Anda di halaman 1dari 2

Tata Kalimat

A Frasa C kalimat

-> gabungan dua kata atau lebih yang membentuk -> bagian terkecil teks yang mengungkapkan pikiran
satu kesatuan, tetapi tidak membentuk makna baru yang utuh secara kebahasaan
dan menduduki satu fungsi kalimat.
Unsur kalimat berdasarkan fungsi sintaksisnya
Macam-macam frasa  Subjek (Pelaku) : pelaku dari suatu tindakan,
 Frasa nominal : frasa yg berintikan kata benda biasanya merupakan jawaban pertanyaan apa
Ex : rumah baru dan siapa.
 Frasa verba : frasa yang berintikan kata kerja  Predikat (Tindakan):kata yg menuju pd suatu
Ex : sudah pergi tindakan oleh subjek, biasanya jawaban
 Frasa adjektiva : frasa yg berintikan kata sifat mengapa/bagaimana
Ex : sangat cantik  Objek (sasaran) : untuk sasaran yg dikenai
 Frasa preporsisional : frasa yg didahului kata pekerjaan
depan yg tidak mempunyai inti  Keterangan : memberi informasi lebih lanjut ttg
Ex : di rumah, ke pasar sesuatu yg dinyatkan dalam kalimat
 Frasa numeral : bilangan . ex : lima kodi  Pelengkap
Jenis frasa berdasarkan strukturnya Pola kalimat
 Frasa endosentrik : frasa yg salah satu  SPOK : Kakak memasak nasi di dapur
komponennya memiliki perilaku sintaksis yg sma  SPOPel : Ibu membelikan adik makanan
dg keseluruhannya.  SPPel : Dia memberi semangat
o FE Atributif : memiliki unsur-unsur yg td  SPK : Guru kami akan belajar ke Australia
setara dan salah satu unsurnya merupakan  SP (P Verba) : Kami belajar
pusat  SP (P Nomina) : Kami mahasiswa
o FE Koordinatif : unsur-unsurnya  SP (P Adjektiva) : Ilmuwan hebat
berkedudukan setara dan berkemungkinan Ragam kalimat
dihubungkan oleh konj. koordinatif atau konj.
Kalimat tunggal : kalimat yg memiliki satu pola
Terbagi
(satu subjek, satu predikat).Dg pola KB+KK,
o FE Apositif : kedua komponennya saling
KB+KS, KB+Kbil
berurutan, dan urutannya dapat ditukar.
Kalimat ini juga bs terbagi 5 bagian,sama spt
 Frasa ekosentrik : dibentuk oleh komponen yg
frasa.
me-miliki peran sintaksis yg td sama dg
Kalimat majemuk : terdiri atas dua atau lebih
keseluruhannya
kalimat tunggal yg saling berkoordinasi maupun
B klausa subordinasi
 Majemuk setara : terbentuk atas dua/lebih
-> satuan gramatikal berupa kelompok kata, terdiri klimat tunggal yg kedudukan tiap kalimat
dari Subjek dan Predikat, serta berpotensi menjadi sederajat.
kalimat.  Penggabungan : dihubungkan kata
dan/serta
Intonasi final  Pertentangan : dihubungkan tetapi,
-> ujaran untuk mengakhiri suatu tutur sedangkan, melainkan.
 Perhentian antara (,): perhentian yg bersifat  Pemilihan : dihubungkan kata atau
semen-tara,menunjukkan bahwa tutur msih akan  Penguatan : dihubungkan bahkan
dilanjutkan  KMS yg dibentuk dari dua atau lebih kal
 Perhentian akhir (. ! ?) : perhentian yang tunggal yg dihubungkan oleh kata lalu dan
menyatakan suatu tutur sudah mencapai akhir. kemudian.
2 jenis klausa  Majemuk Bertingkat : terbentuk atas kal
tunggal yg diperluas, perluasan tsb
 Klausa utama : induk kalimat, klausa yg dapat
membentuk klausa baru.
berdiri sbg kalimat. Td boleh didahului konjungsi
Kalimat Aktif
 Klausa bawahan : anak kalimat, klaus yang tidak
 Ciri-ciri kalimat aktif
dapat berdiri sebagai kalimat. Didahului
 Subjek mlakukan tindakan yg lgsg menuju
konjungsi.
objek
 Diawali imbuhan me- atau ber-  Ketepatan : kesesuaian pemakaian unsur-
 Pola kalimat SPOK atau SPK unsur yang membangun suatu kalimat yg
 Jenis-jenis kalimat aktif tidak rancu
 KA Intransitif : memerlukan objek yg men-  Kehematan : uoaya menghindari pemakaian
dapatkan tindakan dari subjek kata yang tidak perlu
 KA Ekstransitif : memerlukan objek, tapi  Kelogisan : adanya arti kalimat yang masuk
tidak memiliki pelengkap akal
 KA Intransitif : tidak memunculkan objek Jenis-jenis perluasan kalimat
sbg penerima tindakan subjek
 Melalui hubungan waktu dg kata sambung
 KA Dwitransitif : memiliki S P O Pel
ketika, sewaktu, selama, sementara.
Kalimat Pasif
 Melalui hubungan syarat dg kata sambung jika,
2 kaidah umum untuk membentuk kalimat pasif
kalau, jikalau, asal kan, bila, manakala.
dari kalimat aktif
 Melalui hubungan pengandaian dg kata
 Subjek kalimat : nomina / frasa nomina
sambung seandainya, sekiranya
 Tukar S dan O
 Melalui hubungan tujuan dg kata sambung
 Ganti awalan me- dg awalan di- pd
agar dan supaya
prediket
 Melalui hubungan perlawanan dg kata
 Tambahkan kata oleh didepan subjek
sambung meskipun, walaupun, sungguhpun,
 Subjek : pronomina
dan biarpun
 Pindahkan objek ke awal kalimat
 Melalui hubungan kemiripan atau
 Hilangkan awalan me- pd prediket
perbandingan dg kata sambung seperti,
 Pindahkan subjek mjd sebelum kata
laksana, sebagaimana
kerja
 Melalui hubungan sebab dg kata sambung
Kalimat berita : isinya memberitahukan
sebab dan karena
informasi pd pembaca. Dg ciri-ciri
 Melalui hubungan akibat dg kata sambung
 Intonasinya netral
hingga, sehingga, sampai
 Tidak memerlukan tanggapan pembaca
 Melalui hubungan penjelasan atau penegasan
 Diawali huruf kapital, diakhiri titik.
dg kata sambung bahwa
Kalimat perintah : berisikan perintah utk
 Melalui hubugan cara atau alat dg kata
melakukan sesuatu. Dg ciri-ciri
sambung dengan
 Intonasinya perintah (nadanya agak naik)
 Tanggapan dalam bentuk perbuatan
 Diawali huruf kapital, diakhiri tanda seru
Kalimat Tanya : berisikan pertanyaan pd
seseorang dg ciri-ciri :
 Intonasinya naik pd akhir kalimat
 Tanggapannya berupa jawaban
 Penulisan akhir menggunakan tanda tanya
Kalimat Seru : berisikan pengunkapan perasaan.
Diawali dg kata aduh, wah, duh, ah, hah,
alangkah.
Kalimat Optatif : kalimat yg menyatakan
harapan atau keinginan
Kalimat efektif dan tidak efektif
 Kalimat efektif : kalimat yang mengungkapkan
gagasan penulis secara tepat sehingga dapat
dipahami oleh pembaca / pendengar dengan
tepat .
 6 syarat kalimat efektif
 Kesatuan : adanya ide pokok dalam kalimat
 Kepaduan : adanya hubungan yg padu antar
unsur-unsur pembentuk kalimat
 Keparalelan : terdapat unsur-unsur yang
sama derajatnya, sama pola susun, atau
susunan kata dan frasa yang di pakai dalam
kalimat Ig : @nayuxx twt : @nayuxx_

Anda mungkin juga menyukai