, bibir dan
telinga.Bila pada saat melakukan prosedur didapatkan tumor mencapai subkutan, maka
perlu dilakukan eksisi.

H. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik, menunjukkan keadaan umum baik dan tanda vital dalam batas
normal.Status dermatologis pada regio fasialis menunjukkan papul hiperpigmentasi multipel
diskret yang dikenal dengan angiofibroma fasialis

1. Anamnesis
Di keluarkan adanya lesi kulit seperti tai lalat yang berubah warnanya
gatal,nyeri,berdara
2. Pemeriksaan fisik
Gambaran klinis di kenal sebagai ulkus roden t yaitu ulkus dengan satu sisi berbentu k
tidak rata

Bentuk klinis yang di jumpai pada bcc adalah


a. Jenis nodulo –ulseratif
b. Jenis berpigmen
c. Jenis marphea
d. Jenis superficial
e. Jenis fibro –epitelial
f. Nevoid basal
g. Sindrom xeroderma
h. Jenis linear
i. Jenis generalized follicular
j. albinism

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUN DAN TES CUCI DARAH
Tes lab dan pemeriksaan darah membantu dan mendiagnosa kanker sebagian malignase dapat
merubah komposisi atau status hematologi
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma specimen biopsy yang di peroleh dengan cara
eksimengungkapkan informasi histountuk lanser sellogy mengenai tipe taraf infas dan ketebalan
lesi biopsy insisi harus di lakukan jika lesi yg di curigai luas
3. Pemeriksaan darah ,pemeriksaan sinar x dan atau ct scan
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin di indikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit ini meliputi pemeriksaan darah ,pemeriksaan sinar x, dan atau ct
scan
J. PROGNOSIS
Tergantung pada jenis kanker kulit tahap invasi,dan jumblah sel imun prognosis adalah paling
baik untuk lanser sel basal di ikuti dengan kanser sel skuamos dan akhirnya melanoma kanser
yang merapak dengan cepat dan banyak member prognosis yang tidak baik lebih banyak sel
imun lebih baik prognosisnya
1. KANKER SEL BASAL
Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%
sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%di jumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode
kutatase dan elektrodikasi sebesar 7,7 % bedah mosh 1%
K. PENATALAKSANAAN
Terdapat banyak alternative pengobatan
1. Kuratase dan elektrodesikasi
Cara ini biasanya di gunakan untuk membuang pertumbuhan kanser tersebut kanser di kaut
dengan kurete ,satu alat yarang berbentuk sudut tajam dan seterusnya di alirkan arus
elektrik dari suatu mesin khas untuk mengawal pendarahan dan membunuh sel kanser yang
tinggal di sekitar bagian itu

Keuntungan :

 Teknik sederhana
 Meninggalkan luka yang teratur dan kering

Kerugian :

 Tidak efektif ,hanya bisa di lakukan pada jenis kanker kursioma sel basal
 Tidak di dapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jaringan yang adekuat

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA KULIT
1. FOKUS PENGKAJIAN
1 Biodata pasien
a. Data demografi
b. Factor social ekonomi dan budaya
c. Factor lingkungan
2. Pola kesehatan fungsional Gordon
a. Riwayat kesehatan untuk pola kesehatan-penanganan kesehatan pola sehat-
sejahktra yang di rasakan ,pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan
dengan sehat,pengetahuan tentang praktik kesehatan ,preventif ,ketaatan pada
ketentuan medis dan keperawatan
b. Riwayat kesehatan untuk pola nutrisi –metabolik
Pola makan biasa dan masuk cairan ,tipe makanana dan cairan,peningkatan
penurunan berat badan,nafsu mkan pilihan makanan
c. Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi
Defekasi,berkemih ,penggunaan alat bantu ,penggunaan obat-obatan
d. Riwayat keperawatan utuk aktifitas pola aktifitas, latihan dan reaksi kemampuan
untuk mengusahakan aktivitas,sehari hari (merawat diri dan ll)
e. Riwayat kesehatan untuk pola istrahat
Pola tidur-istrhat dalam 24 jam kualitas dan kuantitas tidur
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Mata dan telinga
c. Hidung
d. Mulut
e. Kulit
f. Dada-jantung/paru’
g. Perut
h. Ginatilia
a. Diagnose keperawatan
1. Kerusakan integritas kulir bd kanker kulit
2. Nyeri bd metastase kanker pada kulit
3. Ansietas bd ancaman kematian
4. Gangguan citra diri bd penampilan diri
5. Kurang pengetahuan bd prognosis dan pengobatan
Perencanaan keperawatan
1. Dx 1: kerusakan integritas kulit b/d kanker kulit
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan dapat mengatasi kerusakan daerah kuliat di
sekitarnya
Intervensi:
 Kaji kulit,warna ,turgor dan perubahan kulit
 Kaji kulit sering terhadap efek samping terapi kanker
 Berikan pasien tindakan kenyamanan dengan mengubah posisi sesering mungkin
2. Dx 2 :nyeri b/d metase kanker kulit
Tujuan :setelah melakukan tindakan keperawatan di harapkan pasien dapat beradaptasi
dengan nyerinya

Criteria hasil :nyeri dapat di maksimalkan dan dapat di control ,dapat


mendemonstrasikan,teknik relaksasi dengan benar

Interfensi :
 Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri
 Evaluasi terapi tertentu pembedahan dan kemoterapi
 Evaluasi tanda-tanda vital ,perhatikan perubahan perilaku
 berikan tindakan kenyamanan pada pasien dengan teknik relaksasi
 berikan analgesic sesuai indikasi
3. dx 3: ansietas b/d anc
man kematian

tujuan : setela dilakukan tindakan keperawatan di harapkan ansietas terkontrol

criteria hasil :menunjukan ttg yang tepat

intervensi :
 tinjau ulang pengalaman pasien sebelumnya dengan kanker
 dorong pasien u/ mengungkapkan pikiran dan perasaan
 anjurkan kepada keluarga selalu member motivasi
b. evaluasi keperawatan

Dx 1.
 Adanya kemerahan
 Pasien diberikan posisi miring

Dx2

 Nyeri dapat di control dan di atasi


 Pasien mampu mengungkapkan rasa nyeri
 Pasien di beri relaksasi

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kanker kulit ialah suatu penyakit yang di tandai dengan pertumbuhan
sel sel kulit yang tidak terkendali dapat merusak jaringan disekitarnya
dan mampu menyebar ke bagian tubuh yg lain
B. SARAN
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat melihat
dan memperhatikan tahapan –tahapan dalam proses keperawatan
2. Pengkajian yang di lakukan pada klien hendaknya lebih komprenshif
sehingga di ketahui permasalahannya yang di alami
DAFTAR PUSTA

https://www.alomedika.com/penyaki/dermatovenerologi/karisnoma-sel-
skuamosa/penatalaksanaan
https://www.scribd.com/document/178609225/Kanker-Kulit-XxX
Doengoes.M.G.1999.Rncana Asuhan Keperawatan.
Jakarta:EGC. Price.S.A. 2005.
Patofisiologi. Edisi:6. Jakarta:EGC. Smelt.Z, Susanne.C.2001.

Anda mungkin juga menyukai