Anda di halaman 1dari 13

Ayat Qauliyah dan Qauniyah

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an


Dosen : Drs.Arbain S.Pd.I,M.H.I
Jurusan : Syariah ( Ahwal Al Syahsiyah

Di susun Oleh :

Kelompok : 23

Fira Fadilla

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH


MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2016- 2017
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen
Drs.Arbain S.Pd.I, M.H.I mata kuliah Ulumul Qur’anyang telah memberikan
tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk
senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai
“Ayat Qauliyah dan Kauniyah ”sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal
baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha


sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

i
Tanjung Pura, Oktober, 2016

Penulis

(Fira Fadila)

DAFTAR IS

ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

Pendahuluan.............................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Pengertian Ayat Qauliyah dan Qauniyah......................................................2

B. Al-Quran dan Alam Raya.............................................................................2

C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah..............4

BAB III....................................................................................................................8

PENUTUP................................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Telah diyakini bahwa Al-Qur’an berisi petunjuk bagi manusia. Ajaran-

ajarannya disampaikan secara fariatif serta dikemas sedemikian rupa. Ada yang

berupa informasi, perintah dan laranagan, dan ada juga yang dimodifikasi dalam

bentuk diskripsi kisah-kisah yang mengandung ibrah, yang dikenal dengan istilah

ayat-ayat kauliyah dan ayat-ayat qauniyah.

Pada makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai ayat-ayat

kauliyah dan ayat qauniyah yang Allah berikan kepada manusia secara indrawi

atau lewat penelitian dan observasi (al-mubasyiyah) untuk mengungkap gejala-

gejala/fenomena kauniyah. Di dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan kekuasaannya

dengan contoh-contoh kebenaranya alam ini agar kita semua dapat mengetahui

dengan jelas siapa yang menciptakan alam semesta ini dan siapa yang berhak kita

sembah semestinya, karena kita sebagai citaanya. Dalam pembahasan ini hanya

sedikit akan menjelaskan dan membuktikan bahwa alam semesta ini memang

hanya Allah lah yang mencitakan dan agar kita mengetahui apa sebenarnya tujuan

Allah menurunkan Al-Quran yang telah banyak memberikan contoh-contoh

mengenai alam semesta ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ayat Qauliyah dan Qauniyah

Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di

dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara

mengenal Allah.

Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2 jalur formal


yaitu ayat qouliyah dan jalurnon-formal yaitu ayat kauniyah. Ayat qouliyah
adalah kalam Allah (Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal kepad Nabi
Muhammad SAW. Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya
tidak formal dan manusia mengeksplorasi sendiri.
Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai
persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan
fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering tersebut sering di sebut ayat-
ayat kauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal
diatas. jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat.
 Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian,
peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya
mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang
unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.

B.    Al-Quran dan Alam Raya


Dalam bericara tentang alam dan fenomenanya. Paling sedikit ada dua hal
yang dapat dikemukakan menyangkut hal tersebut :
a)      Al-Quran memerintah kan atau menganjurkan kepada manusia untuk
memperhatikan dan mempelajari alam rayadalam rangka memperolh manfaat
dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupanyadan mengantarkan kepada
kesadaran-kesadaran akan keesaan dan kemahakuasaan Allah SWT.
b)      Alam dan segala isinya beserta hokum-hukum yang mengaturnya,
diciptakan, dimiliki, dan dibawah kekuasaan Allah SWTsertadiatut dengan

2
sangat teliti. Alam raya tidak bias dilepaskan dari ketetapan-ketapan tersebut,
kecuali jika dikehendaki oleh Allah SWT.
Eksplorasi terhadap ayat kauniyah inilah yang kita kenal sebagai sains, yang
kemudian dalam aplikasinya disebut teknologi. Sains dan teknologi (saintek) ini
adalah implementasi dari tugas manusia sebagai khalifah fil ardhi
untukmemakmurkan bumi. Karenanya bagi seorang muslim, saintek adalah sarana
hidup untuk mengelola bumi, bukan membuat kerusakan.
Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat qauliyah
(Al-Qur’an) maupun kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak benar dan tidak
mungkin bertentangan, karena keduanya berasal dari Allah. Pada faktanya sains
yang telah ”proven” (qath’i) selaras dengan Al Qur’an seperti tentang peredaran
bintang, matahari dan bumi pada orbitnya. Namun sains yang masih dzanni (teori)
kadang bertentangan dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori
evolusipada manusia.
Allah swt. menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia
dengan dua jalan. Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu
dalam jalur wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang
disebut juga dengan ayat-ayat qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu
rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham secara kepada makhluk-Nya di
alam semesta ini (baik makhluk hidup maupun yang mati), tanpa melalui
perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui perantaraan malaikat Jibril, maka
bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga
dengan ayat-ayat kauniyah.
Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu
alam semesta (ayat-ayat kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha
membacanya, mempelajari, menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian
mengambil kesimpulan. Allah swt. berfirman: “Bacalah (ya Muhammad) dengan
nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia)
dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq:1-5)

3
Dalam sejarah peradaban Islam, para ilmuwan adalah juga ahli dalam agama
karena memahami kedudukan saintek dalam Islam. Mereka belajar ayat qouliyah
dan juga belajar ayat kauniyah. Kontribusi ilmu pengetahuan para ilmuwan
muslim menjadi tonggak kemajuan iptek di barat.
Dalam bidang matematika ada algorithm, algebra yang merupakan nama
matematikawan muslim (Alkhawarizm, Aljabar). Juga angka Arab yang
dengannya perhitungan menjadi mudah. Dalam bidang kimia ada istilah alkemi
(chemistry), alkali, alkohol. Nama-nama ilmuwan muslim spt IbnuSina (Avicena),
Ibnu Rusyd (Averous), Ibnu Khaldun menjadi nama yang gemilang. Bidang-
bidang yang sangat gemilang pada masa kejayaan peradaban Islam adalah
kedokteran, matematika, dan astronomi, karena menjadi kebutuhan langsung
seperti menentukan kiblat dan waktu-waktu ibadah.

C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah

Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya

saling menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan

bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduanya adalah keniscayaan. Allah

tidak hanya memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah

berupa Qauliyah, tetapi juga untuk melihat fenomena alam ini.

Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan

Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang semestinya

dieksplore dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri

pada kemahakuasaan Allah SWT .

Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan hati,

yang kemudian diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang benar dan

mana yang salah terhadap suatu obyek atau relitas. Cara seperti ini bisa disebut

sebagai proses rasionalitas dalam ilmu. Sedangkan proses rasionalitas itu mampu

mengantarkan seseorang untuk memahami metarsional sehingga muncul suatu

4
kesadaran baru tentang realitas metafisika, yakni apa yang terjadi di balik obyek

rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai transendensi.

Firman Allah (QS. Al-Imran : 191), yang artinya :

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-

sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka

Dalam pandangan seorang muslim ayat qauliyah akan memberikan

petunjuk/isyarat bagi kebenaan ayat kauniyah, misalnya surat An-Nur (24):43

mengisyaratkan terjadinya hujan, surat Al-Mukminun (23) : ayat 12-14

mengisyaratkan tetang keseimbangan dan kesetabilan pada istem tata surya, surat

Al-Ankabut (29) : ayat 20 mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan

makhluk di bumi, surat AZ-Zumar (39) : ayat 5 dan surat an-Naml (27) : ayat 28

mengisyaratkan adanya rotasi bumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat kauniyah

akan menjadi bukti (Al-Burhan) bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-

Fushshilat 41: ayat 53)

1.         Ayat / Fenomena Kauniyah

Dari hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus

hidrologi” atau sikulasi air (hydrologi cycle) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari,

sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami

penguapan ke udara (transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration,

lalu uapair tersebut pada ketinggian tertentu menjadi dinggin dan terkondensasi

menjadi awan. Akibat angin,bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat

5
awan hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan

(presipitasion).

Beberapa air hujan ada yang mengalir di atas permukaan. Tanah sebagai

aliran limpasan (overland flow) dan ada yang terserap kedalam tanah

(infiltrasioan). Aliran limpasan selanjutnya dapat mengisi tampungan-cekungan

(depresioan storage). Apabila tampungan ini telah terpenuhi, air akan menjadi

limpasan-permukaan (surface runoff) yang selanjutnya mengalir kelaut.

Sedangkan air yang terinfiltrasi, bisa keadaan formasi geologi memungkinkan,

sebagian dapat mengalir literal di lapisan tidak kenyang air sebagai aliran antara

(subsurface flow/interflow).

Sebagian yang lain mengalir vertikal yang disebut dengan “perkolasi”

(percolation) yang akan mencapai lapisan kenyang air (saturated zone/aquifer).

Air dalam akifer akan mengalir sebagai air tanah (grounwter flow/base flow)

kesungai atau ketampungan dalm (deep storage). Siklus hirologi ini terjadi terus-

menerus atau berulang-ulang dan tidak terputus.

2.         Ayat / Fenomena Qauliyah

Pada penjelasan fenomena kauliyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwaq

“siklus hidrologi” memiliki 4 (empat) macam proses yang saling menguatkan,

yaitu :

a)        hujan/presipitasi.

b)        penguapan/evaporasi.

c)        infiltrasi dan perkolasi (peresapan).

d)       lipahan permukaann (surface runoff) dan limpasan iar tanah (subsurface

rzrnoff)

6
Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat kata lihat pada surat An-

Nur (24) ayat 43, yaitu:

Artinya :

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian

mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-

tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah

(juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-

gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran)

es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang

dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan

penglihatan. ( QS. An – Nur : 43 )

Pada ayat diatas, menunjukkan adanya proses inti yang sedang berlangsung

dan merupakan bagian dari proses “siklus hidrologi.”Kedua proses itu, yaitu

proses penguapan (evaparasi)yang ditunjukkan dengan kata “awan”dan proses

hujan (presipitasi)yang berupa keluarnya air dan butiran es dari awan.

Dengan demikian, pada pasal ini akan dijelaskan dan diberikan contoh

hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang memberikan isyarat

global tentang fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan mencocokkan

terhadap ayat Kauniyah. Banyak sekali contoh yang dapat dikemukakan, akan

tetapi karena keterbatasan ruang, maka dalam hal ini akan dikemukakan dua

contoh saja yang amat terkenal yaitu “Siklus Hidrologi” dan “Konsep Tentang

Alam Semesta”.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di

dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara

mengenal Allah.

Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2 jalur formal


yaitu ayat qouliyah dan jalurnon-formal yaitu ayat kauniyah. Ayat qouliyah
adalah kalam Allah (Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal kepad Nabi
Muhammad SAW. Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya
tidak formal dan manusia mengeksplorasi sendiri.
Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai
persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan
fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering tersebut sering di sebut ayat-
ayat kauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal
diatas. jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat.
 Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian,
peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya
mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang
unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Shihab,Quraish .1996. membumikan Al-Quran dan peraan wahyu dalam

kehidupan masyarakat: bandung. Mizan.

Yusuf Qardhawi. 1998. Al-Quran Berbicara Tentang Akal Dan Ilmu

Pengetahuan, (terj). Abdul Hayyie Al-Kattani. Jakarta: Gema Isani.

Achmad Baikuni. 1997. Al-Quran dan ilmu pengetahuan kealaman. Yogyakarta.

Dana Bakti Prima Yasa.

http://Id.harunyahya.com/id/Artikel/4510/kemampuan-memahami-ayat-ayat-allah

http://iismim.blogspot.com/2010/03/keserasian-ayat-ayat-qauliyah-dan.html

Anda mungkin juga menyukai