1. Fase preliminary yang meliputi perawatan kasus darurat seperti adanya
kasus gigi dengan prognosis untuk pencabutan dan juga tidak diindikasikan untuk dibuatkan gigi tiruan. 2. Fase I atau fase etiotropik yaitu fase yang dilakukan dengan menghilangkan beberapa faktor etiologi yang terjadi dan dilakukan tanpa tindakan bedah. a) Scalling dan root planning : tindakan pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan gigi sampai daerah junctional epithelium. Scalling dan root planning ini merupakan suatu kesatuan dimana setelah dilakukan scalling maka dilanjutkan root planning yang merupakan suatu tindakan membersihkan sisa kalkulus dan jaringan yang nekrotik di bawah junctional epithelium untuk mendapatkan permukaan yang halus dan licin. b) Splinting : tindakan mengembalikan kondisi gigi yang goyang dengan melingkarkan alat seperti kawat 0.2mm 3. Fase II yaitu kelanjutan dari evaluasi respon terapi fase I dan disertai dengan tindakan bedah. a) Kuretase : Proses membuang dinding poket yang mengalamia granulasi/fibroblastic/angiblastik dan inflamasi. Tindakan ini bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. b) Gingivektomi : tindakan memotong jaringan gingival yang mengalami enlargement yang bertujuan untuk menghilangkan psedo poket. c) Frenektomi : tindakan pengambilan frenulum. d) Operkulektomi : tindakan pembuangan operculum secara bedah. 4. Fase III yaitu bisa disebut juga fase restorative. Pada fase ini tindakan yang dilakukan antara lain : pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang. 5. Fase IV yaitu fase pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal sehingga perlu dilakukan control secara periodic. (Abu Bakar, 2014) Sumber : Bakar Abu. 2014. Kedokteran Gigi Klinis Ed.2. Yogyakarta: Quantum